“Hahaha, tentu bisa saja. Siapa bilang cucuku tidak bisa menjadi lebih kuat dari kakek? Kamu mungkin lebih kuat nanti dari kakek, hanya perlu usaha dan juga kakek pasti akan mendukungmu dengan semua kemampuan kakek!” Jawab Kakek Xiao Chen dengan sangat bangga karena mendapatkan pujian dari cucunya.
“Tch!” Paman XIao Chen merasa tidak senang dengan kata-kata dari kakek Xiao, menurutnya ayahnya ini benar-benar seorang berandalan bukan hanya sekarang saja tapi dari semenjak dia kecil seluruh sekte sudah paham bagaimana otak dari ayahnya ini jika membuat masalah. Dan pembuat masalah ini berhenti hanya di saat bertemu dengan istrinya yang sekarang sangat ditakuti olehnya, bahkan paman Xiao Chen juga takut dengan ibunya itu sendiri.Xiao Chen berharap kakeknya dapat mengizinkan dia masuk ke dalam perpustakaan seni beladiri, di awal mereka masih tidak mau mengizinkan Xiao Chen untuk kesana tapi setelah melihat Xiao Chen akan menangis keduanya sontak menjadi cemas dan tanpa pikir panjang memberi izin kepada Xiao Chen untuk pergi ke perpustakaan. Tentu akan ditemani oleh pelayan Xiao Chen secara langsung dengan membawa token perintah dari kepala keluarga langsung sehingga Xiao Chen dapat masuk tanpa harus menunggu persetujuan orang lain. Xiao Chen yang mendapatkan token itu sangat senang, sampai-sampai ia melompat ke arah pelukan kakeknya dan mencium pipi sang kakek.
Dia benar-benar sangat senang mempunyai kakek yang seperti ini, pamannya juga tidak buruk karena dia sama-sama menyayangi Xiao Chen. Hanya saja sifatnya sedikit nakal saat berada di luar, pernah sekali Xiao Chen melihat kakeknya menendang pamannya karena berani bermain wanita di luar. Tentu jika itu anak lain tidak paham apa yang sedang dibicarakan oleh orang dewasa ini, tapi Xiao Chen berbeda dengan anak-anak berumur lima tahun biasa. Ia sudah pernah mati dan hidup kembali jadi lebih paham daripada yang lain soal kenakalan meskipun di masa hidupnya yang dulu tidak seperti itu.
“Eh! Cucuku, tampaknya hari ini ada kabar bagus dari orangtuamu. Apa kamu ingin dengar?” Tanya kakek Xiao Chen menatap cucunya itu dengan penuh senyuman. Entah kenapa Xiao Chen merasa kalau kedua orangtuanya ini hanya akan memberikan kabar buruk meski mereka paling memanjakan dan menyayanginya, Xiao Chen lebih sering melihat mereka bermesraan daripada memanjakannya sejak berumur lima tahun ini.
“Apa itu kakek? Apa ayah dan ibu akan pulang?” Tanya Xiao Chen terpaksa untuk berpura-pura penasaran.
“Hehehe, tidak lama lagi kamu akan punya adik. Jadi, kamu harus siap menjadi seorang kakak saat adikmu lahir nanti!” Xiao Chen terdiam sesaat sebelum hatinya terkejut mendengar kalau ia akan punca adik. DI masa lalu dirinya memang memiliki banyak saudara tapi semuanya tidak pernah ada di saat ia sedang susah tapi disaat mereka yang menderita malah datang padanya. Itu membuat Xiao Chen tidak pernah ingin bertemu mereka lagi, saat mendengar ia akan punya saudara kecil hatinya sedikit takut. Takut perhatian berubah kepada adiknya lalu takut semuanya malah melupakan dirinya yang terlahir biasa-biasa saja ini.
“Hm? Nak! Jangan takut, percayalah kalau semua perasaan kami terhadap kamu dan adikmu nanti itu sama! Kami tidak akan pernah membedakan kamu atau adikmu,” Ucapan paman Xiao Chen membuat retakan dalam hatinya yang gelap itu. Seolah ada cahaya yang menghancurkan penghalang kegelapan sehingga ia bisa melihat cahaya lagi, ditambah dengan setiap kalimat tulus dari kakeknya membuat Xiao Chen membalas mereka dengan senyuman. Entah kenapa ia bisa yakin kalau kali ini bisa memberikan semuanya untuk keluarga ini, jika memang harus memiliki adik kecil maka ia berjanji dalam hatinya akan melindungi adiknya itu dengan nyawanya.
