Share

Winter Blast Concert

last update Last Updated: 2025-12-23 15:40:47

Udara di luar gedung terasa sejuk menyengat wajah ketika Candy membuka pintu, menyaksikan lampu-lampu Paladium Times Square menyala terang seperti bintang-bintang cemerlang. Salju turun perlahan, menutupi jalan raya dengan lapisan putih yang lembut, namun kegembiraan di udara jauh lebih panas dari dingin musim dingin. “Winter Blast! Kita akhirnya sampai!” serunya sambil memegang erat tangan Josh, suaminya yang sedang menunggu Craig memarkir kendaraan.

Josh tersenyum, matanya memantulkan cahaya neon di sekitar. “Sudah lama kita nggak ada liburan semacam ini, Sayang. Senang banget bisa bareng Craig juga.”

Dari balik punggung mereka, Craig menghela napas lega, melepas topi yang penuh salju. Pria berusia empat puluh dua tahun itu tampak sedikit gugup, meskipun mencoba menyembunyikannya dengan senyuman tipis. “Terima kasih sudah mengajak aku ikut. Sebenarnya … aku ingin melihat penampilan Ariana Grande.”

Josh menoleh, meninju lengan kakaknya. “Kita tahu dong, Craig. ‘Bloodline’ kan lagu fa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Ratna Huang
ahhhh seru banget. aku berasa ikutan nonton konser disana.
goodnovel comment avatar
Kania Putri
bau2nya bakalan ada jodoh buat Craig ya ini
goodnovel comment avatar
Lola Mareza Lakoca
keren banget
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Permainan Panas: Obsesi Dosen Killer   Langit New York Dipenuhi Kembang Api

    Malam jelang tahun baru dilalui Candy dan Josh berdua saja di New York Times Square sisi outdoor. Craig menjalani shift lembur karena koleganya jatuh sakit lagi. Warga New York dihibur dengan konser gratis yang dibawakan oleh para penyanyi papan atas dengan lagu-lagu populer sepanjang masa. Di antaranya; ada John Legend, Katy Pery, Shawn Mendes, Camilla Cabelo, Tate MacRae, dan masih banyak lagi yang menampilkan pagelaran musik kesukaan para penggemar mereka yang memadati area New York Times Square meskipun diguyur hujan salju.Josh sengaja mengajak Candy duduk di cafe semi outdoor yang ada di seberang jauh panggung pertunjukan konser gratis itu. Setidaknya istri kecilnya tidak akan kena flu karena kedinginan terkena hujan salju.Mereka pun menikmati seloyang pizza American Favorite dan secangkir cokelat panas di tempat duduk yang ada di depan cafe. Josh tidak mempermasalahkan harga yang harus dia bayar untuk hidangan itu."Jadi kita pulang ke Jakarta kapan, Josh?" tanya Candy."Tang

  • Permainan Panas: Obsesi Dosen Killer   Winter Blast Concert

    Udara di luar gedung terasa sejuk menyengat wajah ketika Candy membuka pintu, menyaksikan lampu-lampu Paladium Times Square menyala terang seperti bintang-bintang cemerlang. Salju turun perlahan, menutupi jalan raya dengan lapisan putih yang lembut, namun kegembiraan di udara jauh lebih panas dari dingin musim dingin. “Winter Blast! Kita akhirnya sampai!” serunya sambil memegang erat tangan Josh, suaminya yang sedang menunggu Craig memarkir kendaraan.Josh tersenyum, matanya memantulkan cahaya neon di sekitar. “Sudah lama kita nggak ada liburan semacam ini, Sayang. Senang banget bisa bareng Craig juga.”Dari balik punggung mereka, Craig menghela napas lega, melepas topi yang penuh salju. Pria berusia empat puluh dua tahun itu tampak sedikit gugup, meskipun mencoba menyembunyikannya dengan senyuman tipis. “Terima kasih sudah mengajak aku ikut. Sebenarnya … aku ingin melihat penampilan Ariana Grande.”Josh menoleh, meninju lengan kakaknya. “Kita tahu dong, Craig. ‘Bloodline’ kan lagu fa

