Anzelion memutuskan untuk segera kembali setelah memastikan tidak ada korban yang terluka. Ia harus melaporkan kejadian hari ini pada Luxius, beserta kemungkinan mereka akan datang lagi karena tujuannya belum tercapai.
"Pak, saya tidak ingin membuat laporan. Tolong dengarkan saya baik-baik," ujar Anzelion dihadapan Luxius. Ia ingin cepat pulang. Luxius hanya meliriknya sebentar dan melanjutkan tugasnya kembali. Anzelion menyimpulkan Luxius menyetujui ucapannya, "Mereka melarikan diri... muncul kabut hitam lalu mereka berteleportasi," ia terdiam sejenak,. "Mata para pemungut pajak itu juga terlihat kosong." Kini Luxius mulai tertarik mendengarkan ucapan Anzelion dengan serius, ia menyingkirkan kertas yang sedang ia baca. "Lanjutkan laporanmu." kata Luxius tegas. Anzelion mengingat-ngingat, kejadian penting hari ini hanyalah itu, memang apa lagi yang harus ia laporkan? "Sepertinya mereka akan mencoba di tempat lain karena hari ini tidak berhasil." Anzelion berkata demikian. Ia bingung sebenarnya apa yang ingin Luxius dengar? Luxius sangat tau kalau ia tidak pandai bercerita, jika ingin tau sesuatu darinya, lebih baik langsung bertanya saja. "Apa lagi yang kau ingin ketahui?" tanya Anzelion yang tidak bisa mengerti isi pikiran Luxius. "Tentang kabut hitam saat teleportasi dan mata yang terlihat kosong, apa maksud yang itu?" Luxius meminta penjelasan. Anzelion yang sekarang sangat irit berbicara, membuatnya sampai bingung apa yang sedang ingin disampaikan padanya. "Bukannya kamu bisa menyimpulkannya sendiri? Isi pikiranmu tidak mungkin berbeda denganku kan?" Luxius menarik napas panjang. Berdebat dengan pria pendiam yang ahli bersilat lidah ini sangat merepotkan. Padahal lebih mudah untuk memberitaunya langsung apa yang ia pikirkan. Tapi Anzelion malah main tebak-tebakan dengannya, "Mereka sedang dikendalikan penyihir jahat?" Luxius menebak tepat sasaran. Kemudian keduanya saling tatap dengan lamunannya masing-masing. ***** Luxius telah membuat persiapan terhadap alat sihir, ia masih belum bisa menyebarkan informasi mengenai penyihir yang memiliki energi hitam. Bukti lebih banyak harus ditemukan sebelum membuat pernyataan tersebut. Dua hari berlalu dengan sangat tenang hingga Anzelion merasa ada yang janggal. Apakah ini betulan kedamaian? atau pelangi sebelum badai? Jika seperti ini terus, besok Anzelion akan mulai mencari lebih banyak informasi untuk mengungkap pelaku penusukan Xyora. Hari sudah siang, tepatnya jam satu. Seluruh orang di organisasi dapat mendengar sirine yang berbunyi nyaring, memekakkan telinga. Menandakan akan dilaksanakannya rapat dadakan penting tak bisa ditunda, yang wajib dihadiri oleh seluruh anggota organisasi tanpa terkecuali. Seluruhnya masuk ke dalam aula besar untuk mendengarkan komando. Anzelion berada diantara ratusan orang yang menunggu perintah. Raphio, -ketua organisasi ini muncul untuk berbicara di podium, pria itu memiliki rambut yang menyala terang. Ini pertama kalinya Anzelion melihatnya secara langsung, karena sang ketua sangat jarang keluar kamarnya. Ada yang bilang Raphio itu vampir sehingga tidak bisa keluar ketika ada matahari, ada juga yang mengatakan Raphio jelmaan phoenix. Seluruh mata tertuju pada Raphio, menatap wajah orang yang jarang muncul itu dengan terkesima akan kharisma yang menyelimutinya. "Anak-anakku sekalian, kalian mungkin sudah melihat puluhan kasus datang mendadak. Kita diharuskan bersatu untuk melawan mereka, para penjahat yang entah apa tujuannya." "Semoga kita dapat menghapuskan kejahatan di bumi. Dengan ini aku memerintahkan kalian untuk bekerja sama dan menangkap mereka yang berbuat kejahatan." lanjut Raphio. Ia langsung menghilang saat itu juga, entah berteleportasi ke mana. Pidato