Share

Bab 27

Heru mengajak menantunya mangkal di pertigaan tak begitu jauh dari rumahnya. 

"Kita mangkal di sini saja, Nak Yogi! Yang dekat-dekat dulu."

"Baik, Pak." 

Yogi dan Heru duduk di samping becak sembari menunggu penumpang datang.

"Nak Yogi apa tidak malu menarik becak seperti ini?" tanya Heru membuka obrolan.

"Apa Bapak malu menjadi tukang becak?" Sebuah pertanyaan kembali dibalikkan Yogi pada mertuanya.

"Tidak, Nak Yogi. Kenapa harus malu? Kalau kita kerja dengan cara halal."

"Itu juga jawaban dari saya, Pak."

"Tapi Nak Yogi 'kan beda dengan Bapak. Nak Yogi orang kaya. Selalu mendapatkan apa yang diinginkan dengan mudah. Tanpa harus bersusah payah."

Yogi memandang ke arah jalan. Dia tersenyum mendengar ucapan mertuanya tersebut.

"Sekarang saya bukan orang kaya lagi, Pak. Dan Bapak salah kalau menganggap semua yang saya inginkan bisa didapat dengan mudah. Sejak kecil, saya tidak pernah mendapat kasih sayang

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status