Share

Kenangan Masa Lalu

Kilan bercerita kepada Lucy, dia mendapat kabar yang aneh dari penduduk desa. Beberapa anak muda tiba-tiba menghilang tanpa jejak, awalnya mereka berjalan dimalam hari. Setelah itu mereka menghilang entah kemana. Beberapa saat yang lalu penduduk menemukan mayat mereka tewas dengan sangat mengenaskan, tubuh mereka seperti dicabik dan dibakar. Entah apa yang terjadi Kilan juga tidak tahu persis, lalu dia meminta Lucy dan Aldar untuk menyelidiki.

Setelah mendengar cerita dari Kilan, Lucy teringat satu mantra yang pernah dia baca di buku kuno penyihir. Saat itu Lucy berada di Perpustakaan kota untuk belajar beberapa sihir. Lalu dia menemukan mantra untuk menghidupkan orang mati. Namun kekuatan tersebut harus memiliki seorang tumbal hidup. Jika kekuatan yang menjadi tumbal lebih lemah, dia akan akan tewas. Tapi justru sebaliknya, jika dia tepat maka jiwa yang sudah mati itu akan berpindah.

Sebenarnya mantra tersebut bukan menghidupkan orang mati, lebih tepatnya pemindahan jiwa. Itu adalah jurus terlarang yang sudah dimusnahkan. Tapi siapa sangka Lucy menemukan buku tersebut di dalam Perpustakaan Kota, walaupun tidak disebutkan secara detail.

Aldar dan Lucy mencoba mencari tahu apa yang sedang terjadi, namum Lucy berharap apa yang dikhawatirkannya tidak terjadi. 

“Tiidaaakk.” teriak seorang wanita mengundang rasa penasaran kepada mereka berdua. Rupanya itu adalah lelaki yang tewas, Lucy memperhatikan mayat tersebut, ciri-ciri dari mayat tersebut terlihat seperti apa yang dikhawatirkan. 

“Aldar, sepertinya ku khatirkan akan terjadi. Kita harus menghentikannya.” ucap Lucy kepada Aldar.

“Kenapa yang lemah selalu menjadi sasaran?” gumam Aldar.

“Mereka juga tidak mau menjadi orang lemah, mereka hanya ingin hidup dengan damai.” Lanjutnya sambil menggenggam kedua tangannya. 

Setelah menyusun strategi, Lucy dan Aldar memutuskan untuk mengambil pendekatan langsung dengan menyamar sebagai peneliti independen yang tertarik pada kejadian aneh di desa tersebut. Mereka membuat kontak dengan beberapa penduduk setempat untuk mendapatkan wawasan lebih lanjut tentang kejadian yang terjadi.

Melalui percakapan dengan penduduk, Lucy dan Aldar memperoleh informasi yang sangat bernilai. Mereka menemukan bahwa ada rumor tentang seorang individu misterius yang sering terlihat di sekitar desa pada malam hari. Beberapa orang bahkan bersumpah telah melihat sosok tersebut menggunakan kekuatan aneh.

Dengan informasi ini, Lucy dan Aldar memutuskan untuk memantau aktivitas malam di sekitar desa dengan harapan dapat menemukan petunjuk yang lebih jelas. Pada suatu malam, Aldar yang sebagai umpan berjalan sendirian, terlihat sesosok bayangan mencurigakan bergerak di tengah gelapnya malam. Aldar mencium bau yang aneh yang membuatnya tidak sadarkan diri. 

Lucy yang melihat dari kejauhan tidak mendekat, menunggu pelaku yang sebenarnya. Benar saja, beberapa saat kemudian muncul dua orang misterius yang mengambil tubuh Aldar yang pingsan. Tanpa ragu, Lucy mengikuti mereka dengan hati-hati.

Mereka membawa Lucy ke sebuah gua tersembunyi di luar desa. Di dalam gua, Lucy menemukan kelompok orang yang sedang melakukan ritual yang mencurigakan, dengan menyalahgunakan kekuatan dari mantra terlarang. 

Lalu Aldar dibawa ke atas Altar, masing dari mereka berdiri diatas dibawah dan disamping Aldar. Sebelum mereka menyelesaikan mantranya. Lucy datang untuk menghentikan.

“Kalian menodai nama dunia sihir.” Lucy melompat ketengah-tengah mereka yang mengelilingi Aldar. 

“Siapa kamu, cepat keluar dari sini atau kami akan membunuhmu.” Teriak salah satu dari mereka kepada Lucy.

“Dasar bodoh yang kalian lakukan ini adalah salah, bagaimana bisa kalian melakukan pertukaran jiwa orang yang sudah mati dengan orang yang masih hidup?”

“Aldar, bangun. Aktingmu sudah cukup.”

“Kurang ajar, mereka menipu kita. Cepat bunuh mereka.”

Pertarungan yang sengit terjadi diantara mereka, salah satu dari mengeluarkan kekuatan angin untuk menjatuhkan Aldar dan Lucy. Namun, Aldar dan Lucy tidak berpindah dari tempatnya sedikitpun. Lucy dan Aldar mengeluarkan sihirnya secara bersamaan mencintakan api yang sangat besar. 

Tiba-tiba, sesosok lelaki muncul di hadapan mereka, menyerap api yang membakar goa itu dengan ketelapak tangannya. Lucy terdiam, matanya membesar karena kaget, dan bibirnya terkatup erat menahan ekspresi ketakutan yang tak terhindarkan. Aldar merasakan kejutan yang melanda dirinya, diikuti oleh gelombang kekhawatiran yang mendesak ketika melihat aksi mendadak lelaki tersebut.

"Lucy, waspada!" seru Aldar, menginstruksikan Lucy untuk menghindar ketika dia membelokkan arah api yang menyerang, mengarahkannya ke arah atas goa yang kini terancam rubuh. Namun, meski bertindak dengan sigap, Aldar sendiri merasa kebingungan ketika Lucy menyebut sosok tersebut sebagai Eldrick. 

"Eldrick?" gumamnya, wajahnya memperlihatkan ekspresi keketerkejutan dan kebingungan yang sama-sama kuat.

"Ayo, Lucy, keluar sekarang!" Aldar mendorong Lucy untuk segera meninggalkan goa yang terancam rubuh. 

"Lucy, kita harus mengejar mereka. Mereka pasti tidak jauh," ujar Aldar.

Namun, Lucy menolak dengan bijaksana. "Tidak, Aldar. Mereka pasti akan datang," jawabnya, suaranya penuh dengan ketenangan, meskipun wajahnya mencerminkan ketidakpastian. "Aku merasa kita harus melaporkan ini kepada kakek."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status