Andreas tersenyum kecil di bibirnya, "jangan senang dulu kamu pak tua." jawab Andreas sambil melempar kartu yang berada di tangannya, sepertinya laki-laki muda itu tengah merendahkan laki-laki yang tengah berada di depannya.
Dan ternyata lemparan kartu dari Andreas itu menghantarkan kemenangan untuknya. Laki-laki tua yang memakai sebuah jas berwarna abu-abu langsung membulatkan matanya secara sempurna melihat itu, dia tak menyangka jika dirinya kalah taruhan. "Apa gak mungkin ini." ucapnya yang terkejut lalu beranjak dari duduknya. Andreas yang tengah duduk dia tertawa tipis dia melihat jika dirinya menang dan senyumnya seolah mengejek laki-laki tua itu. "Hehhh kamu jangan curang." lanjut laki-laki tua itu yang menatap Andreas sambil matanya melotot tajam bahkan laki-laki yang sudah beruban tersebut berani menunjuk wajah Andreas. Andreas kembali tersenyum di bibirnya, dia yang tengah duduk itu menyila kedua kakinya. "Kan dari awal aku sudah memberimu kesempatan, namun sayangnya kamu tidak mau." ujar Andreas dengan santainya. Dan laki-laki tua yang berada di depan Andreas merasa marah dia langsung menggebrak mejanya, dia mengeluarkan sumpah serapah di hadapan Andreas, "dasar kamu orang yang licik Andreas, akan ku pastikan rencana kamu ku gagalkan. Aku akan membuat kamu membayar semua ini." ucapnya dengan marah. Dan selang tak beberapa lama masuklah 3 orang laki-laki dalam ruangan tersebut, Tiga orang laki-laki itu memakai sebuah baju berwarna hitam dengan dada yang kekar. Mereka bertiga langsung meringkus laki-laki tua itu, membuat laki-laki tua itu semakin marah kepada Andreas, "kurang ajar kamu Andreas, kamu benar-benar licik sekali." teriaknya sambil diseret keluar oleh tiga laki-laki tersebut yang tak lain adalah anak buah suruhan Andreas. "Aku pastikan aku akan membalas semua perlakuanmu kepada ku." lanjutnya. Andreas tersenyum kecil, dia tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, "silahkan saja kalau bisa." jawabnya kembali menantang. Lalu setelah hal itu terjadi banyak perubahan juga ikut terjadi. ******** Lhea yang berada di apartemennya dia tengah duduk di sebuah kursi yang di sampingnya terdapat sebuah botol alkohol, dia duduk sambil menatap keluar arah jendela besar yang berada di apartemennya, dia melihat langit malam yang saat ini sedang cerah. Dia melihat langit malam dengan lampu yang begitu cerah dari gedung-gedung pencakar langit, Lhea saat ini tinggal di apartemennya yang berharga tinggi yang berada di tengah-tengah kota, itu adalah apartemen kelas atas. Ponselnya yang terletak di atas meja sedang berbunyi, ada sebuah notifikasi masuk. Lhea langsung meraih ponselnya dan dia membuka notifikasi itu ternyata ada sebuah foto yang menunjukan pasangan yang tengah bercumbu rayu. "Telat." ujarnya sambil mendengus kesal karena bukti perselingkuhan mantan pacarnya baru ada yang mengirim kepada dirinya, yang mengirim foto itu adalah laki-laki yang bernama Andreas. Lhea menatap ponselnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dan tersenyum.. Dia meneguk kembali minuman yang berada di sampingnya, "sialan kenapa memberitahuku setelah aku mengetahui semua." lanjutnya yang menggerutu sambil melihat foto mantan kekasihnya yang tengah bertelanjang dada di tepi kolam renang dengan seorang wanita. Lhea meletakan ponselnya kembali, dia melanjutkan meminum seteguk alkohol kesukaannya, alkohol yang berharga mahal dan tidak semua orang bisa membelinya. Dia menikmati alkohol itu dengan angin malam seorang diri. Lalu tak beberapa lama kemudian dia mendengar ada notifikasi masuk kembali ke ponselnya, Lhea menolehkan