Share

BAB 6 | A Video

Waktu menunjukkan pukul sebelas siang, Alexa kini tengah sibuk membersihkan apartemennya. Ia membersihkan bagian karpet dan sofa menggunakan pembersih debu. Sesekali ia bersenandung kemudian mendadak tersenyum kecil mengingat pertemuan kemarin malam yang membuatnya senang. Martha yang menyambutnya dengan hangat dan merestui hubungan dirinya dengan Dave sangat membekas di hatinya.  

Senyumannya memudar ketika mendengar suara bel yang ditekan berulang-ulang seperti tergesa-gesa. Alexa melihat siapa tamu yang datang melalui monitor di samping pintu. Keningnya berkerut samar melihat Dave berdiri di depan pintu apartemennya. Alexa membukakan pintu untuk Dave.

“Dave? Ada apa ke sini?” tanya Alexa, kemudian menyuruh kekasihnya itu untuk masuk ke apartemennya. 

“Alexa jelaskan maksud dari perbuatan papa kamu!” pinta Dave, kilatan matanya terlihat serius dan itu membuat Alexa bingung.

“Jelaskan? Jelaskan apa, Dave?” Alexa bertanya untuk meminta sebuah kejelasan atas perkataan Dave barusan. Namun, intonasi suara Dave yang meninggi membuatnya semakin tidak mengerti.

“Apa yang telah papa kamu lakukan?!” tanya Dave, matanya menatap tajam Alexa dengan rahang yang ikut mengeras.

“Aku tidak mengerti, coba jelaskan maksud dari perkataanmu dan apa yang telah papaku lakukan,” tutur Alexa.

Dave tidak kunjung menjawab, Alexa yang sadar dengan kilatan kemarahan di raut wajah Dave hendak mengusap lengannya untuk meredakan amarah pemuda di hadapannya. Namun, belum sempat menyentuhnya Dave menangkis tangan Alexa seolah tak ingin disentuh.

Ponsel Alexa berdering panjang menandakan panggilan masuk. Ia mengambil ponselnya di dekat televisi ternyata Elena yang menelepon. Alexa menggeser dial merah memilih tidak menjawab panggilan Elena karena Alexa merasa situasi sekarang sedang serius. Ia kembali menatap Dave yang juga tengah menatapnya.

“Papamu ... membunuh orang tuaku, Alexa!” bentak Dave, mencengkeram kedua bahu Alexa.

Deg. Bola matanya membulat, Alexa menggeleng kepala tanpa sadar. Itu tidak mungkin, papanya tidak mungkin membunuh seseorang apalagi orang tua Dave. Alexa kenal betul sifat Alan seperti apa, tidak, itu tidak mungkin!

Plak. Alexa menampar Dave, ia kemudian berkata tegas, “Kamu keterlaluan Dave, papaku tidak mungkin membunuh orang tuamu. Jaga bicaramu!”

Dave mengeluarkan ponsel dari saku celananya, kemudian memperlihatkan sebuah video kepada Alexa. Dalam video itu terdapat dua mobil, satu mobil yang tidak Alexa ketahui milik siapa dan satu lagi mobil milik Alan karena merek, warna dan plat nomornya sama seperti milik papanya itu. Alexa menoleh pada Dave meminta kejelasan.

“Ini mobil papamu, bukan?” tanya Dave.

“Ya,” jawab Alexa singkat.

“Dan yang putih adalah mobil orang tuaku. Lihat video itu hingga selesai, Alexa!” perintah Dave.

Alexa menurutinya, kini ia kembali menatap layar ponsel Dave yang menampilkan video tadi. Terlihat di video, mobil Alan terus menyerempet mobil orang tua Dave yang dikendarai oleh Dean. Mobil Alan menghantam keras mobil yang berisikan Dean dan Vega dari sisi kiri bagian belakang hingga mobil Dean hilang kendali dan menabrak pembatas jalan lalu terguling beberapa kali setelahnya karena kontur tanah yang menurun. Mobil Alan terlihat berhenti sebentar setelah melihat apa yang dilakukannya, kemudian pergi meninggalkan tempat kejadian.

Alexa menutup mulut tidak percaya, apa yang dilihatnya tidaklah mungkin. Alan tidak mungkin melakukan hal sekeji itu. Alexa mendongak menatap Dave yang lebih tinggi darinya.

“Sudah jelas bukan?! Papamu yang menyebabkan kedua orang tuaku meninggal!” Dave kembali berbicara masih dengan emosi yang sama.

“Itu tidak mungkin, Dave. Papaku tidak mungkin melakukan itu.” Alexa dengan pendiriannya bahwa Alan tidak bersalah membuat Dave semakin murka.

“Bukankah sudah terbukti kalau mobilnya persis dengan milik papamu?!” bentak Dave.

“Ya, tapi itu belum tentu mobil papaku, Dave,” sahutnya.

“Apanya yang belum tentu?! Aku melihat sendiri dengan mataku Alexa, saat datang ke rumahmu aku melihat plat mobil papamu dan di video ini plat mobilnya sama dengan milik papamu!” kesal Dave yang hilang kendali.

