Share

05. Pertengkaran di depan perpustakaan

“Apa menurutmu mereka akan benar-benar hanya ingin melihat? Tidak mungkin bukan?” tanya Ibu Xiao Chen yang saat ini dalam perjalanan pulang ke keluarga Xiao menggunakan kereta naga kuda. kereta yang didorong oleh empat kuda berdarah naga, yang juga biasanya digunakan oleh beberapa kekuatan tinggi sebagai alat transportasi antar wilayah. 

“Bagaimana lagi? Kita tidak mungkin mencegah mereka bukan? hanya akan menimbulkan masalah jika sampai mereka benar-benar menerima penolakan dari kita! Mereka semua itu hanya seekor rubah!” Jawab ayah Xiao Chen dengan penuh kebencian memikirkan saat pertemuan sebelumnya dimana dia dan istrinya dipaksa untuk memperlihatkan ujian generasi muda mereka kepada orang luar. Tentu mereka sangat paham kalau semuanya itu bukan hanya sekedar ingin melihat tapi mereka pasti punya sesuatu di lengan baju mereka. 

Hanya saja mereka benar-benar tidak dapat menolak karena jika mereka menolak resikonya akan cukup besar bagi reputasi keluarga. Serta akan ada masalah dalam beberapa bisnis dalam keluarga yang mungkin akan terganggu, itulah mereka memiliki alasan tidak dapat menolak, jika pun ada mereka benar-benar harus siap menghadapi kekuatan lain. Seolah yang mereka hadapi di dalam pertemuan itu sudah direncanakan oleh beberapa orang sehingga yang lain ikut untuk mendesak mereka secara terang-terangan.

“Huf… Sepertinya tahun besok bukan waktu yang baik untuk anak kita!” Ucap ibu Xiao Chen mengelus perutnya yang saat ini telah kembali berisi. Saat ini dia benar-benar merasa sedih, baik Xiao Chen dan anak keduanya mengalami waktu sulit karena keluarga mereka. Bukan karena kekuatan mereka lemah malah mereka ditekan karena kuat dan membuat banyak kekuatan menjadi takut. Padahal Keluarga Xiao selama ini tidak menonjol dan tidak pernah sekalipun keras di dunia luar tapi yang namanya keserakahan itu tidak ada habisnya.

“Setelah aku kembali nanti, aku akan bicara pada ayah dan adik. Semoga tahun besok tidak menjadi tahun memalukan bagi kita, yah… Selama mereka tidak tertarik untuk mengadu generasi muda mereka dengan kita!” Kata-kata itu bukanlah sekedar hal biasa, dia sudah benar-benar cemas jika nanti ada yang membuat masalah dan membuat malu keluarganya. Terlebih…

“Tenang saja, tidak akan ada masalah yang terjadi. Oiya, tampaknya Chen’er tertarik dengan membaca dan tampaknya dia sudah mulai tertarik dengan seni bela diri. Setelah pulang nanti mari berikan waktu untuk mengajarinya!” Tentu saja ayah Xiao Chen setuju, dia sudah lama ingin mengajar anaknya itu tapi waktu belum ada dan saat kembali nanti dia akan mengosongkan waktu untuk anaknya mempelajari seni beladiri yang cocok. 

“Hahaha, anak itu benar-benar pintar dan cepat dalam menanggapi sesuatu. Aku harap di saat hari penilaian dia bisa mendapatkan yang terbaik!” Penilaian yang dimaksud oleh ayah Xiao Chen adalah penilaian dimana setiap anak yang berumur lima tahun akan dinilai menggunakan batu penilaian bakat. Disana mereka dapat melihat bakat masing-masing dan menjadi ajang dimana mereka akan memilih seni beladiri yang cocok untuk diri mereka masing-masing. Tentu terlihat tidak adil bagi yang memiliki bakat rendah atau tanpa bakat tapi itu juga salah satu yang akan membuat mereka lebih bersemangat di masa depan nanti. Meski banyak yang menilai penilaian bakat adalah sesuatu yang buruk tapi mereka semua harus bisa menilai bakat generasi muda agar dapat menentukan jalan pelatihan mereka di masa depan nanti.