kepalanya lalu dia meraih ponselnya dan membuka notifikasi itu dan ternyata dia melihat ada sebuah berita yang masuk. "Ahhhh sialan sudah saatnya aku harus pulang." gumamnya sambil mengepalkan tangan kanannya. Berita itu adalah sebuah pergantian kepemimpinan perusahaan keluarganya, yang membuat wanita yang memakai sebuah baju berwarna putih dengan rambut tergerai itu memutuskan kembali ke negara asalnya. Lhea memperbaiki rambut panjangnya dia tersenyum di bibirnya, tak bisa diragukan lagi jika dirinya adalah seorang wanita yang tahan banting, "Aku akan menghadapi semua yang akan terjadi di depan." ujarnya lirih, lalu Lhea menegak alkohol kembali, dia tenggak minuman tersebut dengan bibir yang tersenyum, wanita cantik itu menikmati malamnya seorang diri yang berteman sebuah lampu yang berwarna kuning, malam ini dia merasa jika malam yang begitu hangat dirinya. Keesokkan harinya Lhea langsung kembali ke negaranya, dia pulang ke negaranya menaiki sebuah pesawat yang menempuh waktu sekitar 8 jam lebih, dia pulang tanpa memberitahu siapa pun. Sesampai di negaranya dia langsung menuju sebuah tempat, Tempat itu adalah sebuah restoran yang memiliki konsep outdoor, Lhea yang tengah berdiri di depan restoran tersebut tengah tersenyum, dia yang memakai sebuah dress berwarna merah dengan panjang di atas lututnya yang memperlihatkan pahanya yang begitu mulus dan dia juga memperlihatkan punggung serta dadanya yang mempesona dengan kulitnya yang putih. Wanita cantik yang memakai heels berwarna hitam melangkahkan kakinya masuk ke dalam restoran tersebut, dia berjalan sambil merapikan rambutnya yang panjang nan indah itu, dan di tangan kanannya dia memegang sebuah benda entah benda apa itu. Dia berjalan menghampiri pegawai restoran, "tolong kamu lakukan apa yang aku mau, aku akan memberimu bonus." ucap Lhea, Lalu wanita itu memberikan benda yang berada di tangannya kepada pegawai restoran itu. "Oke." jawab pegawai laki-laki tersebut yang sebagai seorang waiter. Lalu Lhea melihat lampu yang berada di acara pesta itu berubah dan wanita cantik itu melihat tersenyum dan tak beberapa lama kemudian banyak gelembung udara yang bertebaran di acara pesta itu, membuatnya kembali tersenyum sinis, wanita cantik itu memutuskan menuruni anak tangga untuk berpartisipasi hadir dalam acara pesta tersebut. Dan saat Lhea menampakkan dirinya orang yang berada di pesta tersebut tengah terpukau dengan banyak gelembung udara berterbangan tertiup angin sepoy-sepoy malam, gelembung udara itu begitu indah dengan gabungan lampu yang diatur sedemikian rupa oleh pihak restoran. Saat Lhea sampai bawah semua mata langsung tertuju padanya, tertuju kepada seorang wanita yang memakai baju berwarna merah dengan sebuah lipstik yang memiliki warna senada dengan bajunya, penampilannya begitu anggun namun memiliki kesan yang berani. Andreas yang tengah berdiri sebagai bintang utama acara tersebut dia yang melihat gelembung balon langsung salah fokus melihat Lhea dia begitu terpesona dengan penampilan Lhea yang begitu cantik dengan rambut sebelah kiri di belakangkan dari telinga nya, dan memperlihatkan sebuah anting-anting yang berwarna putih dan mengkilap. Lhea melangkahkan kakinya mendekati Andreas, "bagaimana kejutan balon gelembungnya?" tanya Lhea sambil tersenyum anggun. Andreas yang tengah berdiri memakai sebuah jas yang berwarna hitam dengan memegang sebuah gelas dia tersenyum tipis, "apakah kamu memberi kejutan ini?" tanya Andreas. Lhea hanya tersenyum, dia tersenyum melihat Andreas yang tengah berdiri di depannya yang terlihat begitu tampan dengan potongan rambut comma hair. Andreas