“Apa menurutmu mereka akan benar-benar hanya ingin melihat? Tidak mungkin bukan?” tanya Ibu Xiao Chen yang saat ini dalam perjalanan pulang ke keluarga Xiao menggunakan kereta naga kuda. kereta yang didorong oleh empat kuda berdarah naga, yang juga biasanya digunakan oleh beberapa kekuatan tinggi sebagai alat transportasi antar wilayah.
“Bagaimana lagi? Kita tidak mungkin mencegah mereka bukan? hanya akan menimbulkan masalah jika sampai mereka benar-benar menerima penolakan dari kita! Mereka semua itu hanya seekor rubah!” Jawab ayah Xiao Chen dengan penuh kebencian memikirkan saat pertemuan sebelumnya dimana dia dan istrinya dipaksa untuk memperlihatkan ujian generasi muda mereka kepada orang luar. Tentu mereka sangat paham kalau semuanya itu bukan hanya sekedar ingin melihat tapi mereka pasti punya sesuatu di lengan baju mereka.
Hanya saja mereka benar-benar tidak dapat menolak karena jika mereka menolak resikonya akan cukup besar bagi reputasi keluarga. Serta akan ada masalah dalam beberapa bisnis dalam keluarga yang mungkin akan terganggu, itulah mereka memiliki alasan tidak dapat menolak, jika pun ada mereka benar-benar harus siap menghadapi kekuatan lain. Seolah yang mereka hadapi di dalam pertemuan itu sudah direncanakan oleh beberapa orang sehingga yang lain ikut untuk mendesak mereka secara terang-terangan.
“Huf… Sepertinya tahun besok bukan waktu yang baik untuk anak kita!” Ucap ibu Xiao Chen mengelus perutnya yang saat ini telah kembali berisi. Saat ini dia benar-benar merasa sedih, baik Xiao Chen dan anak keduanya mengalami waktu sulit karena keluarga mereka. Bukan karena kekuatan mereka lemah malah mereka ditekan karena kuat dan membuat banyak kekuatan menjadi takut. Padahal Keluarga Xiao selama ini tidak menonjol dan tidak pernah sekalipun keras di dunia luar tapi yang namanya keserakahan itu tidak ada habisnya.
“Setelah aku kembali nanti, aku akan bicara pada ayah dan adik. Semoga tahun besok tidak menjadi tahun memalukan bagi kita, yah… Selama mereka tidak tertarik untuk mengadu generasi muda mereka dengan kita!” Kata-kata itu bukanlah sekedar hal biasa, dia sudah benar-benar cemas jika nanti ada yang membuat masalah dan membuat malu keluarganya. Terlebih…
“Tenang saja, tidak akan ada masalah yang terjadi. Oiya, tampaknya Chen’er tertarik dengan membaca dan tampaknya dia sudah mulai tertarik dengan seni bela diri. Setelah pulang nanti mari berikan waktu untuk mengajarinya!” Tentu saja ayah Xiao Chen setuju, dia sudah lama ingin mengajar anaknya itu tapi waktu belum ada dan saat kembali nanti dia akan mengosongkan waktu untuk anaknya mempelajari seni beladiri yang cocok.
“Hahaha, anak itu benar-benar pintar dan cepat dalam menanggapi sesuatu. Aku harap di saat hari penilaian dia bisa mendapatkan yang terbaik!” Penilaian yang dimaksud oleh ayah Xiao Chen adalah penilaian dimana setiap anak yang berumur lima tahun akan dinilai menggunakan batu penilaian bakat. Disana mereka dapat melihat bakat masing-masing dan menjadi ajang dimana mereka akan memilih seni beladiri yang cocok untuk diri mereka masing-masing. Tentu terlihat tidak adil bagi yang memiliki bakat rendah atau tanpa bakat tapi itu juga salah satu yang akan membuat mereka lebih bersemangat di masa depan nanti. Meski banyak yang menilai penilaian bakat adalah sesuatu yang buruk tapi mereka semua harus bisa menilai bakat generasi muda agar dapat menentukan jalan pelatihan mereka di masa depan nanti.
“Jika pun dia tidak punya bakat, aku tidak masalah! Dia anak kita dan akan selalu menjadi anak kita selamanya!” Ucap istrinya sambil menyandarkan kepala ke bahu suaminya sambil tersenyum bahagia merasakan kehidupan yang dia jalani sekarang. Meskipun masih banyak hal yang mengganggu kehidupan mereka tapi ini sudah lebih baik daripada mereka mengalami banyak hal buruk dalam dunia kultivasi.