“Baiklah, pelayan! Bawa cucuku ke perpustakaan, katakan kepada tetua Zho untuk membiarkan si kecil melakukan apapun disana!” Pelayan Xiao Chen dipanggil dan diberitahukan apa tugasnya saat menemani cucunya ke perpustakaan. Mendengar perintah dari kakek Xiao Chen, kedua pelayan dengan senang hati mematuhinya. Mereka menggendong Xiao Chen lalu pergi menuju ke perpustakaan setelah diberi izin untuk pergi.
“Hei, apa menurutmu cucu kita lebih seperti takut tadi? Apa itu sebabnya kamu mengatakan hal kecil itu?” Tanya Kakek Xiao Chen pada anaknya yang tadi berbicara aneh seolah dia paham apa isi hati Xiao Chen.
“Hahaha, ayah! Apa kamu tidak sadar kalau keponakan lebih pintar dan cepat memahami sesuatu dari anak seusianya? Aku mengatakan itu juga bukan karena sengaja tapi dari wajahnya yang murung aku merasakan kesedihan yang jelas. Itulah aku menghiburnya!” Jawaban dari anaknya membuat sang ayah terdiam dan memikirkan itu, memang benar jika dia pikir-pikir umur lima tahun cucunya sudah sangat pintar dan sudah bisa membaca di umurnya yang belum empat tahun saat itu.
“Apa kamu merasakan sesuatu dari tubuh Chen’er tadi?” Tanya ayahnya itu sambil tersenyum.
“Iyaa, sedikit! Tapi mungkin itu masih pada tahap awal, mari kita lihat dalam beberapa bulan lagi. Jika memang keponakan punya bakat maka tidak ada masalah untuk memberikan semua yang dia butuhkan!” Jawaban dari paman Long Chen adalah jawaban paling diinginkan olehnya. Cucu pertamanya sangat pintar dan dia merasa tidak akan ada masalah nanti untuk cucunya itu mencari jati diri sendiri tapi dia akan tetap mengawasi bagaimanapun dia tidak ingin cucunya jatuh ke dalam masalah.
“Ayah, apa benar kakak akan punya anak lagi? Ini terbilang jaraknya masih kecil loh dengan Xiao Chen? Kenapa mereka terburu-buru?” Tentu saja sebagai seorang ayah dia paham maksud dari anaknya tapi memikirkan anak pertamanya itu yang benar-benar selalu memamerkan cintanya kepada sang istri hampir membuat dia mual. Dia juga tidak dapat untuk mencegah anaknya untuk memiliki anak lagi karena itu adalah sesuatu yang mereka inginkan dan dia juga tidak berhak melarang mereka.
“Yah… Berharap saja mereka mulai berubah saat punya satu anak lagi. Jika masih belum mari bicara dengan mereka dulu!” Balas kakek Xiao Chen sambil menghela nafas hanya dengan memikirkan anak dan menantunya yang saat ini berada dalam tugas luar.
Dan saat itu, wajah mereka berdua berubah jika mengingat acara tahun besok yang disebut sebagai ajang unjuk diri generasi muda mereka. Karena mulut beberapa orang luar, membuat mereka Keluarga Xiao harus menunjukan generasi muda mereka kepada semua orang nantinya. Hal ini juga menjadi alasan keduanya sedikit bermasalah karena biasanya dalam acara tahunan tidak ada yang namanya orang luar ikut campur dengan urusan keluarga mereka.
