Poppy dan Papi janjian dengan Biru dan Guntur tanpa sepengetahuan Gema. Mereka berempat berencana menjebak Gema dengan tujuan membuat Gema mengutarakan isi hatinya kepada Bree. Kalau hanya menunggu Gema mengatakan maka tidak akan pernah terjadi. Rasa takut Gema terhadap pengakuan cinta begitu besar. Maka sampai bulan menjadi kembar maka Gema tak kan pernah mengatakan kepada Bree apa yang dirasakannya.
Biru dan Guntur telah sampai di tempat janjian mereka dengan Poppy dan Papi. Tak lama kemudian Papi datang.
"Maaf, Saya telat."
"Nggak kok om. Kami juga baru datang. Poppy saja sampai sekarang belum datang." kata Biru tersenyum.
"Kalian sudah dari tadi sampenya?"
"Belum lama om. Palingan baru sepuluh menit."
"Jadi kalian sudah lama bersahabat dengan Gema?"
"Wah bukan sudah lama lagi om. Dari orok malahan. Hahahahahaha." kata Biru
"Kami bersahabat dari SMP Om. Makanya kami bisa sedekat ini sekarang. Kami kemana-mana selalu bersama." Guntur
Gema hari ini berencana mau berangkat ke kantor tanpa menunggu Biru. Gema ingin mengantarkan Bree terlebih dahulu ke kampusnya. Gema sudah tiga hari tidak melihat Bree. Dia sangat merindukan Bree. Gema masuk ke mobilnya dan melajukan mobil itu menuju rumah Bree. Tiga puluh menit berkendara Gema sampai di depan rumah Bree.tok tok tokPelayan kemudian membuka pintu depan yang diketuk seseorang."Maaf den cari siapa ya?" tanya pelayan."Bree nya ada bik?" kata Gema."Oh ada den. Nona Bree sedang sarapan dengan Tuan dan Nyonya. Silahkan masuk dan duduk dulu den. Bentar saya akan panggilkan nona Bree." Pelayan masuk ke dalam ruang makan."Non, ada tamu yang mencari nona.""Siapa bik?""Maaf nona saya tidak tau namanya." bibik menundukkan kepalanya."Oh tidak apa-apa bik. Saya akan menemuinya." Bree berdiri dan berjalan menuju ruang tam
Bree hari ini sangat sibuk dengan jadwal perkuliahannya, sedangkan Gema sibuk dengan tesis dan pekerjaan kantor yang makin lama makin banyak. Gema sudah dikenal sebagai salah seorang pebisnis handal apalagi didampingi seorang asisten yang memiliki otak cemerlang, siapa lagi kalau bukan Biru. Hubungan Gema dan Bree masih belum ada kepastian. Walaupun segala upaya sudah dilakukan oleh Papi dan Poppy tetapi masih juga jalan di tempat.Hari ini Bree yang sudah memiliki waktu longgar perkuliahan berencana untuk mengajak Gema ketemuan di sebuah cafe yang sedang naik daun.✉️ BreeGem, kamu sibuk nggak hari ini?Gema yang melihat sebuah notifikasi pesan masuk dengan nama Bree langsung terlonjak kaget, mereka sudah lebih dari sepuluh hari loscontak karena kesibukan masing-masing. Gema langsung saja meraih ponselnya walaupun sedang rapat.✉️ GemaNggak Bree. Aku free dari jam 12 sampai jam 2, jam 3 baru ada miting dengan perusahaan Soepomo. Ada apa Bree?✉
"Biru, kami makan siang keluar dulu ya. Loe makan sendirian aja." kata Gema."Atau kalau Kak Biru berani coba telpon Vira. Mana tau dia juga belum makan siang." Bree menyambung ucapan Gema.Biru yang mendengar perkataan Bree tersenyum tetapi hanya sesaat, dia teringat akan keributan mereka hari itu. "Kalian keluar aja berdua. Gue makan di kantin kantor aja." Biru menjawab dengan lesu.Gema dan Bree pandang pandangan saling melontarkan pertanyaan yang tak terucap, mereka berdua saling mengangkat bahu karena tidak tau apa yang terjadi antara Biru dan Vira. "Yok Bree kita keluar. Aku udah lapar sangat. Tambah lapar nengok muka kucel Biru.""Ayok Gem."Gema dan Bree berjalan keluar dari kantor dengan bergandengan tangan. Mereka berdua menjadi perhatian seluruh karyawan kantor. Mereka selama ini tidak pernah melihat Gema menggandeng seorang wanita, baik di acara resmi kantor atau acara resmi dengan perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan Gema. Bree ya
Hari ini Gema kembali memberikan Bree kejutan dengan datang subuh subuh ke rumah Bree. Gema sudah berpenampilan rapi layaknya seorang pengusaha muda yang mau pergi bekerja mencari nafkah. Gema melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang kearah rumah Bree. Setelah menempuh perjalanan selama satu jam, akhirnya Gema sampai juga di depan pagar rumah Bree. Gema kemudian turun dan menekan intercom rumah yang terhubung dengan satpam di balik pagar. Satpam yang melihat wajah Gema langsung saja membukakan pintu pagar."Maaf Tuan Gema, tadi saya tidak mengenali mobil tuan. Makanya saya tidak membukakan pintu pagar untuk Tuan. Sekali lagi maafkan saya Tuan." kata Satpam rumah sambil menunduk."Tidak masalah Pak. Saya sengaja tidak membawa mobil yang biasa untuk memberikan kejutan kepada Bree. Apakah Breenya masih di rumah pak?""Wah sepertinya saya harus minta maaf lagi Tuan." kata Satpam dengan muka sedihnya."Maksud pak satpam gimana ya? Saya tidak paham.""Gini
