Share

40. Ki Gendeng Sejagat (VIII)

"Kenapa aku tidak dapat membuka tabir mimpiku, Kek?" tanya Jaka.

"Mimpi berada di alam roh. Kau bisa membuka tabir mimpi kalau sudah jadi roh."

Jaka ingat sesuatu. "Eh, bukankah kau berjuluk makhluk setengah roh? Kau berarti bisa membuka tabir mimpiku?"

"Itu kan julukan, anak muda. Nyatanya aku bukan roh."

"Padahal jadi roh saja sekalian."

"Sialan kau...!"

"Mereka harusnya jangan menjuluki makhluk setengah roh, tapi setengah edan!"

"Brengsek...!"

"Kau minta makanan apa sebelum aku tirakat, Kek?"

"Tirakat untuk apa?"

"Aku ingin mengetahui nasib temanku dengan ilmu Tembus Pandang."

"Tirakat adalah melatih kepekaan panca indera untuk menerima getaran negatif dan positif dari sekitar."

"Lalu aku harus bagaimana?"

"Kau duduk tafakur, pusatkan titik pandang dalam kegelapan, pikiran fokus pada apa yang kau inginkan."

Jaka duduk bersila di atas batu ceper, dan mulai memusatkan perhatiannya dengan mata terpejam, karena ia ingin melihat situasi yang lokasinya sangat jauh.

Satu titik terang perla
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status