Share

Bab 3. terkejut

Author: Dewi
last update Last Updated: 2025-05-17 15:39:13

Lhea yang baru saja keluar dari kamarnya dan turun ke lantai 1, dia berjalan menuruni anak tangga pada saat itu juga dia tak sengaja melihat asisten rumah tangganya tengah mengobrol dengan Andreas. 

 

Lhea yang melihat itu dia berusaha menguping dan mengintip apa yang dia lihat.

"Pak ini pesanan bapak sudah datang." ucap asisten rumah tangga itu, wanita tua itu memberi sebuah kotak berwarna putih ke Andreas, 

Andreas yang tengah berdiri membuka kotak tersebut, dia mengeluarkan barang dari dalam kotak, dimana barang tersebut adalah sebuah sepatu hak tinggi berwarna merah muda.

"Iya terimakasih iya bi." ujar Andreas.

Lhea yang sedang mengintip itu langsung mengerutkan dahinya, "haaaa dia pesan sepatu hak tinggi, buat siapa ya?" tanyanya pada dirinya sendiri.

Membuat jiwa Lhea semakin penasaran.  "Aku harus ikutin nih." gumamnya.

Lhea yang berdiri di balik tembok dia melihat Andreas yang sudah berpakaian rapi dengan memakai kemeja berwarna putih dengan celana berwarna coklat muda melangkahkan kakinya keluar rumah, dia keluar menaiki mobil barunya yang berwarna hitam mengkilap, membuat Lhea yang melihat itu langsung bergegas mengikuti Andreas.

Lhea langsung berjalan melangkahkan kakinya keluar rumah dan dia langsung menaiki mobilnya yang berwarna merah yang terparkir di parkiran den rumahnya yang luad tersebut.

wanita tersebut mengemudikan mobilnya dengan muka bantalnya karena baru bangun tidur.

Dia menyambut pagi ini dengan penuh penasaran. "Kemana orang itu mau pergi?" tanyanya dalam hati sambil mengemudikan mobilnya dan pandangan matanya tertuju kepada mobil yang tak jauh di depannya berwarna hitam mengkilap dengan nomor plat yang nomor ganda.

Lhea menarik nafasnya untuk mengatur suhu yang masuk ke dalam paru-parunya di pagi hari.

Setelah beberapa waktu dia mengikuti mobil Andreas yang ternyata menuju ke sebuah villa yang berada di pinggir kota, membuat Lhea terus mengikutinya dari belakang. “Sudah kuduga dia pasti ingin bertemu dengan seorang wanita.” ujar Lhea dalam hati.

Lalu wanita cantik itu yang masih memakai baju tidur yang berwarna kuning  emas dengan celana pendek serta atasan dengan lengan pendek itu tersenyum di bibirnya, sepertinya Lhea tersenyum puas. “Hemmm akan ku jadikan ini sebuah senjata untuk membunuhmu.” gumamnya dalam hatinya.

Dan Lhea langsung turun dari mobilnya dan dia terus mengikuti Andreas yang berjalan masuk ke dalam villa.

Lhea mengikutinya dan dia meyakinkan matanya supaya tak kehilangan sosok Andreas.

Wanita cantik itu melangkahkan kakinya untuk masuk ke sebuah lorong yang terdapat berbagai kamar di tempat tersebut.

Lhea yang tengah berdiri dia mengerutkan dahinya, “ohhh jadi  kamu ke sini.” ujar lirih Lhea.

Dan wanita tersebut memperbaiki rambutnya dan dia melangkahkan kakinya ke depan pintu kamar yang Andreas masuk.

Saat dia berdiri di depan pintu itu, dia langsung menekan tombol bel di kamar tersebut.

 Dan Lhea iseng membuka pintu kamar tersebut yang ternyata tidak dikunci, membuat Lhea tersenyum tipis terbesit di dalam hati dia ingin memepergoki Andreas.