“Kamu benar! Kenapa dengan bakat? Anakku tidak perlu dengan semua itu, dia akan selalu menjadi anakku apapun bakatnya!” Tegas ayah Xiao Chen tidak akan pernah meninggalkan anaknya meski nanti tanpa bakat apapun dalam diri si anak.
……..
“ACHUU!”
“Kenapa tuan muda? Apa kamu demam?” Tanya si pelayan melihat kaget saat Long Chen tiba-tiba bersin sendiri. Long Chen menggelengkan kepalanya, ia tidak bersin karena sakit tapi ada seseorang yang sedang membicarakannya di belakang.“Hm? Kakak apa itu tempatnya?” Tanya Xiao Chen melihat begitu banyak anak-anak muda keluar masuk ke sebuah bangunan megah yang terlihat indah dan besar di mata Xiao Chen.
“Benar!” Saudari Hua dengan senyum terus membawa Xiao Chen ke pintu masuk, dimana saat mereka sampai di pintu masuk. Dua penjaga atau murid yang ditugaskan menghentikan mereka untuk masuk, mata mereka saat melihat kedua pelayan Xiao Chen sangat tidak senang. Mereka seolah tidak suka melihat dua pelayan yang datang ke perpustakaan keluarga mereka, status pelayan di mata mereka adalah paling rendah meski ada status lain di bawah itu seperti budak.
"Apa maksud kalian? Disini kami sudah punya izin loh!" Ucap saudari Hua kepada dua pelayan memperlihatkan token kepada kedua penjaga tersebut. Tapi mereka malah mengejek dan mengatakan kalau keduanya tidak layak untuk masuk ke dalam, mereka bahkan mengatakan ada kemungkinan kalau token itu adalah palsu. Tentu Xiao Chen yang berada dalam gendongan pelayan lain langsung mengerutkan keningnya.
"Hahaha, jangan bercanda denganku! Mana mungkin kepala keluarga memberikan token itu dan mengizinkan anak kecil masuk ke dalam. Apa kamu benar-benar berpikir kalau kami bodoh? Sadar dirilah!" Balas salah satu penjaga membuat kedua pelayan Xiao Chen kesal. Terlebih, mereka langsung menjadi bahan gunjingan di hadapan banyak mata memandang mereka. Semua anggota generasi muda yang melihat semua itu hanya diam dan menonton itu dari jauh, sedangkan yang tua mereka hanya melihat dan tidak ikut campur untuk menengahi yang terjadi.
"Kenapa?" Tanya Xiao Chen dengan wajah tenang tapi matanya sudah berubah menjadi lebih tajam.
"Eh? Apa adik kecil? Kenapa katamu? Tentu saja karena mereka pelayan! Meski mereka adalah pelayanmu tapi status mereka tidak akan pernah berubah sekalipun!" Jawab penjaga itu dengan santai mengelus kepala Xiao Chen tapi pelayan yang menggendong Xiao Chen langsung mundur. Dia tidak bisa membiarkan orang lain yang tidak ada hubungan dengan tuannya menyentuh kepala tuannya sendiri. Melihat pelayan itu mundur untuk mencegahnya mengelus kepala Xiao Chen, membuat matanya langsung berubah. Dia mengacungkan senjata ke arah pelayan dan Saudari Hua dengan wajah dingin mengancam mereka.
"Apa maksud kalian? Kenapa kalian mengancam kami seperti ini? Bukankah seharusnya kalian bisa melihat ini asli?" Tanya pelayan menggendong Xiao Chen yang langsung menutup wajah Xiao Chen dengan kedua tangannya.
