Ongki agak terkejut mendengarnya. Dia pun bertanya, "Yang Mulia, masalah apa yang ingin Anda bahas dengan saya?"Meskipun hanya fokus pada pangan dan donasi, Ongki bisa merasakan masalah ini sangat penting. Kalau tidak ditangani dengan baik, takutnya situasi akan memburuk. Jadi, dia tentu ingin mendengar apa yang akan dikatakan Wira.Wira pun berucap, "Tuan Ongki, sebenarnya tujuan utamaku menyuruhmu datang untuk mengawasi Luki dan Yusri. Bagaimanapun, yang bisa dikeluarkan hanya tersisa 200.000 uang emas. Ditambah lagi istana ingin melengserkan Luki. Ada 1.000 pasukan yang berada di bawah naungan Luki sehingga aku nggak ingin mengusiknya.""Kamu juga mengerti alasannya. Aku bukan penduduk asli Kerajaan Agrel. Jabatanku ini diberikan Ibu Suri. Apalagi, masih ada orang yang ingin mencelakaiku di sini. Makanya, aku merasa akan lebih baik kalau kita kerja sama," jelas Wira.Ongki pun memahami maksud Wira. Setelah ragu-ragu sejenak, dia masih kurang memercayai Wira. Dia merasa hal ini terl
Cepat atau lambat, Luki pasti akan mendapatkan masalah. Jadi, bekerja sama dengan Wira adalah keputusan terbaik. Wira adalah seorang raja, pasti bisa melindunginya.Selain itu, Ongki juga tergiur dengan kekayaan yang dimiliki Luki. Jelas sekali, itu bukan nominal kecil. Jika berhasil menguasai semuanya, dia bisa menjadi penguasa besar di Niaga.Jadi, setelah mempertimbangkannya, Ongki bertanya, "Yang Mulia, bagaimana kalau saya langsung membawa orang untuk menghabisinya?"Ongki adalah orang yang berkarakter kejam. Begitu seseorang membuatnya gusar, dia bisa langsung membunuh orang itu.Tawaran ini pun membuat Wira tertegun. Secepat itu perkembangannya? Langsung membawa orang membunuh Luki? Ide ini cukup bagus!Wira memikirkannya sesaat sebelum menyahut, "Boleh saja, tapi harus dilakukan secara diam-diam. Jangan sampai identitasmu terungkap. Bagaimanapun, membunuh pejabat istana merupakan dosa besar!"Ongki pun tertawa dan membalas, "Yang Mulia tenang saja. Saya bisa menghabisinya denga
Usai Wira berkata demikian, raut wajah Ongki terlihat sangat gembira. Inilah hal terpenting baginya, yang lainnya sama sekali bukan masalah. Membunuh ataupun tidak membunuh, sama-sama adalah perkara mudah bagi Ongki.Di pegunungan yang jauh dari istana ini, setidaknya akan ada dua orang yang mati setiap tahunnya. Hanya saja, tidak ada yang berani berkomentar apa-apa. Selama bayarannya banyak, kalaupun diminta membunuh putra mahkota di Niaga, Ongki juga berani melakukannya.Meskipun agak berlebihan, ini bukan omong kosong. Ongki memang memiliki kemampuan tersebut. Asalkan direncanakan dengan matang, siapa yang bisa menuduhnya? Ongki hanya perlu mencari beberapa kambing hitam, itu adalah hal yang sangat mudah baginya. Bagaimanapun, Ongki dapat dianggap sebagai kaisar lokal di Niaga."Oke. Kalau begitu, Pangeran, aku akan menunggumu!" ucap Ongki yang terkekeh-kekeh, lalu segera pergi.Begitu Ongki pergi, Biantara berjalan keluar, lalu bertanya dengan penasaran, "Kak Wira, kamu mau memanfa
Setelah mendengar perkataan tersebut, Luki tertegun sejenak.Wira mendengus dingin dan langsung berkata, "Luki, apa kata-kataku masih belum cukup jelas, atau kamu yang nggak paham? Mana mungkin kamu nggak tahu apa yang sudah kamu lakukan sendiri? Luki, biar kutegaskan, aku memberitahumu tentang ini karena itu masih diperlukan. Kalau nggak, kamu pasti sudah mati, mengerti?"Usai mendengar perkataan Wira, ekspresi Luki langsung menjadi sangat suram. Dia sangat tahu apa yang telah dia lakukan selama beberapa tahun ini. Namun, dia yakin bahwa pemerintah tidak akan melakukan sesuatu terhadapnya. Di pegunungan yang jauh dari istana ini, kalaupun dia serakah, memangnya berapa banyak yang dapat dia korupsi?Luki pun berkata, "Pangeran, kamu jangan menakut-nakutiku!" Dia memicingkan mata dengan sorot mata yang dingin.Wira juga menatapnya, lalu berkata sambil tersenyum dingin, "Kenapa, Luki? Kamu nggak terima?"Setelah itu, Wira langsung mengeluarkan senapan dan melancarkan satu tembakan ke tan
