Share

Bab 3 Hanya Sebatas Status

Author: Clavita SA
last update Last Updated: 2024-01-26 20:09:29

"A-apa yang membuatmu sampai datang ke tempat itu dan mengaku sebagai suami saya?"

Rasa penasaran dalam benaknya tak kunjung hilang ketika pria tampan nan gagah dari kalangan konglomerat itu kini bersamanya.

"Kamu tidak perlu banyak tanya.Tapi jika memang mau bekerja sama, maka saya setuju!" Endrick tidak menjelaskan panjang lebar, ia merasa bahwa cukup dirinya saja yang tahu alasan dibalik itu semua.

Zsalsya masih tidak mengerti kenapa orang itu langsung menyetujuinya pula. Namun, ia senang mendengarnya.

"Baik, tapi kerjasama kita hanya sebatas status saja. Kita tidak perlu menikah!"

Endrick menyeringai sekilas. "Baik!"

Zsalsya sama sekali tidak berpikir banyak pada pria yang ada di sampingnya. Ia bahkan tidak mencurigai sisi lain dari Endrick. Dirinya hanya fokus pada ambisinya untuk memperbaiki hidup dan balas dendam.

Waktu terus berjalan dan malam pun telah tiba. Zsalsya mengangkat tangan kirinya, melihat jam tangan yang ternyata jarum jam sudah menunjukkan pukul 19.20.

"Sekarang kita harus pergi ke suatu tempat!" ujar Zsalsya dengan panik. Matanya membulat sempurna ketika pikirannya teringat sesuatu.

Endrick menyalakan mesin mobilnya kembali. Kala itu, mereka berada di depan sebuah butik setelah membeli baju baru yang kini telah dipakai Zsalsya.

"Katakan saja lokasinya, kita pergi ke sana!"

Zsalsya teringat bahwa di masa depan pada jam ini adalah jadwalnya makan malam yang dimanfaatkan untuk membicarakan pernikahannya dengan Arzov.

***

"Zsalsya Aruna, bagaimana pun caramu untuk membatalkan pernikahan ini, tidak akan bisa!" batin Arzov seraya menajamkan tatapan pada sebuah garpu yang ia pegang.

Karena acara makan malamnya diadakan di taman rumah dengan meja panjang yang berhiaskan bunga mawar merah segar dan beberapa lilin di tengah meja. Menciptakan suasana romantis dan harmonis.

Untuk itu, mereka dapat melihat langsung kala sebuah mobil mewah berwarna putih kinclong memasuki area. Tak sedikit dari mereka yang menduga bahwa di dalamnya ada Zsalsya. Tetapi, begitu melihat kaki mulus nan jenjang, barulah mereka sadar.

"Astaga! Itu Zsalsya!" umpat Mariana dengan mata membelalak seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya itu.

Lebih syok lagi kala melihat Zsalsya menggandeng lengan pria tampan di sampingnya. Mereka berjalan penuh kharisma menuju meja yang tersedia.

Penampilan Zsalsya kala itu tampak cantik dan elegan. Bahkan, Nana pun kalah penampilan. Karena malam ini Zsalsya tampil jauh berbeda dibanding sebelumnya.

Dengan percaya diri dan santai, Zsalsya memperkenalkan Endrick di hadapan semuanya.

"Selamat malam, semuanya~! Mohon maaf karena kami datang terlambat~! Ini suami saya, namanya Endrick!" ungkap Zsalsya.

Ia berbicara dengan begitu ringan, bahkan dalam kalimatnya ia menyelingi itu dengan senyuman manis.

"Selamat malam semuanya, saya Endrick dan saya datang ke sini untuk menemani istri saya makan malam!"

Semuanya membelalak tak percaya dengan apa yang mereka dengar. Terutama keluarga Arzov yang merasa tertipu dengan Zsalsya.

"APA-APAAN INI!!!" seorang wanita yang merupakan Ibu Arzov menggebrak meja tak terima.

Mariana berdiri, ia menghampiri Zsalsya, bersikap seperti seorang pahlawan yang ingin memperbaiki citra dalam keluarga.