Dia langsung melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar tersebut, saat dia masuk dia sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya.

Dia melihat ternyata yang berada di dalam kamar tersebut adalah papanya yang bertelanjang dada dengan seorang wanita, lalu Lhea mengalihkan pandangannya menatap wanita tersebut yang tak lain itu adalah wanita yang dulu menjalin hubungan   bersama  dengan  Andreas di belakang dirinya saat masa-masa sekolah.

“Kamuuuuuuu.” ucap Lhea sambil membulatkan matanya secara sempurna sampai-sampai mata Lhea berkaca-kaca menahan air matanya yang ingin jatuh.

“Lhea kamu jangan salah paham.” sahut papanya yang bernama Robin.

Lhea sudah tak memperdulikan itu dia terus menatap wanita yang bersama dengan papanya dengan penuh amarah yang membara.

“Heyyy kamu wanita jalang apakah kamu tidak puas merusak hidupku selama ini?” tanya Lhea sambil tangannya menunjuk ke wanita yang bernama Rose yang tengah berada di atas tempat tidurnya.

Melihat Lhea marah membuat papanya berusaha memeluk Lhea dan menyadarkan dari kemarahannya. “Sudah Lhea kamu jangan marah, ayo kita pulang.” ucap Robin sambil memeluk Lhea.

Lhea yang dipeluk oleh papanya dan berusaha melepaskan dirinya dan Lhea melihat ada sebuah guci yang berdiri di sampingnya.

Membuat Lhea langsung melempar guci tersebut sehingga pecah berhamburan. “Papa, kamu adalah orang yang sangat kurang ajar, jangan harap aku melupakan ini semuanya.” ucap Lhea yang marah ke Robin.

Membuat Robin langsung membulatkan matanya secara sempurna dan dia langsung pergi dari tempat tersebut tanpa memperdulikan Rose yang masih di atas ranjang.

“Lhea tunggu Lhea, papa bisa menjelaskan ini semua.” ucap Robin sambi beranjak.

Lhea yang tengah berdiri menyaksikan itu dia  menggertakkan giginya, dia langsung keluar dari kamar tersebut dengan amarah yang besar.

“Lhea tunggu papa.” sahut Robin yang sambil berdiri memperbaiki bajunya.

Lhea langsung keluar dan dia sembunyi di balik tembok.

“Lhea kamu dimana.” ucap Robin yang berdiri di depan pintu sambil memakai sepatunya.

Terlihat Robin begitu mengkhawatirkan Lhea.

Lhea yang sembunyi itu dia menarik nafasnya dalam-dalam, dia berusaha mengontrol emosinya. “Tenang Lhea, tenang kamu sekarang mempunyai bukti dan kamu bisa mengatakan ini semua ke mama.” ucap Lhea.

Lhea menarik nafasnya dan dia memejamkan matanya, wanita tersebut meraih ponsel yang mengalung di lehernya.

Dia langsung membuka kamera di ponselnya lalu kembali masuk.

“Awas kalian berdua aku akan mencari bukti ini semua.” ucap Lhea yang masuk sambil merekam semua yang berada di tempat itu.

Namun Phea langsung menyadari jika papanya sudah tak berada di tempat tersebut. “Haaa mana Robin?” tanya Lhea.

Dan Rose langsung beranjak dari tempat tidurnya dan dia berusaha merebut ponsel yang berada di tangan Lhea.

“Apa-apaan kamu ini?” tanya Rose.

Rose langsung meraih ponsel Lhea dan dia langsung menghapus foto dan video yang berada di ponsel Lhea.

Lalu Rose menampar pipi Lhea membuat Lhea membulatkan matanya secara sempurna.

“Apa maksud kamu menamparku? Dasar wanita perebut, dulu kamu merebut Andreas dariku sekarang kamu menggoda papaku.” ucap Lhea.

