Agatha pulang dalam keadaan sudah benar-benar larut. Ia menghindari Gio. Untuk menenangkan pikirannya tentu saja. Untuk saat ini ia tidak ingin terlalu memikirkan masalah hati. Yang terpenting adalah bagaimana ia bisa menjadi pemimpin sementara Harper. Agatha memasuki penthouse. Jam dinding sudah menunjukkan pukul 23.00. Agatha memilih untuk duduk sebentar dan meluruskan kakinya. Sampai ia melihat ada bayangan seorang laki-laki yang berada di balkon. âGio?â tanyanya. Benar.. pria itu menunggunya. Agatha menatap Gio yang perlahan mendekatinya. âKenapa kau menghindariku?â tanyanya. Agatha melengos. Menghindari kontak mata dengan pria itu. Agatha memilih untuk menyalakan televisi. Dengan volume yang cukup kencang. âKita memang perlu menjaga jarak dahulu. Selain karena menghindari rumorâagar orang-orang yang mengincarku tidak mengincarmu juga.â Gio menyipitkan mata. âKau pikir aku selemah itu sampai-sampai mereka bisa menyentuhku?â Agatha mengernyit. âJangan
Gio menepuk pelan lengan AgathaâĶ. Saat ini wanita itu sedang tertidur. Tidak ada yang bisa Gio katakan. Statusnya memang menjadi tunangan Jihan. Dan statusnya dengan Agatha memang terikat dengan perjanjian. Gio tidak punya kewajiban untuk menjelaskan semuanya pada Agatha. Ia juga tidak mau memperumit keadaan sebelum ia menyelesaikan misinya. Entah dari mana Agatha mengetahui hal itu. Memang benar, Gio ke rumah sakit untuk menjenguk Jihan. Ia terpaksa menemani perempuan itu karena tidak ada orang lain yang berada di sisi perempuan itu. Ia sungguh terpaksa. Apalagi neneknya yang memaksanya untuk berada di sana. Gio perlahan turun dari ranjangâmengambil ponselnya. âKau sudah menemukan orangnya?â tanya Gio pada seseorang. Orang kepercayaannya. Seorang detektif swasta yang dibayarnya mahal untuk mencari tahu siapa orang yang berusaha mencelakai Agatha. âKami sudah melacaknya, tapi sulit menemukan keberadaannya dengan pasti. Beberapa kali saat kami datang ke tempat p
âKebersamaan seorang pengusaha muda, Giorgino Hendra Winston dengan seorang wanitaâĶâ âDikabarkan mereka menjalin hubungan gelap. Karena, Gio yang saat ini telah menjalin hubungan serius dengan seorang wanita bernama Jihan. Bahkan dikabarkan mereka akan segera bertunangan.â âTapi ternyata Gio sedang menjalin hubungan dengan wanita lain yaitu Agatha Ethelind Harper. Di mana sekarang memimpin anak perusahaan Harper yaitu Harper Advertise.â Agatha menutup tabletnya. Ia memejamkan mataâmengusap rambutnya kasar. Ia baru saja kembali setelah meeting dengan klien. Sesampainya di kantorâia melihat beberapa karyawan yang diam menatap layar besar. Bisa-bisanya layar itu menampilkan beritanya. Agatha berdiri di hadapan mereka. âApa yang kalian lakukan?â tanyanya. Para karyawan yang awalnya berkumpul di lobi itu kini membubarkan diri. Agatha masuk ke dalam ruangan. Di sanaâpegawainya mencuri pandang ke arahnya. Agatha menghela napas dan diam sebentar. âAku tahu kalian melih
Agatha menatap Leonard sinis. âBagaimana? kau sudah puas?â tanya Agatha. Leonard tertawa. âKau pasti mengira aku yang menyebarkannya. Tapi tidak masalah. Aku akan menerimanyaâĶâ Agatha mengernyit. âKalau bukan kau siapa lagi?â tanyanya. âSeseorang yang membenciku.â Leonard mengambil langkah lebih dekat dengan Agatha. âYang membencimu itu banyak. Kau tidak sadar?â tanya Leonard. âBukan hanya akuâĶ coba kau keliling perusahaan. lihatâĶ berapa banyak orang-orang yang membencimu.â Agatha bersindekap. Kemudian tersenyum manis. âTidak penting. Kau pikir aku akan tumbang hanya dengan masalah seperti ini?â âJangan harap aku mundur dalam peperangan ini.â Leonard tertawa lagi. âCitramu buruk. Kau akan dicap sebagai jalangnya bos Winston. Lalu siapa yang akan mempercayaimu untuk memimpin HarperâĶâ Leonard menekankan kalimatnya. âTidak ada yang sudi Harper dipimpin jalang sepertimu.â Agatha memejamkan mata. ia tidak akan terpancing dengan pria ini. ia tidak boleh marah.. ia harus