singkat dari sang ketua mengobarkan api semangat di hati seluruh organisasi. Anzelion yang melihat Raphio, sangat merasa takjub. Ternyata beberapa kalimat saja bisa menggerakkan hati orang lain sebanyak ini, termasuk dirinya. Anzelion akan mengkoordinasi timnya yang terdiri atas lima orang anggota. Mereka harus segera bergerak, agar tidak ada korban yang berjatuhan. Luxius meminta waktu lima menit untuknya memberikan wejangan, lebih tepatnya bahan untuk memacu semangat anak buahnya. "Untuk sekarang, karena kondisinya sangat kacau, aku akan membuat ketentuan khusus hari ini. siapapun yang memecahkan kasus cukup banyak, tidak perlu membuat laporan kasus. cukup catatan singkat saja." ujar Luxius memberi kebijakan sementara untuk membuat mereka tambah bersemangat dan menyelesaikan kasus sebanyak yang mampu mereka lakukan. "Kita akan bertemu lagi nanti. Jangan sampai ada yang terluka dan kalian harus saling membantu, seperti kata ketua." "Baik pak!" ucap mereka serempak. Setelahnya mereka bubar. Seluruh tim yang dikerahkan ingin menggunakan portal ruang secara bersamaan sehingga mengantri panjang. Mereka tidak bisa masuk sekaligus untuk tempat yang berbeda, mungkin itulah kelemahan portal ruang. Teleportasi bukanlah sihir yang mudah digunakan, apalagi memiliki resiko yang besar. "Apakah kita tidak mengantri?" tanya Ether, salah satu rekan tim yang akan pergi bersama Anzelion. "Mengantri terlalu lama, kita akan pergi dengan teleportasi milikku. Tapi aku...." perkataan Anzelion tidak tuntas, takut Ether yang akan menolak ikut teleportasi miliknya kalau ia berkata yang sejujurnya. "Kenapa Pak Anz?" cecar Ether, ia sangat ingin tau lanjutannya. "Hm... Aku takut kalau teleportasi ku tidak berhasil, kalian bisa tercincang maupun organ kalian bisa saja terginggal oleh kecepatan perpindahan yang begitu cepat." Anzelion tidak bercanda, hal itu pernah terjadi hingga diberitakan di media massa. "Tapi aku sudah membulatkan tekad. Ayo kita menggunakan teleportasiku saja." putus Anzelion pada akhirnya. Mereka tidak memiliki waktu untuk memikirkan ucapan Anzelion barusan. Walau yakin tidak yakin sepenuhnha, Ether paling duluan maju ke lingkaran sihir yang dibuat Anzelion dengan indahnya dibandingkan temannya yang lain. Mereka ikut saja, mencoba mempercayai Anzelion yang pasti tidak akan menyakiti mereka. Mungkin. Rapalan mantra Anzelion ucapkan dengan sungguh-sungguh. Teleportasi dalam jangkauan untuk beberapa orang ia lakukan dengan harapan rapalannya sempurna agar tidak harus mempertaruhkan keselamatan timnya. Jantung semua orang disekitar Anzelion berdetak lebih kencang, Anzelion sendiri pun sama. Ini pertama kalinya membawa orang lima orang untuk berteleportasi, biasanya hanya satu dua orang. Kebanyakan dari mereka memejamkan mata, berharap semuanya berjalan dengan baik. Mereka semua tiba dengan menghela napas lega. Tidak ada organ yang tertinggal maupun luka sedikitpun, setelah mereka memeriksa miliknya masing-masing. Anzelion bisa melihat kasus yang sama dengan waktu itu. Orang yang sedang ditodongkan pisau lehernya kemudian mereka yang memohon ampunan. Ia tidak mungkin salah ingat. Kasusnya sama persis sehingga Anzelion dibuat kebingungan. Anzelion menatap lekat-lekat mata para pembuat onar tersebut. Ternyata benar tatapan mereka kosong dengan warna pupil menghitam. Berarti mereka betulan sedang dikendalikan dari jauh, kemungkinan besarnya begitu. Anzelion diam saja tidak melakukan apapun. Ia tenggelam dalam pikirannya. Ia ingin tau kalau mereka tidak maju, apakah pada pemburu pajak itu akan tetap menusuk? atau tidak? Sebenarnya Anzelion bertaruh cukup banyak kalau orang itu tidak akan menusuknya. Mengingat pada kasus serupa, tidak ada penduduk yang tidak pernah