Masuk“Baiklah.” Noel mengangguk.“Tapi aku akan mengumumkan pernikahanku dan keberadaan Jayden meski tidak menyebut kalian secara gamblang.”Leya mengangguk. Puas sekali dengan kesepakatan kali ini.“Oke baiklah. Sekarang aku harus—”Noel mencegah Leya yang ingin bangkit dari pangkuannya.“Ets tidak semudah itu. Setelah kau menggodaku? Setelah kau bersikap seperti tadi kau ingin meninggalkanku begitu saja?” tanya Noel dengan jemari yang tidak mau diam saja.“Ka-kapan aku menggodamu?!” Leya mencengkram bahu Noel.Melihat ke samping. Tepat di mana pintu keluar berada.Bagaimana kalau ada orang yang datang.“Lihat aku saja.” Noel mengapit dagu Leya pelan. “Lihat aku.” Sembari melotot.“Hih! Tidak usah melotot. Kau jelek!” Leya memukul pelan dada Noel.“Kau bilang apa?” tanya Noel tidak terima. “Kau bilang aku jelek?”Leya mengerjap. “Ti-tidak. Lepaskan aku!” masih berusaha melepaskan diri. Tapi Noel tidak membiarkannya sama sekali.“Pekerjaanku banya, Noel!”“Kau tahu pekerjaanmu banyak, tapi
Ciuman yang lembut.Leya melakukannya karena memang ingin.Tidak ada paksaan. Bahkan ia rela berjinjit untuk menyamakan tingginya dengan Noel.Kedua tangannya melingkar di leher Noel.Ia mendongak—membuka bibirnya agar ciuman mereka bisa berlangsung dengan intens.Sampai ia kehabisan napas.Noel melepaskannya.Semburat merah di pipinya. Leya memejamkan mata—sebenarnya menyenangkan bersama Noel.Ia tidak bisa berbohong lagi.“Tapi…” lirih Leya. “Kau pernah bilang kalau kau tidak sesuai dengan keinginanku. Aku bisa menceraikanmu.”Noel mengerjap. “Apa aku pernah berkata seperti itu?” mendadak lupa ingatan.“Iya!” Leya memukul dada Noel.“Kau pernah bilang kalau kau tidak sesuai dengan pria yang aku inginkan, aku boleh menceraikanmu. Bahkan kau memberiku waktu satu bulan seperti waktu kita berkencan dulu.”Noel mengangguk. “Baiklah. Kau mengingat semua ucapanku.”“Kau akan menceraikanku kalau aku tidak sesuai dengan keinginanmu?” tanya Noel.“Tidak!” Leya menggeleng. “Kalau aku sudah mem
Noel terbelalak ketika Leya menciumnya dengan tiba-tiba.Apalagi ajakan tentang menikah.“Tunggu!” Noel melepaskan ciuman mereka.Alasan kenapa ia tidak bisa menemui wanita itu karena ia sungguh sibuk bekerja.Bahkan tidak sempat makan dengan benar.Kerja sama yang akan dilakukan antara skyline dengan perusahaan asal Korea Selatan. Perusahaan yang sama-sama besar.Bukannya tidak mau mengabari Leya. Tapi biasanya pesannya juga diabaikan oleh wanita itu.Ia berpikir lebih baik kalau menemui wanita itu langsung saat semuanya sudah selesai.Tentang Kim Seri yang dimaksud Leya adalah saudara jauhnya.Yang bekerja sebagai ahli hukum. Kebetulan sekali mereka bertemu dan sering bekerja bersama.Dan saat dirinya berada di ruangannya, bersama Rakha dan juga Seri untuk membahas beberapa hal.Leya muncul begitu tiba-tiba.Leya mundur—ia sadar bahwa yang ia lakukan sungguh bodoh.Rakha di sana berdiri—menatapnya dengan Noel.Lalu, ada wanita yang berparas cantik khas wanita Korea.Wanita korea?!L