Agatha terbangunâĶ Memegang kepalanya yang terasa berat. Rami yang mengajaknya minum dan mereka berakhir tidurâĶ Agatha menatap jam dindingâĶ masih pukul 2 pagi. Agatha bangkit dan berjalanâberhenti ketika melihat bayangan seorang pria yang tengah duduk di kursi. Gio melipat kakinyaâbersindekap dan menatapnyaâĶ Agatha mengerjap pelan. âKenapa?â tanyanya. âKenapa menatapku seperti itu?â Agatha masih memegang kepalanya. Karena Gio yang terlihat marah dan tidak mau menjawab pertanyaannya. Agatha memejamkan mata. memutar otaknya untuk menemukan ide agar pria itu tidak marah. âAwh!â Agatha memegang kepalanya. âAwh sakitâĶâ lirih Agatha. Akhirnya Gio bangkit. pria itu mengambil air dan memberikannya pada Agatha. bahkan membantu Agatha agar bisa meminum air tersebut. Agatha menerimanya dan melirik Gio.. Gio mengusap pelan dahi Agatha. âSiapa yang mengijinkanmu ke sana hm?â Agatha terdiam. Ia menegakkan tubuhnya. âKata sekretarisku, itu tempat hiburan.. maksudnya te
âJadi kamu berhubungan dengan perempuan lain?â tanya Ethan yang langsung pergi ke mansion anaknya. Ia langsung mendatangi mansion Gio karena anaknya itu tidak mau bertemu dengannya. Gio memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. âmemang iya.â Ethan memejamkan mata. âKenapa tidak memberitahu kami kalau kamu mempunyai kekasih?â âKenapa kamu malah menjalin hubungan dengan perempuan lain saat kamu perjodohan itu sudah dimulai?â Gio memandang ayahnya. âDari awal aku sudah menolaknya kan?â âPapa tidak mau mendengarkanku dan tetap melanjutkan perjodohan konyol itu. papa bahkan juga tidak percaya padaku kalau aku menyukai wanita.â âApa itu salahku?â Ethan mengusap wajahnya kasar. âSekarang apa mau kamu?â tanyanya. âKamu mau membatalkan pertunangan itu?â tanya Ethan. âKalau iya?â tanya Gio. âPapa tidak setuju jika kamu hanya main-main dengan wanita ituâĶâ Ethan menatap Gio dengan serius. âJika kamu hanya main-main dengan wanita itu, kamu tidak berniat menikahinya.. dan kamu
Siang ini. Ada yang mengajaknya makan siang. Wanita yang dahulunya menjadi tokoh jahat dalam hidupnya. Namun untuk sekarang sepertinya tidak terlalu. Agatha terdiam di bangkunya. Menunggu sampai orang di hadapannya ini berbicara lebih dulu. Tidak ada yang berubah dari wanita itu. Hanyaârambutnya yang kian memutih. âBagaimana kabarmu?â tanya margaret. Meskipun dari wajahnya ia tidak suka basa-basi. Agatha mengangguk. âSeperti yang anda lihat. Aku baik dan aku berubah menjadi lebih baik..â Agatha tersenyum sopan. âBagaimana kabar anda?â tanyanya. âTidak terlalu baikâĶâ margaret mengambil minumannya. Kemudian minum perlahan sebelum melanjutkan ucapannya. âAku tidak baik saat melihat cucuku kembali bersamamu setelah sekian lamaâĶâ Agatha menghela napas. âApa yang aku lakukan? Gio datang sendiri padaku. Kita memang masih menyukai. Apa boleh buatâĶ Kami menjalin hubungan kembali.â âKau tidak tahu Gio akan bertunangan kenapa kamu masih menerimanya?â Agatha tersenyum.