"Zsalsya, apa yang kamu lakukan? Jangan membuat Mama dan Papamu malu!" tegurnya sembari mencengkeram lengan Zsalsya.

Dengan berani, Zsalsya pun membalasnya. "Memangnya siapa yang membuat Mama malu? Aku hanya memperkenalkannya kepada semua orang yang ada di sini!" ujarnya sembari melepaskan cengkraman kuat itu.

"Sekarang cepat kamu minta maaf kepada semuanya dan katakan pada mereka kalau ini tidak benar!"

"Tidak mau! Lepaskan lenganku!"

Endrick yang mencoba melindungi Zsalsya dari wanita yang berhati jahat itu pun segera melepaskan cengkraman erat pada lengan Zsalsya.

Suasana yang awalnya damai menjadi ramai. Keluarga Arzov tidak terima dengan pernyataan Zsalsya. Mereka berdiri dan menyatakan ketidaksetujuannya.

"Untuk apa kami datang kemari kalau cuma untuk menyaksikan hal ini! Sangat memalukan .... Ughh!" gerutu Ibu Arzov.

Zsalsya pun memperjelasnya lagi kepada Ibu Arzov yang tampak kesal dengan ini.

"Tante, sebelumnya saya sudah mengatakan hal ini kepada Arzov. Kalau Anak Tante tidak jujur, saya minta maaf. "

Ibu Arzov menoleh ke arah Anaknya sembari mengibas rambutnya dengan geram.

Firman sendiri masih tidak menyangka jika Zsalsya membawa seorang pria dan langsung memberikan pernyataan itu. Bagaimana mungkin Zsalsya sudah memiliki suami, sedangkan menyaksikan menikah saja tidak pernah.

"Mungkin terdengar cukup rumit, tapi kami memang sudah menikah!" Endrick memperjelasnya lagi sembari menggenggam erat jari jemari mungil Zsalsya.

Terpaksa keduanya berbohong dan bekerja sama melakukan semua itu, agar pernikahan Zsalsya dengan Arzov jangan sampai terjadi. Sejujurnya Zsalsya merasa risih dengan keberadaan Nana dan Mariana. Sikap mereka yang terkadang cari muka di depan Firman membuatnya muak. Ia ingin mengungkap segalanya, tetapi tidak bisa sekarang.

"Kalau aku bilang ke Papa bahwa aku dari masa depan, dia pasti tidak akan percaya. Aku juga pasti ditertawakan karena berhalusinasi." Zsalsya mengepal salah satu tangannya kuat-kuat, menyimpan amarah dan dendam dalam kepalan kuat itu.

Firman tak mampu berkata-kata lagi. Tetapi, dirinya masih tidak senang dengan Zsalsya yang tiba-tiba mengumumkan hal itu.

Nana menghampiri Mariana begitu melihat Firman yang hanya terdiam tanpa memberikan komentar apapun lagi.

"Ma, bagaimana ini? Kalau Zsalsya tidak menikah dengan pria pilihan kita, maka kita tidak bisa menyingkirkan dia dari rumah ini selamanya," bisiknya di telinga.

"Tenang saja, Mama pasti akan memperjuangkan sesuatu," sahutnya dengan nada berbisik.

"Zsalsya, Nak, apa yang terjadi sama kamu? Bukannya kamu mencintainya, kenapa sekarang malah mengumumkan kalau kamu menikahi pria lain?" tuturnya dengan nada lembut.

Walaupun dalam kelembutan itu Endrick dapat membaca isi hatinya. Ia dapat melihat wanita yang bak ular bermuka dua.

"Maaf kalau saya ikut campur, tapi sebaiknya jangan paksa Zsalsya untuk menuruti keinginanmu. Dia sudah dewasa dan bisa menentukan pilihannya sendiri!" bela Endrick memasang badan di depan Zsalsya.

Zsalsya terdiam mendengar Endrick yang tampak serius membela dirinya.

"Dia ini aneh, tiba-tiba datang dan sekarang bersikap seolah sangat dan mengenal ibu tiriku. Sebenarnya, siapa dia ini? Kenapa bisa terdengar sangat tahu apa yang aku mau?" batin Zsalsya dengan pandangan melirik ke arah Endrick.