disakiti sama sekali. "Kenapa anda diam saja pak? perintahkan kami." pinta Ether tidak tega melihat pelaku mengarahkan pisau ke leher wanita yang tidak berdaya. "Kalau anda tidak ingin maju. Biar saya saja," ungkap Noa yang tidak bisa menunggu lebih lama, lalu lari tanpa perhitungan menuju seseorang yang memegang pisau tadi. "Merepotkan," gumam Anzelion sembari mengeluarkan sihir angin untuk menghentikan langkah rekannya yang tidak berpikir panjang. Anzelion menampakkan diri lalu tidak sengaja menatap pada penduduk dari dekat. Mata mereka sama seperti para pengambil pajak itu. Hitam dan tatapannya kosong. Ia baru sadar akan hal tersebut setelah melihat lebih dekat. Tangannya mengarahkan untuk menjauhkan baik para penjarah harta maupun penduduk menjadi dua bagian. Menggunakan sihir, ia kembali membuat padatan oksigen seperti waktu itu. Untuk memberi jarak pada keduanya. Pikiran Anzelion melanglang buana jauh meninggalkan raganya. Sepertinya orang yang mengendalikan pikiran mereka sengaja membuat kasus ini, seolah-olah terjadi kerusuhan. Untuk apa orang itu melakukan ini? Apakah memang rencananya membuat mereka sibuk sebagai pengalihan dari hal yang lebih besar? Anzelion terdiam cukup lama. Ia harus berpikir. "Ether, tolong tangani ini. Aku akan pergi ke tempat lain." ujar Anzelion lalu berpindah tempat ke tempat kasus lainnya berada. Anzelion pindah ke tempat kasus lain untuk memeriksa apakah dugaannya benar atau salah. Ternyata benar. Ini semua kasus yang sama persis dengan skenario berbeda. Tapi mata mereka terlihat sama, sedang dipengaruhi pikirannya dari kejauhan. Anzelion menyimpulkan kalau ini merupakan langkah untuk membuat Pas Compris lengah akan sesuatu. Ia harus secepatnya kembali ke kantor, ia harus memberitahu yang lain. Sebelum pergi ke kantor, Anzelion melihat keseluruhan dari mereka jatuh, terbaring lemas tak berdaya. Sepertinya pengaruh pengontrol pikiran sudah dilepaskan. Beberapa yang langsung bangun matanya sudab hidup, tidak lagi kosong. Pasti ini betulan direncanakan, batin Anzelion. Ia sampai di kantor. Disambut dengan ekspresi wajah Luxius yang tidak mudah dibaca. "Xyora.... telah menghilang Anzelion. Sepertinya ia diculik.""Aku punya usulan bagus," kata Meimi, ketika ketiganya sudah berada di dalam ruangan. Meimi menggunakan sihirnya untuk membuat ruangan menjadi kedap suara. Tidak ingin siapapun orang yang berada di luar mendengar usulannya sekarang, belum waktunya mereka tau. "Bagaimana kalau kita jadikan Anzelion pancingan penyihir hitam?" paparnya dengan menaikkan sebelah alis."Omonganmu tidak masuk akal!" tolak Elle tanpa pikir panjang, menatap tajam ke Meimi yang baru duduk."Semua kejadian terjadi di sekeliling Anzelion. Kita akan memanfaatkannya." papar Meimi enteng. "Kita tidak bisa mengorbankan Anzelion untuk hal beresiko sebesar itu!" sanggah Elle tidak mau terima opini Meimi. "Jangan lupakan kejadian tadi siang, dia sudah pernah membunuh. Penyihir hitam adalah ancaman yang nyata!" Elle mencoba untuk membuka pikiran Meimi. Kenzo yang berada diantara dua wanita itu hanya diam. Mereka berdua berdebat panjang menenai iya atau tidaknya menjadikan Anzelion umpan. Meimi terus memaksakan pendapat
Suasana seisi organisasi menjadi tegang. Mereka berusaha untuk melupakan perbuatan penyihir itu. Tapi rasanya ketidak amanan mengintai di setiap sudut. Darah yang ada di sana telah dibersihkan dan kepala orang yang diketahui menculik Erden dipulangkan pada orang pemerintahan dengan hormat. Mereka menyimpulkan kalau orang pemerintah dijadikan kambing hitam oleh si penyihir hitam untuk membuat Organisasi Pas Compris lengah.Anzelion lelah. Ia diserbu oleh pertanyaan yang ia sendiri tidak tau jawabannya. Anzelion ingin cepat-cepat mencari Xyora, walau ia sendiri tidak tau harus mulai dari mana. Jejak yang ditinggalkan mereka sangat bersih dan tanpa celah, sudah diatur sedemikian rupa agar tidak mudah diselidiki.Setelah mengintrogasi Anzelion, -Kenzo, Meimi, dan Elle melakukan diskusi panjang di ruangan. Mereka saling bertukar pikiran mengenai apa yang harus dilakukan kedepannya. Meimi yang berada di luar ruang lingkup organisasi diberikan sinyal dan langsung kembali. Tidak lupa ia melap