  • Permainan Panas: Obsesi Dosen Killer   Shopping Bersama Dua Om-om Tampan

    "Josh, lihat papan billboard itu!" tunjuk Candy ketika mereka pulang ke apartemen Craig naik taksi.Dengan segera pria itu menoleh dan bertanya, "Apa kamu ingin menonton konser musik itu, Candy?" "Besok, Josh. Apakah kamu bisa menemaniku nonton konser musik live itu dan tentu saja ... mencarikan tiket untuk kita?" jawab Candy meringis ke arah suaminya."Hmm ... kucoba dulu melihat apa tiket konser musik itu masih available di platform booking online!" balas Josh yang selalu membuka layar ponselnya. Ternyata masih ada tiket konser musik di New York Times Square indoor; Paladium Times Square yang berdiri agak jauh dari panggung utama. "Coba kamu lihat ini, Candy. Apa kamu mau atau tidak? Kita bisa nonstop berdiri sekitar tiga jam penuh!" "Mauuu, Josh. Kapan lagi aku bisa nonton konser musik live di New York?!" sahut Candy penuh semangat."Baiklah, seandainya kakimu capek. Bisa kugendong atau kita pulang saja, okay?" balas Josh lalu dia memesan tiga tiket konser, satunya untuk Craig.

  • Permainan Panas: Obsesi Dosen Killer   Mengunjungi Dokter Craig Levine Di New York

    Liburan white Christmas yang dijalani Candy dan Josh di tengah keluarga besar Levine terasa hangat, menyenangkan, dan penuh kebahagiaan. Ikan hasil tangkapan dari Sungai Missouri dibakar bersama di halaman belakang rumah warisan turun temurun yang ada di Kansas.Josh selalu memperhatikan istrinya, dia menjadikan Candy sebagai prioritas di atas keluarganya. Ikan yang dia bakar pun diberikan pertama untuk Candy. Namun, keluarga Levine tidak merasa keberatan karena memang itu hal yang benar dalam sebuah hubungan suami istri.Salju masih terus turun selama hari-hari yang dihabiskan Josh dan Candy selama tinggal di Kansas. Pagi ini mereka berpamitan kepada seisi keluarga Levine sebelum berangkat dengan pesawat menuju New York.Jesicca memeluk erat Candy bergantian dengan Brianna dan juga Linda. Mereka sempat menitikkan air mata karena telah menjadi sangat dekat selama berinteraksi setiap hari selama nyaris dua pek

  • Permainan Panas: Obsesi Dosen Killer   Memancing Ikan Di Sungai Missouri

    "Josh, berada di tengah keluarga Levine sungguh menyenangkan bagiku. Mereka orang-orang yang ramah dan apa adanya, sama sekali tidak menyombongkan latar belakang pendidikan serta profesi mereka yang bagiku itu prestigious," ujar Candy sembari duduk bersantai bersama suaminya di sofa balkon lantai dua kamar tidur mereka. Pria bermata biru dengan rambut cokelat gelap itu menanggapi perkataan Candy dengan senyuman miring lalu berkata, "Ajaran yang diberikan turun temurun oleh pendahulu keluarga Levine pada dasarnya baik, kami penganut paham kesetaraan hak dan juga mendahulukan kewajiban terhadap sesama. Itu yang membuat beberapa kakek dan nenek buyut kami berprofesi di bidang hukum. Selain itu juga di bidang pelayanan medis seperti dokter, perawat, dan paramedis serta apoteker. Bibi Casey dan Felicia memiliki usaha bakery dan restoran di Kansas City skalanya termasuk besar, tetapi mereka rendah hati, sama sekali tidak memandang remeh kamu yang masih berstatus mahasiswi dan belum bekerja

  • Permainan Panas: Obsesi Dosen Killer   Candy In The Wonderland

    Ice skating rink yang berada di The Ice in Park Place, Leawood itu sangat luas seukuran lapangan sepak bola. Manusia berbagai usia memadati lapisan es tebal berwarna putih. Mereka berseluncur, berkejar-kejaran, dan berkumpul bersama teman-temannya menikmati suasana liburan musim dingin yang baru saja dimulai.Candy dan Josh berseluncur perlahan berdua saja. Ternyata gadis itu mahir menggunakan sepatu ice skating karena sering bermain di wahana yang ada di Jakarta juga bersama teman-teman SMA dulu."Senang banget bisa berseluncur es begini dengan bulir-bulir salju asli turun dari langit, Josh!" seru Candy yang asik melaju di area yang tidak padat pengunjung."Yeah ... ini memang menyenangkan, Candy. Biasanya ada grup balet ice skating yang unjuk kebolehan menari balet diiringi musik di atas ice skating rink!" ujar Josh lalu dia melayangkan pandangan ke seberang lapangan es itu dan berkata lagi, "Nah ... itu dia mereka sedang bersiap-siap di ujung arena!"Candy menoleh ke arah yang ditu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status