Home / Thriller / Perjanjian Pernikahan Tanpa Hati / Bab 2 Dipaksa Untuk Menikah

Share

Bab 2 Dipaksa Untuk Menikah

Author: Tri Afifah
last update Last Updated: 2025-05-02 11:35:22

Bab 2 Dipaksa Untuk Menikah

Setelah beberapa lama menangis di makam kakeknya, Aulia akhirnya dibantu oleh seorang wanita paruh baya yang bernama Ibu Sri, seorang pengasuh Aulia sejak kecil. Ibu Sri membantu Aulia berdiri dan membersihkan tanah yang menempel di pakaian Aulia.

Aulia terlihat kacau, rambut panjangnya yang biasanya terurus dengan rapi kini terlihat berantakan dan kusut. Wajah cantiknya yang biasanya berseri-seri kini terlihat pucat dan sedih, dengan mata yang merah dan bengkak karena menangis. Ibu Sri membantu Aulia membersihkan wajahnya dengan sapu tangan yang dibasahi dengan air, dan membimbingnya keluar dari makam.

Sesampainya di rumah, Aulia disambut oleh beberapa pengacara kakeknya yang telah menunggu di ruang tamu. Mereka semua mengenakan pakaian formal dan serius, dan wajah mereka terlihat khawatir.

"Aulia, kami sangat sedih mendengar tentang kepergian kakekmu," kata salah satu pengacara, Pak Rudi. "Kami telah menunggu kamu untuk membahas tentang wasiat kakekmu."

Aulia hanya mengangguk lemah, masih belum bisa berbicara karena kesedihan yang masih menghantuinya. Ibu Sri membantu Aulia duduk di sofa, dan memberikan dia secangkir teh hangat untuk diminum.

Pak Rudi memulai pembicaraan, "Aulia, kakekmu telah meninggalkan wasiat yang sangat penting untuk kamu. Dia ingin kamu menikah dengan Ryker Alvaro, seorang pengusaha muda yang sukses dan berpengaruh. Kakekmu percaya bahwa pernikahan ini akan membawa keuntungan bagi keluarga dan perusahaan."

Aulia terkejut, dan masih belum bisa memproses informasi yang diberikan oleh Pak Rudi. Dia hanya bisa memikirkan tentang kakeknya dan kesedihan yang masih menghantuinya. "Apa... apa yang harus saya lakukan?" Aulia bertanya dengan suara yang lemah.

Ibu Sri, wanita paruh baya yang membantu Aulia, terlihat ikut terkejut dengan kabar tentang pernikahan yang harus dilakukan oleh Aulia. Namun, dia tidak ingin Aulia terlalu terbebani dengan informasi tersebut, sehingga dia meminta izin kepada para pengacara untuk membiarkan Aulia berganti pakaian terlebih dahulu.

"Maaf, Pak Rudi," kata Ibu Sri dengan sopan. "Saya rasa Aulia perlu berganti pakaian dan membersihkan diri terlebih dahulu sebelum membahas tentang wasiat kakeknya. Keadaannya masih sangat sedih dan mungkin tidak siap untuk membicarakan hal ini sekarang."

Pak Rudi mengangguk setuju, "Tentu, Ibu Sri. Silakan bawa Aulia ke kamarnya untuk berganti pakaian. Kami akan menunggu di sini."

Ibu Sri membantu Aulia berdiri dan membimbingnya ke kamar tidur. Aulia masih terlihat kacau dan sedih, rambutnya yang panjang masih kusut dan wajahnya masih pucat. Ibu Sri membantu Aulia membuka pakaian yang kotor dan berganti dengan pakaian yang bersih dan nyaman.

"Aulia, kamu harus kuat, ya," kata Ibu Sri dengan lembut. "Kakekmu pasti ingin kamu bahagia. Kita akan membahas tentang wasiatnya nanti, setelah kamu merasa lebih baik."

Aulia hanya mengangguk lemah, masih belum bisa berbicara karena kesedihan yang masih menghantuinya. Ibu Sri membantu Aulia membersihkan wajahnya dengan air hangat dan menyisir rambutnya yang kusut.