Hari penentuan Gema pun datang juga. Gema sudah berpakaian sangat rapi. Memakai baju kemeja putih dan celana hitam dilengkapi dengan jaket almamater universitas. Hari ini Gema akan menghadiri sidang tesisnya. Tapi ada satu hal yang membuat Gema tidak semangat, yaitu Bree tidak bisa mendampinginya dalam sidang tesisnya. Padahal Gema sangat berharap Bree bisa mendampinginya. Tapi apa mau dikata Bree memiliki jadwal kuliah yang tidak bisa ditinggalkannya. Tapi walaupun Bree tidak hadir Gema tetap harus semangat. Gema harus lulus sidang kali ini. Setelah lulus kuliah Gema akan fokus kepada urusan perusahaan. Serta urusan perasaannya kepada Bree.Gema turun menuju meja makan. Di sana sudah duduk poppy, mommy, Biru dan Guntur. Biru dan Guntur memang menginap di rumah Gema. Mereka bertiga akab pergi bersama menuju pengadilan itu."Gimana Gem, siap?" tanya Poppy."Seperti yang Poppy lihat. Siap selalu. Hadapi aja Py. Toh akan berlalu juga kan.""Kalau sekedar itu mah
Gema dan semua temannya telah sampai di kampus kembali, mereka semua masuk ke ruang sidang, sekarang mereka sedang menunggu semua dosen untuk memasuki ruangan, sekarang adalah saat dimana mereka akan menerima hasil dari kerja keras selama menyusun tesis dan perjuangan mereka selama lebih kurang dua jam tadi.Suara pintu terdengar, satu persatu dosen kembali memasuki ruang sidang. Semua mahasiswa kembali terlihat tegang, dalam pemikiran mereka adalah apakah lulus atau tidak, hanya tiga orang yang berpikiran apakah bernilai A atau tidak. Seorang dosen yang juga dekan fakultas naik ke mimbar."Assalamualikum wr wb, salam sejahtera bagi kita semua. Baiklah Anda semua sudah menanti nantikan apa yang akan saya umumkan ini dengan penuh rasa cemas. Saya paham akan hal itu, tapi saya sebelumnya ingin mengatakan bahwasanya penilaian yang dilakukan oleh penguji dan pembimbing Anda adalah bersifat obyektif atau apa adanya, mereka tidak melihat anda secara personal. Baiklah sebenarny
Setahun KemudianPagi hari yang cerah di tahun akhir perkuliahan Bree. Bree hari itu tampil dengan kemeja pink dan rok plisket warna maroon, serta dengan sepatu kets andalannya, tak lupa Bree menyampirkan jas putih kebanggaannya. Hari ini adalah hari terakhir Bree menjalani co as nya.Bree sudah janjian dengan Gema akan makan siang bersama. Bree kemudian memesan taksi untuk mengantarkannya ke rumah sakit."Nggak bawa mobil Bree?" tanya mami."Nggak Mi, nanti siang Bree mau makan siang dengan Gema.""Oh ya udah. Hati hati ya nak""Sip, Mami."Tak lama kemudian taksi yang di pesan oleh Bree akhirnya datang juga. Bree masuk kedalam taksi itu. Perjalanan selama satu setangah jam terpaksa harus ditempuh Bree dengan senyuman. Bree sangat menikmati perjalanannya hari ini. Tak terasa Bree sudah sampai di rumah sakit tempat dia selama satu tahun ini praktek. Salah satu rumah sakit kepemilikan Gema, dan hebatnya Bree bisa menutupi hubungannya dengan G
Alarm Bree berbunyi dengan kencang, Bree berusaha menggapai alarmnya, Bree kemudian mematikan alarm itu dan langsung duduk. Setelah dirasa kondisi badannya sudah stabil Bree kemudian mengambil handuknya, dan langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan badan. Bree tidak ingin telat hari ini, Bree ingin memastikan kalau konsumsi yang menjadi tanggung jawabnya tidak terlambar datang. Bree mandi sambil bersenandung kecil seperti kebiasaannya. Setelah mandi, Bree kemudian memakai baju yang sudah disiapkannya dari seminggu yang lalu.Bree memakai dress selutut berwarna navy, sangat kontras dengan kulit putihnya. Makeup yang dipakai Bree adalah makeup natural saja. Bree tidak suka makeup menor. Urusan rambut, Bree selalu mengikat setengah rambut panjangnya. Sedangkan untuk urusan aksesoris Bree hanya memakai cincin dan kalung inisial namanya. Bree selalu tampil sederhana tapi tetap elegan.Setelah dirasa sudah cukup dengan penampilannya. Bree kemudian berjalan ke lua