"Kalau memang tidak ada yang perlu disampaikan lagi, kami pamit pergi! Karena kami datang ke sini hanya untuk mengumumkan hal itu!" ungkap Endrick membawa Zsalsya pergi dari sana.

Endrick berpikir bahwa memang tidak aman jika terus membiarkan Zsalsya berada di sana. Ia dapat mendengar isi hati Nana dan Mariana yang tampak sangat membenci Zsalsya dan seolah tengah menyiapkan jebakan untuk wanita yang tengah bersamanya itu.

"Kamu ini siapa? Kenapa seperti tahu segalanya?" tanya Zsalsya setelah berjalan jauh dari sana dan kini di samping mobil mewah.

"Kalau tujuanmu untuk membalas dendam, ikuti saja alurnya!"

Endrick membuka pintu mobil untuk Zsalsya dan mempersilakannya masuk.

"Malam ini, saya akan membawamu pada Mama!" ujar Endrick.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 309 END

    Karena kecelakaan terjadi saat Firman sudah tancap gas pergi, sehingga ia tidak tahu bahwa di sana telah terjadi kecelakaan. Ia juga tidak tahu jika yang mengalami itu adalah Mariana.Firman hanya fokus untuk pulang ke rumah tanpa berpikir apapun. Zsalsya yang kala itu tengah memasak pun mendadak ingat kepada Ayahnya, yang membuatnya langsung menghentikan tangannya. Ia melamun, hingga percikan minyak itu membuatnya langsung terhenyak kaget dan menjauh dari wajan tersebut.Endrick yang melihat itu langsung meniupi tangan Zsalsya yang terkena percikan minyak. "Biar pelayan kita saja yang melakukannya!"Endrick menoleh ke samping -- tepatnya ke arah pelayan yang ada di sana. "Tolong kamu lanjutkan!""Baik!" sahut salah seorang pelayan yang saat itu tengah berdiri di sana. Tetapi begitu mendapat perintah, ia pun langsung menuju wajan yang ada di sana.Endrick mengajak Zsalsya pergi menuju kursi yang ada di sana. "Kamu sedang memikirkan apa?" tanya Endrick yang melihat Zsalsya dengan tata

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 308 Karma Atas Kejahatan

    "Baik, biar saya periksa dulu," ujar dokter itu yang kemudian melakukan pemeriksaan terhadap Firman.Sementara di sana, Mariana mengintip dan kini tengah bersembunyi. Ia terus memperhatikan Firman yang saat ini tengah diperiksa oleh dokter tersebut. "Mana obatnya?" gumamnya.Selang lima menit, pemeriksaan selesai. Dokter itu pun kemudian pergi sebentar untuk mengambil obat untuk Firman.Di kala dokter itu mengambilkan obat, Mariana yang sudah sejak tadi menunggu saat itu tiba pun membuatnya langsung bergegas pergi sejenak mengikuti kemanapun dokter itu pergi.Mariana menghampiri dokter itu ketika obat pada sebuah kotak kecil itu tergeletak di meja."Dok, saya mau memeriksa jantung saya yang sedang kurang baik. Dokter mana, ya, yang suka memeriksanya?" tanya Mariana seraya mengenakan maskernya. Ia bertingkah seolah tidak tahu apa-apa.Dengan santainya, dokter itu pun kemudian menyahut. "Saya dokter jantung. Kalau mau, bisa saya periksa, tapi biarkan saya melayani pasien yang lain dul