Setelah Aulia berganti pakaian dan membersihkan diri, Ibu Sri membimbingnya kembali ke ruang tamu. Aulia masih terlihat sedih, tapi setidaknya dia terlihat lebih nyaman dan siap untuk membicarakan tentang wasiat kakeknya.

Pak Rudi, salah satu pengacara, kembali berbicara dengan serius, "Aulia, kami telah membahas tentang wasiat kakekmu sebelumnya. Dan seperti yang kami katakan sebelumnya, kakekmu ingin kamu menikah dengan Ryker Alvaro. Namun, ada satu syarat yang sangat penting dalam wasiat tersebut."

Aulia menatap Pak Rudi dengan mata yang masih merah dan bengkak karena menangis. Dia masih belum bisa memproses informasi yang diberikan oleh Pak Rudi.

"Syarat apa itu, Pak?" Aulia bertanya dengan suara yang lembut.

Pak Rudi menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, "Kakekmu ingin kamu menikah dengan Ryker Alvaro dalam waktu satu minggu setelah kepergiannya. Jika kamu tidak melakukannya, maka perusahaan keluarga akan diambil alih oleh pihak lain."

Aulia terkejut dan tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Dia tidak bisa menikah dengan seseorang yang tidak dikenalnya hanya dalam waktu satu minggu. "Apa... apa ini mungkin?" Aulia bertanya dengan suara yang terkejut.

Pak Rudi mengangguk serius, "Ya, Aulia. Ini adalah wasiat kakekmu, dan kami harus melaksanakannya. Kami telah menghubungi Ryker Alvaro, dan dia setuju untuk menikah dengan kamu dalam waktu satu minggu."

Aulia merasa seperti sedang berada dalam mimpi buruk. Dia tidak bisa menikah dengan seseorang yang tidak dikenalnya, dan dia tidak ingin kehilangan perusahaan keluarga. Dia merasa terjebak dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Aulia merasa seperti sedang berada dalam badai emosi yang tak terkendali. Baru saja dia menyelesaikan pendidikan S1 sarjana hukum dan merayakan wisudanya dengan penuh kebanggaan, tapi hari ini dia harus menghadapi dua keadaan yang membuatnya merasa seperti kehilangan arah.

Kehilangan kakeknya, sosok yang begitu dia cintai dan hormati, membuat dia merasa seperti kehilangan sebagian dari dirinya sendiri. Dia masih ingat saat-saat mereka menghabiskan waktu bersama, mendengarkan cerita kakeknya tentang kehidupan dan pengalaman, dan merasakan kasih sayang yang tak terbatas.

Tapi hari ini, dia harus menghadapi kenyataan bahwa kakeknya tidak ada lagi. Rasa sedih dan kehilangan memenuhi hatinya, membuatnya merasa seperti tidak bisa bernapas. Dia merasa seperti sedang berjalan di jalan yang gelap dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Dan kemudian, dia mendengar kabar bahwa dia harus menikah dengan pria asing, Ryker Alvaro, dalam waktu satu minggu. Aulia merasa seperti sedang dihantam oleh ombak besar, tidak bisa berdiri tegak dan tidak tahu bagaimana cara menghadapi keadaan ini.

Dia merasa seperti tidak memiliki kendali atas hidupnya sendiri, seperti sedang dipaksa untuk melakukan sesuatu yang tidak dia inginkan. Rasa takut dan kecemasan memenuhi hatinya, membuatnya merasa seperti tidak bisa berpikir jernih.

Tubuhnya terasa begitu sesak, seperti sedang dihimpit oleh beban yang tak terkira. Aulia merasa seperti tidak bisa bernapas, tidak bisa berpikir, dan tidak bisa bergerak. Dia hanya bisa duduk diam, merasa seperti sedang terjebak dalam mimpi buruk yang tidak bisa dia tinggalkan.

"Jika aku menolak pernikahan ini?"

pengacara itu nampak tersenyum, raut wajahnya penuh kasih dan kesabaran. ia sudah menjadi pengacara Keluarga Joyo Kusumo cukup lama, jadi sedikit tahu bagaimana watak cucu Kusumo ini. keras kepala, tentunya.

