Share

Guru Api

Aldar dan Lucy tiba di pondok kecil, di mana Kilan adalah kakek dari Lucy tinggal. Ketika mereka bertemu dengan Kilan, Aldar terkejut mengetahui bahwa kakek itu juga memiliki kemampuan untuk memanipulasi api, sama seperti dirinya. Rasa antusiasme pun menyelinap ke dalam dirinya, karena ia menyadari bahwa dia akan belajar langsung dari seseorang yang memiliki kemampuan yang sama dengannya.

Lucy menceritakan kepada Aldar tentang kakeknya. Kilan adalah sosok yang baik hati, namun pernah mengalami kekecewaan besar ketika muridnya yang terakhir mengkhianatinya. Murid itu, dengan kesombongan dan keangkuhannya, menyebabkan kerusakan besar dan bahkan menghancurkan rumah-rumah warga.

Kekuatan yang dia peroleh digunakan untuk menindas yang lemah. Akhirnya, Kilan terpaksa mengakhiri kehidupan muridnya dengan tangannya sendiri, sebuah pengalaman yang meninggalkan luka mendalam dalam hatinya.

Meskipun terkesan dengan cerita tentang Kilan, Aldar yakin bahwa menjadi murid kakek itu adalah langkah yang tepat. Baginya, belajar sihir adalah untuk membalaskan dendam terhadap kematian ibu dan adiknya.

Saat mereka tiba di pondok, Lucy dengan senang hati memanggil kakeknya. Kedatangan Lucy disambut dengan kebahagiaan oleh sang kakek, yang telah menantikan kepulangannya dengan penuh rindu.

"Cucuku, akhirnya kamu pulang," kata Kilan dengan suara hangat.

Lucy meletakkan tasnya di tanah dan berlari mendekati kakeknya, memeluknya dengan erat. Mata Kilan dan cucunya berkaca-kaca penuh kebahagiaan, karena akhirnya mereka dapat bersatu kembali setelah berpisah untuk mencari kekuatan sihir.

Melihat momen kebahagiaan di antara mereka, Aldar teringat akan masa lalu yang penuh cinta dengan ibu dan adiknya. Namun, ia menyadari bahwa dia harus fokus pada tujuannya dan tidak boleh terlena oleh kesedihan yang melanda hatinya. 

“Kakek, dia Aldar muridku,”

“Aldar, kesini anak Aldar,” sambut Kilan ramah. 

Aldar memperkenalkan dirinya kepada Kilan, tapi tidak disangka. Aldar langsung mengutarakan maksud dan tujuannya. 

"Tolong ajari aku sihir api." 

Kilan tersenyum mendengarnya, "Kamu bukan tipe orang yang penyabar rupanya, tapi sayangnya aku bukan seorang guru, aku tidak bisa mengajarkanmu, Aldar."

“Tidak, anda adalah kakek Lucy. Dan kudengar darinya anda juga menguasai sihir elemen api. Ajarkan aku, kakek.” 

Kilan yang masih trauma dengan masa lalunya tidak mudah menerima murid, menolak untuk mengajari Aldar sihir. Namun, Aldar tidak putus asa dan terus membujuknya.

Akhirnya, dengan konsentrasi penuh, Aldar mengeluarkan api dari seluruh tubuhnya, membuat Kilan terkejut dan menoleh ke arahnya.

Kilan melihat tatapan Aldar dipenuhi dengan tekad yang kuat, “Baiklah, aku akan mengajarkan sihir kepadamu, Aldar.” ucap Kilan.

“Terima kasih, kakek.”

***

Pada hari Kilan mengajarkan sihir kepada Aldar, ia memberikan sedikit teori tentang manipulasi energi alam menjadi api. Walaupun teori itu pernah Aldar dapatkan pada Lucy, ia tetap mendengarkan dan memperhatikan ajaran dari Kilan.

