Share

Chapter 84

Author: Iamyourhappy
last update Last Updated: 2025-06-17 17:17:42

Arsen berjalan di samping Bastian.

Mereka keluar dari restoran.

Sampai di lobi restoran. Arsen melihat ada satu stand yang menjual es krim.

“Wajahmu babak belur. Kali ini kau bertengkar dengan siapa?” tanya Arsen.

Tidak dijawab Bastian.

Laki-laki itu enggan membahas kejadian kemarin.

Arsen berdecak. Jika tidak mau memberitahunya ya sudah. Ia tidak akan memaksa juga.

“Hei!” panggil Arsen.

Bastian menoleh.

“Apa kau ingin es krim?” tanya Arsen.

Hanya menawari saja.

Katanya anak-anak suka es krim.

“Aku bukan anak kecil,” balas Bastian.

Arsen berdecih pelan. “Usiamu saja belum legal. Sok dewasa.”

Bastian tertawa pelan. “Kau tidak tahu apapun tentangku tidak usah sok peduli.”

“Kenapa?” tanya Arsen. “Kau Bastian kau berusia 16 mau 17. Aku tahu, kau masih kecil.”

Bastian mengernyit.

Apa kakaknya tahu ulang tahunnya?

Bukankah pria ini tidak peduli dengannya?

“Jangan malu jika ingin makan.” Menunjuk stand es krim tersebut. “Lihat, banyak anak-anak seusiamu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 450

    21++ Bastian tidak pernah mengira bahwa mereka akan melakukan aktivitas panas di rumah Eve. Bukan di Apartemen, melainkan rumah Eve yang dulu sering ia datangi. Namun tidak pernah sekalipun ia berani menginjak kamar wanita itu. Tapi sekarang mereka malah berciuman di sepanjang tangga menuju kamar Eve. “Kenapa kau mengajakku ke sini?” tanya Bastian mengangkat pinggang Eve. Hingga tubuh Eve berada dalam gendongannya. Kedua kaki Eve melilit di pinggangnya. “Karena aku tidak tinggal di Apartemen,” balas Eve. Mendorong pintu kamar, menutupnya dengan kakinya. kemudian menjatuhkan Eve ke atas ranjang. Bastian menunduk—kembali mencium bibir Eve. Jemarinya bergerak dengan cepat melepaskan dress yang digunakan Eve. “Ahh!” jemari Bastian mengusap buah dadanya. Eve memejamkan mata—sedangkan bibir pria itu tidak berhenti menandai lehernya. “Kamarmu bagus,” bisik Bastian. Eve mendongak—membuka mata. “Aku akan pindah,” balasnya. Tangan Eve tidak mau tinggal dia

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 449

    “Bagaimana keadaan Mama?” tanya Eve ketika sampai di depan ruangan. Papa sedang duduk—hampir ketiduran menunggunya. Andrian mendongak. namun, ia menatap pria yang datang bersama Eve. “Bastian?” ucapnya kebingungan. Bastian tersenyum. “Saya mengantar Eve. bagaimana keadaan tante Helena?” Andrian menatap keduanya. Menatap keduanya dengan intens sampai membuat Eve meneguk ludahnya tegang. Curiga sekali kenapa tiba-tiba datang berdua. “Pa..” lirih Eve. “Mama baik-baik saja. Dokter bilang mama kelelahan saat menunggu Grey. Mama sering melupakan makan,” jelas Andrian. Eve bernapas dengan lega. “Aku sangat takut tadi…” mengusap keningnya pelan. Andrian menatap Bastian. “Ada apa dengan kalian berdua.” Bastian menyipitkan mata—menoleh pada Eve yang juga menatapnya. “Seperti yang sudah Om lihat, kami kembali bersama.” Bastian tersenyum sopan. Andrian bersindekap. “Dari awal kalian memang tidak bisa dipisahkan. Kamu—” menatap Bastian. “Kenapa dari awal tidak merebutny

