Share

6. Mantan?

Author: Irma.N
last update Last Updated: 2023-07-05 17:29:05

Dada Cassandra seketika bergemuruh kala mendengar kata "mantan" yang terlontar dari bibir Randa. Matanya langsung tertuju pada sosok sang suami yang tengah menautkan kedua alisnya dengan wajah bingung.

"Mantan?" Alfian mengulang kata itu penuh penakanan.

"Iya, Mas. Pak Randa ini mantan, mantan bos aku. Aku dulu kerja sebagai sekretaris di kantor beliau ini," dusta Cassandra membuat Randa tersenyum miring.

Seketika Alfian menghembuskan napas lega. Hampir saja lelaki itu berpikiran negatif pada sang istri jika saja Cassandra tak buru-buru memberikan penjelasan padanya.

"Oalah, mantan bos. Hampir saja aku berpikir kalau kalian ini mantan kekasih, tapi mana mungkin. Om Randa kan sangat mencintai almarhum tante Rina," kelakar Alfian kemudian tertawa.

"Ya, kamu benar Alfian. Cassandra ini sekretaris terbaik dan multitalenta yang pernah saya miliki," puji Randa dengan ekor mata melirik ke arah wanita yang hanya bisa menundukan kepalanya di sebelah Alfian.

Cassandra menarik ujung kemeja Alfian sebagai kode agar segera pergi dari sana. Wanita itu khawatir jika Randa akan mengeluarkan kata-kata yang bisa menghancurkan kebahagiaan rumah tangganya. Apalagi ia masih memiliki sebuah masalah yang belum terselesaikan dengan lelaki itu. Alfian yang paham dengan kode dari sang istri segera pamit untuk pergi dari sana.

"Baiklah, Om. Saya permisi dulu, karena sepertinya istri saya sudah lelah," pamit Alfian yang hanya diangguki oleh Randa.

Cassandra dan Alfian bergandengan tangan untuk keluar dari restoran itu. Meninggalkan Randa yang masih terus mengarahkan pandanganya pada pasangan itu dengan sorot mata tajam. Tentu saja lelaki itu sudah memiliki rencana untuk membuat Cassandra kembali pada dirinya.

Alfian mulai melajukan mobilnya untuk kembali pulang ditemani dengan gurat senja yang mulai melukis luasnya langit.

"Sayang, kamu mau beli sesuatu nggak?" tawar Alfian pada sang istri.

Cassandra menoleh, menatap sang suami dengan sorot mata yang penuh dengan cinta.

"Makan malam kita gimana? Jadi delivery atau mau mampir restoran aja buat beli?"

"Tenang aja, aku udah delivery kok. Malahan makananya mungkin akan sampai duluan sebelum kita tiba di rumah."

"Dasar, kalau gitu aku mau beli martabak telur di jalan pattimura deh. Ibu kan juga suka banget sama itu martabak," rengek Cassandra yang selalu bersikap manj di depan sang suami.

Alfian mengangguk, mengarahkan kemudi mobilnya ke tempat yang diminta sang istri. Meskipun harus memutar arah, namun lelaki itu tetap menuruti keinginan sang istri dengan senang hati. Bagi Alfian saat ini, kebahagiaan sang istri adalah segalanya.

Setengah jam kemudian, mobil yang dikemudikan oleh Alfian telah berhenti di sebuah kedai martabak yang nampak sudah sangat ramai. Padahal sekarang baru pukul empat sore. Tapi, antrian sudah mengular.

"Sayang, biar aku aja yang turun. Kamu tunggu di sini." Ucapan Alfian langsung diangguki oleh sang istri yang memang malas jika harus ikut antri dalam waktu lama.

Alfian mulai turun dan mengantri di barisan panjang itu. Sedangkan Cassandra memilih memainkan gawainya untuk mengusir rasa bosan menunggu sang suami. Tanpa diduga, benda pipih di tangan wanita itu berdering dan membuatnya kesulitan menelan salivanya sendiri kala melihat nama kontak yang tertera di sana.

"Ya Tuhan, Mas Randa. Kenapa kamu nggak bisa biarin aku hidup tenang sebentar saja," gumam Cassandra kemudian menggeser icon berwarna hijau di layarnya dengan tangan gemetar.