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 307 Penguntit

    Rosmala yang belum mendapat kabar apapun, baik itu dari Endrick maupun dari Priyatna -- sopir pribadi Endrick, membuatnya mondar-mandir karena khawatir."Kenapa belum juga ada kabar apapun?" gumam Rosmala yang saat itu dalam kebingungan. Meskipun begitu, ia merasa bahwa semuanya akan baik-baik saja.Tak lama dari itu, sebuah mobil memasuki halaman rumah dan kemudian mobil itu menepi.Rosmala yang terus mondar-mandir di teras pun langsung menghentikan langkah kakinya. Segera saja ia menuruni sedikit tangga dan langsung menghampiri mobil tersebut yang mana ia pikir bahwa itu adalah Endrick dan seharusnya bersama Zsalsya.Begitu pintu mobil terbuka, langsung terlihatlah kaki Endrick yang keluar dari sana."Nak, akhirnya kamu kembali! Mana Zsalsya?" tanya Rosmala. Ia melihat ke dalam mobil dan saat itu Zsalsya pun memang hendak keluar dari mobil tersebut.Begitu Zsalsya turun, Rosmala langsung memeluk menantunya. "Akhirnya kamu kembali juga. Mama khawatir dengan keadaan kalian. Mengingat

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 306 Titik Kekalahan Para Penjahat

    Telepon Endrick yang saat itu sudah terhubung dengan Piryatna yang merupakan sopir kepercayaannya membuatnya bisa tahu kapan ia akan bergerak melakukan tugasnya. Setelah tahu bahwa Zsalsya ditemukan di lantai dua, sopir pribadi itu pun langsung mengajak kepada para bodyguard untuk mengikuti Endrick ke lantai atas sana. Sedangkan polisi, pada saat yang sama mereka juga masuk dan langsung menyergap. Sontak saja, semua preman yang ada di sana pun langsung berusaha kabur, termasuk Arzov. Namun sayangnya, polisi yang datang jauh lebih banyak dibanding para preman itu sendiri. "Jangan bergerak!" ujar salah seorang polisi sembari menembakkan pistol ke atas. Preman yang saat itu masih berada di sana pun langsung angkat tangan kala para polisi yang sejak awal sudah siap sedia untuk menangkap mereka kini memperlihatkan diri mereka. "Sialan! Kenapa harus ada banyak polisi!" gumam Arzov dengan kedok yang masih terpasang di kepala hingga menutup wajahnya. Namun, polisi yang bertugas la

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 305 Pembebasan

    DOORR!!!Endrick melesatkan peluru dari pistol yang dipegangnya. Sontak, polisi yang sudah bersiap pun langsung turun dari mobil dan mengepung rumah itu. Kyora tidak tahu jika rumahnya telah terkepung dan tidak memiliki jalan lagi untuk keluar.Sekalipun polisi yang mengepung, tetapi mereka tidak langsung masuk ke dalam. Para bodyguard Endrick hanya bersiap siaga di luar rumah."Serahkan Zsalsya padaku sekarang juga!" pinta Endrick. Namun, preman yang ada di sana seolah langsung siap siaga untuk menyerang Endrick. Para saat yang sama, ketika mereka hendak menyerang, Endrick melesatkan peluru ke sebuah botol kaca yang ada di sana, hingga tercipta suara berisik yang membuat para bodyguard Endrick keluar. Ketika para preman lengah karena fokusnya teralihkan kepada para bodyguard Endrick. Lada saat itulah Endrick pergi untuk mencari keberadaan Zsalsya. Endrick memplintir tangan Kyora ke belakang dan langsung menodongnya. "Cepat tunjukkan padaku di mana Zsalsya sekarang berada!" perint

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 304 Taktik Penyelamatan

    "Ma, aku pergi sekarang!" pamit Endrick ketika dirinya sudah menambahkan jaket pada pakaian atasnya. "Iya, Nak!" sahut Rosmala.Mereka yang telah mengatur rencana untuk segala sesuatunya pun kemudian berangkat dari rumah itu untuk kemudian pergi menuju lokasi alamat yang ia dapatkan sebelumnya.Endrick memasuki sebuah mobil. Ia kembali mengemudi sendiri. Kali ini, ia menggunakan mobil yang lain dengan warna putih. Rosmala yang saat itu melihat Anaknya berangkat untuk menyelamatkan Zsalsya pun hanya berdo'a agar selamat dan mereka menjalankan rencana dengan baik dan berhasil, agar bisa membawa Zsalsya kembali.Setelah Endrick pergi, di belakang itu, mobil yang dikemudikan oleh para bodyguardnya ada di belakang mobil Endrick. Hanya saja, saat itu cukup berjarak. Sebab, Endrick tidak mau jika lawan menganggap bahwa Endrick datang bersama orang lain."Zsa, tunggu aku, aku datang untuk menyelamatkanmu sekarang! Kita pasti akan bersama lagi!" ujar Endrick sembari mengemudi. Pandangannya f

