Home / Fantasi / Pergerakan Penyihir Hitam / 1. Mencari Petunjuk

Share

1. Mencari Petunjuk

Author: Choisef
last update Huling Na-update: 2024-09-25 09:28:49

Divisi Penegakkan Hukum atau lebih dikenal dengan polisinya Organisasi Pas Compris merupakan divisi yang memiliki tiga unit bagian, diantaranya: Badan Reverse Kriminal, Badan Pemeliharaan Keamanan, serta Badan Operasi Khusus. Ketiganya dibuat dengan tujuan untuk melindungi masyarakat. Mereka diberikan alat-alat sihir sebagai senjata untuk melawan sesuatu yang berertentangan dengan hukum. Anzelion merupakan salah satu ketua tim dari Badan Reverse Kriminal yang diketuai oleh Luxius.

Menjelang pagi, Luxius mendapatkan telepon dari Elle -sekretaris yang menjabat di Organisasi Pas Compris. Ia meminta untuk mengantarkan beberapa orang untuk datang ke rumah Anzelion karena di sana terdapat sebuah kejadian buruk yang semakin cepat ditangani, makin baik.

Sesuai permintaan Elle, Luxius menelpon Eron -ketua tim Badan Operasi Khusus dan juga menghubungi polisi yang sedang shift malam untuk bersiap untuk menangani kasus.

Keduanya beranjak pergi menuju rumah Anzelion, berupaya menyelidiki dan menangkap pelaku. Mereka sepakat untuk datang ke gedung organisasi, Luxius dan Eron menuju rumah Anzelion menggunakan portal ruang -alat sihir yang digunakan untuk berpindah tempat, berbeda dengan teleportasi yang merupakan kemampuan dalam diri seseorang, portal ruang hanya berada di beberapa titik tertentu yang dapat memindahkan kemanapun sesuai titik yang diinginkan.

Dari luar rumah Anzelion, suasananya biasa saja. Seperti tidak terjadi apapun.

Ketika Luxius dan Eron masuk dan beranjak ke dapur, barulah mereka terkejut. Memang keduanya sudah sering menangani suatu kasus berdarah-darah, tapi genangan merah itu sangat banyak. Dapat diperkirakan kalau luka yang didapat istri Anzelion sangat parah dan besar kemungkinan Anzelion tidak langsung menemukannya setelah ditusuk.

Eron menyelidiki jejak kaki yang melintas di sana dengan salah satu alat sihir berbentuk kaca pembesar yang dapat menampilkan jejak kaki yang melintas. Alat itu paling sering digunakan untuk memecahkan kasus misteri. Jejak kaki yang Eron lihat hanya milik empat orang anggota keluarga kecil harmonis itu.

Apakah pelakunya dapat melayang?

Kalau begitu pelakunya penyihir?

Tapi mengapa ia repot-repot membasahi tangannya dengan darah?

Banyak pertanyaan yang muncul di benak keduanya yang masih menganalisis dan mengamati tempat itu, sementara di luar rumah anak buah yang Luxius bawa memasang garis polisi di sekitaran rumah Anzelion, mengamankan tempat kejadian.

Masalahnya sekarang tidak adanya saksi membuat kegiatan penyelidikan semakin rumit. Mereka telah menelusuri ke sekelilingnya. Tidak ada yang aneh. Rumahnya biasa saja dan tidak ada barang bukti yang ditinggalkan, membuat masalah rumit yang kedua.

Eron mengambil sampel darah Xyora yang tercecer dan mulai mengering. Walau tidak bisa masuk ke dalam bukti yang ditinggalkan pelaku, apapun yang ada di lapangan harus diamankan untuk diperiksa bukan?

Luxius telah memeriksa keseluruhan dalam rumah tanpa menghasilkan apapun mulai memperluas cakupannya. Ia meminta pada anggota tim yang ada untuk menyusuri setiap jalan dan tempat sekitar rumah Anzelion. Siapa tau ada yang menemukan bukti, sehingga mempermudah menemukan si pelaku.

Matahari sudah terbit dengan ditutupi awan. Elle akhirnya sampai ke rumah Anzelion untuk yang kedua kali. Mendengar suara mobil sihir Elle, keduanya keluar untuk memastikan siapa yang datang.

"Apa kalian sudah menemukan sesuatu?" Elle menghampiri keduanya. Walaupun memiliki jabatan sebagai sekretaris di organisasi, Elle tidak turun langsung ke lokasi perkara. Tugasnya kebanyakan dilakukan dikantor, membantu ketua. Ini mungkin pertama kalinya ia datang melihat kasus.