“Jika pun dia tidak punya bakat, aku tidak masalah! Dia anak kita dan akan selalu menjadi anak kita selamanya!” Ucap istrinya sambil menyandarkan kepala ke bahu suaminya sambil tersenyum bahagia merasakan kehidupan yang dia jalani sekarang. Meskipun masih banyak hal yang mengganggu kehidupan mereka tapi ini sudah lebih baik daripada mereka mengalami banyak hal buruk dalam dunia kultivasi.

“Kamu benar! Kenapa dengan bakat? Anakku tidak perlu dengan semua itu, dia akan selalu menjadi anakku apapun bakatnya!” Tegas ayah Xiao Chen tidak akan pernah meninggalkan anaknya meski nanti tanpa bakat apapun dalam diri si anak.

…….. 

“ACHUU!”

“Kenapa tuan muda? Apa kamu demam?” Tanya si pelayan melihat kaget saat Long Chen tiba-tiba bersin sendiri. Long Chen menggelengkan kepalanya, ia tidak bersin karena sakit tapi ada seseorang yang sedang membicarakannya di belakang. 

“Hm? Kakak apa itu tempatnya?” Tanya Xiao Chen melihat begitu banyak anak-anak muda keluar masuk ke sebuah bangunan megah yang terlihat indah dan besar di mata Xiao Chen.

“Benar!” Saudari Hua dengan senyum terus membawa Xiao Chen ke pintu masuk, dimana saat mereka sampai di pintu masuk. Dua penjaga atau murid yang ditugaskan menghentikan mereka untuk masuk, mata mereka saat melihat kedua pelayan Xiao Chen sangat tidak senang. Mereka seolah tidak suka melihat dua pelayan yang datang ke perpustakaan keluarga mereka, status pelayan di mata mereka adalah paling rendah meski ada status lain di bawah itu seperti budak. 

"Apa maksud kalian? Disini kami sudah punya izin loh!" Ucap saudari Hua kepada dua pelayan memperlihatkan token kepada kedua penjaga tersebut. Tapi mereka malah mengejek dan mengatakan kalau keduanya tidak layak untuk masuk ke dalam, mereka bahkan mengatakan ada kemungkinan kalau token itu adalah palsu. Tentu Xiao Chen yang berada dalam gendongan pelayan lain langsung mengerutkan keningnya.

"Hahaha, jangan bercanda denganku! Mana mungkin kepala keluarga memberikan token itu dan mengizinkan anak kecil masuk ke dalam. Apa kamu benar-benar berpikir kalau kami bodoh? Sadar dirilah!" Balas salah satu penjaga membuat kedua pelayan Xiao Chen kesal. Terlebih, mereka langsung menjadi bahan gunjingan di hadapan banyak mata memandang mereka. Semua anggota generasi muda yang melihat semua itu hanya diam dan menonton itu dari jauh, sedangkan yang tua mereka hanya melihat dan tidak ikut campur untuk menengahi yang terjadi. 

"Kenapa?" Tanya Xiao Chen dengan wajah tenang tapi matanya sudah berubah menjadi lebih tajam.

"Eh? Apa adik kecil? Kenapa katamu? Tentu saja karena mereka pelayan! Meski mereka adalah pelayanmu tapi status mereka tidak akan pernah berubah sekalipun!" Jawab penjaga itu dengan santai mengelus kepala Xiao Chen tapi pelayan yang menggendong Xiao Chen langsung mundur. Dia tidak bisa membiarkan orang lain yang tidak ada hubungan dengan tuannya menyentuh kepala tuannya sendiri. Melihat pelayan itu mundur untuk mencegahnya mengelus kepala Xiao Chen, membuat matanya langsung berubah. Dia mengacungkan senjata ke arah pelayan dan Saudari Hua dengan wajah dingin mengancam mereka.

"Apa maksud kalian? Kenapa kalian mengancam kami seperti ini? Bukankah seharusnya kalian bisa melihat ini asli?" Tanya pelayan menggendong Xiao Chen yang langsung menutup wajah Xiao Chen dengan kedua tangannya.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Iskandar Takoy
mantap.........
goodnovel comment avatar
Abdul Kholiq
cerita ny bagus
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status