Tiap ruangan yang kira-kira terdapat Luxius di dalamnya Anzelion datangi dengan tergesa. Ia berjalan cepat, berharap segera menemukan Luxius. Anzelion cukup heran mengapa keadaan sangat sepi, tapi ia langsung tepis pikiran buruk yang meuncul di kepalanya. Sangking niatnya, Anzelion bahkan sampai mendatangi ruangan Elle yang berada di lantai atas. Siapa tau Luxius berada di sana. Bukannya menemukan Luxius, Anzelion malah melihat Elle yang sedang berduaan dengan Mario, pacarnya. Mereka duduk bersebelahan saling menyuapi. Sadar akan kehadiran Anzelion, Elle langsung berdiri, mendekati Anzelion yang baru datang. "Anzelion? tumben kamu ke sini," ujar Elle. Tangannya merapihkan baju agar mengalihkan salah tingkahnya setelah ketahuan sedang berduaan Mario. "Ada perlu apa??" "Apa kamu melihat Pak Luxius?" tanya Anzelion. Seisi organisasi sudah mengetahui bahwa Elle memiliki hubungan yang belum diresmikan dengan Mario, jadi Anzelion tidak heran jika mereka berduaan. Masalahnya adalah ini m
Anzelion melangkah cepat, meninggalkan Meimi yang kebingungan akan perubahan drastis dari sikap Anzelion. Pria itu sedang marah padanya, ia tau. Namun tidak untuk alasannya."Anzelion! berhenti!" Meimi menggunakan sihirnya untuk mengikat Anzelion. Pria berambut hitam itu tidak bisa bergerak menjauh. "Kamu kenapa?" tanyanya tidak mengerti."Kamu tidak bilang akan menyerang mereka!" Anzelion merasakan konflik batin yang kuat. Apa yang Meimi lakukan bertentangan dengan prinsipnya. Telebih Meimi melakukan hal itu dengan membabi buta. "Bukannya kamu pasti sudah menduga saat aku bilang ingin menyerang?" kata Meimi sambil tersenyum penuh arti. Dari awal alibi mencari Erden dibuat hanya untuk menuangkan hasrat bertarungnya.Anzelion baru sadar, betapa naifnya dia. Seharusnya ia menurut pada Luxius dan Kenzo yang melarang serangan ini. Anzelion terlalu termakan dengan ajakan Meimi untuk kepentingannya sendiri. "Janjimu ku tagih nanti."*****Anzelion pergi merenung sebentar di ruangannya. Ia
Anzelion dan Meimi dikepung oleh segenap anggota kepolisian negri yang tugasnya menjaga pemerintahan. Mereka telah bersiap untuk menggunakan sihir untuk menghalau serangan dari segerombolan polisi yang memakai seragam lengkap dengan alat sihir yang dibawa. Meski jumlah mereka lebih dari lima belas orang, Anzelion dan Meimi tidak takut sedikitpun."Serang mereka!" kata komandannya. Mereka mengangkat senjata menggunakan formasi yang telah disiapkan.Gedung besar yang berada di tengah halaman dengan hamparan bunga di sekelilingnya membuat Meimi dengan bebasnya melancarkan sihir api kesukaannya yang meledak-ledak, tempat itu sangat cocok untuk dijadikan tempat pertempuran. Sudah lama ia tidak dapat bertarung sebebas sekarang karena urusan organisasi yang mengikatnya. Meimi sangat menikmati kebebasan ini. Adrenalin dalam dirinya melonjak naik.Sementara itu, Anzelion menghalau tiap serangan dengan sihir anginnya. Di sini tugasnya hanya mendukung dan membantu Meimi untuk menang lalu mendap