"Tidak ada apapun yang bisa diselidiki selain darah Xyora." kata Eron. Ia tidak ditemukan bukti maupun jejak yang mereka telah cari selama empat jam. Kasus ini sangat bersih.

Eron berniat untuk memperihatkan sampel darah yang ia masukkan ke dalam wadah khusus yang diberi sihir agar sampel yang ada tidak rusak oleh suhu. Wadah tersebut bisa menyesuaikan suhu yang diperlukan oleh sampel apapun.

Namun di wadah kecil yang Eron pegang tidak ada setetespun cairan merah kental yang ingin ia perlihatkan, "Aku yakin sudah memasukkannya," Eron membela diri. Ia sungguh sudah memasukkannya, ke wadah yang terbuat dari kaca itu. Ia mengamati tidak terdapat lubang atau retak di permukaannya.

Ketiganya masuk kembali ke dalam rumah. Luxius dan Eron masih tidak percaya apa yang mereka lihat. Sebelum mereka keluar menemui Elle lantai masih penuh dengan darah yang kian mengering. Namun darah yang berserakan di ruangan menghilang tanpa sisa.

"Kemana perginya darah Xyora?" Eron mengerutkan dahi, melempar tatapan yang juga dibalas oleh Luxius. Elle dipenuhi curiga, apakah mereka sedang melawak? tapi wajah mereka menunjukkan keseriusan. Mereka tidak sedang bercanda, "Kalian tidak membereskannya?"

Keduanya tidak menjawab. Elle yang melihat Luxius dan Eron kebingungan justru lebih dibuat bingung. Ia baru saja sampai dan tidak tau apa yang telah terjadi.

"Darahnya benar-benar menghilang? memangnya dia punya kaki?" Elle mencoba mencairkan suasana, tapi malah membuat mereka semua berpikir keras.

*****

Anzelion berada di pekarangan rumahnya yang diisi oleh beberapa orang organisasi. Ia pulang untuk mengambil perlengkapan Xyora dan kedua anaknya. Anzelion baru dapat meninggalkan Xyora setelah ibu mertuanya datang kemudian tanpa hentinya menangis karena Xyora tidak kunjung membuka matanya walau sudah dua hari berlalu.

Luxius yang melihat Anzelion dari kejauhan langsung menghampirinya. Ia sebenarnya sudah gemas ingin bertanya kronologi menurut sudut pandang Anzelion. Tapi ia mencoba menahannya sekuat tenaga. "Anz, bagaimana kondisi Xyora?"

Anzelion menghela napas pelan sebelum menjawab, "Dia koma."

Jawaban singkat dari Anzelion membuat Luxius terdiam. Ia berniat untuk sekedar membuka topik, namun ia salah mengajukan pertanyaan.

Xyora didiagnosis terkena syok karena kehilangan darah terlalu banyak secara cepat sehingga sesaat tidak ada oksigen yang diterima oleh otaknya. Biarpun begitu, keadaan Xyora sudah kunjung membaik. Ia sudah melewati masa kritisnya, walau belum bangun hingga sekarang.

"Apa anda menemukan sesuatu?" pertanyaan yang Anzelion ajukan itu sama persis seperti yang diberikan Elle saat kejadian aneh menimpa mereka. Sesaat Luxius mengingat kilas balik kejadian hilangnya darah Xyora. Eron sedang mencari informasi terkait hal tersebut. Elle, Eron, dan Luxius telah berjanji untuk tidak membeberkan kejadian kemarin kepada siapapun untuk saat ini. Mereka menutupnya rapat-rapat. Terlebih pada Anzelion, takut akan menambah beban pikirannya.

"Kami tidak menemukan apapun. Eron juga membantu penyelidikan, tapi tidak ada hasil. Ia telah pergi karena harus menyelidiki kasus lain." ujar Luxius setengah berbohong.

Anzelion diam saja, tidak ingin berdebat. Ia tengah menata hatinya. Mungkin dia yang berharap terlalu banyak ketika diberitahu Elle kalau pihak organisasi membantu proses penyelidikan. Jujur ia merasa kecewa.

"Apakah kita bisa berbincang sebentar? kesaksian darimu sangat penting Anz. Apalagi tidak ada jejak maupun bukti yang tertinggal," pinta Luxius. Ia paham kalau psikis Anzelion sedang terguncang, tapi semakin lama mereka mengulur waktu, semakin sulit pelakunya tertangkap.

Anzelion dan Luxius duduk di kursi kayu yang berada di teras. Mereka menatap rimbunnya pohon yang ada. Beberapa orang mondar mandir menerka kejadian penusukan Xyora, tidak mengusik Anzelion yang pikirannya seketika kosong.

