แชร์

Chapter 403

ผู้เขียน: Iamyourhappy
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-09-30 13:29:04

Eve berjinjit—membalas setiap pangutan dari kekasihnya.

Kedua tangannya berada di leher Nicholas.

Mereka berciuman saling mencecap satu sama lain.

Nicholas menangkat pinggang Eve.

“Akh!” pekik Eve pelan. reflek melilitkan kedua kakinya di pinggang Nicholas.

Nicholas berjalan—membawa tubuh Eve sampai duduk di atas sofa.

Dengan ciuman mereka yang berlangsung.

Tubuh Eve bergerak pelan di atas Nicholas.

Sampai akhirnya Nicholas melepaskannya. “Kamu merasakannya? Aku juga sangat menginginkan kamu. tapi aku menahan diriku. Aku tidak ingin hubungan kita hanya sebatas s3ks.”

Nicholas mengusap pelan helaian rambut Eve pelan. mendekat—dan mencium pipi Eve untuk yang terakhir.

“Dari dulu kamu memang seperti ini…” lirih Eve.

“Apa?”

“Melankolis.” Eve mengusap helaian rambut Nicholas. “Romantis, manis dan sangat lembut…”

Nicholas menyipitkan mata. “Akhirnya kamu memujiku.”

“Memangnya aku jarang memuji kamu?” tanya Eve.

“Hm.” Nicholas mengangguk. Mengambil tangan Eve. m
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก
ความคิดเห็น (1)
goodnovel comment avatar
Yuni
Jgn2 nicholas ada main sama sekretarisnya Astagfirullah pikirankku..tapi aku nggk bisa percaya nic ini nggk ada jeleknya gitu masa sesempurna itu
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทล่าสุด

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 449

    “Bagaimana keadaan Mama?” tanya Eve ketika sampai di depan ruangan. Papa sedang duduk—hampir ketiduran menunggunya. Andrian mendongak. namun, ia menatap pria yang datang bersama Eve. “Bastian?” ucapnya kebingungan. Bastian tersenyum. “Saya mengantar Eve. bagaimana keadaan tante Helena?” Andrian menatap keduanya. Menatap keduanya dengan intens sampai membuat Eve meneguk ludahnya tegang. Curiga sekali kenapa tiba-tiba datang berdua. “Pa..” lirih Eve. “Mama baik-baik saja. Dokter bilang mama kelelahan saat menunggu Grey. Mama sering melupakan makan,” jelas Andrian. Eve bernapas dengan lega. “Aku sangat takut tadi…” mengusap keningnya pelan. Andrian menatap Bastian. “Ada apa dengan kalian berdua.” Bastian menyipitkan mata—menoleh pada Eve yang juga menatapnya. “Seperti yang sudah Om lihat, kami kembali bersama.” Bastian tersenyum sopan. Andrian bersindekap. “Dari awal kalian memang tidak bisa dipisahkan. Kamu—” menatap Bastian. “Kenapa dari awal tidak merebutny

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 448

    Brak… Suara itu berasal dari tubuh seorang wanita yang terbentur oleh furnitur. Eve meremas pelan helaian rambut Bastian. Bibir mereka saling berpangut. Saling memangut dan mencecap satu sama lain. Eve membuka mata—ciuman Bastian turun. bibir pria itu menyentuh lehernya. Mengecupnya basah. “Tidak aku sangka kau akan semudah ini menyetujuinya,” lirih Bastian. Jemarinya mengusap pelan pinggang Eve. Mengangkat tubuh Eve sampai berada di atas nakas. “Aku pikir kau akan mempertimbangkannya paling tidak satu bulan,” lanjut Bastian. Pandangan mereka bertemu. Kedua mata mereka saling menatap. Jemari Bastian mengusap bibir bawah Eve yang basah karena ciuman mereka. “Aku tidak perlu berpikir terlalu lama untuk tawaran yang bagus,” balas Eve. Jemarinya terangkat—mengusap rahang Bastian. Kemudian tersenyum miring. “Seperti katamu. Ini akan menyenangkan.” Bastian tertawa pelan. “Kau begitu liar…” lirihnya. “Tapi aku semakin suka.” “Kau tergila-gila padaku?” tanya Eve s

