Share

Bab 5 Kedatangan Pria Pengganggu

"Nona, kalau Anda lapar, biar saya buatkan makan malam," ungkap pelayan yang berada di samping Zsalsya. Wanita itu berdiri dengan tubuh agak membungkuk.

Namun, sekali lagi Zsalsya menolaknya. "Saya belum lapar, kok, cuma kedinginan saja."

Zsalsya merasa tidak nyaman berada di sana, sebab yang ditemuinya bukan orang terdekat dan ia belum terbiasa dengan itu. Baginya, bukan sesuatu hal yang mudah untuk membiasakan sesuatu di tempat baru. Walau pada kenyataannya ia harus terbiasa dengan itu.

Sembari duduk ia masih memikirkan Ayahnya di sana yang entah sedang apa. Dirinya memang mengkhawatirkan Firman, tetapi ia berusaha hati-hati agar tidak ceroboh dalam menjalankan misinya ini.

Kesedihan yang pernah dilaluinya membuatnya sadar bahwa ia tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan yang ada.

"Ada apa ini?" ujar Zsalsya keheranan kala tangannya tiba-tiba ditarik oleh seorang pria dengan tinggi sekitar 175 cm dan berkulit hitam. Ia menatap tajam mata Zsalsya.

Pelayan yang melayani Zsalsya pun langsung menariknya pergi. "Nona, sebaiknya kita pindah saja!" ungkapnya.

Namun, Zsalsya tidak mengetahui apa maksud dari pria asing itu. Ia masih berdiam diri sembari berusaha melepaskan dirinya. "Anda siapa? Kenapa tiba-tiba menarik tangan saya?"

Zsalsya sama sekali tidak tahu jika sebenarnya itu adalah Ayah Endrick. Hanya saja orang itu tidak pernah ia lihat karena memang sudah bercerai dengan Rosmala sejak Endrick berusia lima tahun.

Sementara itu, bodyguard yang menjaga rumah itu pergi menemui Endrick. Ia memberitahukan kabar tersebut padanya.

Mendengar kabar semacam ini membuatnya bergegas turun ke bawah menuruni tangga. Ia berlari dan terkadang melompati tiga tangga sekaligus. Rosmala yang juga khawatir dengan Zsalsya yang tidak tahu apa-apa pun membuatnya ikut turun ke bawah.

"Ayo Nona, kita pergi sekarang!" ajak pelayan itu sembari menarik tangan Zsalsya. Tetapi, Zsalsya masih berpikir bahwa dirinya tidak perlu sampai harus pergi karena merasa tidak memiliki masalah apapun dengan orang itu. Bahkan, ia pun sama sekali tidak mengenalnya.

Ketika dirinya memaksakan diri berjalan menuju pintu untuk menutupnya, sebuah tangan agak kasar dan kuat menariknya.

"Jangan di sini, kamu ikut saya!"

Rejho yang merupakan Ayah Endrick pun melepaskan tangan itu kala Endrick datang ke sana dan langsung menarik Zsalsya.

"Tidak baik terus berada di sini!"

Dengan gesit, Zsalsya ditariknya masuk ke dalam sebuah kamar luas dan mewah. Ruangannya sangat tertutup rapat dan Endrick merasa bahwa ini tempat yang aman.

"Kamu di sini dulu dan tolong jangan memaksa keluar tanpa saya pinta!"

"Memangnya ada apa dan kenapa?"

Namun, Endrick tidak menjelaskannya. Kini, baginya bukan saat yang tepat untuk menjelaskan hal tersebut kepada Zsalsya.

"Anakmu kurang ajar! Dia membawa wanita lain ke sini tanpa persetujuanku! Tidak boleh! Aku tidak setuju kalau dia menikahi wanita itu!" Rejho mencengkeram kuat dagu Rosmala sampai membuatnya tidak bisa bergerak. Tetapi Rosmala hanya terdiam.

"Lepaskan sekarang juga! Jangan ganggu Mama!"

Suara berat dari arah selatan datang dan semakin mendekat. Rejho pun melepaskan Rosmala.

"Sekarang kamu tidak akan bisa menolakku lagi! Kamu harus pergi untuk menikah dengan wanita pilihanku!!!"

Akan tetapi, Endrick masih dalam pendiriannya yang sama. "Maafkan saya, tapi saya tidak bisa menikah dengan wanita pilihanmu! Saya ingin hidup tenang dan bahagia dengan Mama di sini!"

Gemuruh suara perbincangan di antara mereka terdengar sampai ke telinga Zsalsya. Tetapi, ia hanya berjalan mondar-mandir dengan rasa penasaran. Ia tidak bisa keluar dari sana karena tidak ada celah baginya untuk bisa keluar. Semua jendela dan pintu terkunci rapat.

"Tidak bisa! Sekarang kamu ikut saya!"

Zsalsya yang ada di dalam kamar pun terus berusaha untuk bisa keluar dari sana. Terlebih ketika tahu bahwa telah terjadi sesuatu di rumah itu.

Namun, tiba-tiba saja matanya tertuju pada sebuah benda sepanjang seperempat meter. Ia mengambil benda itu hingga membentuk sesuatu yang menjadikan itu sebagai alatnya untuk membuka pintu yang terkunci.

Cklek!

Zsalsya tersenyum senang kala pintu itu dapat ia buka hanya dengan benda sederhana tersebut.

Kehidupan yang berantakan dan tidak bahagia membuat Zsalsya belajar banyak. Ia dapat melakukan itu pertama kalinya ketika pernah dikunci di dalam sebuah gudang rumah oleh Mariana.

Ruangan sesak yang sudah menjadi sarang laba-laba dan kecoa. Ia berkali-kali mencoba untuk membukanya karena tersiksa rasa lapar sekaligus takut. Sampai akhirnya ia dapat membuka pintu hanya dengan benda sederhana bernama kawat tanpa memerlukan kunci.

Rupanya di kehidupan barunya pun kemampuan itu masih ada, walau kehidupan yang dijalaninya kini adalah masa lalu.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status