"Ha-halo, Mas," ucap Cassandra terbata.

"Kapan kamu bisa bicara denganku, aku butuh penjelasan darimu." Suara dingin Randa terdengar di ujung telepon membuat bulu kuduk Cassandra meremang karena takut.

"Na-nanti, Mas. Kalau suamiku sudah kembali bekerja," ujar Cassandra dengan terpaksa.

Tak ada lagi jawaban dari Randa, lelaki itu langsung mematikan panggilan telepon secara sepihak. Cassandra langsung lemas di sandaran kursi, bersamaan dengan Alfian yang kembali masuk ke dalam mobil dengan membawa martabak permintaan sang istri. Lelaki itu sedikit kaget kala melihat wajah sang istri yang berubah pias disertai dengan keringat dingin yang membasahi dahinya.

"Sayang, kok kamu jadi pucat begitu? Apa kamu sakit?" tanya Alfian yang khawatir melihat keadaan sang istri, buru-buru wanita itu menggelengkan kepalanya.

"Nggak kok, Mas. Mungkin aku cuma capek karena kebanyakan jalan di mall tadi."

"Ya udah, sekarang kita langsung pulang ya." Cassandra mengangguk menyetujui perkataan sang suami.

Alfian kembali menginjak pedal gas dan mengarahkan setir mobilnya menuju tempat tinggal mereka tanpa rasa curiga sedikitpun pada Cassandra yang sudah memejamkan mata untuk sedikit menenangkan hati dan beristirahat sejenak. Tanpa terasa mobil yang mereka tumpangi telah tiba di rumah, Cassandra langsung membuka mata ketika merasakan mobil telah berhenti.

"Eh, istri aku udah bangun. Padahal mau aku gendong masuk ke rumah lho biar, romantis kayak drama korea yang biasa kamu tonton." Alfian langsung menggoda sang istri yang baru saja terbangun.

"Ngawur, malu sama Ibu. Ntar malah dikira aku kenapa-kenapa lagi."

Wanita cantik itu turun dari mobil sembari menenteng kantong kresek berisi martabak kesukaanya. Keduanya langsung menghampiri Bu Yuni yang sedang berkutat di dapur untuk menghangatkan makanan yang telah dipesan Alfian melalui delivery order tadi.

"Ibu," sapa Cassandra yang langsung bergelayut manja pada mertuanya.

"Hai sayang, Ibu lagi hangatkan makanan untuk makan malam. Sekarang kalian mandi terus nanti kita makan sama-sama ya," titah Bu Yuni lembut pada anak dan menantunya.

"Iya Ibu, ini ada martabak telur kesukaan Ibu." Cassandra meletakan kantong kresek yang dibawanya je atas meja pantry.

"Makasih sayang," ucap Bu Yuni, Cassandra mengangguk kemudian berlalu menuju ke kamarnya.

Pasangan pengantin baru itu kembali turun setelah membersihkan tubuh mereka dan menghampiri Bu Yuni yang sudah menunggu di meja makan untuk menikmati makan malam bersama. Seperti biasa, Bu Yuni selalu mengambilkan nasi serta lauk untuk anak dan menantunya.

"Wah kalau seperti ini terus, badan Cassandra bisa mengembang ini, Bu," celetuk Cassandra saat melihat isi piring yang penuh dengan nasi beserta lauk-pauknya.

"Nggak apa-apa, Nak. Biar gendut juga kamu tetap cantik, makan yang banyak ya," balas Bu Yuni dengan lembut.

Ketiganya menikmati makan malam dengan suasana hangat penuh canda tawa. Usai makan malam, Cassandra membantu Bu Yuni untuk membereskan meja makan dan mencuci piring-piring kotor kemudian menyusul sang suami yang sudah lebih dahulu pergi ke kamarnya.

Setibanya di kamar, Cassandra langsung disambut dengan kerlingan mata nakal sang suami. Tentu saja Cassandra langsung mengerti maksud dari tatapan Alfian tersebut. Wanita itu pergi ke kamar mandi dan mengganti baju rumahanya dengan sebuah lingerie transparan berwarna hitam yang membuat dirinya semakin menggoda.

