Kosong.....
Wanita bidadarinya telah lenyap!Bastian melihat ke kanan dan ke kiri, tidak nampak bayangan si wanita.Jika bukan karena ciuman membara yang dirasakannya dan berbagai jejak kehadirannya bisa-bisa Bastian mengira wanita itu tidak nyata.Terdengar langkah kaki yang membuyarkan lamunan Bastian."Beb? Chico baik-baik saja kan?" Pertanyaan Miranda terlontar dengan takut-takut.Bastian lupa tujuannya tadi ke ruang perlengkapan itu untuk mencari Chico, kucing jenis Ashera, yang dititipkan Miranda padanya."Chicomu paling suka menghilang, kemaren mereka menemukannya di ruang perlengkapan dua lantai di bawah Penthouse-ku.""Kok bisa?""Tanya Chicomu!" jengkel, Bastian menjawab seenaknya, pikirannya sedang didominasi oleh wajah jelita seorang wanita.Jadi, Bastian menelepon salah seorang pengawalnya dan menyuruh mereka mencari Chico."Bebbb....Chico itu keturunan jenis Ashera, harganya satu miliar, kalau dia beranak bisa jadi berapa coba?"Miranda mulai merajuk, Bastian makin muak."Aydan sedang mencarinya, ini yang terakhir, jangan pernah lagi menitipkannya padaku, banyak pet shop yang menerima jasa penitipan!""Chico bener-bener kucing Ashera, kucing mahal bagaimana kalau mereka tidak menjaganya dengan benar, Beb.""Kalau begitu jangan bepergian! Sekarang pulanglah!"Bastian berdiri sambil memegang daun pintu, lalu menutupnya di belakang tubuh Miranda.Dia tahu ini hanya akal-akalan Miranda untuk kembali dekat padanya.Miranda menolak untuk bercerai!Bastian kembali menelepon Aydan."Prioritas utama cari wanita yang memakai kemejaku, dia pergi tanpa uang sepeserpun, mungkin dia belum jauh, langsung kabari aku."Bastian menunggu dengan tegang, dia tahu wanita itu tidak bawa dompet dan HP-nya mati, apalagi sudah malam, bagaimana dia bisa pulang??Dia baru mengenal si wanita kurang dari 5 jam, akan tetapi wanita itu telah berhasil menarik perhatiannya lebih daripada wanita manapun yang pernah bersamanya, wanita itu mendominasi pikirannya.Hanya dengan bibirnya saja dia bisa membawa gairah Bastian naik ke level paling top, bayangan mereka bercinta berhasil membuat 'tubuh'nya mengeras."Shittt."Bastian mengumpat lirih lalu menelepon Sarah, manajer yang dia percayai mengelola kompleks apartemennya ini."Sarah, aku butuh rekaman cctv mulai dari pintu masuk hingga rekaman seluruh kejadian di lantai 28, suruh orangmu yang mahir bawa ke sini.""Baik, Mr Navarell."Tak lama berselang datanglah orang utusan Sarah, seorang pemuda culun berkacamata dengan dua laptop di tangannya."Masuk, kita ke ruang kerja."Bastian menuju ruang kerja diikuti si culun."Kita mulai dengan ruang perlengkapan dua lantai dibawah penthouse."Tanpa kata kata jadi si culun langsung bekerja.Tampak ruang perlengkapan yang tertutup."Dalam ruang perlengkapan tidak ada kamera, ini kamera sorot terdekat di hall," jelas si culun dalam bahasa super singkat."Putar rekaman kejadian kira-kira 5 jam yang lalu."Dalam sekejap di layar nampak dua orang pria yang berjalan sambil menoleh ke sana ke mari, lalu mereka melirik ke arah ruang perlengkapan dan salah seorang tertawa sambil menyodok perut temannya, sepertinya mereka membahas tentang kemesraan pasangan yang mereka lihat."Kau