melihat penampilan Lhea dari atas sampai bawah yang nampak begitu sempurna, "apakah kamu suka gelembung balon?" tanyanya kembali. Lhea berdiri di dekat Andreas dia berbicara dengan pelan, "aku memberikan kejutan ini untukmu bukan berarti aku suka." jawab Lhea sambil sedikit berbisik ke Andreas, Lhea teringat kembali akan ketika masa sekolahnya dulu yang mana dirinya dan Andreas adalah sepasang kekasih, namun pada suatu hari dia melihat Andreas bermain gelembung balon bersama dengan seorang wanita, dan mereka bercumbu mesra membuat hatinya sangat begitu sakit sampai saat ini, gelembung balon adalah suatu benda yang membuatnya merasa emosional karena teringat suatu momen yang tidak menyenangkan. "Kenapa kamu begitu perhatian sama aku, perhatian atas apa ini? Sebagai cinta pertamamu atau sebagai kakak?" tanya Andreas kepada Lhea. Lhea menata rambut panjangnya bibirnya terlihat sangat sensual dengan lirikan matanya yang tajam. "cinta pertamaku bukan kamu, melainkan temanmu." jawabnya sambil tersenyum, "lalu kenapa kamu begitu perhatian denganku, sampai di luar negeri kamu selalu mengawasiku?" lanjut tanya Lhea yang sedikit mengintrogasi Andreas. Mereka berdua yang tengah berdiri menatap satu sama lain di depan menjadi banyak sorotan dari para tamu yang datang ke pesta itu. Mereka berdua tengah seperti bermain emosi secara halus. Itu adalah sebuah pesta perayaan yang digelar oleh Andreas yang mengundang banyak temannya, itu adalah sebuah pesta perayaan pengangkatannya sebagai seorang pemimpin sebuah perusahaan. "Wah akan terjadi apa ini?" tanya seorang laki-laki ke teman yang berada di sampingnya. "Mereka masih saja tak berubah dari jaman sekolah." sahut seorang wanita yang tengah berdiri menyaksikan sebuah pemandangan yang biasa saja namun sedikit panas tersebut. Dan tak beberapa lama kemudian telepon Andreas berdering, dan Andreas yang tengah berdiri di depan Lhea langsung mengangkat panggilan tersebut, dia mengangkat panggilan itu sambil berjalan menjauhi Lhea, membuat Lhea yang melihat itu dia mengangkat kedua alisnya dan tersenyum. Wanita cantik itu menatap punggung Andreas yang berjalan menjauhi keramaian pesta tersebut, lalu Lhea membalikan badannya dan dia melangkahkan kakinya ke sebuah meja yang terdapat temannya yang tengah berdiri sambil memegang sebuah gelas di tangannya. Lhea tersenyum dan menyapa kepada wanita yang begitu dia kenal yang tak lain adalah teman sekolahnya dulu. "Aduhhhh ada apa lagi ini?" tanya teman Lhea yang melihat Andreas yang tiba-tiba menerima telepon dan wajahnya terlihat panik dan pergi meninggalkan pesta yang diadakannya olehnya.Robin saat ini tengah berada di apartemen dari Rose, dia tengah duduk melihat wajah Rose yang memerah.“Sakit tahu, lihat ini anakmu menggamparku dengan keras.” ucap Rose.Robin menyentuh pipi Rose.“Aduuuuh jangan di sentuh sakit tau.” sahut Rose.Robin menyentuh tangan Rose dan menggenggamnya, “aku sebagai orang tua Lhea aku meminta maaf atas nama anakku dengan sepenuh hati.” ujar Robin.Namun Rose malah mengalihkan wajahnya dia merasa tak sudi mendengar hal tersebut.“Tolong maafkan anakku ya.” lanjut Robin.“Gak semudah itu namanya sudah jelek sekarang gara-gara Lhea.” jawabnya.Robin memegang pundak Rose. “Sudah kamu jangan sedih aku mau mengajakmu berbelanja kamu mau gak?” tanya Robin yang merayu dengan sedikit menyogok Rose supaya mau memaafkan masalah ini.Rose tersenyum tipis, “tapi dengan seperti ini aku seperti mencintaimu karena harta, padahal aku mencintaimu apa ada nya.” jawab Rose.“Sudahlah aku tahu jika kamu itu sangat mencintai aku apa adanya sayang.” jawab Robin.