Sesuatu tentang keluarganya yang hilang dan berantakan.Tentang ibunya dan ayahnya yang tidak pernah peduli.Tentang mereka yang sudah lama bercerai. Menyisakan dirinya di tengah suasana yang kacau dan berantakan.Ayahnya hanyalah pekerja kantoran biasa yang memilih untuk bersama keluarga barunya. Tak lama meninggal.Tidak menyisakan apapun untuk Leya.Ibunya pun tidak jauh berbeda. Menikah lagi dengan seorang pria yang katanya sangat kaya.Terakhir mereka bertemu saat kematian neneknya. Sudah lama sekali. 10 tahun yang lalu?Hanya nenek dari pihak ibunya lah yang mau menerimanya.Itupun hanya sebentar karena nenek pergi setelah Leya lulus sekolah.“Kenapa?” tanya Leya langsung to the point.Ternyata ibunya datang bersama suami yang katanya sangat kaya itu.“Sudah lama kita tidak bertemu. Bagaimana kabarmu? Kamu melahirkan anak itu?” tanya ibunya.“Anda sudah tahu,” balas Leya dengan dingin.Ibunya tertawa pelan. “Hanya menjadi pekerja kantoran membuatmu begitu sombong pada kami?”“Ya
Leya pulang.Keputusan Elio tidak bisa ia cegah.Sahabatnya, kakak laki-lakinya serta saudaranya. Elio lebih dari sekedar itu.Elio seperti bagian dari hidupnya dan Jayden.Namun keputusan pria itu sudah mutlak.Leya baru saja akan menekan pasword rumahnya.Tapi satu perempuan keluar. “Leya,” panggil Yerin.“Jayden sudah tidur?” tanya Leya.Yerin mengangguk. “Terima kasih sudah mengijinkanku untuk menjemput Jayden.”Leya menggeleng pelan. “Tidak masalah. Anda memang Oma Jayden.”Yerin mendekat. Kemudian memeluk Leya. Mengusap bahu Leya perlahan dengan lembut.“Jika ada sesuatu jangan ragu beritahu aku.” Yerin melepaskan Leya.Kemudian tangannya terulur mengusap rambut Leya. “Kamu sangat cantik, pantas saja Noel mengejar kamu.”Leya tertawa pelan. Perlakuan ibu Noel ini terasa hangat.Tidak ada kepalsuan apalagi kepura-puraan di dalamnya.“Akan aku beritahu satu rahasia.” Yerin menatap Leya dengan serius.Leya mengerjap—wajahnya menjadi serius setelah mendengar ucapan Yerin.“Noel aneh
Leya tidak bisa menyembunyikan kegelisahan di wajahnya.Meski sekarang ia berada di rumah sakit untuk membantu Elio pulang.Kenyataan bahwa sampai sekarang Noel tidak menghubunginya.Di kantor juga tidak bertemu sama sekali. Padahal biasanya pria itu selalu mengganggunya.Leya duduk sebentar di depan ruangan Elio sebelum masuk.Terdengar di dalam Elio sedang berdebat dengan seorang perawat.“Dokter tinggal pulang. aku sudah membereskan semuanya,” ucap Laras dengan semangat.Walaupun tidak digaji 10 juta. Laras dengan senang hati membantu pria yang ia sukai itu.Meski berkali-kali sudah ditolak.“Tunggu.” Elio duduk di sofa. Ia menghela napas pelan. Menunggu kedatangan seseorang yang katanya akan menjemputnya.“Dokter masih ingin berbicara denganku?” tanya Laras dengan percaya diri.“Tidak.” Elio menggeleng.Laras berkacak pinggang. “Kalau dokter menunggu kak Leya, kita tunggu di depan.”Mendadak wajahnya kesal. “Kita tidak bisa berlama-lama di ruangan ini karena sebentar lagi perawat







