Pasien yang dulu minta pindah dokter dan kini kembali kesini, menunduk ketika Abian melihat seluruh tes kesehatannya.โKenapa pindah lagi kesini?โ tanya Abian tanpa mengalihkan pandangan dari seluruh hasil tes.โEumโโAbian menatap pasien, โNanti sore lakukan segera kateterisasi jantung kiri.โPasien melotot, โSayaโharus operasi, dok?โโHm.โWajah pasien pucat pasi, โGimana dong, dok? Sayaโanak rantau. Saya tidak punya wali.โโHanya operasi kecil. Operasi memakan waktu tiga puluh menit. Jika kondisi baik, mas boleh langsung pulang.โPasien tampak gelisah meski sudah membuang nafas kecil, โDokter yang akan melakukannya?โโKenapa kalau saya? Kamu takut?โPasien menggeleng.โDokter residen yang akan melakukan, dipantau dokter jantung dan pembuluh darah.โPasien menangis, โKenapa saya harus sampai dilakukan tindakkan ini, dok?โโKarena mas tidak pernah meminum obatnya, sehingga ada kelainan di otot dan infeksi katup jantung. Jika tindakan katerterisasi tidak membantu, ke depa
โNat, kemana?โ Vina mengejar Natasya yang berlari karena ingin melihat kondisi Alan setelah mengacuhkannya dua hari kemarin.Langkah Natasya memelan dan tersenyum sok manis, โKetemu suami.โโIih, jijik. Mau ngapain lo siang-siang begini?โNatasya menyatukan dua jari-jari yang sudah di kerucutkan, โMau ini.โVina mendorong bahu Natasya, โJangan bilang-bilang gue!"โIhhh, mau lo yaaa.โ Natasya sengaja menggoda. Ia tahu jelas Vina tipe โdoyananโ, sehingga di pancing sedikit akan membuatnya menggila.Kedua pipi Vina merona, โAh, apaan sih lo. Gue pergi dulu.โโVin, mau kemana? Minta suami lo nyamperin sini dong hahaha.โVina sudah berjalan menjauhi Natasya yang usil, โDiem lo! Nanti kita makan bareng ya.โโOke.โSetelah memastikan Vina tak akan mengikutinya, Natasya kembali berlari menuju bangsal VIP. Untungnya sampai saat ini sahabatnya belum mendengar apapun soal Alan dari yang lain. Semoga sampai Alan pulang, ia tidak mendapatkan info
Pov AbianAbian terus memantulkan bola bisbol ke dinding dekat meja kerja di ruang pribadinya.Dari siang Natasya sibuk dengan tugasnya, juga dengan urusan Alan.โMereka udah baikkan lagi, dan gueโdi sisihkan.โโDia bilang gak bisa mencintai Alan kalo cuma cinta sendirian. Buktinya dia bisa. Gue tahu Alan gak mencintai Natasya.โCeklek.โBi?โAbian menoleh, โVan?โโGue salah beli kopi nih. Mau gak?โโBoleh.โIrvan masuk. Ia menaruh cup kopi di meja. Ia terus melihat lemparan bola yang konsisten, โLoโada masalah apa?โAbian berhenti memantulkan bola. Ia nyengir ke arah Irvan.โKenapa?โโAlanโโโKenapa sama Alan?โโLo โkan tahu dari Vina kaloโNatasya dan Alan adalah mantan kekasih. Menurut loโmereka masih saling nyimpen rasa gak sih?โ tanya Abian hati-hati.Irvan duduk di sofa, โHmmm. Kalo menurut penglihatan gue ya, waktu jengukin Alan. Yang masih ada rasa cumaโistri lo.โAbian menahan nafasnya, โKal