âTadi nenek bilang apa saja?â tanya Gio. Tadi, margaret hanya menjawab pertanyaan Gio seperti ini. âAku hanya ingin mengobrol sebentar dengan Agatha.â Setelah itu margaret pergi. Agatha menoleh. âSeperti itulah..â mengedikkan bahu. Gio memegang bahu Agatha. âBeritahu aku apa yang dia katakan?â tanya Gio paksa. âTidak perlu tahu apa yang dia katakan.â Agatha memandang Gio. âTapi aku bilang padanya, aku tidak akan meninggalkanmu. Aku akan meninggalkanmu jika kau tidak menginginkanku lagi.â Gio tersenyum miring. âKau lebih pintar dari yang aku kira.â Agatha mendekat. âKau puas dengan jawabanku?â Gio mengangguk. Jemarinya mengusap pipi Agatha. âLumayan.â Agatha mendongak. âIntinya kita punya perjanjian. Kita sama-sama diuntungkan. JadiâĶâ Agatha mengalunkan kedua tangannya di leher Gio. âJangan mengingkari perjanjian kan?â Jemari lentik Agatha mengusap rahang Gio. âAku hanya memintamu untuk jangan meninggalkanku saat tujuanku belum tercapai.â Kenapa ia memperjelasny
GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpanâĶ Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. âKenapa dad di sana?â tanya Aiden mengernyit. âDad ingin membuang motorku?â tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. âWarnanya bagusâĶ helmnya juga cocok.â Gio tersenyum. âKamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?â kemudian mengangguk. âMotornya bagus.â Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. âApa yang terjadi dengan Dad?â Gio mengusap pelan bahu anaknya. âDad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamuâĶâ âDad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahanâĶâ Gio tersenyum. âDad seharusnya memuji kamu daripada
GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpanâĶ Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. âKenapa dad di sana?â tanya Aiden mengernyit. âDad ingin membuang motorku?â tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. âWarnanya bagusâĶ helmnya juga cocok.â Gio tersenyum. âKamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?â kemudian mengangguk. âMotornya bagus.â Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. âApa yang terjadi dengan Dad?â Gio mengusap pelan bahu anaknya. âDad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamuâĶâ âDad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahanâĶâ Gio tersenyum. âDad seharusnya memuji kamu daripada
GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpanâĶ Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. âKenapa dad di sana?â tanya Aiden mengernyit. âDad ingin membuang motorku?â tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. âWarnanya bagusâĶ helmnya juga cocok.â Gio tersenyum. âKamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?â kemudian mengangguk. âMotornya bagus.â Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. âApa yang terjadi dengan Dad?â Gio mengusap pelan bahu anaknya. âDad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamuâĶâ âDad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahanâĶâ Gio tersenyum. âDad seharusnya memuji kamu daripada
âPuas membuat kawatir orang tua? Puas bermain-main dengan acara penting?â tanya Gio pada Aiden. Aiden berhenti. pada langkah yang ketiga di tangga. Laki-laki itu berhenti dan menghadap ayahnya. âBagaimana rasanya?â tanya Aiden sembari tersenyum. âKalian tidak pernah datang ke acara pentingku. Jadi aku ingin melakukannya jugaâĶâ âBagaimana rasanya?â tanyanya. âAiden!â Gio memijit keningnya yang terasa pusing. âKami melakukannya karena ada alasannya.â âAku juga punya alasan untuk tidak datang ke acara itu.â Aiden memutar tubuhnya. berjalanâsampai Gio memanggilnya lagi. âAcara balapan yang kamu maksud?â tanyanya. âBalapan tidak jelas seperti itu? jika ingin balapan di sirkuit bukan di jalan raya. Kamu membahayakan orang lain. kamu juga membahayakan diri kamu sendiri.â âAiden kamu jangan melakukan hal seperti ini lagi ya..â Agatha menatap putranya. âMom dan Dad tidak akan melakukan hal seperti dulu lagi.â âKalau kamu mau balapan, kamu bisa mengajak kamu ke sir
