Share

Bab 4

last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-13 08:20:35

P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part4

Penulis: Nurliani Damanik

"Tika... Bagaimana bisa ini terjadi?" Bentak mbak Yuni semakin kuat.

"Mbak... Jangan keras-keras mbak, nanti tetangga dengar. Malu mbak" ucap mas Bara suami ku menenangkan kakak nya yang dada nya sudah naik turun karna emosi.

"Bara, aku tidak menyangka anak mu ini hanyut dan terbuai dengan godaan syaitan" tunjuk mbak Yuni pada Tika.

Ketegangan, emosi, dan kesedihan bercampur aduk menjadi satu saat ini.

"Tika... Kamu masih kecil, bahkan ponsel pun tidak punya karna ayah dan ibu mu tidak memberi izin bukan? Bagaimana bisa kamu melakukan hal yang tidak pantas untuk seusia mu? Kau menutup aurat dan berpenampilan seolah gadis Sholehah. Tapi kelakuan mu tidak mencerminkan kebaikan seperti yang ayah dan ibumu ajar kan. Astaghfirullahalazim..." Mbak Yuni masih mengeluarkan kata-kata umpatan amarah nya.

Sedangkan aku hanya pasrah dan tak tahu harus berbicara apa lagi.

Percuma sudah.

Semua sudah terlanjur..

"Mbak, kami akan menyuruh lelaki itu menikahi Tika" ucap ku sambil terisak menunduk.

"Silahkan dik Aina, lepaskan dia dengan ikhlas pada lelaki yang menodai nya" ucap mbak Yuni gemetar.

"Ya mbak. Lelaki itu tinggalnya di kampung sebelah, tapi Tika tidak tahu pasti rumah nya dimana" ucap mas Bara pada Mbak Yuni.

Berkali-kali wanita bercadar itu mengelus dada dan beristighfar.

"Ya Allah, kata-kata apa lagi yang pantas kami ucapkan untukmu Tika..." Tangis mbak Yuni pecah.

Hanyak mbak Yuni dan mas Yusuf suaminya yang menjadi pengaduan kami saat ada masalah. Mertua ku telah meningg4l karna kebakaran sewaktu mbak Yuni dan mas Bara suamiku masih kecil.

Dahulu, sejak kejadian nahas yang menimpa mertuaku, mereka berdua tinggal dan besar di pondok pesantren dengan biaya yang di tanggung pemerintah setempat.

"Mbak, ini sudah malam. Sangat sulit bagi kami untuk mencari di mana alamat lelaki itu. Izin kan kami menginap di sini, karna besok pagi kami baru akan mencari nya" suamiku berucap membuka suara lagi.

"Baik lah Bara" ucap mbak Yuni pada mas Bara.

"Tika..." Tegur mbak Yuni pada Tika.

"Ya Tante?"

"Pergilah mandi. Basuh tubuh mu, dan laksanakan shalat taubat nasuha. Mohon ampun lah pada Allah Tika" ucap mbak Yuni menangis.

Tika yang terisak mengangguk dan beranjak dari kursi sofa menuju kamar mandi.

Ku lihat dari punggungnya, betapa pedih dan hancurnya hati ku. Kecil... Begitu kecil tubuh itu.

Aku tak bisa membayangkan bagaimana bisa ia berbuat demikian.

"Astaghfirullahaladzim... " Aku beristighfar dalam hati.

"Maaf mbak Yuni, mas Yusuf sedang di mana? Apakah malam ini tidak pulang?" Tanya ku pada Mbak Yuni.

"Mas Yusuf sedang ada dakwah di luar kota, kemungkinan besok pagi sudah kembali. Nanti aku akan menyuruh mas Yusuf untuk menemani dik Aina dan Bara mencari lelaki itu" ucap mbak Yuni memegang pundak ku.

"Baik lah mbak"

"Kalian mandi lah. Bara nanti boleh pakai baju mas Yusuf dan dik Aina pakai baju saya, tidak perlu pulang kerumah untuk ambil pakaian" ucap mbak Yuni.

"Iya mbak, terimakasih " jawab ku.