Natasya turun dari taksi di depan rumah, setelah mengantarkan Alan pulang. Tadinya ia akan menghabiskan waktu dengan sang kekasih di rumahnya, tapi Haikal sangat berisik memintanya pulang. Ia memang terlalu lama tak menampakkan diri. Satu minggu ia menginap di rumah sakit.โPagiiiii anak kesayangan mami.โHaikal manyun. Ia terus memainkan robot tanpa menghiraukan Natasya.โKokโjutek banget sama mami?โ Natasya duduk lesehan didepan Haikal, โIcal marah sama mami?โโMami kenapa pulangnya gak bareng sama papi?โโEum...โ Natasya melirik Abian yang menuruni tangga, โSoalnya mami ada urusan sebentar.โ Ia melirik Abian, โMas?โโAku pergi. Kamu disini temenin Ical. Mama juga lagi pergi arisan sama temen-temennya.โNatasya tak menjawab.โKenapa? Mau pergi juga?โ Abian duduk di sofa menatap Natasya acuh tak acuh.Natasya menggeleng. โKalo mau pergi ya pergi aja, tapi bawa Ical.โโEnggak kok, mas, aku gak pergi.โโOh iya, โkan baru pulang.โ jawab Abian penuh penekanan.Haikal menata
Natasya membuang nafas berkali-kali di mobil. Sebentar lagi mereka akan sampai ke rumah orang tua Vina yang dijadikan tempat acara. Sebelumnya mereka mampir ke toko mainan dekat rumah, untuk membelikan kado berupa satu set boneka barbie lengkap dengan rumahnya.โMami, anak temen mami bakal suka gak sama kado dari aku?โNatasya menoleh, โBoneka Lumba-Lumba itu? Pasti suka. Soalnya bonekanya lucu.โโSama kayak Ical, ya?โโIya dong. Itu rumahnya udah deket. Ical siap berpesta?โโSiaaaap.โMobil belok ke sebuah rumah yang halamannya besar sekali. Taman sudah di dekor sedemikian rupa dengan banyak balon dan gambar unicorn di sana-sini.Haikal melompat turun dari mobil. Ia yang sudah bertemu Vina sebelumnya sangat sok kenal sok akrab dengannya.Natasya melirik, โKita harus akting semuanya lagi baik-baik aja.โโEmang sebenernya kita kenapa?โโGak usah nyari ribut deh. Udah jelas mas yang mulai masalah duluan.โโSaya gak mulai.โโAyo turun, Vina udah ngeliatin kita.โNatasya kelu
Acara ulang tahun Kalista berlangsung sangat meriah. Semua tamu yang di dominasi teman-teman Vina dan Arfan, menghasilkan kado yang menumpuk. โWah, ini kado barbie sama rumahnya dari siapa, ya, kak?โ Vina senang ia tak perlu mengeluarkan uang karena keinginan Kalista sudah terkabul.โGak tahu, ma. Siapapun yang kasih, aku berterima kasih banget.โโItu dari papi aku!โ pekik Haikal.Semua orang melirik Abian.โWah, terima kasih banyak dokter Abian, atas kadonya. Uang kami jadi aman.โ cuap Arfan disambut tawa yang lain.โSama-sama. Maaf, hanya itu yang bisa saya bawa. Sayaโtidak tahu kado apa yang cocok untuk anak usia tiga tahun.โKalista antusias menimpali ucapan Abian, โBanyak, om. Ada lego, rumah princess, dapur dan semua peralatan masak, samaโโ Vina menutup mulut Kalista, โHehe, itu lebih dari cukup, dok.โโPapi emang baik banget, dek. Kakak aja sering dibeliin hadiah. Meskipunโpapi marah-marah terus, gak papa lah.โ ucapan Haikal disambut tawa yang lain.โVin, semuanya,
Natasya tak bicara apapun di mobil hingga sampai ke rumah. Ia hanya berbasa-basi sedikit pada mama sebelum menaiki tangga. Kini ia hanya meringkuk bagai janin dalam rahim ibunya--di ranjang.โKamu belum laper?โ Abian baru masak kamar setelah makan malam.โBelum.โโDari tadi kamu belum makan berat loh. Bukannya kamu punya asam lambung?"โHm.โAbian mendekati ranjang, โKamuโkenapa? Kamu marah sama saya karena tadi?โโEmang kenapa tadi?โโKamu pikir sopan ngobrolnya munggungin gini?โNatasya bergerak. Ia duduk tegap menatap Abian.โKarena saya gak nurutin kamu mau pulang, kamu marah sama saya?โโEnggak.โโNat, saya bukan cenayang. Kalo ada apa-apa kamu bisa ngomong โkan? Jangan nggak-nggak terus kamu jawab.โโYa emang gak papa.โAbian bangkit. Ia duduk di sofa. โDia kenapa sih, aneh banget. Apa Natasya lagi lanjutin ribut yang tadi pagi?โ batinnya.Natasya kembali tidur meringkuk. Ia menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya.Abian mendekati ranjang. Natasya yang belum tid