Dave tidak pernah semarah ini, jika Alexa membuat kesalahan pun Dave tidak pernah sampai membentaknya. Alexa akan menelepon Alan karena ia tiba-tiba merasa khawatir dengan papanya. Namun ternyata, ada satu nomor tidak dikenal mengirimkannya pesan yang berisi video. Video yang sama seperti yang Dave perlihatkan pada Alexa, sekarang Alexa tahu dari mana Dave mendapatkan video itu.

Alexa segera menelepon Alan, namun papanya itu tidak menjawab. Hatinya semakin khawatir, satu yang harus ia lakukan sekarang terlintas di pikirannya. Alexa harus ke Andover, ke rumah Alan.

Kunci mobil yang berada di atas meja diambilnya. Ia menatap Dave sebentar lalu mengatakan, “Aku akan ke rumah papa.”

“Aku ikut!” ucap Dave.

Alexa menggelengkan kepala, “Tidak, Dave biar aku sendiri saja.”

“Aku ikut, Alexa! Semua ini bersangkutan dengan kedua orang tuaku!” seru Dave.

“Ya, aku tahu! Tapi tolong, biar aku saja sendiri yang menemui papa. Please ... ”

Alexa harus segera pergi, alasan Alexa tidak ingin Dave ikut karena ia takut Alan dan Dave membuat keributan di sana. Terutama masalah video itu, Dave pasti akan meminta penjelasan dari Alan. Alexa yakin Alan tidak bersalah dan tidak tahu apa-apa mengenai video itu dan jika Dave bertanya tentu saja Alan menolak menjawab dan mengelak karena Alan tidak bersalah. Tapi bagaimana dengan video itu yang bisa saja jadi bukti yang membuat Dave yakin Alan bersalah.

Dengan beberapa kali perdebatan akhirnya Alexa berhasil pergi sendiri. Ia melajukan mobilnya secepat yang ia bisa, namun jalanan tidak berpihak padanya. Alexa harus beberapa kali mencari jalan yang sepi agar mobilnya tidak terjebak macet.

Alexa sampai di Andover lebih lama, jarak yang seharusnya dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih satu setengah jam kini menjadi dua jam. Mobilnya berhenti perlahan-lahan, ia bingung melihat beberapa orang berada di pekarangan rumahnya. Matanya membulat, Alexa segera keluar dari mobil ketika ia melihat mobil polisi di pekarangan rumah.

Ia berlari cepat saat melihat papanya digiring oleh dua polisi dengan kedua tangan yang diborgol. Apa maksudnya semua ini?

“Papa!” teriak Alexa membuat langkah Alan terhenti. “What does this mean? (Apa maksudnya ini?)”

Alexa menatap wajah Alan yang tidak menunjukkan reaksi untuk berbicara. Ini pasti masalah video itu, yang Alexa pikiran sekarang kemungkinan besar seseorang telah menuntut Alan mengenai video kecelakaan satu tahun lalu.

“Nona, Mr. Smith dituntut atas penyebab kecelakaan mobil Mr. Edwards dan istrinya. Ini surat penangkapan Mr. Smith.” Salah satu polisi menunjukkan surat penangkapan Alan.

“Tidak, papaku tidak bersalah!” cegah Alexa karena kedua polisi tersebut akan menggiring Alan masuk ke dalam mobil polisi.

“Tolong kerja samanya, Nona. Kami harus membawa Mr. Smith,” tutur polisi.

“Pa?” ucap Alexa lirih.

Alan tersenyum hangat, “Jangan sampai sakit ya, Sayang.” Ia menganggukkan kepala sekali bahwa semuanya akan baik-baik saja.

“Alexa akan mencari bukti kalau papa tidak bersalah!” serunya sebelum Alan benar-benar masuk mobil.

Mobil polisi melaju menjauh pekarangan rumah. Beberapa orang yang tinggal di dekat rumah Alan menatap Alexa iba. Mereka berangsur-angsur menjauh dari kediaman keluarga Smith.

Alexa berjongkok kemudian menundukkan kepala melepas tangisannya. Ia harus melakukan sesuatu!

***

Pria dengan setelan rapi melempar ipad di tangannya ke meja setelah menyaksikan sebuah video yang dikirim dari orang tidak dikenal. Ia menggeram kesal, membalikkan badan menghadap sekretarisnya yang berdiri satu setengah meter darinya.

“Kamu bilang tidak ada cctv di tempat itu! Lalu video ini kenapa bisa ada?!” bentaknya pada sang sekretaris, orang yang ia percayakan selama ini.

“Maaf, Tuan,” ucapnya lirih.

“Lacak lokasi nomor yang mengirimkan video itu!” perintahnya.

“Baik, Tuan,” imbuh sang sekretaris membungkuk hormat.

“Dan satu lagi, awasi Alexa Smith. Laporkan padaku setiap pergerakannya,” nada suaranya kembali normal, ia menyunggingkan senyuman smirk. Berbagai rencana mulai tersusun di benaknya.

•To Be Continued•

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status