Rose yang tengah berdiri dia kembali menampar Lhea, “bicara apa kamu aku bukan wanita penggoda, mereka lah yang tertarik sama aku.” jawabnya yang tak terima atas tuduhan Lhea kepada dirinya

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Permainan Gila Kakak Angkatku   Bab 79

    Siangnya Andreas pun pergi ke rumah Lhea, dia pergi ke rumah Lhea untuk menemui Papanya Lhea yang bernama Robin.Dia pergi seorang diri.Dan Sesampai di rumah tersebut, Andreas duduk di ruang tamu dan di depannya terdapat Robin yang tengah membuka ponsel dan melihat foto Andreas yang melamar Lhea.Robin yang melihat itu dia merasa sangat Syok, lalu dia langsung menutup ponselnya."Andreas apa yang kamu lakukan bukannya kamu pacaran dengan Lhea itu hanya pura-pura dan untuk menyelamatkan reportasinya, lalu apa ini sekarang, bagaimana hubungan kalian berdua?" tanya Robin yang ingin mendapatkan penjelasan dari Andreas.Dia merasa sangat kecewa akan hal itu."Om, kami berdua sudah sangat dewasa. Dan kami berhak untuk menyatakan perasaan kami berdua dan kami akan tanggung jawab atas apa yang menjadi keputusan kami." jawab Andreas yang berusaha untuk menjelaskan kepada Robin.Robin yang mendengar itu dia pun mengeluarkan nafas kesalnya dia mengusap wajahnya dengan kasar, "tanggung jawab kep

  • Permainan Gila Kakak Angkatku   Bab 78

    "Lhea apakah kamu masih ingat kamu pernah mengatakan jika ada orang yang kamu cintai yang melamar kamu di sebuah tengah-tengah kota dan disaksikan banyak orang, maka kamu akan menerimanya." ucap Andreas.Lhea yang tengah berdiri dia pun mengingat kembali perkataannya, dia mengatakan hal itu ketika dia masih bersekolah, pada saat itu ada sebuah drama di sekolah.Dia mengatakan demikian ketika dirinya tengah melamun di sebuah taman, dan di dekatnya terdapat Andreas yang tengah bermain gitar dia terpikir oleh drama yang barusan dia lihat."Jadi kamu masih mengingat hal itu?" tanya Lhea.Andreas menganggukkan kepalanya dan dia tersenyum, "Iya aku masih ingat jelas dan sejak itu aku berencana melakukan sesuai dengan apa yang kamu inginkan." jawab Andreas.Andreas tersenyum.Lalu Andreas bertekuk lutut di hadapan Lhea, lalu dia membuka kotak yang berisi cincin. "Lhea apakah kamu akan menepati janjimu?" tanya Andreas.Andreas kini tengah memohon kepada Lhea untuk menerima cintanya, dia mem

  • Permainan Gila Kakak Angkatku   Bab 76

    Pada saat itu andreas yang masih berumur 6 tahun dia yang telah duduk dia meneteskan air matanya,"Kenapa kamu menangis?" tanya Lhea saat itu.Andreas menatap Lhea yang saat itu berumur sama dengan dirinya yaitu masih berumur 6 tahun."Aku kangen sama ibu." jawabnya dengan menangis.Lhea yang saat itu memakai baju yang berwarna pink dia langsung memeluk Andreas yang saat itu memakai baju yang berwarna hitam." Tenang saja akulah aku akan menjadi keluargamu." ucap Lhea.Amdreas yang duduk sambil mulutnya tidak bisa menelan makanan yang dia rasakan Dia hanya bisa menganggukkan kepalanya, dia yang dipeluk oleh Lhea hanya bisa mengusap air matanya.Saat ini Andreas yang tengah duduk di restoran dia juga teringat masa itu, tiba-tiba matanya berkaca-kaca.Dan membuat Lhea yang berada di depannya dia pun tersenyum."Bagaimana?" tanya Lhea perihal rasa kue yang dimakan oleh Andreas.Andrea pun membalasnya dengan sebuah senyuman, " rasanya masih tetap sama." jawabnya."Jika enak kamu habis