"Semua aset yang bergerak ataupun tidak akan disumbangkan ke yayasan di seluruh Indonesia."

"Ap-apa? jadi, satu sen pun aku tidak akan mendapatkan apapun jika tidak menikahi pria pilihan kakek?"

Pengacara itu tersenyum dan mengangguk, membenarkan bahwa apa yang dipikirkan oleh Aulia benar.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Perjanjian Pernikahan Tanpa Hati    Bab 12 Gadis Keras Kepala

    Aulia berdiri di depan cermin, memastikan bahwa penampilannya sudah sempurna. Dia mengenakan blouse putih lengan pendek yang pas di tubuhnya, memperlihatkan kulit putih dan lembut di lengan dan lehernya. Blus itu memiliki potongan yang elegan, dengan kerah yang sedikit terbuka. Rok hitam yang dia kenakan jatuh tepat di bawah lutut, menekankan lekuk tubuhnya yang indah. Sepatu hak tinggi senada dengan warna rok yang dia pilih menambahkan sentuhan elegan pada penampilannya, membuat kaki-kakinya terlihat panjang dan ramping.Rambutnya yang panjang dan lembut tergerai di punggungnya, menambah kesan feminin yang kuat. Dengan penampilan yang sempurna, Aulia merasa siap untuk menghadapi hari baru.Dia berjalan ke lantai bawah, tapi tiba-tiba terhenti ketika melihat Ryker berdiri di depannya, memblokir jalannya.Ryker masih terlihat sedikit pucat dan lelah, tapi mata hitamnya yang tajam memandang Aulia dengan intensitas yang membuat Aulia merasa sedikit tidak nyaman.Dia berdiri dengan kaki

  • Perjanjian Pernikahan Tanpa Hati    Bab 11 Ryker adalah Suamiku

    Pukul sebelas malam, Aulia sudah memutuskan untuk tidur, meninggalkan meja makan yang masih terisi dengan harapan bahwa Ryker akan kembali dan menikmati masakannya. Tapi jam terus berputar, dan Ryker belum juga kembali. Aulia akhirnya tertidur dengan perasaan kecewa dan penasaran.Tiba-tiba, pukul satu dini hari, keheningan malam dipecahkan oleh suara gedoran pintu utama rumah yang keras dan berulang-ulang. Bel pintu juga berbunyi dengan nada yang tajam, membuat Aulia terbangun dengan cepat. Dia melompat dari tempat tidur dan bergegas ke bawah, hampir jatuh saat menuruni tangga karena terburu-buru.Saat Aulia membuka pintu, dia disambut oleh pemandangan yang membuatnya begitu terkejut.Ryker berdiri di depan pintu, dengan tubuh yang terhuyung-huyung dan mata yang merah karena alkohol. Dan yang lebih mengejutkan lagi, Ryker sedang dipeluk oleh Vania, wanita yang sama yang telah membuat Aulia merasa marah sebelumnya.Vania tersenyum manis ke arah Aulia, dengan mata yang berkilau karena

  • Perjanjian Pernikahan Tanpa Hati    Bab 10 Jangan Berharap Lebih, Aulia

    Aulia masih menatap Ryker dengan mata yang penuh kemarahan, menunggu jawaban atas pertanyaannya. Tapi sebelum Ryker bisa menjawab, ponselnya berbunyi dengan nada yang keras dan tajam.Ryker langsung mengambil ponselnya dan menjawab panggilan tersebut, tanpa menatap Aulia sedikit pun."Aku sedang sibuk," kata Ryker dengan nada yang singkat, sambil berjalan menjauh dari Aulia.Aulia tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang dikatakan Ryker kepada peneleponnya, tapi dia bisa menangkap beberapa kata seperti "proyek", "klien", dan "deadline".Jelas bahwa Ryker sedang membahas persoalan kantor dengan seseorang. Ryker terus berbicara di telepon, tanpa mempedulikan keberadaan Aulia. pria itu berjalan menuju ruang tamu, meninggalkan Aulia sendirian di tempat itu.Aulia merasa seperti diabaikan, seperti tidak ada di dalam ruangan itu. Dia menatap punggung Ryker yang menjauh, dengan perasaan yang campur aduk antara marah dan merasa tak nyaman bersamaan.Aulia mengurungkan niatnya untuk kembali

  • Perjanjian Pernikahan Tanpa Hati    Bab 9 Siapa yang Mengganti Pakaianku?