Kami pun makan malam dengan masakan mbak Yuni sore tadi.

Aku menyuapi anak bungsu ku Bian.

Tika masih ada di kamar tamu. Terdengar suara mengaji yang sangat amat merdu di lantunkan dari dalam kamar itu.

Membuatku tak kuasa membendung kesedihan ku berulang kali.

"Tenang lah Aina, jangan menangis lagi" ucap mas Bara menghapus air mata yang mengalir di pipi ku.

Mbak Yuni yang sedang makan pun menghentikan suapan nya dan melihat ke arah ku dengan tatapan iba.

"Ibu... Ibu kenapa nangis? Ibu jangan nangis ibu.." celetuk Bian bocah kecil yang melihat ku meneteskan air mata.

"Tidak nak, tidak sayang. Ibu hanya kelilipan, ibu tidak menangis" ucap ku dusta pada Bian yang masih 4 tahun itu.

"Huhhhh....huhhhhhh.." Bian meniup mata ku.

" Udah ibu, gak kelilipan lagi kan?" Tanya Bian menatapku khawatir.

"Enggak nak. Makasih ya" ucap ku dengan bibir bergetar dan mengelus kepalanya.

Sedangkan mas Bara mendongakkan kepalanya ke atas langit-langit rumah menahan air mata yang hampir luruh tumpah.

B E R S A M B U N G..

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pergaulan Bebas di Usia 13 Tahun   Bab 8

    P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part8Penulis: Nurliani DamanikMas Yusuf dan Pak RT masuk ke dalam rumah mbak Yuni."Bagaimana mas, sudah pergi mereka?" Tanya ku pada mas Yusuf."Sudah dik Aina, kau tak perlu takut lagi." Balas mas Yusuf setelah mencoba menghadapi amukan warga yang di dampingi pak RT."Silahkan duduk , Pak RT." Ucap mas Bara suamiku mempersilahkan.Ku lihat mbak Yuni keluar dari kamar anak-anaknya, mungkin menenangkan Bian anak ku yang tadi menangis."Dimana Bian, mbak?" Tanya ku."Sedang main dengan Alifa dan Tio. Sudah tenang dia, tidak menangis lagi." Ucap mbak Yuni kemudian duduk bersama-sama dengan kami."Mohon maaf Pak Ustadz, buk Yuni , sebenarnya apa yang terjadi hingga ada keributan di halaman rumah kalian barusan?" Tanya pak RT pada mbak Yuni dan mas Yusuf."Maaf habibi, izinkan saya yang menjawab dulu." Ucap mbak Yuni melihat ke arah mas

  • Pergaulan Bebas di Usia 13 Tahun   Bab 29

    P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part29Penulis: Nurliani Damanik_______________________Aku mencoba berlapang dada menerima keputusan Tika. Karna Tika tetap kekeh menikah dengan Doni.Semua orangtua pasti ingin yang terbaik untuk anak nya, demikian pula dengan ku. Awalnya aku tidak setuju, namun aku berpikir mungkin memang Doni lah jodoh Tika. Sejauh apapun 2 insan terpisah, jika takdir sudah memutuskan untuk bertemu lagi, pasti akan bertemu. Setelah selesai pamit pada Tika, mbak Yuni juga mas Yusuf, aku masuk ke dalam mobil Doni. Kali ini ustadz akan menemani kami untuk menghadap mas Bara, suami ku.Aku berharap, mas Bara tidak emosi dan malah menghajar Doni."Maaf buk Aina, bisa kasih tau alamat lengkap nya dimana?" tanya ustadz pada ku yang menyetir mobil Doni."Oh, sebentar ustadz." Aku mengambil ponsel ku dalam tas dan mengetik alamat ku di maps."Ini ustadz." Ku berikan