"Aku tidak tau apapun. Itulah yang aku sesalkan. Xyora ku temukan dengan keadaan yang tidak pernah aku bayangkan." Anzelion kembali mengingat kejadian yang sudah terlewat, tapi rasanya ia bisa melihat Xyora secara nyata dalam keadaan basah oleh darah.

"Berikan aku waktu seminggu untuk libur. Setelahnya aku akan bekerja dengan sungguh-sungguh." pinta Anzelion.

"Baiklah." putus Luxius cepat. Anzelion tidak pernah mengambil cuti selama dua tahun ke belakang, sangat tidak masalah jika ia ingin rehat sejenak. Untuk menstabilkan kondisi psikis yang terguncang.

"Apakah aku bisa menanyakan terkait luka tusuk Xyora?" tanya Luxius dengan berhati-hati.

"Tanyakan saja pada dokter di rumah sakit, mereka lebih paham." tolak Anzelion secara halus, yang sejujurnya ia tidak ingin membahas maupun mengingatnya kembali.

Sesuai tujuannya, Anzelion mengemasi barang keperluan keluarganya, kemudian pergi lagi. Ke tempat istrinya berada, sambil berjanji bahwa ia akan menemukan pelakunya suatu hari nanti. Dengan atau tanpa bantuan organisasi.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Pergerakan Penyihir Hitam   16. Umpan Hidup

    "Aku punya usulan bagus," kata Meimi, ketika ketiganya sudah berada di dalam ruangan. Meimi menggunakan sihirnya untuk membuat ruangan menjadi kedap suara. Tidak ingin siapapun orang yang berada di luar mendengar usulannya sekarang, belum waktunya mereka tau. "Bagaimana kalau kita jadikan Anzelion pancingan penyihir hitam?" paparnya dengan menaikkan sebelah alis."Omonganmu tidak masuk akal!" tolak Elle tanpa pikir panjang, menatap tajam ke Meimi yang baru duduk."Semua kejadian terjadi di sekeliling Anzelion. Kita akan memanfaatkannya." papar Meimi enteng. "Kita tidak bisa mengorbankan Anzelion untuk hal beresiko sebesar itu!" sanggah Elle tidak mau terima opini Meimi. "Jangan lupakan kejadian tadi siang, dia sudah pernah membunuh. Penyihir hitam adalah ancaman yang nyata!" Elle mencoba untuk membuka pikiran Meimi. Kenzo yang berada diantara dua wanita itu hanya diam. Mereka berdua berdebat panjang menenai iya atau tidaknya menjadikan Anzelion umpan. Meimi terus memaksakan pendapat

  • Pergerakan Penyihir Hitam   15. Bergerak

    Suasana seisi organisasi menjadi tegang. Mereka berusaha untuk melupakan perbuatan penyihir itu. Tapi rasanya ketidak amanan mengintai di setiap sudut. Darah yang ada di sana telah dibersihkan dan kepala orang yang diketahui menculik Erden dipulangkan pada orang pemerintahan dengan hormat. Mereka menyimpulkan kalau orang pemerintah dijadikan kambing hitam oleh si penyihir hitam untuk membuat Organisasi Pas Compris lengah.Anzelion lelah. Ia diserbu oleh pertanyaan yang ia sendiri tidak tau jawabannya. Anzelion ingin cepat-cepat mencari Xyora, walau ia sendiri tidak tau harus mulai dari mana. Jejak yang ditinggalkan mereka sangat bersih dan tanpa celah, sudah diatur sedemikian rupa agar tidak mudah diselidiki.Setelah mengintrogasi Anzelion, -Kenzo, Meimi, dan Elle melakukan diskusi panjang di ruangan. Mereka saling bertukar pikiran mengenai apa yang harus dilakukan kedepannya. Meimi yang berada di luar ruang lingkup organisasi diberikan sinyal dan langsung kembali. Tidak lupa ia melap