"Kalian pergilah! Dan kami tidak akan menganggap ketidaksopanan kalian tidak ada tapi jika kalian memaksa maka…" aura dari pria itu muncul dan saat Xiao Chen merasakan kalau aura keduanya hanya di ranah Yuan Qi tingkat kelima, tidak terlalu membuatnya takut. Sekarang meskipun tidak ada yang sadar dia sudah berada di tingkat ke tujuh dan hanya butuh seminggu lagi naik ke tingkat kedelapan. Itu pun berkat latihannya dari melihat cara ayah dan ibunya berlatih selama ini, tentu kalau untuk pondasi sendiri Xiao Chen masihlah lemah karena belum berlatih seni beladiri maupun teknik kultivasi. "Kalian terlalu menekankan status kalian! Di mataku tidak ada yang namanya pelayan atau budak, selama kalian berasal dan bekerja di rumah Xiao maka kalian adalah keluarga. Siapa yang mengajari kalian seperti itu? Apa itu tetua Xiao Zen? Jika benar panggilan dia kesini!" Tegas Xiao Chen menatap keduanya dengan tajam. Dan aura yang menekan kedua pelayannya tadi langsung menghilang digantikan dengan tekan
Semua pelayan tanpa ragu membungkuk ke arah Xiao Chen, mata Xiao Zen yang melihat itu terasa sedikit bermasalah. Sebab, semua yang dilihatnya benar-benar tulus kepada Xiao Chen yang bahkan dia sendiri sangat jarang melihat sikap pelayan seperti itu dalam keluarga. “Hei, anak kecil ini benar-benar hebat bukan saudara? Dia dapat membuat semua bocah-bocah dan orang tua yang bodoh ini terdiam dan malah terlihat mereka yang bodoh!” Seorang anak muda berusia dua belas tahun duduk bergelantungan di atas pohon dekat dari posisi perpustakan. Di atas pohon ada dua sosok pria dan satu wanita yang sedang membawa bersandar di bawah pohon, mereka melihat semua yang terjadi tadi dan merasa kalau apa yang dilakukan Xiao Chen ada benarnya.Swisshhh…"Ho? Saudaraku, darimana saja kamu? Apa kamu sudah mendapatkannya?" Tanya salah satu pria di pohon melihat kemunculan seorang pria lagi di samping si wanita. "Dapat! Tapi kita harus kabur sekarang, tetua mungkin sedang mencari kita saat ini!" Jawaban itu
"Pantas saja bajingan-bajingan ini mencuri Pill itu. Jadi Pill Qi transformation itu untuk membiarkan mereka menyelesaikan perubahan qi mereka!" Tetua yang tadi berencana mengejar untuk membantu tetua gemuk, berubah pikiran. Dia pergi mencari Xiao Meiyin yang masih duduk sambil memainkan musik di pohon besar, saat tetua itu sampai disana dia melihat sendiri banyak generasi muda yang tertarik dan juga terpengaruh oleh Musik Xiao Meiyin."Nak, apa kamu sudah berada di ranah Qi transformation?" Tanya tetua kurus itu pada Xiao Meiyin yang berada di depannya. Tapi, untuk alasan apa wanita muda itu terus memainkan musiknya yang membuat tetua kurus hanya berdiam diri menunggu dia selesai bermain Guzheng miliknya.Setelah setengah jam berlalu, musik dari Xiao Meiyin berhenti dan matanya yang tadi fokus menatap tetua itu dengan tenang tidak berekspresi sedikitpun. Dia lalu melepaskan sedikit auranya dan tetua itu kaget bukan main saat merasakan aura dari Xiao Meiyin. Itu bukan ranah Qi transfo
Saat Xiao Chen keluar dengan dua pelayannya tidak ada yang berani untuk menghalangi tuan muda keluarga Xiao itu, mereka hanya melihat dan memberi hormat meski Xiao Chen masihlah seorang anak kecil yang bahkan belum berumur delapan tahun. Tapi cara pandangan Xiao Chen sebelumnya membuat anak-anak muda itu sadar kalau tuan muda mereka jauh mempunyai pandangan ke depan daripada mereka yang sudah berumur. Xiao Chen dibawa kembali ke halaman rumahnya oleh dua pelayan dan setelah itu mereka pergi untuk menyiapkan makan malam untuk tuan muda mereka. Karena, Xiao Chen masih manusia dan membutuhkan makanan, berbeda dengan mereka yang mungkin sudah di ranah abadi tidak perlu makan sama sekali seperti manusia.“Huf.. Ini pill apa yah? Kenapa saudari Hua bilang kalau ini benda berharga? Lalu bagaimana sepupu Xiao Fu mendapatkan benda seperti ini di tangannya? Benar-benar mencurigakan!” Ucap Long Chen dengan rasa penasaran yang kuat mengenai pill tersebut. Dari dalam pill Xiao Chen dapat merasakan