Alfian menghampiri sang istri yang baru saja keluar dari kamar mandi dan menggendong tubuh ramping itu ke ranjang. Mengecupi wajah sang istri penuh kasih sayang, lalu berhenti pada bibir Cassandra yang tipis dan dan ranum itu kemudian memberikan kecupan lembut yang semakin lama semakin menuntut.

Tanpa menunggu lagi, Alfian langsung menurunkan tali lingerie sang istri. Namun, tatapanya malah fokus pada beberapa tanda merah yang berada di dada sang istri.

"Sayang, kok merah-merahnya jadi tambah banyak begini?" celetuk Alfian menautkan kedua alisnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Permainan Rahasia Istriku   28. Kisah Dira

    Mata Alfian membulat sempurna kala menatap layar laptop milik Dira yang berisi foto-foto Cassandra tengah berpose mesra dengan lelaki. Bukan hanya dengan Randa, tapi juga dengan Dion yang merupakan mantan kekasih Dira."Cassandra juga melakukan hal yang sama bersama Dion?" Alfian mencoba memastikan dugaanya seraya menahan gejolak emosi yang bergemuruh di dalam dada."Apa kamu akan percaya jika aku menceritakan semuanya?" Suara Dira terdengar sedikit ragu.Alfian mengangguk mantap, ia ingin segera mengetahui semua tentang Cassandra.Dira mulai menceritakan semuanya, ingatan gadis itu terlempar ke masa lalu di mana Cassandra memporak-porandakan hidup dan kebahagiaanya.Malam itu, Dira tengah bersiap untuk datang ke rumah Dion, sang kekasih yang tengah berulang tahun. Sebuah kado istimewa juga telah disiapkan oleh Dira. Sebelumnya, Dira sengaja menelepon Dion dan mengatakan bahwa ia tak bisa datang karena ada urusan pekerjaan di luar kota.Dira baru saja turun dari mobil, ia berniat untu

  • Permainan Rahasia Istriku   27. Hancur

    Alfian segera mencekal tangan Bu Yuni sebelum wanita paruh baya itu keluar dari kamar."Jangan, Bu!" Suara Alfian membuat mata sang ibu mendelik dengan alis bertaut.Wanita paruh baya itu menatap sang putra dengan pandangan penuh tanya."Kenapa, Alfian? Ibu sudah menyayangi dia selayaknya anak kandung, tapi dia malah dengan tega meyakitimu kamu. Ibu nggak terima!" Gurat kemarahan dan kekecewaan tergambar jelas di wajah Bu Yuni yang biasanya selalu terlihat teduh.Alfian menghembuskan napas berat, ia mengajak sang ibu untuk kembali duduk di atas ranjang dan berbicara dengan kepala dingin."Bu, Alfian baru saja mengetahui kebobrokan Cassandra dari Dira. Dan dia bilang Alfian nggak boleh gegabah, Alfian harus punya bukti perselingkuhan mereka terlebih dahulu. Jadi sementara kita pura-pura nggak tahu apa-apa aja dulu, Bu. Besok Alfian akan temui Dira, dia janji akan menceritakan semua rahasia Cassandra," jelas Alfian panjang lebar.Bu Yuni terdiam sejenak sebelum menganggukan kepala."Jad

  • Permainan Rahasia Istriku   26. Video Panas Istriku

    Kening Alfian berkerut tajam, perasaanya campur aduk antara bingung dan marah setelah membaca pesan dari sang sahabat. Tanda tanya besar muncul di benak lelaki itu, mengapa Dira seolah malah merasa bahagia dengan gugurnya janin yang dikandung oleh Cassandra. Alfian tahu dati awal jika Dira sama sekali tak menyukai Cassandra, tetapi tak sepantasnya ia merasa bahagia atas duka yang dialami oleh Casandra. Apalagi Alfian juga ikut merasakan duka itu."Mas, kamu kenapa sih? Kok kayaknya lagi mikirin sesuatu?" tanya Cassandra setelah keduanya sampai di dalam kamar, ia melihat wajah Alfian berubah murung."Aku nggak apa-apa kok, kamu istirahat dulu ya. Aku harus telepon Dira karena ada hal penting yang harus aku bicarakan sama dia." Alfian sengaja berbohong karena tak ingin Cassandra murka dan semakin bersedih jika mengetahui apa yang baru saja Dira katakan tentang dirinya."Memangya penting banget ya, kamu 'kan sudah izin untuk nggak masuk kantor hari ini." Tampak jelas jika Cassandra tak s