  • Pergerakan Penyihir Hitam   14. Informasi Maut

    Tiap ruangan yang kira-kira terdapat Luxius di dalamnya Anzelion datangi dengan tergesa. Ia berjalan cepat, berharap segera menemukan Luxius. Anzelion cukup heran mengapa keadaan sangat sepi, tapi ia langsung tepis pikiran buruk yang meuncul di kepalanya. Sangking niatnya, Anzelion bahkan sampai mendatangi ruangan Elle yang berada di lantai atas. Siapa tau Luxius berada di sana. Bukannya menemukan Luxius, Anzelion malah melihat Elle yang sedang berduaan dengan Mario, pacarnya. Mereka duduk bersebelahan saling menyuapi. Sadar akan kehadiran Anzelion, Elle langsung berdiri, mendekati Anzelion yang baru datang. "Anzelion? tumben kamu ke sini," ujar Elle. Tangannya merapihkan baju agar mengalihkan salah tingkahnya setelah ketahuan sedang berduaan Mario. "Ada perlu apa??" "Apa kamu melihat Pak Luxius?" tanya Anzelion. Seisi organisasi sudah mengetahui bahwa Elle memiliki hubungan yang belum diresmikan dengan Mario, jadi Anzelion tidak heran jika mereka berduaan. Masalahnya adalah ini m

  • Pergerakan Penyihir Hitam   13. Konflik Internal

    Anzelion melangkah cepat, meninggalkan Meimi yang kebingungan akan perubahan drastis dari sikap Anzelion. Pria itu sedang marah padanya, ia tau. Namun tidak untuk alasannya."Anzelion! berhenti!" Meimi menggunakan sihirnya untuk mengikat Anzelion. Pria berambut hitam itu tidak bisa bergerak menjauh. "Kamu kenapa?" tanyanya tidak mengerti."Kamu tidak bilang akan menyerang mereka!" Anzelion merasakan konflik batin yang kuat. Apa yang Meimi lakukan bertentangan dengan prinsipnya. Telebih Meimi melakukan hal itu dengan membabi buta. "Bukannya kamu pasti sudah menduga saat aku bilang ingin menyerang?" kata Meimi sambil tersenyum penuh arti. Dari awal alibi mencari Erden dibuat hanya untuk menuangkan hasrat bertarungnya.Anzelion baru sadar, betapa naifnya dia. Seharusnya ia menurut pada Luxius dan Kenzo yang melarang serangan ini. Anzelion terlalu termakan dengan ajakan Meimi untuk kepentingannya sendiri. "Janjimu ku tagih nanti."*****Anzelion pergi merenung sebentar di ruangannya. Ia

  • Pergerakan Penyihir Hitam   12. Penyerangan

    Anzelion dan Meimi dikepung oleh segenap anggota kepolisian negri yang tugasnya menjaga pemerintahan. Mereka telah bersiap untuk menggunakan sihir untuk menghalau serangan dari segerombolan polisi yang memakai seragam lengkap dengan alat sihir yang dibawa. Meski jumlah mereka lebih dari lima belas orang, Anzelion dan Meimi tidak takut sedikitpun."Serang mereka!" kata komandannya. Mereka mengangkat senjata menggunakan formasi yang telah disiapkan.Gedung besar yang berada di tengah halaman dengan hamparan bunga di sekelilingnya membuat Meimi dengan bebasnya melancarkan sihir api kesukaannya yang meledak-ledak, tempat itu sangat cocok untuk dijadikan tempat pertempuran. Sudah lama ia tidak dapat bertarung sebebas sekarang karena urusan organisasi yang mengikatnya. Meimi sangat menikmati kebebasan ini. Adrenalin dalam dirinya melonjak naik.Sementara itu, Anzelion menghalau tiap serangan dengan sihir anginnya. Di sini tugasnya hanya mendukung dan membantu Meimi untuk menang lalu mendap

  • Pergerakan Penyihir Hitam   11. Penyelidikan Lanjutan

    Eron bersama Anzelion dan timnya melanjutkan pencarian mengenai penyihir hitam di perpustakaan. Tidak adanya informasi lebih lanjut membuat Eron dan Anzelion curiga kalau semua yang menyangkut penyihir hitam sengaja dihilangkan agar tidak terkuak apapun mengenai mereka. Raut wajah dari tiap anggota tim menggambarkan suasana hati mereka yang sudah bosan dan lelah membaca sederetan huruf. Mereka ingin cepat pulang dan beristirahat, alasannya yaitu mereka tau kalau besok pasti mereka harus melanjutkan penyelidikan yang lainnya. Noa menghela napas panjang. Sejak pagi hingga cahaya matahari meredup pekerjaannya hanya membaca-membaca-dan membaca. Tidak ada yang lain. Ia lebih menyukai menangani kasus di lapangan daripada hal ini. Matanya pegal dan badannya terasa kaku. Semua merasakan hal yang sama, namun tidak ada yang berani mengeluh. Menyaksikan Noa, Ether, dan lainnya yang sudah suntuk membuat Anzelion terdorong untuk membubarkan mereka. "Pulang, isi energi kalian untuk besok." ucapny

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status