Bab 106.
Jika Dad tau dia mencuri ciuman dari Azalea, pasti dia di bunuh saat ini juga. Dengan perlahan di angkat tubuh ramping Azalea. " Bang, aku ketiduran ya? " Ivan hanya mengangguk." Mau pulang atau nginep di hotel? " tanya Ivan pelan." Di Hotel aja Bang. Cape aku, " Azlea menjawab singkat.***[ Jaga putriku, jangan kau rusak ]. Dad mengirim pesan ancaman pada Ivan. Walau dia tau Ivan sangat loyal padanya, tetapi ada kekhawatiran juga, Karna ucapan Mira." Yah apa tidak sebaiknya Azalea kamu nikahkan saja dengan Ivan, Toh Ivan yang selama ini kamu percayakan untuk seluruh kekuasaanmu!! " Mira memberi masukan." Ibu khawatir, mereka bukan muhrim, dan sering pergi berdua. " Mira menatap sendu raut wajah suaminya.Ia tak ingin putrinya salah jalan, sekuat apapunBab 107" Sudah, Bos. Minggu malam kau bertemu dengan Dad, senin siang kita ke kantor mereka bertemu Azlea untuk penyerahan kekuasaan ini. "" Dan mungkin ada beberapa tim ahli kita di tarik ikut mereka, agar pengelolaan usaha ini tetap pada korolidor sesuai perencanaan awal. " " Sudah ada gantinya? " tanya Arkan. " Sudah ada calon, tinggal di lakukan panggilan. " Arkan hanya manggut-manggut. " Bagaimana acara kemarin, lancar Bos? " tanya Ervan. " Seperti yang kau ketahui. " "Aryanti sudah membaik? " tanya Arkan. " Sudah lebih baik, Bos. "" Evellyn ingin menjenguk. Mungkin nanti malam aku ke rumahmu, " ucap Arkan lagi, menelisik wajah Ervan seperti sedang tak Baik-Baik saja tetapi berusaha menutupi." Aku tinggal di dekat klinik Aryanti
Bab 108Arkan tersentak dengan pernyataan Evellyn, akan jadi bumerang jika Arkan salah menjawab. " Eve. Kemari!! " perintah Arkan. Evellyn mendekatkan tubuhnya memepet pada Arkan. Terlihat dia masih berfikir. " Iya kan, Mas? Tebakanku benar? " tanya Evellyn. " Tebakan apa? " tanya Arkan berpura-pura tak mengerti. " Para lelaki suka berkomplot, menutupi kesalahan temannya? " " Eve, tadi kamu punya hutang di kolam renang, bayar di sini saja!! " Arkan mengalihkan pertanyaan Evellyn dia tak ingin menjadi masalah besar. Evellyn mendongak terbelalak. " Mesum. Ada pak parjo, emang gak malu, nanti aku teriak-teriak, " ucap Evellyn pelan, walau pelan Parjo pasti mendengar. " Pak denger dan lihat nggak? " tanya Arkan pada sopir yang sedang fokus pada jalanan.
Bab 109" Begini, Tuan. Anak perusahaan ini saya limpahkan untuk Elvano, Putra Anda, sebagai hadiah kelahirannya, dari saya. Ini berkas-berkas yang kami persiapkan. " Azalea sudah bisa menatap tajam lelaki yang dulu pernah dia damba. Arkan terperanjat mendengar penuturan Azalea. " Ada poin-poin penting yang harus anda baca terlebih dahulu Tuan. Karna saya tak melimpahkan secara cuma-cuma. Ada bagi hasil yang kami minta. " Azalea berbicara masih menatap mata elang Arkan. " Jika ada masalah-masalah yang harus di selesaikan silahkan menghubungi Tuan Ivander, karna setelah ini saya hanya berada di balik layar, yang menguasai semua perusahaan milik ayah saya, kini Tuan Ivander. " Azalea menatap Ivander, bibirnya tersungging, saat mereka beradu tatap.Arkan melihat itu, dia hanya berdoa semoga Azalea mendapatkan pendamping yang tepat. Rapat pun berakhir. Mereka undur diri saling berjabat tang
Bab 110" Ya Tuhan, kenapa ini lokasi pake nyala. " keluh Ivan, begitu melihat lokasi dalam ponselnya mode menyala. Ivander berusaha bangun, perlahan dia pakai celana boxer, dan kaos oblong. Setelah itu dia ambil minuman di kulkas juga cemilan, dia bawa ke sofa tempatnya biasa menghabiskan waktu bermain game. "Alhamdulillah, sampe juga di sini. " pikir Ivan. Netranya menangkap area kejantanannya yang menggelembung karna memakai celana penyangga. Dia ambil bantal sofa untuk menutupi, berabe kalau Azalea melihat pikir Ivan. Klek.... Pintu terbuka, seraut wajah cantik khas gadis blasteran muncul. Jantung Ivan berdegup kencang melihat senyum Azalea yang menawan. " Demi dia aku rela melakukan ritual pemotongan kejantanan. " pikir Ivander." Assalamualaikum, Bang. " sapa Azalea ceria, mendaratkan bokong di samping Ivander. Tangannya reflek menepuk bantal yang berada di
