Share

Bab 3 Hanya Sebatas Status

"A-apa yang membuatmu sampai datang ke tempat itu dan mengaku sebagai suami saya?"

Rasa penasaran dalam benaknya tak kunjung hilang ketika pria tampan nan gagah dari kalangan konglomerat itu kini bersamanya.

"Kamu tidak perlu banyak tanya.Tapi jika memang mau bekerja sama, maka saya setuju!" Endrick tidak menjelaskan panjang lebar, ia merasa bahwa cukup dirinya saja yang tahu alasan dibalik itu semua.

Zsalsya masih tidak mengerti kenapa orang itu langsung menyetujuinya pula. Namun, ia senang mendengarnya.

"Baik, tapi kerjasama kita hanya sebatas status saja. Kita tidak perlu menikah!"

Endrick menyeringai sekilas. "Baik!"

Zsalsya sama sekali tidak berpikir banyak pada pria yang ada di sampingnya. Ia bahkan tidak mencurigai sisi lain dari Endrick. Dirinya hanya fokus pada ambisinya untuk memperbaiki hidup dan balas dendam.

Waktu terus berjalan dan malam pun telah tiba. Zsalsya mengangkat tangan kirinya, melihat jam tangan yang ternyata jarum jam sudah menunjukkan pukul 19.20.

"Sekarang kita harus pergi ke suatu tempat!" ujar Zsalsya dengan panik. Matanya membulat sempurna ketika pikirannya teringat sesuatu.

Endrick menyalakan mesin mobilnya kembali. Kala itu, mereka berada di depan sebuah butik setelah membeli baju baru yang kini telah dipakai Zsalsya.

"Katakan saja lokasinya, kita pergi ke sana!"

Zsalsya teringat bahwa di masa depan pada jam ini adalah jadwalnya makan malam yang dimanfaatkan untuk membicarakan pernikahannya dengan Arzov.

***

"Zsalsya Aruna, bagaimana pun caramu untuk membatalkan pernikahan ini, tidak akan bisa!" batin Arzov seraya menajamkan tatapan pada sebuah garpu yang ia pegang.

Karena acara makan malamnya diadakan di taman rumah dengan meja panjang yang berhiaskan bunga mawar merah segar dan beberapa lilin di tengah meja. Menciptakan suasana romantis dan harmonis.

Untuk itu, mereka dapat melihat langsung kala sebuah mobil mewah berwarna putih kinclong memasuki area. Tak sedikit dari mereka yang menduga bahwa di dalamnya ada Zsalsya. Tetapi, begitu melihat kaki mulus nan jenjang, barulah mereka sadar.

"Astaga! Itu Zsalsya!" umpat Mariana dengan mata membelalak seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya itu.

Lebih syok lagi kala melihat Zsalsya menggandeng lengan pria tampan di sampingnya. Mereka berjalan penuh kharisma menuju meja yang tersedia.

Penampilan Zsalsya kala itu tampak cantik dan elegan. Bahkan, Nana pun kalah penampilan. Karena malam ini Zsalsya tampil jauh berbeda dibanding sebelumnya.

Dengan percaya diri dan santai, Zsalsya memperkenalkan Endrick di hadapan semuanya.

"Selamat malam, semuanya~! Mohon maaf karena kami datang terlambat~! Ini suami saya, namanya Endrick!" ungkap Zsalsya.

Ia berbicara dengan begitu ringan, bahkan dalam kalimatnya ia menyelingi itu dengan senyuman manis.

"Selamat malam semuanya, saya Endrick dan saya datang ke sini untuk menemani istri saya makan malam!"

Semuanya membelalak tak percaya dengan apa yang mereka dengar. Terutama keluarga Arzov yang merasa tertipu dengan Zsalsya.

"APA-APAAN INI!!!" seorang wanita yang merupakan Ibu Arzov menggebrak meja tak terima.

Mariana berdiri, ia menghampiri Zsalsya, bersikap seperti seorang pahlawan yang ingin memperbaiki citra dalam keluarga.

"Zsalsya, apa yang kamu lakukan? Jangan membuat Mama dan Papamu malu!" tegurnya sembari mencengkeram lengan Zsalsya.

Dengan berani, Zsalsya pun membalasnya. "Memangnya siapa yang membuat Mama malu? Aku hanya memperkenalkannya kepada semua orang yang ada di sini!" ujarnya sembari melepaskan cengkraman kuat itu.

"Sekarang cepat kamu minta maaf kepada semuanya dan katakan pada mereka kalau ini tidak benar!"

"Tidak mau! Lepaskan lenganku!"

