Share

Bab 4 Hanya Dia Yang Istimewa

Perjalanan singkat yang dilewati pun usai dan menepi pada sebuah rumah mewah yang bak istana. Air mancur yang jernih dengan taman bunga indah dihinggapi kupu-kupu tampak jelas bak istana negeri dongeng. Ditambah lampu-lampu taman mengikuti sepanjang jalan semakin memperjelas keindahan yang ada di depan mata.

Segala keindahan serta kemewahan yang ada membuatnya membuka kedua belah mata lebar-lebar.

"Mama ada di dalam, ayo masuk!" ajak Endrick kepada Zsalsya, ia terdiam dan masih terpesona dengan bagian luar rumah itu.

Zsalsya mengerjap, ia menyadarkan diri dari lamunan untuk melanjutkan langkah kakinya kembali.

Sesampainya di sana, seorang wanita dengan rambut ikal sebahu mendatangi Zsalsya. Wanita itu tersenyum begitu melihatnya, seolah tampak senang dengan kedatangan Zsalsya.

Meski masih terkagum-kagum dengan keindahan bangunan itu, ia tidak lupa untuk mengkondisikan dirinya di sana. "Selamat malam, Tante," ucap Zsalsya dengan ramah.

"Mengapa dia datang ke sini?" batin Rosmala.

Dengan wajah terkejut, Rosmala langsung menarik Endrick ke samping, kemudian berbisik. "Bukankah dia anak Pak Firman? Mengapa kamu membawanya ke sini?"

"Dia calon istriku, dan akan tinggal di sini sampai kami menikah," balasnya dengan nada berbisik.

"Mama tidak mengerti, tolong kamu jelaskan ini!" desaknya.

"Nanti saja aku jelaskan, sekarang Mama usahakan supaya dia nyaman berada di sini."

Setelah keduanya berbisik, Rosmala pun menghampiri Zsalsya dan duduk.

"Duduk, Nak, duduk!" ujar Rosmala, antusias.

Zsalsya tidak tahu harus bagaimana. Dirinya serba bingung, sebab pertama kalinya ia datang ke rumah asing dalam keadaan memiliki kesepakatan khusus sebagai pasangan Endrick. Ia takut jika wanita itu tidak dapat menerimanya dengan baik.

Namun rupanya dugaan Zsalsya salah, justru Rosmala yang selama ini meminta kepada Endrick untuk memantaunya terlebih dahulu. Sampai pada akhirnya Endrick yakin bahwa inilah waktunya untuk membawa Zsalsya kepada Ibunya, Rosmala.

Empires Group adalah perusahaan besar yang didirikan oleh Rosmala, wanita tangguh yang berusaha berdiri sendiri demi kehidupannya. Ia terus mengembangkan bisnis di bidang perhiasan ketika dirinya memang sangat tertarik dengan kerlip perhiasan mewah nan mahal pada waktu kuliah dulu.

Rosmala pun tentu sudah cukup banyak tahu mengenai Zsalsya, meskipun sebaliknya Zsalsya tidak terlalu mengenalnya. Zsalsya hanya fokus bekerja di salah satu perusahaan sebagai desain perhiasan tanpa menoleh kanan-kiri.

Sebagai anak tunggal, Endrick seringkali diajak ke acara jamuan para pengusaha besar. Namun, saat itu Zsalsya tidak peduli dengan Endrick. Ia bahkan tidak sedikitpun menyangka bahwa dirinya akan bisa berbicara dan didekati Endrick.

Diam tanpa kata, Endrick meninggalkan Zsalsya dengan Rosmala berdua saja di sana. Ia melangkah menaiki tangga rumah dengan cepat.

"Dia malah pergi begitu saja!" umpatnya pelan. Sepasang matanya tertuju pada punggung Endrick yang semakin jauh dari pandangan.

"Mari duduk!" pintanya sekali lagi. Zsalsya menoleh ke arah Rosmala dan kemudian duduk.

Kejadian dalam hidupnya membuat Zsalsya tidak mudah percaya. Pada pertemuan pertama itu, ia langsung menaruh curiga pada Rosmala yang begitu ramah dan seolah sudah mengenalnya. Dirinya merasa bahwa ini sangat janggal, sebelum adanya kematian, tak sekalipun ia dilirik oleh Rosmala. Walaupun beberapa kali ia sempat mendapat hadiah perhiasan mahal yang jika dipikir-pikir sangat tidak mungkin jika itu didapatkan dari Arzov. Sebab, harganya pun sama seperti setahun gaji Arzov.

Sampai pada akhirnya Rosmala mengungkap sesuatu. "Nak, bagaimana dengan hadiah emas terbarunya? Apa kau suka?"

