Bastian yang bertanggung jawab atas Aurel di rumah. Bastian yang selalu memastikan Aurel berada di Mansion. Tapi Bastian tidak menemukan keberadaan Aurel di manapun. Bahkan maid dan Satpam pun tidak tahu keberadaannya. Setelah dicari tahu ternyata, Aurel pergi diam-diam melewati pagar belakang. Menuliskan satu kertas yang membuat Bastian kesal. [Aku pergi sebentar. Hanya sebentar aku akan kembali lagi] Untungnya, di ponsel baru yang diberikan oleh Arsen memiliki pelacak. Sehingga Bastian bisa melacak kepergiaan Aurel. Pasti perempuan itu pergi karena ada hubungannya dengan James. Benar saja. Ketika Bastian sampai di sebuah gang sempit dengan pencahayaan yang remang-remang. Di sanalah Aurel sedang diseret oleh James kasar. Aurel yang memberontak dan berteriak meminta tolong membuatnya semakin geram. Bastian meregangkan ototnya sebentar sebelum berlari. Membuat tembok sebagai pijakan dan menedang punggung James dari atas. BUGH! Tubuh James yang tidak siap dengan
Aurel meremas tangannya sendiri. Ia nekat pergi dari rumah Bastian untuk menemui James. Aurel ketakutan. Tapi ia lebih takut kalau video percintaan mereka tersebar. “Kau datang sendiri?” tanya James. Di sebuah gang sempit yang gelap dengan minim pencahayaan. Aurel memberanikan diri untuk menatap James yang berada di hadapannya. Gang ini terletak di pinggir sebuah bangunan tinggi dan padatnya lingkungan. Beberapa lampu mati yang membuatnya nampak seram. Sehinga dihindari oleh orang. “Aku akan mencabut semua laporanku asal kau menghapus video itu!” Aurel mengepalkan tangannya. James mendekat. Namun Aurel segera melangkah mundur. James tertawa… Mulutnya terbuka dengan lebar. sehingga, tawanya terdengar semakin keras. “Kau menjadikanku seperti penjahat….” James mencengkram bahu Aurel. “Kau lupa? Kau memohon padaku agar aku selamatkan? Tapi apa balasanmu? Kau berusaha memenjarakanku?” Aurel berusaha melepaskan tangan James dari bahunya. Tapi tidak bisa. Ten
Ernando menutup mulutnya sendiri saking terkejutnya. Bocah itu menggeleng dengan mata yang melebar. Mundur beberapa langkah—namun naasnya hampir saja terjatuh. Arsen menarik tangan Ernando sehingga tidak jadi terjatuh. Namun… Posisi mereka sangat ambigu. Arsen memegangi pinggang Ernando agar tidak terjauh. Juga… Ernando berpegang pada lengan Arsen. “Kalian baik-baik saja?” suara Yerin. “OOOHH!” teriak Arsen heboh melepaskan Ernando. Begitupun dengan Ernando yang segera menjauh. “Kalian…” Ernando menyipitkan mata. “Apa yang harus aku lakukan…” Ernando menyipitkan mata. “Begini saja. anggap saja saya tidak melihat apapun. Kak Arsen banyak membantu saya. Begitupun dengan bu Yerin.” Ernando menatap mereka berdua bergantian. “Untuk itu saya akan merahasiakan hubungan gelap kalian.” Ernando menunduk dan memukul kepalanya sendiri. “Seharusnya aku percaya pada firasat perempuan. Ternyata benar mereka memang…” Ernando sadar akhirnya mengangkat kepala. “Maafkan
Yerin tidak bermaksud untuk kabur. Sungguh, ia sudah lelah menunggu Arsen yang tidak kunjung membalas pesannya. Akhirnya ia memilih untuk kabur saat bodyguard mulai lengah. Ia berjalan perlahan sampai di ruangan Ernando di rawat. Untungnya kamar Ernando dekat dengan kamarnya. Meski sedikit tertatih saat berjalan—Yerin sampai juga di ruangan Ernando. Setelah mengetuk pintu perlahan. Yerin masuk ke dalam. “Ernando.” Yerin melangkah masuk. Ernando yang awalnya bermain game—menoleh dan berjalan mendekati Yerin. “Bu Yerin tidak usah ke sini,” ucap Ernando membantu Yerin duduk. “Ibu ingin melihat keadaan kamu.” Yerin menatap Ernando dari atas hingga bawah. Benar, tidak ada luka yang parah. Tapi laki-laki ini tidak bisa mengikuti pertandingan futsal karenanya. “Kamu baik-baik saja?” tanya Yerin. “Saya baik-baik saja.” Ernando memutar—meski tangannya masih diinfus, bocah itu begitu aktif bergerak. “Syukurlah.” “Mulai sekarang…” Yerin menatap Ernando. “Jaga ja
“Saya sudah mengumpulkan semua bukti-buktinya, Sir.” Seorang pria yang berada di hadapan Arsen. Pria yang menjadi detektif swasta yang ditugaskan Arsen untuk menyelidiki kasus Yerin. Ada dokumen yang suda dikumpulkan oleh detektif tersebut. Semuanya berisi bukt-bukti kejahatan yang dilakukan oleh James. Bocah itu memang sengaja menyuruh orang untuk mencelakai Yerin dan Ernando. “Bocah ini bukan bocah biasa.” Reno menunjuk foto James yang bersama ayahnya, seorang dewan pemerintah. “Bukan hanya orang tuanya yang berkuasa. Tapi bocah ini menjalin hubungan kerja sama dengan beberapa gangster untuk mendirikan bisnis ilegal.” Arsen mengangguk. Ia bersandar—jarinya mengetuk pelan di atas kursi. Masalahnya adalah memang bocah ini. Ia tidak memikirkan Aurel ataupun murid Yerin yang lainnya. Ia hanya berpikir agar Yerin aman sepenuhnya. Dan untuk membuat masalah ini selesai, ia harus mencabut akar masalah ini. Yaitu bocah yang bernama James. “Kumpulkan lebih banyak k
“Dengan James Ryder?” tanya Pak Bintang. Di hadapannya ada seorang laki-laki yang menggunakan seragam lengkap. Laki-laki yang nampak begitu santai berhadapan dengan seroang polisi. Bahkan James bersandar dan melipat kakinya ke atas. Hari ini perwakilan pihak yang menangani kasus Aurel, yaitu Pak Bintang dan Pak Dendi datang ke sekolah. Untuk menanyai James beberapa hal. Dan… Disinilah pada akhirnya. Di ruang BK yang baru. Di ruang yang begitu bagus untuk ukuran ruangan BK yang hanya dihuni oleh satu guru saja. “Iya saya.” James tersenyum. “Beri saya pertanyaan. Saya akan menjawabnya dengan sejujur-jujurnya.” James menepuk dadanya untuk meyakinkan Pak Bintang. “Kamu mengenal Aurel Limora?” tanya Pak Bintang. James menyipitkan mata. “Dia dan saya sempat dekat. Saya tidak bisa menolaknya karena dia memohon untuk berkencan dengan saya.” Pak Bintang menatap catatan di buku kecilnya. Pernyataan James tentu sangat bertolak belakang dengan apa yang dikatakan oleh A