Share

Bab 18

Seluruh badan Budi terasa sakit. Dia meringkuk sambil menutup kepalanya dan memohon, “Pak Agus, kamu bakal biarkan aku dipukul begitu saja? Tunggu saja waktu musim panen nanti!”

Setelah memikirkan hal penting itu, Agus buru-buru menasihati Wira, “Wira, ayo kita bicara baik-baik. Jangan ....”

“Diam! Kenapa tadi kamu nggak nasihati dia untuk bicara baik-baik sama aku!”

Wira bahkan tidak menoleh dan lanjut menendang Budi.

Agus pun terdiam. Dia hanya bisa menatap Wulan, lalu berkata, “Bujuklah suamimu. Kalau orangnya mati, masalahnya bisa jadi besar.”

Wulan hanya cemberut tanpa berkata apa-apa. Dia membatin, ‘Suamiku nggak bodoh. Dia nggak bakal bunuh si Tua Bangka itu.’

Dari tadi, Wulan sudah memperhatikan Wira. Selain tinju pertama yang dilayangkan ke wajah Budi, Wira hanya menendang kaki, pantat, punggung, dan tempat-tempat tidak berbahaya lainnya. Jadi, Budi tidak akan mati.

Melihat Wulan yang tetap diam, Agus menatap ke arah Danu, Doddy, dan Sony. Namun, mereka juga tidak memedulikan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Fety Kumalasari
bagus banget novel nya......
goodnovel comment avatar
Anjaryta Sharon
40rb dengan bunga
goodnovel comment avatar
Raline
bukanyan 40 ribu yaaa
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status