Natasya menuruni tangga setengah berlari. Ia memakai jaket dan memesan taksi online karena tidak tahu akan pulang kapan.โNat, tunggu.โ Abian mengejar.Langkah Natasya memelan ketika mendekati sofa ruang tamu. Mama ternyata belum tidur. Mama sedang membaca buku sambil mengelus rambut Haikal yang tidur dipahanya.โNat? Mau kemana?โ mama membuka kaca mata bacanya.Abian berdiri disamping Natasya, โEum itu, ma, pasien yang Natasya pegangโanfal, kita mau ke rumah sakit.โโYa ampun. Ya udah, kalian hati-hati ya. Kalian nginep aja disana, capek kalo bolak-balik.โโIya, ma, ayo sayang.โ Abian menuntun Natasya.โMa, pergi dulu, ya? IcalโโMama melirik Haikal, โGak papa, yang penting besok kalian pulang. Kalian libur โkan?โNatasya mengangguk, โKita pamit, ma.โDi teras, setelah menutup pintu, Natasya melepaskan tangan Abian, โMau kemana?โโSaya anterin kamu.โโGak usah. Makasih udah bantuin aku tadi. Tapi lebih baik mas pergi aja ke apartemen Aca, atau kemana lah, terserah.โ Nata
Mama dan Abian membuang nafas kesal ketika tahu yang datang adalah papa. Sedang Natasya hanya mengeratkan tubuh Haikal pada tubuhnya karena takut terjadi pertengkaran antara papa dan mama.โMau apa lagi kamu kesini?โ tanya mama lugas.โMira, maafkan aku. Setelah resmi bercerai, aku merasaโtidak bisa kehilanganmu. Aku yakin kamu dan Abian juga begitu. Apa tidak sebaiknya kita kembali?โMama tertawa, โKembali? Jangan mimpi kamu! Aku dan Abian sangat baik-baik saja setelah kita tidak lagi terikat pernikahan. Berani sekali kamu menginjakkan kaki di rumahku lagi. Pergi!โPapa bersimpuh di kaki mama, โTolong berikan kesempatan kedua, Mir. Aku tidak punya apa-apa lagi sekarang.โMama tertawa lagi, โBukankah kamu punya perempuan itu? Tinggallah bersamanya dan jangan ganggu kami lagi!โโMir, Aca menjual semua asetku tanpa diketahui. Kamu benar, dia memang perempuan ular. Aku mohon terima aku kembali.โMama melirik Abian sebelum pergi, โMama mau istirahat.โ
Tujuh bulan kemudian... Natasya kesusah berjalan, ketika kehamilannya mencapai usia tiga puluh empat minggu. Ia sudah cuti sejak dua bulan lalu karena sempat keluar flek. Abian, mama mertua, papa-mama, serta Vina dan Irvan tentu sangat khawatir dan memintanya untuk cuti. Natasya setuju. Ia rela tak lulus tepat waktu asalkan anaknya baik-baik saja. โMas, plis aku mau ikut ke rumah sakit.โ Natasya mengejar Abian yang bolak-balik membawa laptop dan jurnal di ruang kerja. โMending kamu istirahat deh, mau ngapain sih ke rumah sakit?โ โAku bosen tahu di rumah terus. Habis keliling poli bedah kardiotoraks aku pulang kok.โ Abian tertawa, โKamu pengen anak kita juga jadi bagian bedah kardiotoraks?โ โOh iya dong, dia harus ikutin jejak kita.โ Natasya diam sejenak, โEnggak deh, mending dia ambil spesialis lain. Mas, ya, plisss. Aku gak akan capek-capek kok.โ Abian membalikkan badan. Ia mengelus perut bulat