Pertanyaan itu sungguh menyilaukan pandangan Zsalsya. Ia bertanya-tanya dan....

"Hadiah emas?"

Tentu saja Zsalsya langsung merasa heran. Kedua alisnya bertautan memikirkan hal itu.

Rosmala mengangguk. "Iya, kotaknya berwarna merah dengan pita di atasnya, bahkan saya sengaja menyuruh staff saya sendiri untuk mengirimnya ke rumahmu.

Zsalsya langsung terdiam, ia kembali mengingat sekilas bayangan singkat mengenai kotak yang sempat ia lihat. Tetapi, kotak itu ia dapatkan dari Nana.

Kala itu, ia memang mendapatkan perhiasan dengan kotak merah berpita itu dari Nana, tetapi Nana mengatakan bahwa itu dari Arzov. Kini ia menyadari bahwa selama ini ia ditipu karena mulai menemukan titik terang bahwa Nana memalsukan informasinya.

Apakah itu artinya informasi yang lain pun dipalsukan? Agar dirinya semakin yakin untuk menikah dengan Arzov dan menyingkirkannya jauh dari rumah itu?

Zsalsya mengangguk. "Iya, Tante, sudah saya terima. Terima kasih banyak. Itu pasti sangat mahal sekali~"

"Bukan apa-apa. Saya juga senang memberikannya buat kamu~"

Rosmala akhirnya merasa lega karena perhiasan itu sudah sampai ke tangan orang yang ditujunya.

"Nak, kamu tinggal di sini saja! Nanti biar para pelayan yang menyiapkan semuanya!" pinta Rosmala.

Sekali lagi Zsalsya hanya tersenyum, ia menyahut dengan jawaban yang sangat singkat. "Iya, Tante." Tanpa mengerti dan yakin mengenai jawabannya sendiri.

Rosmala menyilangkan kakinya. "Jangan panggil Tante, panggil Mama saja."

Aneh! Itulah yang kerap kali muncul dalam benaknya.

"Mama tinggal sebentar, ya." Rosmala mengubah silangan kakinya dan langsung berdiri.

Rosmala menoleh ke samping, ia memanggil salah seorang pelayan rumah. Pelayan yang merasa terpanggil pun menghadap padanya.

"Iya, Nyonya. Saya di sini."

"Tolong kamu layani menantu saya dengan baik, jangan biarkan dia merasa kekurangan apapun!" perintahnya kepada pelayan itu.

"Apa! Menantu? Bukankah perjanjian itu baru disetujui tadi, kenapa aku sudah dianggap menantu? Padahal seharian ini saja Endrick terus bersamaku! Kapan dia memberitahunya?" batin Zsalsya gemetar dengan segala perasaan aneh yang menyelimuti hati dan pikirannya.

Keanehan dalam kehidupannya kali ini semakin menjadi-jadi. Zsalsya menyadari banyak hal yang tampak berbeda dari apa yang sempat dijalaninya sebelum kesempatan baru ini datang padanya.

"Mama pergi dulu, kalau kamu lapar tinggal bilang saja~!" ujar Rosmala.

Zsalsya terbangun dari lamunannya. Ia sontak tersenyum seraya mengangguk paham. "Iya, Tante, eh-Mama."

Rosmala membalikkan badan dan pergi. Ia berjalan menaiki tangga untuk menyusul Endrick yang sedang berada di kamar.

***

"Ayahmu datang menemui Mama. Kalau kamu belum menikah juga, maka sudah pasti kamu akan didesak terus-terusan untuk menikah dengan wanita pilihan Ayahmu itu. Kamu tahu sendiri kalau pilihan Ayahmu tidak benar! Memangnya kamu mau menikah dengan janda hanya demi kemajuan usaha Ayahmu setelah beberapa tahun yang lalu dia meninggalkan kita?"

Endrick terdiam. Ia memikirkan dirinya yang tidak ingin menjadi suami dari seorang janda pemilik usaha perdagangan gelap. Sebab, bukan tujuan hidupnya jika nanti harus melanjutkan usaha yang bisa merugikan dirinya..

Jika ia terjun dalam perdagangan gelap, tentu Rosmala akan sangat kecewa karena laki-laki yang dididik susah payah supaya bisa dibanggakan malah menghancurkan hidupnya.

"Aku akan mengusahakan apapun supaya bisa menolak perintah itu. Selama itu bukan keinginanku, aku akan tetap di sini!"

Rosmala mendekat. Ia memegang tangan Endrick.

"Tapi berjanjilah agar apapun yang terjadi jangan sampai menyetujuinya."

Endrick membalas tatapan hangat Rosmala yang seolah tidak ingin kehilangan dirinya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status