"Tidak banyak penyihir yang mampu melakukannya karena membutuhkan energi yang besar. Namun, kamu berhasil melakukannya dalam waktu singkat, Aldar," puji kakek Lucy terhadap kemampuan belajar sihirnya yang cepat.”

Kilan mengeluarkan api dari seluruh tubuhnya, meletakkan tangan kiri di atas tangan kanannya. Tiba-tiba api dari sekujur tubuhnya berjalan dan berkumpul ke telapak tangan kanan nya, berubah menjadi bola api kecil. Setelah menyiapkan posisi yang tepat, bola api ditembakkan ke langit dan berubah menjadi tembakan besar dan dahsyat. Aldar terdiam dan tidak bisa berkata apa-apa melihat kejadian itu

Itu adalah napas naga, jurus rahasia dari Kilan. Bahkan kekuatan se dahsyat itu mampu menghancurkan sebuah gunung. Aldar diam mematung tidak mampu bernafas sejenak melihat apa dilakukan Kilan. 

"Untuk mengeluarkan napas naga harus menyerap banyak energi alam, setelah itu mengumpulkan energi tersebut di satu titik atau di tangan. Lalu mengeluarkan energi itu kembali,” dia menjelaskan dengan sederhana kepada Aldar.

Kilan juga menjelaskan bahwa kekuatan itu tidak mudah untuk di kuasai. Karena selain menyerap banyak energi alam, juga harus melatih kekuatan fisik untuk menahan energi yang dikeluarkan. 

Aldar mencoba melakukan sesuai dengan teori dari Kilan. “Tunggu Aldar, apa yang kamu lakukan. Kamu belum cukup kuat untuk melakukannya.” 

Tapi, siapa sangka setelah mengeluarkan api dari sekujur tubuhnya. Aldar Mengumpulkan api tersebut ke tangannya. Lalu setelah mengubahnya jadi bola api kecil, dia menembak kan api tersebut. Aldar terlempar jauh setelah menembakkan api ke langit, membuat nya pingsan tidak sadarkan diri. 

Kilan terheran dengan Aldar yang terpental dan tidak sadarkan diri. "Cucuku, siapa anak ini?" tanyanya bingung.

Lucy tersenyum bangga, "Dia Aldar, kakek. Dia berusaha keras untuk belajar sihir dari Anda."

Keesokan harinya, Aldar menjalani latihan fisik yang sangat keras bersama Kilan. Meskipun sudah memiliki fisik yang kuat dari pekerjaannya sebagai pencari kayu bakar di hutan, Aldar bersemangat untuk meningkatkan kemampuannya lebih jauh.

Dalam latihan fisik bersama Kilan, Aldar menunjukkan kekuatan dan ketahanan fisik yang luar biasa. Tubuhnya bergerak dengan lincah dan gesit, mencerminkan dedikasi dan disiplin yang tinggi dalam melatih dirinya sendiri. Meskipun terkadang dia merasakan kelelahan dan ketegangan pada otot-ototnya, dia terus maju dengan semangat yang tak tergoyahkan.

Setelah Kilan merasa Aldar telah cukup siap, ia meminta Aldar untuk mencoba lagi mengeluarkan napas naga. Kali ini, Aldar lebih mampu mengontrol energi yang diserap dan gerakan kuda-kuda yang diperlukan. 

"Napas naga!" teriak Aldar dengan penuh keyakinan.

Api yang dikeluarkan oleh Aldar berhasil membelah awan, meskipun tidak sebesar dan sekuat milik Kilan. Melihat kemajuan Aldar, Kilan memberinya pujian dengan senang hati.

"Kamu harus tetap berlatih, Aldar. Kemampuanmu semakin meningkat," ujarnya sambil memberikan nasihat.

"Sihir bukan untuk melukai dan menindas, tapi untuk membantu yang lemah," tambah Kilan dengan serius.

Melihat kemajuan yang luar biasa dari Aldar, Lucy merasa bangga dan bersyukur. "Kakek, Aldar spesial. Dia memiliki hati yang baik dan tekad yang kuat."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status