Eron bersama Anzelion dan timnya melanjutkan pencarian mengenai penyihir hitam di perpustakaan. Tidak adanya informasi lebih lanjut membuat Eron dan Anzelion curiga kalau semua yang menyangkut penyihir hitam sengaja dihilangkan agar tidak terkuak apapun mengenai mereka. Raut wajah dari tiap anggota tim menggambarkan suasana hati mereka yang sudah bosan dan lelah membaca sederetan huruf. Mereka ingin cepat pulang dan beristirahat, alasannya yaitu mereka tau kalau besok pasti mereka harus melanjutkan penyelidikan yang lainnya. Noa menghela napas panjang. Sejak pagi hingga cahaya matahari meredup pekerjaannya hanya membaca-membaca-dan membaca. Tidak ada yang lain. Ia lebih menyukai menangani kasus di lapangan daripada hal ini. Matanya pegal dan badannya terasa kaku. Semua merasakan hal yang sama, namun tidak ada yang berani mengeluh. Menyaksikan Noa, Ether, dan lainnya yang sudah suntuk membuat Anzelion terdorong untuk membubarkan mereka. "Pulang, isi energi kalian untuk besok." ucapny
Anzelion mencari Eron yang tengah bersiap untuk berangkat menyelidiki dokumen mengenai pemilik mata merah terang yang dipercaya sebagai penculik Xyora di pusat kependudukan, menggantikan Erden yang tidak tuntas melakukan pencarian data. Mereka membawa tiga belas orang yang diantaranya sepuluh dari gabungan tim Erden dan Anzelion, serta tiga orang dari Badan Operasi Khusus, anak buah Eron yang sangat berkompeten.Mereka semua berangkat menggunakan portal ruang dan berpindah langsung ke depan gedung yang mereka tuju. Anzelion diam saja menyusun apa yang ingin ia lakukan dalam kepalanya. Sementara Eron berbincang untuk menunjukkan perintah mengenai apa yang harus dilakukan ketiga orangnya nanti untuk efisiensi waktu. Lirikan dari tim yang dibawahi Anzelion sangat ketara. Mereka iri sekaligus bingung apa yang harus dilakukan karena ketuanya diam saja, tidak memberi komando.Anzelion merupakan pria dingin, semua orang tau itu. Sifat dasar Anzelion memang seperti itu tapi ia semakin individu
Erden mendapat perawatan intensif di rumah sakit. Beberapa alat penyokong kehidupannya terpasang di tubuh. Ruangannya kini telah sunyi, operasinya berjalan dengan baik. Tinggal memantaunya sebentar lagi kemudian ia akan dipindahkan ke ruangan rawat inap dan dirawat beberapa hari sampai kondisinya stabil. Di luar, Luxius tidak bisa menyembunyikan rasa frustasinya. Ia mondar-mandir hanyut dalam kegelisahan, rasanya ia ingin meninju sesuatu tapi ia sadar kalau berada di rumah sakit. Mengapa harus dalam jangka waktu yang sedekat ini orangnya terlibat dalam hal berisiko? dan mengapa ia tidak bisa melindungi mereka? "Ini bahaya Anzelion, Xyora belum ditemukan dan sekarang Erden... kita tidak dapat kehilangan lebih banyak orang." kata Luxius sambil memijit dahinya yang sakit. "Segera perketat penjagaan di sini." titah Luxius yang belum ingin beranjak. Anzelion melangkah menjauh. Ia diselimuti rasa tidak enak sekaligus kesal pada Erden yang mengaku sebagai orang yang mendatangi penjara pagi
Erden membuka matanya. Cahaya sayup masuk ke mata perlahan, menampakkan ruangan introgasi yang berbentuk kotak minim cahaya. Tubuhnya didudukkan pada suatu bangku. Erden dapat melihat pria berkulit sawo matang yang dari gesturnya menunggu Erden untuk bangun. "Apa tujuanmu menemui penyihir itu!" todongnya, Erden langsung tau kalau itulah alasannya dibawa. Mereka ingin menggali informasi entah untuk apa. Berulang kali ia dipaksa membuka mulut, tapi ia tetap bungkam. Erden sangat setia pada organisasi. Setaunya kasus ini belum diizinkan tersebar luas dan ia tidak ingin menjadi orang yang menyebarkannya.Tanpa aba-aba Erden mendapat pukulan tepat di perut, ia bahkan tidak punya waktu untuk melawan maupun menghindar. Rasa sakitnya menjalar ke seluruh tubuh. Sihir Erden menurut dirinya sendiri cukup lemah jika dibandingkan dengan anggota organisasi. Oleh karena itu ia menutupinya dengan cara lain. Ia berusaha menjaga hubungan baik dengan siapapun di organisasi. Sihir yang lemah dengan anti