“Kita tidak punya cara lain, mari lakukan seperti itu saja. Dan jika mereka masih tidak puas maka biarlah mereka tidak puas yang penting mereka tidak mengganggu kita! Jika mereka berani mempermasalahkannya, satu atau dua dari mereka masih sanggup kita lawan,”
“Apa menurutmu mereka akan benar-benar hanya ingin melihat? Tidak mungkin bukan?” tanya Ibu Xiao Chen yang saat ini dalam perjalanan pulang ke keluarga Xiao menggunakan kereta naga kuda. kereta yang didorong oleh empat kuda berdarah naga, yang juga biasanya digunakan oleh beberapa kekuatan tinggi sebagai alat transportasi antar wilayah. “Bagaimana lagi? Kita tidak mungkin mencegah mereka bukan? hanya akan menimbulkan masalah jika sampai mereka benar-benar menerima penolakan dari kita! Mereka semua itu hanya seekor rubah!” Jawab ayah Xiao Chen dengan penuh kebencian memikirkan saat pertemuan sebelumnya dimana dia dan istrinya dipaksa untuk memperlihatkan ujian generasi muda mereka kepada orang luar. Tentu mereka sangat paham kalau semuanya itu bukan hanya sekedar ingin melihat tapi mereka pasti punya sesuatu di lengan baju mereka. Hanya saja mereka benar-benar tidak dapat menolak karena jika mereka menolak resikonya akan cukup besar bagi reputasi keluarga. Serta akan ada masalah dala
"Kalian pergilah! Dan kami tidak akan menganggap ketidaksopanan kalian tidak ada tapi jika kalian memaksa maka…" aura dari pria itu muncul dan saat Xiao Chen merasakan kalau aura keduanya hanya di ranah Yuan Qi tingkat kelima, tidak terlalu membuatnya takut. Sekarang meskipun tidak ada yang sadar dia sudah berada di tingkat ke tujuh dan hanya butuh seminggu lagi naik ke tingkat kedelapan. Itu pun berkat latihannya dari melihat cara ayah dan ibunya berlatih selama ini, tentu kalau untuk pondasi sendiri Xiao Chen masihlah lemah karena belum berlatih seni beladiri maupun teknik kultivasi. "Kalian terlalu menekankan status kalian! Di mataku tidak ada yang namanya pelayan atau budak, selama kalian berasal dan bekerja di rumah Xiao maka kalian adalah keluarga. Siapa yang mengajari kalian seperti itu? Apa itu tetua Xiao Zen? Jika benar panggilan dia kesini!" Tegas Xiao Chen menatap keduanya dengan tajam. Dan aura yang menekan kedua pelayannya tadi langsung menghilang digantikan dengan tekan
Semua pelayan tanpa ragu membungkuk ke arah Xiao Chen, mata Xiao Zen yang melihat itu terasa sedikit bermasalah. Sebab, semua yang dilihatnya benar-benar tulus kepada Xiao Chen yang bahkan dia sendiri sangat jarang melihat sikap pelayan seperti itu dalam keluarga. “Hei, anak kecil ini benar-benar hebat bukan saudara? Dia dapat membuat semua bocah-bocah dan orang tua yang bodoh ini terdiam dan malah terlihat mereka yang bodoh!” Seorang anak muda berusia dua belas tahun duduk bergelantungan di atas pohon dekat dari posisi perpustakan. Di atas pohon ada dua sosok pria dan satu wanita yang sedang membawa bersandar di bawah pohon, mereka melihat semua yang terjadi tadi dan merasa kalau apa yang dilakukan Xiao Chen ada benarnya.Swisshhh…"Ho? Saudaraku, darimana saja kamu? Apa kamu sudah mendapatkannya?" Tanya salah satu pria di pohon melihat kemunculan seorang pria lagi di samping si wanita. "Dapat! Tapi kita harus kabur sekarang, tetua mungkin sedang mencari kita saat ini!" Jawaban itu
"Pantas saja bajingan-bajingan ini mencuri Pill itu. Jadi Pill Qi transformation itu untuk membiarkan mereka menyelesaikan perubahan qi mereka!" Tetua yang tadi berencana mengejar untuk membantu tetua gemuk, berubah pikiran. Dia pergi mencari Xiao Meiyin yang masih duduk sambil memainkan musik di pohon besar, saat tetua itu sampai disana dia melihat sendiri banyak generasi muda yang tertarik dan juga terpengaruh oleh Musik Xiao Meiyin."Nak, apa kamu sudah berada di ranah Qi transformation?" Tanya tetua kurus itu pada Xiao Meiyin yang berada di depannya. Tapi, untuk alasan apa wanita muda itu terus memainkan musiknya yang membuat tetua kurus hanya berdiam diri menunggu dia selesai bermain Guzheng miliknya.Setelah setengah jam berlalu, musik dari Xiao Meiyin berhenti dan matanya yang tadi fokus menatap tetua itu dengan tenang tidak berekspresi sedikitpun. Dia lalu melepaskan sedikit auranya dan tetua itu kaget bukan main saat merasakan aura dari Xiao Meiyin. Itu bukan ranah Qi transfo