Wira berbicara dengan Luki dari sudut pandang yang berbeda.Setelah mendengar perkataan itu, ekspresi Luki berubah dan menarik napas dalam-dalam. Sebenarnya, dia memang orang yang intelektual dan hatinya selalu berpikir untuk menjadi orang baik. Namun, kenyataan tidak mengizinkannya. Terkadang, tindakan yang jujur dan bersih, tidak memungkinkannya untuk bertahan hidup.Maksud dari perkataan Wira seolah-olah ingin memberi tahu Luki untuk melakukan apa pun yang diinginkannya, kecuali meningkatkan kemiskinan di daerah ini. Dia tentu saja ingin melakukan seperti itu, tetapi dengan adanya Ongki dan Yusri, dia tidak bisa melakukannya. Kedua orang itu adalah penguasa daerah setempat dan sulit untuk dihadapi. Dia tidak mungkin bermusuhan dengan mereka.Sebenarnya, saat baru datang ke Niaga, Luki memang ingin mengubah situasinya dan membuat daerah itu menjadi makmur. Namun, di hari pertamanya datang ke sana, dia langsung mendapat hadiah besar berupa uang dan wanita dari Ongki dan Yusri. Dia pun
"Mengenai Ongki dan Yusri, sebenarnya mudah saja. Mereka sudah melakukan begitu banyak kejahatan, mereka nggak akan lolos dari hukuman mati. Aku cukup mengumpulkan lima ribu pasukan saja sudah bisa menyingkirkan mereka sepenuhnya. Dengan begini, semua masalah di sini akan terselesaikan. Alasanku nggak melakukannya karena merasa terlalu merepotkan, jadi ... pemerintah memutuskan untuk memberimu kesempatan sekali lagi untuk menunjukkan bakatmu. Kalau tentang Ongki dan Yusri, aku akan cari cara untuk membereskan mereka. Pada saat itu, kamu hanya perlu membantuku melaksanakannya saja."Setelah mendengar perkataan Wira, Luki baru menyadari ternyata target Wira untuk hal kali ini bukan hanya dirinya. Yang paling utama adalah Wira ingin mengurus perkembangan keuangan daerah itu."Yang Mulia, saya sudah mengerti. Setelah mendengar perkataan Anda hari ini, saya mendapat pencerahan." Setelah mengatakan itu, Luki memberi hormat kepada Wira."Hahaha. Memang santai kalau berbicara dengan orang terp
Keesokan paginya, urusan bantuan bencana akhirnya dimulai. Setelah memikirkannya semalaman, Luki memutuskan harus melakukan sesuatu. Dia sadar langkah pertamanya adalah menyingkirkan Yusri dan Ongki. Namun, Ongki adalah seorang kepala perampok yang tidak mengerti banyak hal dan cenderung bertindak tanpa memikirkan konsekuensinya. Dia tidak ingin menyinggung orang seperti Ongki terlebih dahulu. Karena itulah, dia mencari Yusri."Kak Yusri, aku curiga kedatangan Wira dan yang lainnya ke sini kali ini mungkin akan membuat perubahan besar!"Luki tahu Yusri memiliki banyak properti dan yang paling kaya di antara mereka. Namun, Yusri adalah seorang pedagang yang memiliki pemikiran dagangnya sendiri. Bisa dibilang, dia hanya mengutamakan keuntungan atau bisa dibilang juga dia pengecut.Bagaimanapun, dia bukan Ongki yang selalu mengandalkan kekerasan. Ditambah lagi dengan temperamennya yang buruk, serta bisa melakukan hal di luar kendali dan tidak memedulikan konsekuensinya.Namun Yusri berbed
Selain mereka bertiga, masih ada siapa lagi yang makmur di Niaga?"Tuan Luki, maksud Anda ... pemerintah berharap kita yang mengurus hal ini?" kata Yusri sambil menelan ludah dan ekspresinya terlihat agak muram."Aku rasa seperti itu. Kalau bantuan pangan dari pemerintah masih belum datang, bagaimana kita bisa memberikan bantuan kepada para korban bencana itu? Kalau nanti Wira ini langsung pergi dan orang yang bertanggung jawab atas hal ini akan jatuh ke tanganku, bukankah aku yang akan disalahkan? Tentu saja, kalau terjadi masalah denganku, kalian ... juga tidak akan lepas. Selain itu, kita tentu saja butuh uang untuk bantuan korban bencana kali ini. Kalau membahas soal uang, kamu dan Ongki adalah orang yang paling kaya. Kalau nggak salah, kamulah yang paling kaya, 'kan?"Mendengar perkataan itu, mata Yusri langsung membelalak. Maksud dari perkataan Luki adalah pemerintah ingin melawannya dan merampas kekayaannya? Pemerintah ingin membunuhnya agar Niaga bisa melewati bencana kekeringa
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m