Bab 111" Azalea. " Ivan menurunkan pandangannya, tak berani mantap netra lelaki yang sudah membesarkannya. Dad menghembuskan nafas pelan, hatinya lega. Senyumnya tersungging, membuat Ivan salah tingakah." Maaf Dad, saya lancang, tapi saya akan berusaha menjaga dan melindungi Azalea. Saya tak ingin Azalea jatuh pada lelaki salah. Walaupun saya juga tak sempurna. " Ivan dengan lancar dapat mengatakan kata-kata yang dia hapal dari seminggu yang lalu, untuk meyakinkan Dad. Senyum Dad makin lebar. Membuat Ivan, makin rendah diri, dia tau seperti apa karakter Dad. " Kita panggil Azalea, mau kah dia menerima. Semua keputusan ada pada Azalea, " ucapan Dad membuat jantung Ivan tak tenang. Kenapa tadi dia tak mengatakan langsung saja pada Azalea, pikir Ivan. Dad memanggil Mira yang sudah berada di depan pintu ruang kerja, men
Bab 112Ervan menarik tangan Aryanti menuju ruang kantornya. " Tumben. " Ervan memepet tubuh Aryanti ketika pintu tertutup. Aryanti mendorong tubuh Ervan melangkahkan kakinya menuju sofa, duduk dengan cara yang sungguh elegant. Ervan mendaratkan bokong di sebelahnya. Melingkarkan tangan di pundak Aryanti. " Ternyata Indah seksi ya? Tubuhnya se-indah namanya ! " Aryanti berucap sambil mengambil cermin di dalam tasnya. Bibir Ervan melengkung indah. " Ini juga indah, enak lagi rasanya! " Tangan Ervan meremas bokong Aryanti membuat netra beriris coklat ini membelalak kaget. " Gak sopan, " Aryanti menabok tangan Ervan yang meremas bokong Aryanti. Walau menampilkan wajah jutek, tetapi bibir tersungging.Bibir Ervan makin melengkung ke atas. Tangannya makin nakal menyusuri paha dan mengelus pelan. Wajahnya dia dekatkan pada wajah Aryanti. " Main di sini yuk! " Netra Ervan mengerling nakal. Hahhhh... Netra Aryanti makin terbelalak lebar. " Dasar playboy cap kadal. Sama dokter pribadi kela
Bab 113evellyn terburu masuk kamar mandi lagi, dia khawatir Dokter Aryanti akan menunggunya. Arkan terlihat tertidur, setelah memberikan Evellyn kenikmatan luar biasa. " Mas, aku keluar ya. Takut Dokter Aryanti nungguin, " bisik Evellyn di telinga suaminya. Arkan mengangguk sedikit membuka mata. Setelah membenarkan selimut menutupi tubuh polos suaminya dia bergegas keluar ruangan. Senyumnya mengembang saat bertemu muka dengan Sinta. " Sinta Dokter Aryanti udah keluar belum? " tanya Evellyn. " Tadi Pak Ervan pesen, Dokter Aryanti pergi sama pak Ervan, Kak, " jawab Sinta sopan. " Tuh kan aku di tinggal, " Evellyn kembali masuk ke dalam ruang kantor, dan naik lagi ke atas ranjang. " Kok gak jadi pergi? " tanya Arkan mendapati istri kembali ke pelukannya. " Udah di tinggal, kamu siihhh..., " ucap Evellyn sewot. " Tapi enak 'kan? " Arkan mengeratkan pelukan di tubuh Evellyn menghirup aroma yang membuatnya candu. Sesaat kemudian Evellyn ikut terlelap, karna dia juga Benar-
Bab 114Aryanti menelungkupkan tubuhnya di atas kasur. Kenapa? Kenapa? Kenapa? Dia bertanya pada dirinya sendiri. Kenapa dia seperti ini, " aku Dokter penyakit kejiwaan, kenapa aku gak bisa mengendalikan sifat cemburuku. " gumam Aryanti. Aryanti paham ada jenis penyakit yang di sebut shindrom Othelo, penyakit kejiwaan karna faktor cemburu berlebihan. Aryanti pun tak tau kenapa dia begitu cemburu pada Ervan, dia tak pernah merasa rendah diri, bahkan mungkin dia over percaya diri. Dia cantik, menarik, pintar, berprestasi, karir cemerlang, tak ada celah kekurangan dari sosok bernama Aryanti. Tetapi entah kenapa dia begitu cemburu pada Ervan. Apakah karna masa lalu Ervan yang pandai menaklukkan para wanita? Hingga dia pun takluk pada pesona Ervan. Aryanti masih menelungkupkan tubuhnya, tangisnya teredam bantal. Bahunya turun naik, sesekali dia mengeluarkan lendir yang menggangu nafasnya. Hingga akhirnya Aryanti lelah dan tertidur di ranjang, masih komplit memakai sepatu. Ervan membuka