โNat! Jangan dipukul-pukul! Nat!โ Abian berusaha mengambil tangan Natasya yang terus memukul-mukuli perutnya. Pintu terbuka. Semua orang yang semula menunggu di luar ruangan, masuk karena mendengar suara pekikkan Natasya. โNat?โ Vina memanggil lirih. โVin, tolong panggilin perawat!โ Vina mengangguk. Ia berlari keluar ruangan untuk memanggil perawat jaga. Tak lama dua perawat masuk membuntut dibelakang tubuhnya. โTenang, ya, bu. Yang lain boleh menunggu diluar.โ Abian melepaskan pelukannya yang kencang pada tubuh Natasya. Ia terpaksa keluar karena tak mau mengganggu proses pemeriksaan. Setelah pintu ditutup, satu perawat menenangkan Natasya, dan yang lain menyuntikkan obat penenang dosis rendah yang aman untuk wanita hamil pada punggung tangannya. Perlahan, tubuh Natasya yang mengamuk mulai tenang. โBu, tenang ya. Ibu sedang hamil muda. Stress sedikit pun akan mempengaruhi tumbuh kem
Tok-Tok-TokโSya? Papa mohon kita bicara dulu.โ Papa mengernyit, โKok sepi, ya?โCeklek.โSya!โ papa melotot melihat Natasya pingsan, โSya, bangun, Sya!โPapa menangis sambil merogoh ponsel di saku celana. Papa langsung menelpon seseorang, โAngkat Abian, angkat.โโHalo, pa?โโBi, pulang ke rumah, Natasya pingsan.โ kata papa dengan panik.โIya, pa, saya kesana sekarang.โPapa mengangkat tubuh Natasya ke atas ranjang, โYa ampun, Sya, kamu kenapa begini sih?โTak lama Abian datang bersama Haikal yang masih bersamanya.โNat?โ Abian mendekati Natasya, โKapan Natasya pingsan, pa?โโPapa gak tahu. Tadi pulang-pulang dia langsung masuk kamar. Papa gak tahu kenapa Natasya pingsan.โโTadi Natasya sempet mual dan muntah karena aroma kari. Mungkin asam lambungnya kambuh. Kita bawa Natasya ke rumah sakit, pa.โ***Natasya membuka matanya perlahan saat membaui bau obat yang kentara. Kepalanya bergerak ke kanan kiri mencari seseo
โGimana mungkin aku percaya? Kamu ajak aku sama Ical kesini, dan tiba-tiba ada dia. Kamu pikir aku bisa nyangka semuanya kebetulan?โโAca lewat depan resto dan gak sengaja liat aku. Begitu โkan, Ca?โAca menatap Natasya, โGue sama Abian janjian disini, Nat, seperti yang udah-udah. Lo mungkin pernah denger kalo restoran ini adalah tempat pertama kita ketemu. Gueโmenyesali perbuatan kemarin dan berniatโโAbian melotot tak percaya pada ucapan Aca, "Ca! Kamu ngomong apa sih? Jelas-jelas kamu tadi bilang gak sengaja liat aku sama Ical ada disini.โ.Natasya menggeleng, โUdah cukup, mas, kamu nyakitin aku! Keputusannya udah aku pikirin baik-baik. Aku mau kita pisah!โ ia membawa tas tangan dan berjalan keluar dengan cepat.โMami!โ Haikal mengejar Natasya.โNat, tunggu! Nat, semua gak seperti yang kamu pikirin. Tanya aja sama Ical, dia denger semuanya.โ Abian berlari mengejar Natasya yang terus berjalan ke luar pelataran resto.Natasya menemukan taksi yang
Selesainya sesi foto dan pembagian hadiah, Natasya langsung memesan taksi online. Ia menatap baju kaos putih yang dikenakannya masih bersih. Matanya mengedar, melihat baju para orang tua dan wali lainโpenuh dengan cat. Ia tak bisa mengikuti lomba karena saat baru menuangkan pewarna pada wadah, Abian harus mengangkat telpon dan mereka di diskualifikasi.Natasya membuang nafas berkali-kali saat sadar Haikal marah padanya dan Abian. Semua memang salahnya. Mungkin kalau ia tak membahas rahasia pernikahan kontrak itu, mereka masih bisa sama-sama dan pergi menagih traktiran dari Abian.TAP!Sebuah tangan menempel dibelakang baju Natasya, membuatnya refleks menoleh, โIcal?โWajah Ical yang cemberut berubah ceria. Mulutnya tersenyum, menampilkan gigi rapinya berderes cantik, โBaju kita bersih, aku gak suka. Mami mau bikin kenang-kenangan gak di baju aku?โNatasya mengangguk.Haikal menuangkan cat warna dari botol pada telapak tangan Natasya, โTempelin, mi,