  • Permainan Rahasia Istriku   25. Mulai Curiga

    Cassandra tergagap setelah mendengar pernyataan dari sang suami, ia merutuki kebodohannya. Harusnya ia tak gegabah dalam mengarang cerita."Cassandra, kamu baik-baik saja?" Suara Alfian menyadarkan Cassandra dari lamunan, wanita iti tersenyum kikuk untuk menutupi kegugupanya."Eh nggak apa-apa, Mas. Pak Randa memang nggak tahu kalau aku sempat jatuh, karena aku jatuh kepleset di kamar mandi. Makanya dia bilang ke kamu kalau aku kecapekan aja." Cassandra berusaha berkelit agar Alfian tak curiga.Alfian hanya bisa manggut-manggut tanda mengerti, ia tak ingin bertanya lebih jauh karena saat ini kondisi Cassandra belum stabil.Sementara Bu Yuni hanya diam, ada sesuatu hal yang terasa mengganjal di hati. Ia merasa, duka yang dialami Cassandra saat ini hanyalah sebuah kepalsuan."Alfian, Cassandra sekarang sudah sadar. Biar Ibu yang jaga, kamu makan saja dulu," titah Bu Yuni kepada sang putra."Alfian nggak lapar, Bu." Alfian menolak dengan halus, ia tak tega jika harus meninggalkan sang is

  • Permainan Rahasia Istriku   24. Duka

    Mobil milik Alfian telah sampai di parkiran rumah sakit. Lelaki itu segera berlari menyusuri koridor rumah sakit untuk menuju ruang UGD, di mana sang istri tengah ditangani oleh dokter.Dari kejauhan, Alfian melihat Randa yang tengah mondar-mandir dengan wajah tak kalah panik. Lelaki itu segera melebarkan langkah untuk menghampiri atasan istrinya."Om, apa yang terjadi kepada istri saya sebenarnya? Kenapa dia sampai pendarahan begini?" cecar Alfian setelah sampai di hadapan Randa."Eh, maaf, Alfian. Saya sama sekali tidak tahu kalau Cassandra sedang hamil, ia juga tak bilang. Tadi, Cassandra pendarahan setelah selesai rapat dengan client, mungkin dia kelelahan. Sekali lagi, maafkan saya yang tak bisa me jaga istri kamu," jelas Randa dengan penuh kebohongan."Argh, padahal saya sudah menyuruhnya untuk istirahat." Wajah tampan Alfian dipenuhi penyesalan.Kedua lelaki itu terus mondar-mandir sampai pintu ruang UGD dibuka dari dalam. Sesosok wanita dengan jas putih dan stetoskop mengalung

  • Permainan Rahasia Istriku   23. Terperangkap Gairah Panas

    Cassandra masih bergeming, ia tahu jika pilihan yang akan diberikan oleh Randa pasti bukanlah sesuatu yang baik. Lelaki itu tak mungkin membuat pilihan yang tak menguntungkan dirinya."Bagaimana? Apa kamu tak mau tahu, pilihan apa yang akan aku berikan untukmu?" Randa mengulang kalimatnya.Mau tak mau, Cassandra harus menjawab. Ia tak ingin rumah tangga yang ia bina bersama Alfian hancur begitu saja, apalagi wanita itu yakin jika benih yang ada di rahimnya saat ini adalah buah cintanya bersama sang suami."Pi-pilihan apa, Mas?" Suara Cassandra rasanya tercekat di tenggorokan.Randa mendekati wanitanya hingga tak berjarak, membelai lembut daun telinga Cassandra dengan ujung lidahnya, membuat wanita itu menggelinjang merasakan sapuan dari daging lembab di kulitnya."Kamu harus tetap menjadi pemuas ranjangku, atau aku akan membongkar permainan rahasia kita di depan Alfian dan mengatakan kepada lelaki bodoh itu jika bayi yang ada dalam kandunganmu adalah milikku!" Ancaman Randa terdengar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status