Lalu lhea duduk di sofa dan Andreas melangkahkan kakinya mendekati Lhea sambil membawa secangkir air hangat yang bercampur beberapa rempah yang dibuat dengan tangannya."Ini minum." ucap Andreas.Lhea meraih gelas tersebut dia meminum air hangat itu,Lalu Andreas melihat potongan video yang beredar di media sosial, lalu menunjukan potongan video itu ke Lhea, "apa ini ulahmu?" tanya Andreas."Iya emang kenapa?" tanya kembali LheaLalu matanya mengalihkan pandangannya menuju Andreas, dia menatap Andreas."Kenapa kamu tadi membela Rose?" tanya Lhea.Andreas tersenyum, "emang kenapa kamu cemburu?" tanya Andreas kembali.Lhea tersenyum kecut di sudut bibirnya, "kenapa aku harus cemburu, yang seharusnya cemburu itu anak dari pemilik Le corporation." jawab Lhea.Andreas menatap Lhea, "aku sudah memutuskan pertunangan dengannya sehari sebelum kamu ke luar negeri." jawab Andreas. Lhea terdiam mendengar hal itu lalu dia mengalihkan wajahnya dan dia beranjak dari duduknya, "ya sudah aku pulan
Mau gak mau Andreas harus mengurus kejadian tersebut dan kehilangan jejak Lhea.******Lhea yang masuk ke dalam hotel dia langsung masuk ke dalam lift dia naik ke lantai 14 dimana acara tersebut diselenggarakan.Dia naik di lift dengan memperbaiki rambutnya yang cantik penampilannya begitu sangat anggun dan mempesona pintu lift terbuka, dia langsung mencari ruang belakang acara tersebut,Lhea melihat seorang wanita yang telah sibuk mempersiapkan acara, "pasti itu adalah orang yang berkoordinasi dalam acara tersebut." gumamnya di dalam hati.Dan wanita tersebut mengalihkan pandangannya dia melihat banyak wanita yang tengah pedagang cantik dengan memakai sebuah baju menarik, "emmmm itu pasti modelnya." lanjutnya.Lhea tersenyum tipis di bibirnya, dia langsung melangkahkan kakinya menuju seorang wanita yang berpakaian kemeja berlengan panjang dengan."Hay aku teman dari Rose dia memintaku untuk bergabung dengan para model berjalan di catwalk." ucap Lhea yang berbohong supaya dirinya b
Andreas yang melihat kepergian asisten rumah tangganya dengan dokter keluar dan dia menarik nafasnya, dan dia melangkahkan kakinya duduk di tepi tempat tidur, laji-laki tersebut memandangi Lhea dengan dalam entah apa yang berada di dalam hatinya saat ini sehingga dia hanya bisa mengusap air matanya yang jatuh di pipi.Dan pada saat itu juga dia melihat tangan Lhea yang bergerak membuat Andreas terkejut, sesuai dengan apa yang di katakan oleh dokter.Lhea membuka matanya, dia melihat sekelilingnya."Kenapa aku ada disini?" tanya Lhea ke Andreas.Lalu Lhea menatap Andreas dengan dalam, "pergi kamu dari sini, kamu gak usah munafik kamu itu adalah orang yang bermuka dua." ucap Lhea.Lhea mengatakan hal itu dengan kesadaran yang penuh. Wanita tersebut meyakini dengan apa yang terjadi jika ini semua adalah sebuah permainan yang dilakukan oleh Andreas mengingat Andreas begitu sangat membencinya."Lhea dengarkan aku, dengarkan penjelasanku. Aku gak seperti apa yang kamu pikirkan." jawab Andre
Andreas kembali menancapkan gasnya ke tempat tersebut dimana tempat itu sangatlah jauh dari tempat dia berada, Andreas mengemudikan mobilnya melewati banyak pepohonan yang berada di samping kanan kiri jalan, pepohonan menghijau yang begitu asri memanjakan mata, namun sayang itu tak membuat Andreas merasa pikirannya tenang.Pikirannya begitu sangat runyam, dia merasa begitu sangat khawatir dengan keadaan Lhea saat ini."Lhea aku harap aku bisa menemukanmu secepatnya." ujarnya di dalam hati.Andras menempuh beberapa jam perjalanan dan dia sampai di sebuah jalan lalu dia turun dari mobil, dia memarkirkan mobilnya di sebuah tempat parkir yang begitu luas.Tak terasa hari sudah sore matahari sudah mulai berwarna kuning ke jinggaan dan mulai terbenam.Laki-laki tersebut berjalan menyusuri jalan dengan rambutnya tertiup angin yang lumayan kencang, saat ini dia berada di pantai."Lhea kamu di mana?" tanyanya pada dirinya sendiri sambil berjalan menyusuri masuk pantai, laki-laki tersebut me
Lhea dan mamanya yang bernama Lita itu masuk melangkahkan kakinya ke dalam rumah.Hari sudah malam, mereka berdua menghabiskan waktu bersama di dalam sebuah kamar yang kamar itu adalah kamar bu Lita.Lhea yang tengah duduk diatas tempat tidur melihat mamanya yang tengah duduk di depan sebuah cermin.Wanita yang sudah melahirkannya kini wajahnya tampak berkerut, namun kerutan itu tak mengurangi kecantikan dari mamanya tersebut.Wajahnya yang begitu sendu terlihat begitu lemah lembut jiwa keibuannya yang berada dalam diri ibu Lita sangat begitu terpancar, apalagi kesabarannya tidak bisa diragukan lagi oleh Lhea."Ma kenapa kenapa mama bisa menjadi seorang wanita yang setenang ini?" tanya Lhea.Bu Lita yang tengah duduk di depan cermin sambil menyisir rambutnya tersebut dia meletakkan sisir yang berada di tangannya lalu wanita tersebut menolehkan badannya menghadap ke Lhea.Wanita yang memiliki bibir tipis tersebut tersenyum kepada anaknya. "Sayang kita sebagai perempuan kita tidak boleh