Saat Xiao Chen keluar dengan dua pelayannya tidak ada yang berani untuk menghalangi tuan muda keluarga Xiao itu, mereka hanya melihat dan memberi hormat meski Xiao Chen masihlah seorang anak kecil yang bahkan belum berumur delapan tahun. Tapi cara pandangan Xiao Chen sebelumnya membuat anak-anak muda itu sadar kalau tuan muda mereka jauh mempunyai pandangan ke depan daripada mereka yang sudah berumur. Xiao Chen dibawa kembali ke halaman rumahnya oleh dua pelayan dan setelah itu mereka pergi untuk menyiapkan makan malam untuk tuan muda mereka. Karena, Xiao Chen masih manusia dan membutuhkan makanan, berbeda dengan mereka yang mungkin sudah di ranah abadi tidak perlu makan sama sekali seperti manusia.“Huf.. Ini pill apa yah? Kenapa saudari Hua bilang kalau ini benda berharga? Lalu bagaimana sepupu Xiao Fu mendapatkan benda seperti ini di tangannya? Benar-benar mencurigakan!” Ucap Long Chen dengan rasa penasaran yang kuat mengenai pill tersebut. Dari dalam pill Xiao Chen dapat merasakan
“Aku ini kakakmu, kakak yang menemanimu saat masih bayi. Kenapa kamu mengatakan kata-kata sekejam itu?” Tanya Xiao Meiyin merasa sedih dengan kata-kata Xiao Chen. Jelas dia sedikit tersinggung dengan Xiao Chen lebih memilih pelayan daripada dirinya. Tapi Xiao Meiyin paham kenapa Xiao Chen tiba-tiba bertingkah seperti itu padanya apalagi kepada pelayan yang menjaga ia dari kecil.Xiao Chen tidak peduli, ia memberi perintah kepada para seluruh pelayan yang telah datang ke rumahnya untuk makan agar berdiri. Mereka boleh melanjutkan makan lagi tanpa peduli dengan Xiao Meiyin karena sekarang mereka ada di kediamannya tidak ada yang boleh melarang atau pun mengancam mereka. Semua pelayan di awal ragu dan mereka menunggu Saudari Hua memberi keputusan, dengan anggukan kepala dari saudari Hua mereka baru berani melanjutkan makan tapi tanpa berbicara sedikitpun.“Kakak, ikutlah denganku!” Xiao Chen menghela nafas, ia membawa kakak sepupunya itu berjalan dengan di gendong oleh saudari Hua ke bel
"Leluhur, kakek, paman! Tetua Xiao Cao terlalu jauh dia ingin membunuh cucu kalian!" Teriak Long Chen sehingga tetua gemuk itu langsung sadar apa yang telah dia lakukan."Sial! Aku lupa kalau anak ini adalah anak kesayangan dari kepala keluarga," ucapnya merasa menyesal apalagi saat melihat langit di atasnya bercahaya padahal saat itu sudah waktu malam. Dari atas langit, tangan raksasa turun untuk menghukum tetua Xiao Cao dan melihat telapak tangan raksasa membuat tetua Cao langsung ketakutan.BOOOOOMMM…."Berani menyentuh tuan muda keluarga Xiao, kamu benar-benar berani yah Xiao Cao? Apa kamu tidak ingin status itu lagi?" Tanya suara di langit dengan dingin sehingga seluruh keluarga dalam wilayah keluarga Xiao berdatangan ke arah rumah Xiao Chen. Saat mereka sampai disana, yang mereka lihat adalah sosok Xiao Cao yang terkapar di lubang telapak tangan. Senyuman kakek dan paman Xiao Chen agak tidak dapat berkata-kata, mereka sadar kalau tetua Xiao Cao marah tapi seharusnya dia tidak ma
"Tidak masalah, anak itu tidak akan membencimu. Dia anak yang baik dan paham situasi orang lain, lihatlah! Anak itu saja belum memasuki lima tahun tapi sudah sepintar itu, apa menurut kalian di tiga bulan nanti dia dapat menciptakan keajaiban di kristal bakat?" Tanya Kakek Xiao Chen merasa sangat bersemangat ingin melihat hasil dari bakat Xiao Chen. Di saat anak-anak keluarga Xiao berumur lima tahun, saat itu mereka akan di tes bakatnya apakah layak atau tidak menempuh jalan kultivasi. Tapi sampai sekarang semua anak-anak mereka tidak pernah mengecewakan sehingga di luar banyak yang cemburu dengan keluarga mereka."Tentu saja itu sudah pasti akan menjadi bakat tertinggi!" Jawab tetua kedua di keluarga dengan penuh percaya diri. Semua tetua setuju, anak sepintar Xiao Chen pasti tidak akan lebih lemah dari bakat tingkat menengah jadi mereka tidak terlalu khawatir dengan Xiao Chen.Tapi ada beberapa yang juga memiliki ketakutan dalam hati mereka, sebab saat Xiao Chen lahir ada sedikit ma