Masih banyak perlombaan yang harus di ikuti, tapi Abian terus mendapat telpon darurat. Untungnya ia tak perlu ke rumah sakit, hanya perlu memantau kondisi pasien melalui via telpon.โMas?โ Abian menoleh.Natasya membawakan minuman yang dibagikan pihak sekolah, โMinum dulu.โโMakasih.โMereka duduk di bawah pohon saat lomba masih berlangsung. Kini tengah di adakan lomba bakiak antar keluarga.โIcal gak ngambek karena kita di diskualifikasi dari lomba?โโEnggak kok. Temen-temennya juga banyak yang gak bisa ikut karena orang tuanya gak dateng.โAbian melirik Natasya, โKamu seneng hari ini?โNatasya tersenyum, โBanget, mas. Lumayan lah kita menang di dua lomba.โโPengennya pasti kamu menang di semua lomba.โNatasya melirik Abian dan mengangguk, โOh iya dong, harusnya semua lomba. Hadiahnya โkan lumayan.โโNanti aku yang akan kasih hadiah buat kamu dan Ical.โSenyum Natasya luntur, โGak usah, mas, buat Ical aja.โHaik
โIcal kebagian lomba apa? Katanya orang tua atau walinya harus ikutan ya?โ Natasya berusaha mengalihkan topik.โBanyak lombanya, mi. Semua anak harus ngikutin semua kegiatan sama orang tuanya. Mama papa aku gak bisa dateng. Untungnya kalian bisa. Makasih ya, mi, pi.โโSama-sama, Cal.โ Abian mengacak-acak rambut Haikal yang sudah tumbuh.โYa udah kita ke lapang, mi, pi.โHaikal berlari lebih dulu ke tengah lapang. Sedang Abian menarik lengan Natasya yang baru akan melangkah.โNat, untuk hari ini aja, kita lupain gencatan senjata yang ada di depan Ical.โโIya, mas.โโYa udah kita kesana.โ Abian menuntun Natasya ke lapang.Sebelum memasuki lapang, panitia memberikan kaos putih berlengan pendek untuk dikenakan semua orang tua atau wali. Siswa sendiri sudah memakai baju itu sedari dari rumah.โUntuk orang tua wali langsung berbaris ya di barisan orang tua sesuai angkatan siswa. Kami sudah memberikan tanda disetiap sudut.โ panitia memberikan ar
Natasya baru selesai jaga malam. Sudah tiga hari ia menginap di rumah papa dan tidur berdua dengan mama. Papa mengalah. Papa memilih menginap di rumah temannya karena tidak mungkin satu atap dengan mama meski ada anak mereka. โBalik kemana sekarang?โ tanya Vina yang juga baru selesai jaga malam. โGak balik gue.โ Natasya sibuk menalikan sepatunya. โJangan gila lo. Kita gak tidur semaleman karena bangsal lagi rame. Kita juga bolak-balik UGD terus.โ โGue mau ke suatu tempat.โ โKemana?โ Natasya menutup pintu loker dan merapikan bajunya, โAda aja. Gak mau bilang, takut lo ikut.โ โIdih. Gue sibuk kali, mau ngurus bocah. Eh, loโkapan kasih keputusan sama dokter Abian?โ Natasya diam. Vina menyikut, โJangan lama-lama. Kalo lo emang mau lepasin dia ya udah. Banyak residen tahun pertama yang antre tuh.โ โHah? Mereka gak tahu dia suami gue?!โ Vina tertawa, โLo tuh maruk amat