  • Pergaulan Bebas di Usia 13 Tahun   Bab 28

    P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part28Penulis: Nurliani Damanik________________________POV : TIKA CAMELLIA.*****Awalnya aku ingin mengubur semua kepahitan yang bang Doni torehkan di masalalu ku. Namun, sepertinya semesta tidak mengijinkan.Aku bertemu lagi dengan cinta pertamaku, bang Doni. Setelah setahun berpisah tak bertemu, kali ini ia menampakkan wujud nya di hadapan ku.Masih sama!Masih tampan seperti saat pertama bertemu, tatapan dari sorot mata nya yang indah selalu bisa membuat ku lemah dan tak berdaya.Harus kah aku membenci nya? Atau malah memberi nya kesempatan kedua, setelah banyak badai masalah yang ku hadapi sendiri. Hanya ibu dan ayah yang jadi kekuatan ku, bang Doni entah kemana.Tapi, setelah aku mendengar penuturan dan penjelasan dari bibir nya, seketika rasa ku tumbuh kembali.Apakah Tuhan saat ini sedang mempermainkan ku? Ku rasa tidak. Sem

  • Pergaulan Bebas di Usia 13 Tahun   Bab 27

    P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part27Penulis: Nurliani Damanik_______________________"Kenapa kamu bisa ada di sini?" tanya ku pada Doni yang ada di hadapan kami."Saya sudah lama mencari Tika, Tante. Tepat hari ini saya baru bisa menemukan nya," balas Doni pada ku."Maaf, anak lelaki ini siapa ya?" tanya ustadzah Ririn kelihatan bingung."Ini ustadzah, saya sebagai wali Tika dulu kan pernah menjelaskan masalalu Tika. Anak lelaki ini yang pernah saya ceritakan pada ustadzah," ucap mbak Yuni menjelaskan ke ustadzah Ririn.Ternyata, mbak Yuni sebelumnya sudah menjelaskan pada ustadzah perihal masalah Tika sebelum masuk ke pondok.Menurut ku tak apa jika ustadzah tau masalalu Tika, agar Tika lebih banyak di bimbing dan diberi nasehat baik di pondok ini."Allahuakbar.. Benarkah?" Tampak terlihat kaget ekspresi ustadzah Ririn di balik cadar."

  • Pergaulan Bebas di Usia 13 Tahun   Bab 26

    P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part26Penulis: Nurliani Damanik_______________________Aku mencoba menjawab sewajar mungkin."Saya memang udah telat datang bulan, mbak. Tapi, saya belum ada testpack," ucap ku pelan."Ah, kamu hamil itu dik Aina." Mbak Yuni dengan yakin mengatakan itu pada ku."Entahlah mbak," ucap ku."Alhamdulillah," ucap mbak Yuni sambil tersenyum.Aku sedikit bingung. Seharusnya aku bahagia atau sedih. Yang pasti nya, pikiran ku saat ini tentang biaya kedepannya bagaimana.Mengurus Humaira saja aku gelagapan, apalagi nanti kalau aku melahirkan lagi.Bukan berarti aku tak mensyukuri pemberian Allah saat ini. Namun, bagaimana nanti ekspresi mas Bara kalau sampai tahu kehamilan ku ini.Aku tak ingin memberikan beban yang lebih berat lagi pada nya."Belum pasti mbak, ini hamil atau enggak," ucap ku la

  • Pergaulan Bebas di Usia 13 Tahun   Bab 25

    P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part25Penulis: Nurliani Damanik_________________POV : Doni Alamsyah(PREKUEL SETELAH TIKA MENINGGALKAN DONI DI RUMAH AURIN)"Lalu bagaimana nasib Tika nanti nya? Apalagi dia sedang mengandung," ucap ku pada Daddy."Kamu kan sudah lihat sendiri, dia udah pergi dan ikhlas in kamu dengan Aurin, saya nggak mau ya nanti nya kamu nggak tanggungjawabin Aurin juga. Enak banget kamu lepas tangan," ucap mama nya Aurin pada ku."Dad, ini gimana? " tanya ku pada Daddy."Itu konsekuensi dari ulah mu," ucap Daddy ketus pada ku."Yasudah, di nikahkan saja, kalau memang itu yang kalian inginkan. Tapi, ada satu permintaan saya pada bapak dan ibu lurah," ucap Mommy pada orangtua Aurin."Apa itu?" "Masalah ini jangan sampai warga tau, apalagi publik. Ibu tau sendiri kan, suami saya itu orang berpengaruh. S

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status