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 303 Sebagai Pengingat

    "Tidak tahu terima kasih! Disuapin malah dimuntahin! Makan saja sendiri, terserah kalau kamu lapar juga!" sentak Arzov. Ia menaruh piring itu di meja dan kemudian melangkah pergi dari tempat itu.Arzov segera menemui Kyora, yang mana ada janji yang belum ia tagih sekaligus belum ia dapatkan pula uang yang dijanjikannya.Zsalsya berusaha untuk melepaskan dirinya, tetapi masih susah. "Aku mau buang air! Tolong lepaskan ikatan tanganku!" pinta Zsalsya dengan tegasnya.Namun, kedua preman itu hanya saling memandang satu sama lain. Mereka seolah tengah saling melempar kode melalui pandangan mata. Memutuskan apakah harus melepaskan ikatan tangan Zsalsya atau malah mengabaikannya.Mereka juga takut jika Zsalsya ternyata membohongi mereka, untuk itulah kedua preman itu tidak mau langsung percaya begitu saja."Apa kalian mau melihat aku buang air di sini?!" tambah Zsalsya dengan sedikit ancaman halus yang membuat kedua preman itu bingung dalam memilih. Namun, tak lama setelahnya, Arzov kembal

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 302 Dipaksa

    Dalam kesendiriannya, Zsalsya hanya harus menahan rasa takut dalam dirinya kala di tempat yang gelap itu ia sendirian. Namun, kemudian sebuah pikiran berlarian di kepala."Tapi waktu itu saja aku bisa melarikan diri. Bagaimana kalau sekarang aku juga mencobanya?" batin Zsalsya dalam diamnya. Ia terus memikirkan hal itu.Zsalsya melihat ke sekeliling. Ia berusaha melepaskan tali yang mengikat erat di pergelangan tangan dan kakinya itu. Tetapi, rupanya di tempat itu terdapat cctv tersembunyi. Kyora dan anak buahnya terus memantau sampai mendapat kabar dari Endrick bahwa pria itu datang ke tempat tersebut untuk menjemput Zsalsya.Semalaman Zsalsya tidak bisa tidur. Ia berusaha untuk melepaskan diri, tetapi dirinya tidak bisa membuka ikatan itu.Kyora yang memperhatikan setiap gerak-gerik Zsalsya itu hanya diam seraya menopang dagu. Sesekali ia menyungging licik dengan apa yang dilihatnya saat itu."Sekarang kamu tidak akan bisa kabur atau melepaskan diri dariku lagi. Aku tidak akan sebod

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 301 Jangan Percaya Manusia Licik

    Sampai di dalam kamar, para pelayan yang ada di sana sontak mengambil kotak P3K untuk merawat luka Endrick. Lukanya sangat parah dan saking khawarisnya, Rosmala langsung memanggil dokter.Rosmala duduk di samping Endrick seraya membelai rambutnya. "Nak, kenapa ada orang jahat yang berani melakukan hal ini sama kamu?" ucapnya dengan mata berkaca-kaca.Ibu mana yang tidak bersedih saat anak semata wayangnya terluka parah. "Mama tidak akan pernah memaafkan kesalahan orang yang tega melakukan semua ini!" ucapnya.Tak perlu menunggu waktu lama, dokter yang dipanggil oleh Rosmala beberapa saat yang lalu pun kemudian datang. Ia membawa alat untuk memeriksa kondisi pasiennya tersebut."Dok, tolong periksa. Saya tidak mau sesuatu terjadi pada tubuhnya!" pinta Rosmala kepada dokter itu.Dokter itu tersenyum seraya mengeluarkan alat untuk memeriksa. "Baik, biar saya periksa dulu kondisinya, ya," sahut dokter itu.Mulai dari detak jantung dan semua luka yang ada pada tubuh Endrick, semuanya dipe

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status