Share

Dua Kebahagiaan

“Siapa, Mei?” Aku mendekati Meisa yang masih berdiri di ambang pintu. Di hadapan Meisa berdiri seorang pemuda. Dia memakai kemeja berwarna abu-abu dengan bawahan soft jeans. Pemuda sangat tampan. Dia membawa buah tangan di tangannya.

Melihat kehadiranku, pemuda itu membungkukkan sedikit badannya. “Selamat sore, Kak.”

“Selamat sore.” Aku menangkupkan kedua tangan di dada.

“Siapa, Mei?” Aku kembali bertanya.

“Fahmi, Rei. Dia temanku,” ucap Meisa memperkenalkan.

“Kenapa tidak diajak masuk ke dalam, Mei?” tanyaku memandangnya.

Meisa menarikku sedikit menjauh dari pemuda tersebut. “Mei, belum siap, memperkenalkannya pada Umi dan Kak Hasan. Mei takut mereka tidak setuju dengan hubungan kami,” terang Meisa.

Aku terbelalak tak percaya, ternyata Meisa sudah mempunyai tambatan hati. “Mei, kalau tidak mencoba, bagaimana kamu bisa tahu! Ajak saja pemuda itu ke dalam. Kasihan kan, dia sudah jauh-jauh ke sini, masak tidak diajak masuk.” Meisa tampak berpikir keras, mendengar perkataanku.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status