Di sinilahâĶ Raini pergi ke atap gedung. Sendirian di tengah gelap yang hanya diterangi oleh cahaya rembulan yang bersinar dengan terang. Raini membiarkan rambutnya tertiup angin ke sana ke mari. Kedua tangannya bersandar pada dinding pembatas. Tempatnya memang di sini. Jelas dirinya dan Aiden sangat berbeda. Aiden memang lebih cocok dengan perempuan bernama Talia itu. Tadi, Raini melihat mereka dari kejauhan. Talia pasti dari keluarga yang memiliki perusahaan besar juga. Mereka memang cocok. LantasâĶ Kenapa hatinya sedikit tidak rela ya? Apa mungkin ia tidak rela jika Aiden bersama perempuan lain? Tidak! Sampai kapanpun Raini tidak boleh mendambakan apa yang tidak boleh didambakan. Tempatnya di siniâĶ Menyingkir lalu tidak terlihat oleh siapapun. âJadi seperti ini ya pemandangan kota dari atas gedung tinggi..â Raini tersenyum pelan. âMaklum orang kampungâĶâ Raini menggeleng pelan. âTernyata sangat bagus. pantas saja banyak orang kampung yang berbondong-b
Seorang pemuda dengan setelan kemeja dan jas rapi baru saja turun dari mobil. Langkahnya mantapâkemudian disusul oleh perempuan yang berada di belakangnya. Perempuan cantik yang menggunakan dress berwarna putih. Nampak sangat cantik dengan rambut panjang yang digeraiâĶ Aiden menyodorkan lengannya. Raini tersenyum manis dan menggandeng tangan Aiden. Tahukah permintaan Aiden? Ya, membawa Raini untuk pergi ke pesta bersamanya. Lantas, Raini harus menuruti permintaan lelaki itu jika ingin lelaki itu hadir di pesta. Raini tidak pernah berhadapan dengan orang segila Aiden. Tapi mari imbangi kegilaan Raini. Bersikap seperti apa kemuan Aiden saja. Raini berjalan dengan hati-hati. di luar ternyata banyak sekali kamera wartawan yang menyorot dirinya. Pasti mereka akan membuat berita dan bertanya-tanya tentang identitasnya. Raini bersumpahâĶ Pasti setelah ini, kehidupan sekolahnya kian rumit. Pasti akan muncul rumor aneh tentan dirinya dan Aiden. Aiden dan Raini b
âDia di mana?â Agatha berkacak pinggang sembari mondar-mandir. Ia sudah berdandan rapi namun Aiden malah belum pulangâĶ Gio menggenggam tangan Agatha. âKali ini aku tidak bisa mentolerir perbuatannya..â âTunggu sebentar. dia pasti pulang.â Agatha mengeluarkan ponselnya.. Melakukan panggilan berkali-kali namun satupun tidak dijawab. âAyo kita berangkat..â nampak wajah Gio begitu dingin. Hanya berjalan beberapa langkah saja.. âBagaimana kalau kita menunggu sedikit lebih lama..â Agatha mendongak. âAku yakin dia akan segera pulang.â Gio menatap jam tangannya. âKalaupun pulang dia butuh berganti pakaian segala macam. Kita tidak ada waktu sayang.â Agatha akhirnya mengangguk. menyetujui untuk berangkat. Akhirnya dengan berat hati Agatha dan Gio berangkat tanpa anak mereka. Entah, Gio tidak mau tahu keberadaan anaknya. Di sisi lain, Raini yang melihat mereka merasa ini tidak benar. Ia harus mencari Aiden dan membuat laki-laki itu datang ke pesta ulang tahun Winston.
Raini menjadi semakin panik ketika tubuh mereka terasa benar-benar menempel. âCepat ambil,â lirih Raini. Aiden tersenyum. menunduk dan mendekatkan bibirnya pada telinga kanan perempuan itu. âCepat ambil, aku tidak akan melihatmu,â ucap Raini. âLantas kenapa wajahmu memerah seperti itu?â Raini mengerjap karena kesal akhirnya ia berbalikânamun kakinya tidak bisa berpijak dengan benar alhasilâĶ Braak! Raini memejamkan mataâbersiap menerima kerasnya lantai. Tapi yang ia dapatkan adalah pelukan dari tangan seseorang. Raini membuka mataâwajah Aiden yang sudah begitu dekat di hadapannya. KenapaâĶ Jantungnya berdetak sangat cepat. Juga, suhu tubuhnya yang tiba-tiba memanas sampai membuat pipinya begitu panas seperti terbakar. Raini baru menyadari jika Aiden masih bertelanjang dadaâĶ âBu-bu buahnya jatuh!â Raini melepaskan diri dari Aiden. Buru-buru mengambil buah itu dengan cepat. âAku tidak makan buah yang sudah jatuh.â Aiden mengamati Raini yang begitu gugup memungut
âApa aunty tahu kau menggunakan motor ke sekolah?â tanya Raini yang baru memarkirkan sepeda listriknya di halaman mansion. Aiden melepas helmnya. Pertama kalinya ia membawa motornya ke rumah. âBelum.â Aiden menggeleng. âSekarang akan tahu.â Raini mendekati Aiden. âBukankah bahaya?â tanyanya. âKau belum memiliki sim juga.â âBukan urusanmu.â Aiden menyipitkan mata. Aiden pergi begitu saja ke dalam mansion. Meninggalkan Raini yang ngomel-ngomel. Aiden pergi ke dalam rumah. disambut oleh ibunya yang selalu berada di rumah menunggunya pulang. âKamu sudah pulang..â Agatha mendekat. âDi luar itu motor kamu?â tanya Agatha. Aiden mengangguk. Agatha berhenti sejenak. âMom marah?â tanya Aiden. Agahta menggeleng. âItu hobi baru kamu kan?â Agatha mengusap pelan bahu Aiden. âAsalkan kamu menaikinya dengan hati-hati, jangan sampai terluka. Mom tidak masalah.â âMom dulu juga bisa tahu naik motor. Tapi sekarang lupa caranya..â Agatha terkekeh pelan. âMom bisa?â Agatha men