Ranjang Panas: Selingkuh Membawa Petaka

Ranjang Panas: Selingkuh Membawa Petaka

last updateHuling Na-update : 2025-08-15
By:  Kak GojoIn-update ngayon lang
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Rating. 1 Rebyu
8Mga Kabanata
14views
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

AREA DEWASA 21+ “Ughhh…. Mas, ahh, pelan-pelan!” Nindi merintih tatkala Daffa menghentak tubuhnya terburu-buru. Daffa tidak menghiraukan rintihan Nindi yang memintanya untuk berhenti. Ia terus memompa dirinya memasuki tubuh Nindi lebih dalam. Tempo permainannya sangat kasar membuat Nindi hampir menangis. “I-ini… ini bukan kamu, Mas! Apa yang telah terjadi padamu?!” *** Suatu malam Nindia Rahayu mendapati suaminya, Daffa Wijaya pulang dalam keadaan mabuk dan terlihat aneh. Daffa yang selalu lembut tiba-tiba menyentuhnya dengan agresif dan sangat kasar.  Kecurigaan Nindi semakin kuat saat ia menemukan celana dalam wanita di koper sang suami. Satu per satu, kejanggalan dan kebohongan mulai terkuak, membuka mata Nindi pada kenyataan pahit: Daffa berselingkuh dengan orang yang tak pernah ia duga. Akankah Nindi bertahan dalam pernikahan yang penuh luka? Atau mampukah ia bangkit dan membalas pengkhianatan itu dengan cara yang tak terduga?"

view more

Kabanata 1

Bab 1. Celana Dalam Siapa?

“Mas, ahh….”

Nindi mendesah nikmat ketika Daffa, suaminya memainkan dua aset kembarnya dengan lihai. Tak hanya itu saja, bibir Daffa pun tak henti-hentinya mencium leher sang istri dan meninggalkan jejak kepemilikan di sana.

Malam ini, Nindi berniat menyambut kepulangan Daffa dari perjalanan bisnisnya di China. Namun, penerbangan sang suami tertunda lima jam membuat Nindi ketiduran.

Nindi yang tertidur pulas pun langsung tersadar saat mendapati sang suami menindih tubuhnya dan menyentuhnya begitu liar.

“Mas, umm, kamu udah sampe dari tadi? Ahh….” Nindi bertanya sembari mendesah kecil. Tangan Daffa tak mau lepas dari dadanya, bahkan justru menelusup memasuki gaun tipisnya.

“Aku sangat lapar, Sayang,” bisik Daffa parau.

“Kebetulan aku udah masak, Mas. Tapi makanannya pasti udah dingin. Biar aku panasin dulu.”

Daffa mengunci tubuh Nindi yang hendak bangkit. Ia tatap Nindi penuh gairah. “Aku tidak meminta makanan yang itu.”

Nindi akhirnya paham. Ia tersenyum malu dan mempersilakan suaminya menjamah tubuhnya.

Daffa mencium tiap inci wajahnya lalu memandangnya kagum. “Kamu cantik sekali. Aku merindukanmu.”

“Aku juga merindukanmu, Mas.”

Nindi melihat wajah suaminya yang begitu dekat dengannya. Terlintas rasa khawatir di benaknya melihat wajah Daffa banjir pelu, tatapan yang berkabut, dan ekspresi yang tidak bisa dijelaskan. Bahkan Nindi merasakan napas Daffa begitu pendek. Sampai akhirnya Nindi menyadari telah terjadi sesuatu pada suaminya.

“Mas, apa yang terjadi padamu? Apa kamu meminum sesuatu?” tanya Nindi cemas. “Mas, sebaiknya ka—"

Kalimat Nindi terpotong karena Daffa tiba-tiba melumat bibirnya dengan rakus. Lidah suaminya itu memaksa masuk, menguasai mulut Nindi sepenuhnya.

Gaun tipis merah menyala yang digunakan oleh Nindi membuat Daffa semakin liar. Ia menjelajahi seluruh tubuh sang istri, seolah tidak tahan lagi menahan hasrat.

Tak menunggu lama, Daffa dengan cepatnya melepas gaun sang istri. Kulit Nindi yang putih dan mulus menghipnotisnya. Ia benar-benar tak bisa mengendalikan diri. Diciumnya semua permukaan kulit itu dari ujung kepala hingga ujung kaki.

“Ughhh…. Mas, ahh, pelan-pelan!” Nindi merintih tatkala Daffa menghentak tubuhnya terburu-buru.

