Share

Teman Baru

Author: RZ
last update Huling Na-update: 2024-03-17 04:50:08

Lucy menghampiri kakeknya dengan langkah yang kebingungan, wajahnya mencerminkan keraguan yang mendalam. Aldar, sementara itu, hanya mengikuti di belakangnya, wajahnya masih terlihat membingungkan.

“Kakek, dia masih hidup,” ucap Lucy dengan suara yang bergetar.

“Siapa maksudmu?” tanya kakek Lucy dengan rasa ingin tahu yang jelas terpancar dari matanya.

“Eldrick dialah yang memimpin organisasi tersebut, dialah dalang dari banyak anak muda yang menghilang,” jelas Lucy dengan nada serius.

Kakek Lucy hanya terdiam, tatapannya kosong, dan genggamannya melemah sehingga gelas yang dipegangnya terjatuh dengan suara yang gemuruh.

“Bagaimana mungkin itu bisa terjadi, dia tidak mungkin bisa selamat dari serangan napas naga,” Kilan berusaha mencari jawaban atas kejadian yang menggemparkan itu.

“Apakah kakek melihatnya mayatnya?” tanya Kilan lagi, mencoba mencerna situasi yang begitu mengejutkan.

"Tidak mungkin bisa meninggalkan jasad dengan api sebesar itu,” Kilan melanjutkan, ekspresinya mencerminkan keraguan yang sama dengan Lucy.

Lucy dan Kilan masih bingung dengan apa yang terjadi, mencoba memahami segala kejadian yang begitu tiba-tiba itu.

“Bagaimana jika dia menangkis serangan kakek?” celetuk Aldar, mencoba menawarkan satu kemungkinan di tengah kebingungan mereka.

“Dia seperti mengeluarkan jurus api yang kakek ajarkan kepadaku, tapi dengan teknik dan kekuatan yang berbeda. Dan aku bisa menangkisnya. Mungkin saja dia melakukan seperti apa yang kulakukan,” jelas Aldar, mencoba memberikan gambaran atas apa yang mungkin terjadi.

“Lalu apakah dia pura-pura mati?” tanya Lucy, masih mencoba mencerna segala kemungkinan yang terbuka.

“Kalau memang benar, siapa yang ingin dia bangkitkan?” pikir Kilan, mencoba menghubungkan semua titik yang mungkin terkait dengan kejadian tersebut.

“Siapapun dia, ketika dia menggunakan mantra itu. Dia pasti orang yang sangat berbahaya,” tambah Aldar, mencoba menekankan betapa seriusnya situasi yang mereka hadapi.

Aldar dan Lucy melanjutkan petualangan mereka, selain itu mereka juga harus mengungkap misteri dibalik kasus mereka yang terakhir.

***

Petualangan mereka kali ini membawa mereka ke kota, Lucy yang masih penasaran pergi perpustakaan kota untuk mempelajari tentang Mantra pemindahan jiwa orang mati. Diikuti dengan Aldar yang sibuk membaca buku-buku kuno untuk melatih kekuatannya.

Tiba-tiba terdengar suara ledakan dari depan perpustakaan, Lucy yang masih sibuk mencari buku kuno perhatian tidak teralihkan. Aldar keluar untuk memeriksa, rupanya ledakan tersebut berasal dari pertarungan dua penyihir. Banyak orang yang antusias menyaksikan.

“Dasar bodoh, kalian hanya dari guild lemah. Tidak mungkin bisa mengalahkan kami,” ujar Morin dengan nada meremehkan sambil mengeluarkan sihir esnya, yang membuat Daapi terhempas akibat serangannya.

Meskipun terpukul, Daapi tetap berusaha untuk bangkit dan mengeluarkan bom dari tangannya. Namun, upayanya sia-sia karena bom tersebut segera membeku akibat sihir dari Morin.

Pertarungan mereka terpaksa terhenti ketika para polisi sihir turun tangan.

“Hey, kalian dilarang menyerang satu sama lain di luar pertandingan, atau guild kalian akan didiskualifikasi,” tegur para polisi sihir dengan tegas, memaksa mereka menghentikan pertarungan demi melindungi nama guild mereka.

“Apa itu guild dan pertandingan?” tanya Aldar yang masih berdiri melihat kejadian tersebut, karena Lucy tidak pernah menceritakan tentang Guild penyihir sebelumnya.

Aldar mengikuti Morin yang sedang menuju penginapannya, rupanya Morin mengetahui bahwa dirinya sedang diikuti. Sengaja dia berhenti dan duduk dikursi taman seolah tidak tahu apa-apa. Mata mereka sempat bertemu, Aldar terkaget dan langsung membuang pandangannya.

Tapi ketika dia melihat kearah tempat duduk Aldar, dia sudah tidak ada. Tiba-tiba Morin sudah berada didepan Aldar, membuatnya jatuh karena terkejut.

“Kenapa kamu mengikutiku.? Tanya Morin kepada Aldar.

