Share

Tuan Putri II

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2025-06-13 13:55:40
“Kenapa Paman Abi tidak mencukur?”

Lore dengan cepat mengalihkan perhatian ke arah pria itu. Kekehan singkat masih terdengar samar, meski mulut Abihirt tidak sepenuh tadi.

“Kau ingin aku mencukur?” pria itu bertanya, seakan telah menyiapkan saat – saat untuk menuruti keinginan tak terduga demikian.

Lore mengangguk. Tidak sulit bagi gadis kecil mereka menambahkan jawaban. Rasa ingin tahu selalu membuat Lore mendapatkan prospek yang mengambang di udara terjadi dengan cepat. Moreau tak ingin mengatakan bahwa dia mengambil kesimpulan terlalu banyak, tetapi senyum tipis Abihirt telah menyiratkan semua—sedang terpikirkan di benaknya.

“Kau akan mendapatkan apa pun yang kau mau, Tuan Putri.”

Panggil itu ....

Moreau seperti ditarik paksa ke peristiwa lima tahun lalu.

Tuan Putri.

Satu panggilan dulu ... dulu sekali, sering Abihirt berikan kepadanya hanya karena Barbara menuruti keinginan memiliki rumah baru yang dia ajukan. Sekarang, apa Abihirt akan memperlakukan putri mereka,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Noor
Blm up y thorr?......
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Perjanjian Terlarang   Semakin Baik

    “Hati – hati,” ucap Moreau setelah menemani pria itu berjalan ke ruang tamu. Abihirt duduk sambil mengenyakkan punggung di sandaran sofa. Mereka memang sepakat bahwa mantan suami Barbara akan tinggal selama beberapa hari di sini. Tidak dimungkiri, mustahil membiarkan Abihirt tinggal sendiri di kamar hotel.Gabriel mungkin bisa dijadikan prospek untuk menemai sang majikan, tetapi Moreau sedikit khawatir kalau – kalau Abihirt akan menolak. Lagi pula, anak – anak memang memaksa bahwa pria itu harus menginap supaya mereka bisa bermain bersama.“Kau butuh sesuatu?” tanya Moreau setelah mendeteksi bagaimana Abihirt memejam sambil menengadah. Sedikit kelelahan. Dia tahu. Dokter sendiri menyarankan agar pria itu tinggal sehari lebih lama di ruang rawat, tetapi Abihirt menolak tegas; dengan alasan klise bahwa di sini, seseorang akan merawatnya dengan baik.“Abi.”Moreau tak bisa menahan diri, memutuskan untuk segera me

  • Perjanjian Terlarang   Keturunan

    “Kami makan donat besar. Sangat enak.""Apa Mommy menyuapi Daddy? Aku juga mau melakukannya.”Lore segera memanjat naik ke atas brankar. Satu kegiatan instan yang mendorong gadis kecil itu untuk merangkak lebih dekat ke arah ayahnya. Abihirt tampak tidak keberatan. Malahan, menawarkan bantuan agar Lore bisa duduk lebih leluasa.“Kau tidak bisa menyuapi daddy-mu. Ini berkuah. Bisa tumpah dan kau akan membuat tempat ini menjadi kotor.”Wajah Lore dalam sekejap ditekuk murung. Sudah menjadi kebiasaan gadis kecil itu ketika Moreau memastikan tidak setuju terhadap apa pun yang putrinya inginkan. Memang tidak semua hal mudah didapatkan. Sebuah bagian terpenting dan dia tidak begitu ingin memedulikan bagaimana ini akan menjadi bagian dari kesibukan Abihirt ketika pria itu sayup – sayup memberi Lore bisikan. Barangkali membujuk supaya si gadis kecil.Dugaan Moreau benar menyadari bagaimana Lore perlahan mulai tersenyum.&ldqu