lihat mereka berdua ini, sekarang bergeraklah mundur dan cari info yang lengkap mulai dari awal, ingat yang lengkap!"Selama si culun bekerja Bastian duduk di sofa tunggal yang ada di ruang kerjanya.Bastian menutup matanya lalu muncullah bayangan wanita bidadarinya.Tubuh lembut dalam pelukannya, dada penuh yang terhimpit diantara mereka, harum segar menguar dari tubuhnya, dan bibir ranum memabukkan itu..Bastian langsung membuka matanya dan berdiri lalu berjalan mondar mandir di sekitarnya."Selesai, Mr Navarell."Bastian berdiri di samping si culun."Ini sudah semua yang bisa kita dapatkan?"Bastian tidak puas, tapi kalau mereka hanya undangan bukan penyewa ya memang tidak ada data."Tinggalkan disini, kau bisa kembali ke ruanganmu.""Kalau tidak ada lagi yang dibutuhkan saya ijin pulang.""Pulanglah."Kembali Bastian memutar rekaman itu.Dia melihat wanita itu yang berlari lalu masuk ke balik pintu perlengkapan.Akan tetapi saat Bastian mundur pun tidak terlalu jelas terlihat dari arah mana si wanita itu muncul.Bastian menyerah.**Tujuh hari telah berlalu, Bastian melakukan kegiatannya yang super padat seperti biasa hingga siang ini.Dia harus menghadiri pelelangan terbatas, hanya yang terundang yang boleh hadir, dan bisa dipastikan itu hanya orang-orang kaya."Sam, pergilah wakili aku ke acara pelelangan ini, aku malas pergi."Samuel, sahabat sekaligus wakilnya mengangkat sebelah keningnya."Sudah satu minggu ini kau berubah, aku bertahan untuk tidak bertanya, sebenarnya ada apa Bos? Apa yang terjadi?"Bastian memandang Samuel lalu mengalihkan pandangannya ke cakrawala yang bersinar cerah, tidak seperti hatinya.Tiap malam Bastian memutar ulang rekaman yang ditinggalkan si culun akan tetapi dia tetap tidak menemukan apa yang diinginkannya, tidak ada informasi yang dia dapat.Dia memikirkan wanita itu lebih sering dari yang seharusnya, dia mulai merindu dan itu membuatnya gusar!"Oke, aku tahu kapan harus diam. Aku akan pergi mewakili Mr Bastian Navarell, satu dari sepuluh Miliarder paling kaya di negri ini, aku akan menawar apa saja yang mereka lelang.""Tugasmu hanya memastikan dunia tahu keuanganku baik baik saja, agar saham perusahaan tetap terjaga, pergilah!""Aku akan bersenang-senang."Lalu Samuel pun lenyap.Dua jam kemudian saat Bastian masih berkutat dengan dokumen, masuk pesan dari Samuel.Bastian membaca caption di bawah foto :Aku telah melaksanakan tugas!Bastian tersenyum sambil memandang foto yang Samuel kirim dengan latar belakang keramaian acara pelelangan.Seketika senyum Bastian lenyap! Sambil berdiri dan keluar dari kantornya, Bastian membalas pesan Samuel."AKU KE SANA SEKARANG!"Sampai di acara pelelangan yang sudah selesai, Bastian langsung berkeliling, banyak orang yang memberi salam dan ingin mengajak bicara tapi Bastian tolak dengan halus karena dia masih belum menemukan yang dia cari.Akhirnya Bastian bertemu Samuel."Ok Bos, rasa penasaranku sampai di ubun-ubun, tadi kau menolak datang begitu aku kirim foto seketika kau terbang ke sini, ayo kita bahas di cafe seberang.""Nanti," tolak Bastian.Lalu Bastian mengeluarkan ponselnya, menghubungi panitia penyelenggara yang sudah dikenalnya."Aku minta daftar tamu, kirim ke emailku.""