  • Permainan Gila Kakak Angkatku   Bab 75

    "Intinya kamu harus mengambil tindakan." ucap Fia.Lhea yang tengah terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh Fia dia pun menatap Fia. "Kalau begitu aku harus mengungkapkan perasaanku, dan kalau bisa aku harus segera Lamaran sama dia untuk mengikatnya." ujarnya.Lalu Lhea terdiam membuat Fia menatap Lhea dan mengurutkan dahinya. "Kok kamu diam Kenapa Lhea?" tanya Fia.Lhea menarik nafasnya dalam-dalam, "bagaimana caranya aku bisa mengungkapkan perasaanku?" jawabnya sambil bertanya.Dan di sisi lain saat ini Andreas yang berada di kantornya dia tengah duduk di sofa yang berada di ruangannya, dia tengah duduk menyandarkan bahunya.Di depannya ada Hans yang tengah duduk sambil meminum kopi, nampaknya kini mereka berdua Tengah bersantai."Aku sebentar lagi akan pindah tugas, aku akan pindah di Negara wilayah Tenggara." Celetuk Andreas.Hans yang tengah duduk dia pun terkejut, "haaahhh yang benar saja kamu, kamu kan di sini seorang CEO Kenapa kamu bisa dipindahkan tugas secara sepihak?" t

  • Permainan Gila Kakak Angkatku   Bab 74

    Lalu Andreas pun beranjak dari tempat tersebut dia langsung masuk ke dalam kamarnya." ya sudah om kalau begitu aku masuk kamar dulu ada beberapa dokumen yang tertinggal di kamar." ujar Andreas.Robin dengan tengah duduk dia pun menganggukan kepalanya, lalu Andreas pun masuk ke dalam kamar yang berada di rumah besar tersebut.Dia mengambil beberapa dokumen penting perusahaan yang sedang dia kelola.Lalu Andreas yang berada di dalam kamarnya dia pun terdiam dia duduk di sofa yang berada di kamar tersebut.Dia duduk sambil mengingat kembali apa yang dikatakan oleh Robin kepada dirinya.Lalu Andreas tertawa dan mengelengkan kepalanya mengingat itu dan dia pun membuang pikiran tersebut dia langsung beranjak dari duduknya dan dia langsung langkahkan kakinya untuk keluar dari kamar tersebut.Kamar yang memiliki ukuran begitu luas dan memiliki banyak sekat di dalamnya, kamar yang begitu sangat nyaman yang dia tempati selama di rumah tersebut.Andreas langsung pergi dari rumah tersebut, dan

  • Permainan Gila Kakak Angkatku   Bab 73

    .Lalu Andreas menghidupkan mobilnya dan dia langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan yang rendah, ternyata Andreas saat ini ingin pergi ke rumah Robin.Dia ingin tahu apa yang dikatakan oleh Robin, dia ingin mengulik maksud tujuannya asistennya masuk ke dalam apartemen pribadinya.Karena hal itu pasti atas dasar suruhan Robi.ln.Perjalanan dari apartemen pribadi Andreas ke rumah Robin tidaklah begitu jauh, dia mengendarai mobilnya dengan mengontrol emosinya, tak perlu diragukan lagi Andreas adalah sosok yang sangat begitu tenang, dia menarik nafasnya dalam dalam dan mengeluarkannya secara perlahan."Aku harus bisa menghadapi ini." gumamnya di dalam hati.Dan dia pun sampai di depan rumah Robin, saat dia masuk ke dalam rumah tersebut.Robin yang berada di rumahnya tengah duduk di ruang tamu itu dia tengah menghisap rokok yang berada di tangannya.Rokok yang berbentuk panjang dan warna coklat, rokok tersebut memiliki ukuran yang sangat begitu besar.Dan pada saat itu juga Andreas

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status