Daffa tidak menghiraukan rintihan Nindi yang memintanya untuk berhenti. Ia terus memompa dirinya memasuki tubuh Nindi lebih dalam. Tempo permainannya sangat kasar membuat Nindi hampir menangis.

“Sebentar lagi aku keluar.” Daffa semakin mempercepat goyangannya. Satu tangannya mencengkeram tangan Nindi, satunya lagi mencekik leher sang istri, membuat Nindi kehabisan napas.

Akhirnya Daffa menyemburkan cairan cintanya ke dalam rahim sang istri.

Nindi langsung mendorong tubuh Daffa menjauh dan mengambil napas sebanyak-banyaknya.

“I-ini… ini bukan kamu, Mas! Apa yang telah terjadi padamu?!” tanya Nindi di sela napasnya yang terengah-engah.

Raut wajahnya terlihat kecewa atas permainan kasar Daffa malam ini. Di sisi lain, ia juga bingung dan bertanya-tanya kenapa Daffa mendadak agresif. Ini bukan gaya suaminya! Daffa biasanya memperlakukannya dengan lembut dan penuh cinta.

Namun, Daffa tak lantas menjawab. Ia justru memejamkan mata.

Nindi langsung membelalak tak percaya. “Kamu tidur?!”

Ia mendesah kesal. Bisa-bisanya Daffa tertidur pulas tanpa menjawab pertanyaannya. Tapi sedetik kemudian, ia melunak dengan sendirinya saat melihat wajah suaminya yang sudah terlelap.

“Huh … Kamu pasti capek banget ya, Mas?” Nindi berucap sembari mengusap lembut wajah Daffa, menghapus keringat di keningnya.

Nindi menatap wajah Daffa cukup lama. Banyak hal yang mengganggu pikirannya setelah Daffa bersikap agresif di ranjang. Namun semuanya sirna saat melihat wajah Daffa yang kelelahan.

Ini pasti pengaruh perjalanan bisnis yang panjang, membuat Daffa setress dan melampiaskannya di ranjang dengan agresif.

***

Tak terasa jam yang sudah menunjukkan pukul lima subuh, Nindi langsung bergegas bangkit dari ranjang dan bersiap memulai hari.

Nindia Rahayu adalah seorang perawat di salah satu rumah sakit swasta. Ia hanya tinggal berdua bersama Daffa Wijaya, pria yang sudah menjadi suaminya selama lima tahun. Mereka telah menjalin hubungan belasan tahun lamanya, sejak SMP.

Daffa sendiri juga adalah pria yang super sibuk dengan pekerjaannya sebagai CEO Zenith Corp, perusahaan yang baru berdiri tiga tahun dan dalam masa pengembangan. 

“Mas, kamu nggak ngantor?” Nindi mencoba membangunkan suaminya setelah satu jam berlalu. Ia sendiri sudah rapi dan siap untuk bekerja.

Daffa tidak merespon. Tubuhnya masih bergelung di bawah selimut tebal.

“Bangun, Mas! Ntar telat kerja loh!” Nindi masih berusaha membangunkan suaminya. “Aku udah buatin kamu sarapan. Keburu dingin, Mas! Ayo bangun!”

Nindi menghela napas kala Daffa tak kunjung membuka mata. Tatapannya lalu beralih ke barang-barang bawaan Daffa selama perjalanan bisnis kemarin. Karena masih ada waktu, Nindi pun membereskannya.

“Huh, Mas Daffa, Mas Daffa! Kebiasaan deh kamu! Baju kotor kok digabung sama yang masih bersih?” gerutu Nindi saat membuka koper suaminya.

Nindi mulai membongkar isi koper. Satu per satu baju kotor Daffa diambilnya untuk dimasukkan ke dalam keranjang. Namun, tiba-tiba pandangannya tertuju pada sesuatu yang asing di antara tumpukan baju.

Mata Nindi membulat terkejut kala melihat benda itu.

Sebuah celana dalam perempuan.

Bukan miliknya.

Nindi mengambil celana dalam itu, raut wajahnya langsung berubah serius. Kecurigaan mulai menggerogoti pikirannya. Ia menoleh ke arah Daffa yang masih pulas, lalu bergumam pelan dalam hati.

“Ini… celana siapa? Jangan-jangan Mas Daffa….”

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

Higit pang Kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

user avatar
Amazon amazon
bru mau mulai membaca
2025-08-15 10:56:49
0
8 Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status