Share

Mencari Pelaku

last update Last Updated: 2025-06-04 07:41:19

Hari berikutnya Arunika sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Arunika dan Raynar sudah sampai di rumah, begitu turun dari mobil, Sarah langsung menyambut keduanya, bahkan Sarah memeluk Arunika penuh rasa simpati.

“Yang sabar ya, Nyonya. Tuhan pasti punya rencana lain dan Nyonya pasti bisa segera hamil lagi,” ucap Sarah sampai menitikkan air mata.

Arunika sekuat tenaga menahan agar tak menangis. Dia memeluk erat Sarah, mencoba tenang dan berterima kasih atas harapan yang sudah Sarah ucapkan untuknya.

“Bibi, aku kangen sup buatan Bibi, apa bisa buatkan untukku?” tanya Arunika untuk mengalihkan pembicaraan atas tragedi yang menimpanya.

“Tentu, tentu saja,” ucap Sarah sambil mengusap air mata yang menetes di wajahnya.

Arunika mencoba tersenyum. Dia pun tak mau terus larut dalam kesedihan.

Raynar menggandeng Arunika masuk ke rumah, sedangkan para pelayan yang menurunkan barang bawaan mereka.

“Istirahatlah,” ucap Raynar saat mereka sampai di kamar.

“Kamu mau ke kantor?” tanya Arunika
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (7)
goodnovel comment avatar
eva nindia
smoga x nii c ray lbih grecep lagiiiii
goodnovel comment avatar
Adeena
Handry minta di ruqyah itu biar setan'y kluar udah bau tanah banyak tingkah...
goodnovel comment avatar
wardah
semoga saksi kunci masih aman ya ,,biar dia bisa jadi saksi
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin   Ingin Melanjutkan Kuliah

    Briella baru saja sampai rumah, begitu menginjakkan kaki di dalam rumah, Briella langsung mendapat teguran dari sang ayah.“Untuk apa kamu bertemu dengan asisten Raynar?”Briella menghentikan langkah, lalu menoleh ke arah sang papa duduk.“Siapa yang bertemu dengannya?” tanya Briella berpura-pura bodoh.“Jangan bohong! Papa tahu kamu bertemu dengan asisten Raynar di klinik hewan. Apa yang kalian lakukan?” tanya Andre dengan nada cukup tinggi.Briella tak terkejut sama sekali, pasti orang suruhan papanya yang melapor.“Benar tadi kami sempat bertemu secara tak sengaja, tapi bukan berarti kami berencana bertemu,” ujar Briella menjelaskan, “lagi pula orang-orang suruhan Papa juga hanya melihat dari luar, apa mereka tahu apa yang kami lakukan?”Andre menatap tak senang.“Lebih baik kamu jaga jarak darinya, selain urusan Raynar, jangan pernah berurusan dengannya,” ujar Andre.“Kami bertemu karena aku sedang melihat kucing di sana. Salah Papa tidak mengizinkanku memelihara kucing, kalau aku

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin   Hampa

    “Bagaimana kabarmu hari ini?” tanya Raynar sambil menyelipkan helaian rambut ke belakang telinga Arunika.“Lumayan baik, hanya sedikit kesepian,” jawab Arunika tersenyum sejenak lalu senyumnya memudar perlahan.Raynar memeluk Arunika, lalu mengecup kepala istrinya itu.“Kamu pasti bisa melalui ini semua,” ucap Raynar sambil meletakkan dagu di pucuk kepala Arunika. Tatapannya sendu, tentu dia juga masih sedih dengan nasib yang menimpa Arunika.Arunika hanya diam.“Mau jalan-jalan?” tanya Raynar agar Arunika tidak sedih.Arunika menggeleng pelan.“Aku mau tidur.”