...""Thank you."Setelah menutup telepon barulah Bastian menatap sahabatnya."Kau tetap tinggal saja, aku lihat banyak wanita cantik, pikat mereka."Terdengar tawa Samuel membahana."Aku takjub kau masih sadar ada banyak wanita cantik, Bos.""Aku punya mata, Sam.""Tapi pikiranmu berjuta-juta kilometer dari sini, Bast. Ragamu saja di sini.""Analisa yang salah.""Ok, buktikan aku salah. Berkenalanlah dengan salah seorang dari mereka."Mendengar tantangan Samuel, Bastian melihat sekeliling, lalu menggeleng."Tidak tertarik.""Bingo! Itu kata kuncinya, tidak ada pria yang tidak tertarik wanita cantik, jadi what happened, Bos?"Bastian hanya menatap Samuel."Satu kata, Bast!""Bidadari penyihir."Samuel langsung bersiul."Itu dua kata, tapi tidak apa-apa...aku jadi yakin Bosku masih pria tulen.""Lanjutkan acaramu, bersenang-senanglah, aku pulang."Segera Bastian pulang diiringi pandangan memuja para wanita cantik yang sengaja hadir di pelelangan terbatas, karena mereka tahu para pria berkantong tebal berkumpul, dan salah satu bujangan paling diincar baru saja melintas di depan mereka.Bastian berjalan cepat tak menghiraukan sekeliling, Bastian masuk mobil dan menyuruh sopirnya berangkat.Masih di area basemen mendadak sopirnya mengerem hingga terdengar suara benturan halus dari depan dan belakang mobil."Kenapa, Don?""Maaf Pak, ada anak kecil lari menyeberang, nyaris aja.""Selesaikan dengan orang tuanya, aku akan suruh Samuel selesaikan dengan mobil belakang, tidak usah ribut-ribut karena tidak ada yang salah juga tidak ada yang benar!" Perintah Bastian sambil menelepon Samuel sambil memberitahukan posisinya."Baik, Pak."Tak lama Donny, si sopir telah kembali dan melaporkan hasilnya.Samuel pun menghampiri Bastian."Wanita itu memaksa untuk memberi ganti rugi, aku menolak sesuai instruksimu! Kan dia tidak salah, tapi alasan lainnya adalah karena... dia sangat jelita."Bastian mengangguk sambil menggumam, "dasar playboy permanen!""Sumpah yang ini cantiknya beda, body yahud, wajah lembut dengan bibir paling seksi, mungkin turunan bidadari."Seketika Bastian terhenyak, dadanya berdesir, dia teringat foto yang Samuel kirim, wanita itu juga ada di sini, itulah alasannya mengapa dia bergegas datang walau akhirnya tak menemukan wanita penyihirnya."Apa maksudmu?""Sumpah Bos! Wanita itu cuantikkk, kayak bidadari, attitude-nya juga top, paket lengkap."Bastian langsung membuka pintu mobil dan keluar menuju mobil belakang.Bastian melongok di pintu mobil, begitu melihat wanita di balik kemudi, Bastian menarik nafas panjang.Finally....Dia telah menemukan bidadari penyihirnya."Kau baik-baik saja?"Wanita dibalik kemudi itu menatap Bastian dengan bola mata membesar...Terkejut! Lalu wanita itu mengangguk perlahan.Terdengar klakson dari mobil lain yang terhalang.Bastian memutar otak, dia tidak akan kehilangan jejak untuk yang kedua kalinya."Berikan ID Cardmu.""Untuk?""Kau menabrak mobilku, datanglah ke kantor untuk mengambil ID Cardmu, kita bahas disana."Bastian merasa menjadi orang brengsek akan tetapi hanya itu satu-satunya cara.Bastian memberi kartu namanya dan mengambil ID Card wanita penyihirnya.Bastian kembali ke mobil akan tetapi dia