Aldar bangun dari tanah seraya membersihkan pakaiannya dari debu. “Aku hanya mau bertanya kepadamu, aku dengar kamu menyebutkan Guild dan lalu pertandingan. Apa maksudnya?”

“Dari mana asalmu, kenapa kamu bertanya hal seperti?” Morin meninggalkan Aldar tanpa menjawab rasa penasarannya.

“Hey, Aldar, apa yang kamu lakukan disini.” Lucy datang menghampiri Aldar.

“Lucy, apa itu Guild? Lalu pertandingan yang dimaksudkan?”, Aldar mencoba bertanya ke Lucy untuk menjawab rasa penasarannya.

“Aku lupa memberitahumu, Aldar. Guild adalah tempat berkumpulnya para penyihir, bisa dibilang serikat penyihir. Dan sepertinya sekarang ada pertandingan antar Guild untuk memperebutkan gelar Guild terhebat di kota ini”.

“Itu terdengar menarik, kalau begitu ayo kita menonton pertandingan itu.”

Lucy mengajak Aldar untuk melihat pertarungan sihir yang diadakan setahun sekali di kota Avaloria.

Ramainya para penonton sampai membuat stadion penuh. Aldar yang baru pertama kali melihat pertarungan sihir merasa terpana. Penyihir dari masing-masing Guild bertarung sama lain untuk meraih juara. 

“Diluar sana masih banyak orang-orang kuat,Lucy." Ujar Aldar kagum. Lucy yang masih melihat Aldar terpana, tidak menjawab. 

Setelah selesai melihat pertarungan sihir,mereka berjalan menuju lorong keluar arena pertandingan, tanpa disengaja Aldar bertabrakan dengan seseorang.

“Maafkan aku, aku tidak sengaja,” ucap Aldar dengan wajah yang dipenuhi rasa sesal kepada pria yang ditabraknya.

“Hey, Kamu kalau jalan pakai mata, kamu…” ocehan dari lelaki tersebut terhenti ketika dia membalikkan badannya.

“Aldar, kamukah itu. Ternyata kamu masih hidup,” ternyata lelaki itu adalah Gary.

Mendengar suara Gary, Aldar merasa jantungnya berdegup kencang, dan ekspresi wajahnya berubah menjadi campuran antara terkejut, kebingungan, dan kemarahan yang tumbuh perlahan di matanya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Perjalanan Menjadi Penyihir Sakti   Menguasai Energi Alam

    Aldar dan Lucy berjalan beriringan menuju danau di pinggir kota Alvoria. Danau itu cukup luas, dengan pemandangan yang indah membuat siapa pun terpesona. Aldar merasakan ketenangan yang menyapu hatinya saat melihat keindahan alam di sekitarnya.Di tengah obrolan mereka, Lucy memuji perkembangan Aldar yang sangat pesat. "Hanya dalam satu tahun, kamu sudah menjadi penyihir kelas A, Aldar. Itu luar biasa!" Mata Lucy berbinar-binar, terpancar rasa bangga dan kagum pada sahabatnya itu.Aldar tersenyum lebar, rasa haru memenuhi dadanya. "Terima kasih, Lucy. Semua itu berkat bimbingan Master Darian. Dia benar-benar luar biasa dalam mengajarkan sihir dan membimbingku menjadi lebih baik." Aldar tulus mengakui peran penting sang mentor dalam perjalanannya."Kamu memang beruntung memiliki Darian sebagai mentormu," ujar Lucy, tangannya menggenggam lengan Aldar dengan lembut. "Karena kamu memang memiliki kemampuan yang sangat istimewa."Aldar terdiam, seolah pujian itu menggugah semangatnya. Namun

  • Perjalanan Menjadi Penyihir Sakti   Legenda Api Hitam

    “Kamu benar, Darian, kekuatan api hitam bukan hanya cerita legenda. Tapi, kekuatan itu memang benar-benar ada.? jawab Lucy sambil menatap Darian serius.Konon, api ini berasal dari kedalaman neraka, tempat di mana kegelapan dan kekuatan gelap bertemu, membentuk api yang tak terkendali dan mematikan.Menurut cerita, hanya penyihir yang paling hebat dan paling bijaksana yang dapat menguasai dan mengendalikan Api Hitam ini. Mereka harus menjalani ujian yang sulit dan mempelajari ilmu sihir yang paling dalam untuk dapat memahami cara mengendalikan kekuatan yang begitu ganas ini.ada seorang penyihir bernama Malakar, yang terkenal akan kebijaksanaan dan kekuatan sihirnya yang luar biasa. Dia dipercaya sebagai satu-satunya yang mampu mengendalikan Api Hitam. Malakar dianggap sebagai penjaga dan pemelihara kekuatan ini agar tidak jatuh ke tangan yang salah.Namun, kekuatan Api Hitam tidak hanya membawa malapetaka, tetapi juga kekuatan besar yang bisa digunakan untuk kebaikan atau kejahatan.