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin   Rencana Tersusun

    Raynar fokus menyelesaikan pekerjaannya agar bisa segera pulang dan menemani Arunika. Saat dia sedang mengecek berkas, Raynar mendapat pesan dari Briella.[Papaku mengundangmu makan siang, apa kamu bisa?]Raynar diam sejenak, lalu mengetik pesan balasan.[Tidak bisa sekarang, Aru baru saja keluar dari rumah sakit.]Raynar langsung bisa membaca situasi, sehingga dia menolak dengan alasan Arunika.[Baiklah, akan kusampaikan ke Papa.]Raynar diam menatap pesan yang Briella kirimkan, lalu dia menghubungi nomor Tommy.“Halo, Pak.”“Apa kamu sudah menyusun rencana untuk membawa

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin   Mencari Pelaku

    Hari berikutnya Arunika sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Arunika dan Raynar sudah sampai di rumah, begitu turun dari mobil, Sarah langsung menyambut keduanya, bahkan Sarah memeluk Arunika penuh rasa simpati.“Yang sabar ya, Nyonya. Tuhan pasti punya rencana lain dan Nyonya pasti bisa segera hamil lagi,” ucap Sarah sampai menitikkan air mata.Arunika sekuat tenaga menahan agar tak menangis. Dia memeluk erat Sarah, mencoba tenang dan berterima kasih atas harapan yang sudah Sarah ucapkan untuknya.“Bibi, aku kangen sup buatan Bibi, apa bisa buatkan untukku?” tanya Arunika untuk mengalihkan pembicaraan atas tragedi yang menimpanya.“Tentu, tentu saja,” ucap Sarah sambil mengusap air mata yang menetes di wajahnya.Arunika mencoba tersenyum. Dia pun tak mau terus larut dalam kesedihan.Raynar menggandeng Arunika masuk ke rumah, sedangkan para pelayan yang menurunkan barang bawaan mereka.“Istirahatlah,” ucap Raynar saat mereka sampai di kamar.“Kamu mau ke kantor?” tanya Arunika

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin   Dendam Lama

    Raynar masuk kamar setelah bicara dengan Erik. Saat sampai di dalam, Raynar melihat Arunika yang ternyata duduk di ranjang sambil memegang ponsel. “Aku pikir kamu istirahat? Kenapa tidak tidur?” tanya Raynar sambil mendekat. “Aku sudah bicara dengan dokter, karena ini hari minggu, kamu diperbolehkan pulang besok,” ujar Raynar lagi. Arunika menatap diam pada Raynar, dia menunggu sampai suaminya duduk di kursi samping ranjang, karena ada kalimat yang siap meluncur dari bibir Arunika. “Ray, banyak hal yang ingin kutanyakan padamu dan aku berharap kamu mau jujur menjawabnya,” ucap Arunika sambil terus memandang Raynar. Raynar diam menatap pada Arunika yang begitu serius saat bicara. Dia mengangguk. “Tentu.” “Ini apa?” tanya Arunika memperlihatkan foto Raynar menemui Briella di koridor rumah sakit. “Membahas bisnis?” tanya Arunika dengan sikap sangat tenang. Raynar terkejut. Dia mengambil ponsel Arunika, lalu melihat semua foto yang Arunika terima. Raynar diam, jadi inikah fungsi dua

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin   Posisi Serba Salah

    Hendry tidak terkejut sama sekali dengan pertanyaan Nenek Galuh. Dia menatap dingin pada wanita itu..“Sepertinya, setiap ada hal-hal buruk terjadi, aku yang akan dicurigai. Bukankah selalu begitu?” Hendry tersenyum getir.Nenek Galuh menatap datar. Raut wajahnya terlihat tegas dan sorot matanya memperlihatkan kewaspadaan.“Jika kamu tidak merasa melakukannya, untuk apa kamu emosi?” Nenek Galuh menanggapi sikap Hendry dengan sangat tenang.“Aku dituduh, bagaimana bisa aku tidak emosi,” balas Hendry menatap penuh emosi.“Aku tidak ada urusan dengan Raynar. Untuk apa aku mencelakai istrinya, lagian istrinya kenapa aku juga tidak tahu,” ujar Hendry.Setelah mengatakan itu, Hendry memilih meninggalkan Nenek Galuh.Nenek Galuh diam menatap kepergian Hendry, lalu beberapa saat kemudian Miranda masuk.“Nyonya, apa benar kalau Tuan Hendry pelakunya?” tanya Miranda memastikan.Nenek Galuh membuang napas kasar.“Kita tidak bisa menuduh tanpa bukti, meskipun aku tahu betul bagaimana sifat Hendry

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status