  • Perjanjian Terlarang   Selalu Mesum

    Mungkin pria itu butuh sesuatu untuk disadarkan kembali ke permukaan. Moreau tidak ingat kapan akhirnya percakapan ini akan butuh waktu lebih lama sekadar diakhiri. Jika bukan dia yang menyelesaikan. Tidak tahu siapa. Abihirt tidak dapat diharapkan saat pria itu masih bersikap seperti seseorang yang baru saja disambar oleh ledakan hebat.“Sup-mu sudah mulai dingin,” ucap Moreau, hingga yang ditemukan adalah Abihirt mengerjap cepat.Barangkali karena terburu – buru menyambut suapan pertama dari tangannya, hingga pria itu mendadak tersedak. Moreau ingin tertawa saat Abihirt terbatuk – batuk; antara lucu, tetapi cara mantan suami Barbara seperti menahan rasa sakit di perut segera membuatnya mengambil segelas air minum.“Lain kali lebih hati – hati,” dia menambahkan komentar ketika situasi terasa lebih baik.“Aku tidak sedang bermimpi?” tanya Abihirt. Sorot mata pria itu masih diliputi pelbagai gambaran keraguan.&

  • Perjanjian Terlarang   Berbaikan

    Sambil menghela napas kasar. Moreau menatap pria itu dan berkata, “Dengar, Abi. Aku tidak tahu mengapa kau bersikap seperti ini. Cukup hargai apa yang sudah kulakukan untukmu. Apa tidak bisa? Makanlah.”Mungkin memang benar. Dia perlu memberi pria itu suapan; memutuskan untuk menyiapkan semua kebutuhan di sana. Abihirt tidak akan bisa menolak setelah ini. Sama seperti mantan suami Barbara tidak akan pernah bisa benar – benar melakunnya. Hanya sedikit kemungkinan konyol ketika mata kelabu itu menatap nyaris tanpa kedip.Moreau tidak peduli. Sup sudah cukup hangat dan dia mendekatkan suapan pertama di depan mulut pria itu, meski perlu sedikit menunggu kapan Abihirt akan menerima tanpa protes. Bukan dengan perhatian tertuju penuh dan mungkin sedang bertanya – tanya.“Buka mulutmu, Abi.”Pada akhirnya, Moreau tahu dia tidak akan memiliki kesabaran penuh. Menyuapi bocah kembar saat Lore dan Arias sedang lahap—semangat, jauh le

  • Perjanjian Terlarang   Satu Tahap yang Akan Datang

    “Ayah, kau bohong kepadaku! Kau bilang Moreau cepat atau lambat akan jatuh ke pelukanku, tapi apa? Lima tahun. Aku menunggunya selama lima tahun. Sedikitpun ... tidak pernah ada kesempatan bagiku untuk benar – benar mendapatkannya. Dan kau tahu apa ... Rowan kembali dan dia akan merebut apa yang seharusnya menjadi milikku.” Robby mendatangi kediaman Mansilo Hubber—di suatu tempat nyaris terpencil—untuk kedamaian ayahnya. Kali ini, mungkin akan sedikit berbeda ketika pria paruh baya itu tampak mengernyit; mencoba sekadar memahami apa yang sebenarnya menjadi bagian dari protes menggebu – gebu di sini. “Apa maksudmu Rowan?” “Rowan Ruiz Alcaraz. Jangan bilang kau melupakannya,” Robby menambahkan dengan cepat. Masih menggebu – gebu. Dia benar – benar harus menahan diri di rumah sakit, terutama ketika menyaksikan bagaimana Moreau terlihat begitu histeris terhadap berita konyol mengenai kematian Abihirt, atau dua bocah kembar yang begitu kompak dan berani membela ayah mereka. Abihirt je

  • Perjanjian Terlarang   Anak-Anak Mengaduh

    Moreau lupa menanyakan langsung kepada Abihirt kabar mengenai kedatangan Caroline, tetapi setidaknya .... pertemuan bersama Gabriel secara tidak sengaja di kafetaria—cukup untuk memberi informasi terstruktur. Bahwa Caroline memang sempat menginjakkan kaki di rumah sakit. Dia yang terlalu lelap untuk menyadari kehadiran seseorang lainnya. Sebuah alasan pula di mana wanita paruh baya itu tidak bisa singgah terlalu lama.Sekarang, adalah saat di mana kembali mendatangi ruang rawat Abihirt. Moreau segera menyentuh gagang pintu. Ada pelbagai dugaan di benaknya bahwa Lore dan Arias mungkin sedang mengganggu ayah mereka, tetapi ternyata salah.Dia justru harus mendapati keheningan yang bergemuruh di sekitar. Anak – anak masih tertidur di sana, sementara Abihirt diliputi posisi nyaris seperti terakhir kali—hanya kali ini, pria itu tampak benar – benar menunduk dengan posisi satu tangan yang digunakan sebagai tumpuan untuk menyangga wajah. Sedang tidur

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status