“Aku ini kakakmu, kakak yang menemanimu saat masih bayi. Kenapa kamu mengatakan kata-kata sekejam itu?” Tanya Xiao Meiyin merasa sedih dengan kata-kata Xiao Chen. Jelas dia sedikit tersinggung dengan Xiao Chen lebih memilih pelayan daripada dirinya. Tapi Xiao Meiyin paham kenapa Xiao Chen tiba-tiba bertingkah seperti itu padanya apalagi kepada pelayan yang menjaga ia dari kecil.Xiao Chen tidak peduli, ia memberi perintah kepada para seluruh pelayan yang telah datang ke rumahnya untuk makan agar berdiri. Mereka boleh melanjutkan makan lagi tanpa peduli dengan Xiao Meiyin karena sekarang mereka ada di kediamannya tidak ada yang boleh melarang atau pun mengancam mereka. Semua pelayan di awal ragu dan mereka menunggu Saudari Hua memberi keputusan, dengan anggukan kepala dari saudari Hua mereka baru berani melanjutkan makan tapi tanpa berbicara sedikitpun.“Kakak, ikutlah denganku!” Xiao Chen menghela nafas, ia membawa kakak sepupunya itu berjalan dengan di gendong oleh saudari Hua ke bel
"Leluhur, kakek, paman! Tetua Xiao Cao terlalu jauh dia ingin membunuh cucu kalian!" Teriak Long Chen sehingga tetua gemuk itu langsung sadar apa yang telah dia lakukan."Sial! Aku lupa kalau anak ini adalah anak kesayangan dari kepala keluarga," ucapnya merasa menyesal apalagi saat melihat langit di atasnya bercahaya padahal saat itu sudah waktu malam. Dari atas langit, tangan raksasa turun untuk menghukum tetua Xiao Cao dan melihat telapak tangan raksasa membuat tetua Cao langsung ketakutan.BOOOOOMMM…."Berani menyentuh tuan muda keluarga Xiao, kamu benar-benar berani yah Xiao Cao? Apa kamu tidak ingin status itu lagi?" Tanya suara di langit dengan dingin sehingga seluruh keluarga dalam wilayah keluarga Xiao berdatangan ke arah rumah Xiao Chen. Saat mereka sampai disana, yang mereka lihat adalah sosok Xiao Cao yang terkapar di lubang telapak tangan. Senyuman kakek dan paman Xiao Chen agak tidak dapat berkata-kata, mereka sadar kalau tetua Xiao Cao marah tapi seharusnya dia tidak ma
"Tidak masalah, anak itu tidak akan membencimu. Dia anak yang baik dan paham situasi orang lain, lihatlah! Anak itu saja belum memasuki lima tahun tapi sudah sepintar itu, apa menurut kalian di tiga bulan nanti dia dapat menciptakan keajaiban di kristal bakat?" Tanya Kakek Xiao Chen merasa sangat bersemangat ingin melihat hasil dari bakat Xiao Chen. Di saat anak-anak keluarga Xiao berumur lima tahun, saat itu mereka akan di tes bakatnya apakah layak atau tidak menempuh jalan kultivasi. Tapi sampai sekarang semua anak-anak mereka tidak pernah mengecewakan sehingga di luar banyak yang cemburu dengan keluarga mereka."Tentu saja itu sudah pasti akan menjadi bakat tertinggi!" Jawab tetua kedua di keluarga dengan penuh percaya diri. Semua tetua setuju, anak sepintar Xiao Chen pasti tidak akan lebih lemah dari bakat tingkat menengah jadi mereka tidak terlalu khawatir dengan Xiao Chen.Tapi ada beberapa yang juga memiliki ketakutan dalam hati mereka, sebab saat Xiao Chen lahir ada sedikit ma
Xiao Chen hanya tersenyum, ia bukan tidak bisa berkultivasi hanya saja pondasi miliknya sekarang benar-benar retak. Jadi di luar orang-orang bahkan leluhurnya akan berpikir kalau ia tidak dapat berkultivasi. Dan meskipun nanti akan ada tes untuk bakat, Xiao Chen yakin dirinya hanya akan menjadi bakat terendah dalam hal kultivasi. Semua bukan terjadi karena kesalahan orangtuanya tapi memang dulu saat Xiao Chen kecil mengerti kedua orangtuanya ingin memperlihatkan dunia luar padanya. "Huf… Hei, hari ini bibi dan paman kembali apa kamu tidak ingin melihat mereka?" Tanya Xiao Meiyin menatap Xiao Chen yang masih menyetel senar alat musiknya dengan santai. "HM? Oh, kakakku tersayang mereka jika ingin bertemu denganku pasti akan datang sendiri. Jadi, aku tidak perlu untuk menunggu mereka di luar meskipun sedikit bermasalah dalam hatiku untuk membiarkan mereka datang sendiri menemuiku!" Balas Xiao Chen yang tampak sudah biasa jika keduanya menemui ia dulu setelah kembali. Tapi entah bagaima