ragu-ragu untuk naik, dia merasa cemas jika wanita itu kembali menghilang, tapi tidak mungkin dia mengabaikan ID Cardnya bukan?"Datanglah segera, aku tunggu!"Akhirnya Bastian pun berlalu, kembali ke kantornya.Di kantor Bastian menunggu tapi sampai sore tidak ada tanda-tanda wanita itu muncul.Bastian memaki dirinya yang tidak bisa konsentrasi seharian hanya karena seorang wanita.Lamunannya disela ketukan di pintu.Siapa?"Ceritanya panjang, yang pasti sejak kalian meninggalkan pantai, aku menemukan orang tua yang termenung dengan laptop terbuka yang berhiaskan wajahmu.""Aku menyewa agent untuk mengikuti orang itu, dan setelah mendapat alamat yang pasti aku datang, aku tidak bertemu tapi ternyata orang tua itu adalah Mr Philip."Saat itu telepon seluler Almira berbunyi.Almira menyalakan speakernya."Bagaimana keadaan di sana, Al?" tanya Samuel."Sudah beres Sam," jawab Almira."Syukurlah, aku akan kabari Aydan." "Tidak usah, aku sudah menghubunginya." Sela Bastian."Kok kamu nggak hubungi aku, Bast?" "Kamu tahan jarimu lima detik saja, pasti aku yang lebih dulu meneleponmu, lagian kenapa juga kamu telepon istriku dulu bukan aku?" Terdengar tawa Samuel membahana."Al, kamu dengan siapa sekarang?""Dengan_""Dengan suaminya yang sah! Kamu nggak usah mencemaskan istri orang Sam, cari istrimu sendiri!"Sambil tersenyum Almira menyuruh Samuel berbicara dalam bahasa Inggris."Buset galak banget, untun
Sepeninggal anak-anaknya, mereka berdua termenung, Mrs Philip hanya ingin mengatakan kebenaran setelah itu dia akan melanjutkan hidupnya, selagi dia masih mampu meninggalkan pria yang sudah menemaninya selama 39 tahun kehidupan perkawinan mereka."Aku tidak mengatakan siapa ayah Bastian, bukan karena aku mencintai pria itu kalau aku melindunginya darimu, juga bukan karena aku ingin menyembunyikan identitasnya, tapi karena aku tidak tahu siapa dia!" Mrs Philip memulai pengakuan yang sudah lama ingin diungkapkannya tapi tidak pernah dia menemukan keberanian untuk itu.Nampak Mr Philip terkejut luar biA mendengar penuturan istrinya."Bagaimana mungkin kau tidak tahu siapa pria yang bersamamu? Kalian harus _""Dengarkan aku!" Mrs Philip memotong kalimat suaminya, dia ngeri jika harus mendengar tuduhan tambahan yang makin menambah nyeri di hatinya. "Saat kita bertengkar hebat dan kita berpisah, aku berusaha bertahan, tapi aku semakin gila berhari-hari di rumah, akhirnya aku keluar,
Setelah Perjalanan udara yang cukup melelahkan selama hampir 22 jam, ditambah 1 jam perjalanan darat akhirnya Almira dan Bastian sampai di hotel.Mereka chek in hampir jam 22.00 waktu Indonesia, di Prancis baru jam 4 sore.Setelah selesai beristirahat yang bener-bener beristirahat, Almira segera bangun dan bersiap untuk pergi ke rumah orang tua Bastian.Bastian sengaja memilih hotel yang paling dekat dengan rumah orang tuanya agar Almira gampang pulang pergi dari hotel."Dad, aku pergi sekarang aja, biar nggak terlalu lama.""Kalau Mom minta kamu menginap gimana, Ra?"Almira berpikir kayaknya nggak mungkin dia menginap."Ternyata curhat aja bisa sampai sejauh hampir 13.000 kilometer, Ra!"Almira tersenyum tipis, kemudian mencium Bastian mesra, ingin Almira menjawab ini bukan curhat biasa, tapi tidak ada satupun kalimat yang keluar dari bibirnya."Ra, kalau Mom nggak ada langsung kamu telepon aku ya!""Iya Dad, udah bobok lagi!""Malas sendirian, Ra.""Daddy mau ke mana?""Di bar and