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 448

    Brak… Suara itu berasal dari tubuh seorang wanita yang terbentur oleh furnitur. Eve meremas pelan helaian rambut Bastian. Bibir mereka saling berpangut. Saling memangut dan mencecap satu sama lain. Eve membuka mata—ciuman Bastian turun. bibir pria itu menyentuh lehernya. Mengecupnya basah. “Tidak aku sangka kau akan semudah ini menyetujuinya,” lirih Bastian. Jemarinya mengusap pelan pinggang Eve. Mengangkat tubuh Eve sampai berada di atas nakas. “Aku pikir kau akan mempertimbangkannya paling tidak satu bulan,” lanjut Bastian. Pandangan mereka bertemu. Kedua mata mereka saling menatap. Jemari Bastian mengusap bibir bawah Eve yang basah karena ciuman mereka. “Aku tidak perlu berpikir terlalu lama untuk tawaran yang bagus,” balas Eve. Jemarinya terangkat—mengusap rahang Bastian. Kemudian tersenyum miring. “Seperti katamu. Ini akan menyenangkan.” Bastian tertawa pelan. “Kau begitu liar…” lirihnya. “Tapi aku semakin suka.” “Kau tergila-gila padaku?” tanya Eve s

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 447

    “Apa ini? kau menggunakan dress yang sama saat kau mencampakkanku?” tanya Bastian ketika menatap Eve yang sudah berada di hadapannya. Dress panjang berwarna hitam. Seperti pakaian yang digunakan untuk melayat. “Jangan banyak bicara,” balas Eve mengambil duduk di depan pria itu. “Setidaknya gunakan pakaian yang menarik. Agar aku juga senang melihatmu. Kau malah menggunakan pakaian berkabung? Kau pikir aku mati?” Eve tertawa pelan. “Tapi aku tetap cantik ‘kan? Meski seperti ini, kau masih menginginkanku kan?” Bastian memejamkan mata sebentar. “Perlu aku perjelas, aku hanya menginginkan tubuhmu.” “Apapun itu…” Eve mengambil gelas cantik yang berisi anggur. Kemudian meminumnya dengan perlahan. “Kau bersedia melakukan apapun untuk menikmati tubuhku?” “Benar. kau pintar.” Bastian mengangguk. Menatap wajah Eve lebih teliti. “Tidak ada cinta. Tidak ada ketertarikan lebih antara satu sama lain?” Bastian terkekeh pelan. “Kau menginginkannya?” “Tidak.” “Bagus.” Bastian

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 446

    “Akh!” Eve menyipitkan mata. Memegangi kepalanya yang terasa berat. Ketika ia menatap sekitar ia berada di ruang tamu Apartemennya. Keras… Punggungnya terasa remuk. Juga dengan tubuhnya yang menggigil. Eve mengernyit—melihat tubuhnya yang terbungkus oleh jas hitam kebesaran. Mengingat kembali kejadian tadi malam… “Shitt..” Eve bangkit dari lantai yang keras nan dingin ini. Semalaman tidur di lantai, membuat tubuhnya terasa dipukuli. Berjalan sempoyongan, Eve mengambil air minum. Setelah minum air putih—untuk sejenak ia duduk di pinggir pantry. “Apa yang aku lakukan tadi malam?” tanya Eve mengingat kembali. Menyusuri danau, mencari kalung dan cincin yang sudah dilempar oleh Nicholas lalu… “Bertemu dengan Bastian.” Eve menghela napas pelan. “Meski tawarannya menggoda, aku tidak boleh menerimanya.” “Harga diri nomor satu!” mengangkat tangannya dengan semangat. “Ya seperti itu!” menepuk dadanya sebentar. “Bagus, Eve. jangan termakan rayuan mantan.” Satu jam k

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chaapter 445

    “Kau gila,” balas Eve seketika. Ia mengibaskan tangan Bastian. Sialnya setelah terlepas, justru pinggangnya ditarik oleh pria itu. “Daripada kau mempertaruhkan nyawamu untuk kalung yang tidak seberapa harganya. Lebih baik kau memberikan tubuhmu padaku.” Eve menyipitkan mata. “Minggir,” balasnya. “Kau membuatku kesal.” Bastian menghela napas pelan. tapi kedua tangannya masih memeluk pinggang Eve. “Sangat sulit mencari kalung di sana—” menunjuk Danau. “Kau tidak tahu kalau banyak binatang yang ada di Danau? Ada ular bahkan ada binatang lainnya.” “Kau masih beruntung belum bertemu dengan mereka,” lanjutnya. Eve mengerjap—mendadak akal sehatnya kembali ke dalam kepalanya. Ia menggeleng pelan. “Kau pasti berbohong.” “Mana ada aku berbohong. Lihat saja ke sana, Danau itu terlihat menyeramkan. Kau pernah melihat orang sehat masuk ke dalam sana? tidak ‘kan? jangankan malam, siang saja tidak ada!” Eve menyipitkan mata. ia mendorong Bastian. “Minggir,” ucapnya.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status