    Aulia dan Ryker kembali ke rumah mewah Ryker, dengan suasana yang tegang dan hening. Ryker masih bersikeras untuk melarang Aulia bekerja, dengan kata-kata yang keras dan tidak bisa ditawar. Tapi Aulia juga memilih untuk pada pendapatnya, dengan mata yang berkilau dan tekad yang kuat.Sampai saat Aulia akan menaiki anak tangga, tangannya ditarik oleh Ryker dengan kuat, membuat tubuh Aulia kehilangan keseimbangan dan jatuh ke arah Ryker.Tubuh Aulia jatuh mengenai tubuh Ryker,membuat Ryker terkejut dan kehilangan kendali.Posisi jatuhnya, Ryker berada di bawah tubuh Aulia, dengan wajah mereka yang sangat dekat.Keduanya kembali melihat satu sama lain, dengan mata yang terpaku dan napas yang seakan berhenti begitu saja.Ryker baru menyadari bahwa mata Aulia berbeda, berwarna hijau zamrud yang sangat cantik dan mempesona, seperti permata yang tersembunyi di dasar laut.Mata hijau Aulia seperti menghipnotis Ryker, membuat dia lupa pada segalanya kecuali keindahan yang terpancar dari mata

  • Perjanjian Pernikahan Tanpa Hati    Bab 8 ( Aku Bisa Memberikan Apapun yang Kau Inginkan ! )

    Mobil mewah itu meluncur dengan mulus di jalan raya yang sunyi, seperti kupu-kupu yang terbang di kegelapan. Ryker menyetir dengan konsentrasi penuh, matanya terpaku pada jalan di depan seperti magnet yang tidak bisa dilepaskan. Vania duduk di sebelahnya, menatap ke luar jendela dengan senyum misterius, seperti bulan sabit yang tersembunyi di balik awan. Ekspresinya tidak berubah, seolah-olah dia sedang menikmati pemandangan yang tidak terlihat oleh mata biasa.Di belakang, Aulia duduk sendirian, menatap ke luar jendela juga, tapi matanya tidak fokus pada apa pun. Dia membiarkan pikirannya mengembara, seperti daun kering yang terbawa angin, memikirkan tentang situasi yang sedang dia alami dengan perasaan yang campur aduk.Suasana di dalam mobil sangat hening, seperti kuburan yang sunyi di malam hari. Tidak ada suara apa pun kecuali suara mesin mobil yang berjalan lancar, seperti detak jantung yang stabil. Ryker tidak menoleh ke belakang, tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa dia men

  • Perjanjian Pernikahan Tanpa Hati    Bab 7 ( Pemandangan Menjijikan)

    Aulia berdiri di depan sebuah bangunan megah yang menjulang tinggi, dengan arsitektur modern yang elegan. Kantor pengacara "Harapan & Partners" ini terletak di jantung kota, dengan alamat yang sangat mudah diingat.Bangunan ini memiliki 20 lantai, dengan fasad kaca yang mengkilap dan atap yang berbentuk unik. Di depan pintu masuk, terdapat sebuah plakat besar yang terbuat dari granit hitam, dengan logo perusahaan yang terbuat dari emas 24 karat.Aulia menarik napas dalam-dalam, lalu melangkah masuk ke dalam lobi yang luas dan mewah. Lantai lobi terbuat dari marmer putih, dengan langit-langit yang tinggi dan lampu gantung kristal yang indah. Di sebelah kiri, terdapat sebuah meja resepsionis yang terbuat dari kayu mahoni, dengan seorang resepsionis cantik yang tersenyum ramah."Selamat pagi, saya Aulia Riani. Saya datang untuk menyerahkan lamaran pekerjaan sebagai pengacara," kata Aulia dengan suara yang sopan.Resepsionis itu tersenyum dan mengambil CV Aulia."Terima kasih, Ibu Auli

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status