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 447

    “Apa ini? kau menggunakan dress yang sama saat kau mencampakkanku?” tanya Bastian ketika menatap Eve yang sudah berada di hadapannya. Dress panjang berwarna hitam. Seperti pakaian yang digunakan untuk melayat. “Jangan banyak bicara,” balas Eve mengambil duduk di depan pria itu. “Setidaknya gunakan pakaian yang menarik. Agar aku juga senang melihatmu. Kau malah menggunakan pakaian berkabung? Kau pikir aku mati?” Eve tertawa pelan. “Tapi aku tetap cantik ‘kan? Meski seperti ini, kau masih menginginkanku kan?” Bastian memejamkan mata sebentar. “Perlu aku perjelas, aku hanya menginginkan tubuhmu.” “Apapun itu…” Eve mengambil gelas cantik yang berisi anggur. Kemudian meminumnya dengan perlahan. “Kau bersedia melakukan apapun untuk menikmati tubuhku?” “Benar. kau pintar.” Bastian mengangguk. Menatap wajah Eve lebih teliti. “Tidak ada cinta. Tidak ada ketertarikan lebih antara satu sama lain?” Bastian terkekeh pelan. “Kau menginginkannya?” “Tidak.” “Bagus.” Bastian

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 446

    “Akh!” Eve menyipitkan mata. Memegangi kepalanya yang terasa berat. Ketika ia menatap sekitar ia berada di ruang tamu Apartemennya. Keras… Punggungnya terasa remuk. Juga dengan tubuhnya yang menggigil. Eve mengernyit—melihat tubuhnya yang terbungkus oleh jas hitam kebesaran. Mengingat kembali kejadian tadi malam… “Shitt..” Eve bangkit dari lantai yang keras nan dingin ini. Semalaman tidur di lantai, membuat tubuhnya terasa dipukuli. Berjalan sempoyongan, Eve mengambil air minum. Setelah minum air putih—untuk sejenak ia duduk di pinggir pantry. “Apa yang aku lakukan tadi malam?” tanya Eve mengingat kembali. Menyusuri danau, mencari kalung dan cincin yang sudah dilempar oleh Nicholas lalu… “Bertemu dengan Bastian.” Eve menghela napas pelan. “Meski tawarannya menggoda, aku tidak boleh menerimanya.” “Harga diri nomor satu!” mengangkat tangannya dengan semangat. “Ya seperti itu!” menepuk dadanya sebentar. “Bagus, Eve. jangan termakan rayuan mantan.” Satu jam k

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chaapter 445

    “Kau gila,” balas Eve seketika. Ia mengibaskan tangan Bastian. Sialnya setelah terlepas, justru pinggangnya ditarik oleh pria itu. “Daripada kau mempertaruhkan nyawamu untuk kalung yang tidak seberapa harganya. Lebih baik kau memberikan tubuhmu padaku.” Eve menyipitkan mata. “Minggir,” balasnya. “Kau membuatku kesal.” Bastian menghela napas pelan. tapi kedua tangannya masih memeluk pinggang Eve. “Sangat sulit mencari kalung di sana—” menunjuk Danau. “Kau tidak tahu kalau banyak binatang yang ada di Danau? Ada ular bahkan ada binatang lainnya.” “Kau masih beruntung belum bertemu dengan mereka,” lanjutnya. Eve mengerjap—mendadak akal sehatnya kembali ke dalam kepalanya. Ia menggeleng pelan. “Kau pasti berbohong.” “Mana ada aku berbohong. Lihat saja ke sana, Danau itu terlihat menyeramkan. Kau pernah melihat orang sehat masuk ke dalam sana? tidak ‘kan? jangankan malam, siang saja tidak ada!” Eve menyipitkan mata. ia mendorong Bastian. “Minggir,” ucapnya.

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 444

    “Sepertinya ada yang turun ke danau. Mencari ikan?” tanya seseorang yang sedang menyetir. Bastian yang awalnya sibuk dengan ipadnya kini mendongak. Mendengar sopirnya bergumam. Ia mengikuti arah pandang sopirnya. Melihat ke arah bawah—di sana ada seorang wanita yang sedang turun ke danau. “Sekalian berenang mungkin,” timpal Bastian. Saat ini mobil sedang melewati jembatan. Bastian mengernyit pelan ketika melihat satu mobil yang terparkir di depan taman yang langsung terhubung dengan danau. Bastian bahkan hapal plat mobil siapa itu. “Tunggu..” mengernyit. Ia mengingat perkataan Brayson di klub. Jangan mencari masalah dengan Eve. Eve sedang sedih, takutnya bunuh diri. Bastian melotot. “Berhenti, pak.” Untuk itulah ia segera berlari ke dalam taman. Sampai menemukan seorang wanita yang saat ini sedang berada di dalam danau. Menyenteri air danau yang gelap. “EVE!” teriak Bastian. ia mendekat pada bangku yang terisi oleh sampah. Ada satu lembar yang menarik perha

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status