Endrick yang mencoba melindungi Zsalsya dari wanita yang berhati jahat itu pun segera melepaskan cengkraman erat pada lengan Zsalsya.

Suasana yang awalnya damai menjadi ramai. Keluarga Arzov tidak terima dengan pernyataan Zsalsya. Mereka berdiri dan menyatakan ketidaksetujuannya.

"Untuk apa kami datang kemari kalau cuma untuk menyaksikan hal ini! Sangat memalukan .... Ughh!" gerutu Ibu Arzov.

Zsalsya pun memperjelasnya lagi kepada Ibu Arzov yang tampak kesal dengan ini.

"Tante, sebelumnya saya sudah mengatakan hal ini kepada Arzov. Kalau Anak Tante tidak jujur, saya minta maaf. "

Ibu Arzov menoleh ke arah Anaknya sembari mengibas rambutnya dengan geram.

Firman sendiri masih tidak menyangka jika Zsalsya membawa seorang pria dan langsung memberikan pernyataan itu. Bagaimana mungkin Zsalsya sudah memiliki suami, sedangkan menyaksikan menikah saja tidak pernah.

"Mungkin terdengar cukup rumit, tapi kami memang sudah menikah!" Endrick memperjelasnya lagi sembari menggenggam erat jari jemari mungil Zsalsya.

Terpaksa keduanya berbohong dan bekerja sama melakukan semua itu, agar pernikahan Zsalsya dengan Arzov jangan sampai terjadi. Sejujurnya Zsalsya merasa risih dengan keberadaan Nana dan Mariana. Sikap mereka yang terkadang cari muka di depan Firman membuatnya muak. Ia ingin mengungkap segalanya, tetapi tidak bisa sekarang.

"Kalau aku bilang ke Papa bahwa aku dari masa depan, dia pasti tidak akan percaya. Aku juga pasti ditertawakan karena berhalusinasi." Zsalsya mengepal salah satu tangannya kuat-kuat, menyimpan amarah dan dendam dalam kepalan kuat itu.

Firman tak mampu berkata-kata lagi. Tetapi, dirinya masih tidak senang dengan Zsalsya yang tiba-tiba mengumumkan hal itu.

Nana menghampiri Mariana begitu melihat Firman yang hanya terdiam tanpa memberikan komentar apapun lagi.

"Ma, bagaimana ini? Kalau Zsalsya tidak menikah dengan pria pilihan kita, maka kita tidak bisa menyingkirkan dia dari rumah ini selamanya," bisiknya di telinga.

"Tenang saja, Mama pasti akan memperjuangkan sesuatu," sahutnya dengan nada berbisik.

"Zsalsya, Nak, apa yang terjadi sama kamu? Bukannya kamu mencintainya, kenapa sekarang malah mengumumkan kalau kamu menikahi pria lain?" tuturnya dengan nada lembut.

Walaupun dalam kelembutan itu Endrick dapat membaca isi hatinya. Ia dapat melihat wanita yang bak ular bermuka dua.

"Maaf kalau saya ikut campur, tapi sebaiknya jangan paksa Zsalsya untuk menuruti keinginanmu. Dia sudah dewasa dan bisa menentukan pilihannya sendiri!" bela Endrick memasang badan di depan Zsalsya.

Zsalsya terdiam mendengar Endrick yang tampak serius membela dirinya.

"Dia ini aneh, tiba-tiba datang dan sekarang bersikap seolah sangat dan mengenal ibu tiriku. Sebenarnya, siapa dia ini? Kenapa bisa terdengar sangat tahu apa yang aku mau?" batin Zsalsya dengan pandangan melirik ke arah Endrick.

"Kalau memang tidak ada yang perlu disampaikan lagi, kami pamit pergi! Karena kami datang ke sini hanya untuk mengumumkan hal itu!" ungkap Endrick membawa Zsalsya pergi dari sana.

Endrick berpikir bahwa memang tidak aman jika terus membiarkan Zsalsya berada di sana. Ia dapat mendengar isi hati Nana dan Mariana yang tampak sangat membenci Zsalsya dan seolah tengah menyiapkan jebakan untuk wanita yang tengah bersamanya itu.

"Kamu ini siapa? Kenapa seperti tahu segalanya?" tanya Zsalsya setelah berjalan jauh dari sana dan kini di samping mobil mewah.

"Kalau tujuanmu untuk membalas dendam, ikuti saja alurnya!"

Endrick membuka pintu mobil untuk Zsalsya dan mempersilakannya masuk.

"Malam ini, saya akan membawamu pada Mama!" ujar Endrick.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status