  • Perjalanan Menjadi Penyihir Sakti   Berkunjungnya Lucy: Rencana yang Membuat Kegelisahan

    "Sepertinya tidak ada yang perlu dikhawatirkan, Aldar," ujar Lucy dengan senyum kecil, mencoba memberikan semangat pada temannya."Kamu benar, Lucy," semangat Arden Tall kembali," jawab Aldar dengan suara pelan, tetapi ekspresinya menunjukkan rasa lega.Aldar merasa lega melihat Morin dan rekan-rekannya telah kembali bersemangat meskipun mengalami kekalahan, "Lihat, disana ada Lucy," teriak Morin, dengan nada ceria."Benar, itu Lucy," jawab yang lain, wajah mereka juga terpancar semangat."Lucy, Aldar, mari kita bicara di ruangan," ajak Darian dengan nada serius.Lalu mereka pergi menuju ruangan Darian. Di ruangan Darian, atmosfer menjadi lebih tenang. Mereka duduk bersama di sekitar meja besar, menatap satu sama lain dengan serius, suasana tegang mulai terasa."Terima kasih, Lucy, telah menghentikan Aldar," ucap Darian dengan rasa lega dan terima kasih yang tulus.Lucy tersenyum menanggapi ucapan terima kasih dari Darian, "Aldar, sekarang kamu mengerti kenapa aku tidak mengizinkanmu

  • Perjalanan Menjadi Penyihir Sakti   Kekuatan dalam Kegagalan

    Lalu Aldar melompat ke arena pertarungan, diikuti oleh Elara, Asher, Aric, dan Ember. Namun, tak disangka, empat anggota Vanguard juga melompat ke dalam arena. Suasana menjadi sangat tegang, seolah-olah akan terjadi pertempuran dahsyat."Kamu sangat kejam, Gary!" teriak Aldar, matanya memancarkan kemarahan yang membara."Aku tidak melanggar aturan. Aku menyerah, dan Arden Tall mendapatkan satu poin," jawab Gary licik dengan senyum mengejek, memicu kekecewaan yang mendalam dari Aldar."Aku hanya lelah, oleh karena itu menyerah," tegas Gary, menyulut kemarahan lebih lanjut dari Asher yang mendengarkan dengan geram.Mendengar jawaban Gary yang meremehkan Arden Tall, bahkan Darian hampir meledak karena amarahnya. Namun, Aron menghentikannya dengan tegas, "Jangan campur tangan, Master. Biarkan mereka menyelesaikannya."Darian kembali duduk di kursinya, menggigit bibirnya dengan kesal. Sementara itu, tiba-tiba Aldar bersiap-siap, matanya memancarkan kemarahan yang membara, hendak mengeluark

  • Perjalanan Menjadi Penyihir Sakti   Pertarungan Sihir

    Hari pertarungan sihir di kota Alvoria telah tiba, dan atmosfernya dipenuhi dengan aura magis yang tegang. Guild-guild terbaik dari seluruh kota berkumpul untuk memperebutkan gelar kehormatan. Arden Tall, salah satu guild terkuat, tidak diragukan lagi menampilkan kehebatannya dengan mengirimkan lima penyihir terbaiknya.Pertarungan semakin memanas ketika Morin, dengan sihir esnya yang memukau, mengirimkan gelombang dingin yang membelah udara. Kristal es terbentuk di sekitar musuh-musuh mereka, mengunci mereka dalam penjara es yang tak terhindarkan.Sementara itu, Elara, dengan keanggunan dalam memanipulasi bayangan, menyelinap di balik kegelapan untuk menyerang musuh-musuhnya. Dari bayangan yang tak terduga, serangan-nya menyapu lawan-lawannya, meninggalkan kebingungan dan ketakutan di antara mereka.Tidak jauh dari Elara, Asher, dengan ketajamannya sebagai sniper sihir, mengarahkan serangannya dengan presisi yang mematikan. Dengan fokus yang tak tergoyahkan, ia menembakkan energi sih

  • Perjalanan Menjadi Penyihir Sakti   Tekad tak Terkalahkan

    Dengan mata berkaca-kaca, Darian memperhatikan pertarungan yang semakin intens. Hatinya berdegup kencang, lalu dia mengisyaratkan kepada Aron untuk menghentikan pertarungan. Akan tetapi, Aldar berusaha bangkit meskipun tubuhnya terasa remuk oleh serangan-serangan Aron. Dia mencoba mengumpulkan sisa-sisa energi yang tersisa dalam dirinya untuk melawan, namun kekuatannya semakin melemah.Para penonton, termasuk teman-teman Aldar, menatap dengan ketegangan yang tak terkatakan. Mereka merasa tidak kuasa melihat Aldar menderita begitu hebat di tangan Aron.Namun, tiba-tiba, sesuatu yang tidak terduga terjadi. Saat Aron hendak memberikan pukulan terakhir yang akan mengakhiri pertarungan, Aldar tiba-tiba menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Matanya yang tadinya redup mulai bersinar dengan keberanian yang baru.Dengan kekuatan terakhir yang dimilikinya, Aldar mengumpulkan sisa-sisa energinya dan melancarkan serangan terakhirnya. Dengan kejutan yang tak terduga, serangan terakhir Aldar malah

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status