Hari sudah terang, anak-anak sudah berangkat ke sekolah, saat Bastian terbangun, Bastian merasa heran kenapa dia bangun dengan perasaan yang tidak enak.Setelah terdiam dan mengingat beberapa lama Bastian tahu apa yang membuat hatinya susah, nanti siang istrinya akan terbang ke Prancis, meninggalkannya dan anak-anak di Indonesia.Bastian bergegas bangun, masuk ke kamar mandi.Sepuluh menit kemudian Bastian sudah siap turun dan mencari istrinya.Mencari kemana-mana, Bastian belum juga menemukan istrinya, akhirnya Bastian ke dapur, nggak ada juga."Ning, ibu dimana?"Ning melihat majikannya, kemudian seperti berpikir."Ibu nggak bilang mau kemana Tuan, tadi sih di ruang adik baby, habis itu ke mana saya kurang tahu Tuan, saya cari dulu Tuan." Ning bergegas akan mencuci tangannya.Bastian langsung sadar, dia belum mencari ke ruang baby."Nggak usah Ning, kamu lanjutin aja kerjaanmu," kata Bastian sambil berjalan meninggalkan Ning di dapur.Kemudian Bastian menuju ruang baby, dan menemuk
"Oke, aku akan mencarikan tiket pesawat secepatnya." Kemudian Bastian menelepon Vanya, untuk memesankan pesawat untuk Almira secepatnya berangkat ke Prancis. "Pakai maskapai biasanya, Sir?" tanya Vanya. "Sewa pesawat saja, yang paling cepat, satu dari tiga yang biasa kita pakai, yang sudah terbukti bagus, jangan yang lain!" Perintah Bastian. 'Tiap kali ada masalah mendesak baru aku terpikir untuk membeli pesawat, coba sudah direalisasikan, nggak bingung kayak sekarang,' batin Bastian. Tidak berapa lama, kembali Vanya menelepon,"Mr Navarell, mereka semua full untuk hari ini, kalau besok siang ada satu yang kosong!" "Oke, langsung deal ya, urus semua, thank you!" "Yes, Sir!" jawab Vanya dengan semangat. Bastian meletakkan telepon lalau menghadap istrinya. "Ra, yang paling cepat bisa kita dapatkan, besok siang, ok?" Almira menganggukkan kepalanya, ada binar samar di matanya, juga ada sorot lain yang Bastian tidak bisa menterjemahkannya. "Ra, ini terakhir kamu pergi t
Bastian kembali dari menjenguk anaknya, wajahnya berbunga-bunga seakan ada beban yang terangkat dari hatinya.Dia ingin putranya cepat besar, agar dia bisa mengajarkan segala yang dulu dia impikan, dia ingin membimbing anaknya, bersorak dan menangis bersama, dia tahu waktu itu akan tiba, tidak sabar rasanya membuat itu segera jadi kenyataan.Saat itulah, Bastian melihat Samuel sedang menunduk, termenung di ruang tunggu, dia kira Samuel sudah pulang."Aku kira tadi kau sudah pulang, Sam!"Samuel kaget mendengar suara Bastian."Aku tadi makan siang, ini aku bawakan untukmu, kebetulan mereka menjual masakan kesenanganmu.""Mau nyogok?""Apa nyogok?" tanya Samuel."Suap, praktek suap ada undang-undang nya lho." "Nggak, aku inget aja kamu suka, nggak mau ya aku kasih Almira, siapa tahu dia mau... bahkan kalaupun dia nggak mau, untuk menjaga perasaan orang lain dia akan bilang mau." Panjang lebar Samuel membahasnya."Almira itu istriku, Sam!"Seketika Samuel tertawa keras-keras.Setelah t