Alvan menggandeng tangan Aulya saat mereka baru saja keluar dari mobil. Maka, senyuman Ibrahim dan Aisyah adalah penyambutnya.Aisyah tidak segan memeluk Aulya. โUmi sama Abi sangat merindukan kamu. Apalagi Alvan ....โ Tatapannya tidak berubah, tetap tulus seperti biasanya.Aulya berkata gugup karena merasa malu. Dia sudah mengecewakan keluarga ini, tetapi dia masih diterima sangat baik. โUmi sama Abi sehat?โAisyah balik bertanya dengan nada lembut, โAlhamdulillah ... bagaimana kabar Aul dan keluarga Aul?โโAlhamdulillah. Sehat, Umi ....โ Saat ini Aulya sedikit menunduk karena tidak sanggup menatap mata Aisyah dan Ibrahim.Ucapan Ibrahim tidak kalah hangat dari Aisyah, โMari masuk. Pasti kalian lelah.โSelama beberapa saat mereka berkumpul di ruang keluarga, lalu Aulya dan Alvan masuk ke dalam kamar, tetapi gadis ini hanya berdiri di depan pintu saat suaminya sudah merebahkan tubuhnya di sofa.โJangan canggung,โ ucap lembut Alvan.Aulya mengumpat kecil seiring melangkah, โWajar. Saya
Wajah Alvan berubah kecut, dia juga segera meninggalkan tempat tidur dan berbaring di sofa, sedangkan Aulya membelalakan matanya saat membaca chat dari Zayden.Segera, Aulya menjelaskan dengan gugup, “Maaf. Bukan maksud saya menyakiti kamu ....”Alvan membuang wajahnya seiring menutup mata. “Kamu tidak perlu minta maaf!” Hatinya berisik karena menahan amarah. ‘Saya harus mempertahankan pernikahan dengan Aul, tapi saya juga tidak lupa kalau kamu tunangannya Zayden. Dan kamu sangat mencintai Zayden. Saya tidak ingin menjadi orang bodoh karena mempertahankan pernikahan ini, tetapi pernikahan bukan permainan. Bagaimanapun juga saya harus berusaha memperjuangkan pernikahan ini. Dan saya sangat tulus mencintai kamu bagaimanapun kamu dan bagaimanapun masa lalu kamu!’Aulya mengabaikan chat dari Zayden demi menghampiri Alvan. “Maaf kalau saya menjadi seorang istri yang menyakiti suaminya
Aulya berkata sedikit ketus untuk menunjukan perasaan tidak nyaman, โSaya sudah bilang, jangan dibahas!โAlvan ingin membahas hal ini sampai ke akar, tetapi kunci dari masalah ini justru tidak ingin bicara. Tapi dia tidak ingin membuat Aulya merasa tertekan, maka Alvan memilih mengalah setidaknya untuk sementara.Siang ini Aulya mengikuti pengajian bersama Aisyah walaupun awalnya menolak, tapi gadis ini terlalu risau jika Alvan kembali membahas tentang Zayden.Aulya mendapatkan banyak sapaan sekaligus pertanyaan dari ibu-ibu pengajian tentang kabarnya sekarang. Jadi, gadis ini menjawab apa adanya, โAul sudah berhasil bertemu keluarga Aul ....โAisyah melanjutkan, โAlhamdulillah, Tuhan sudah menunjukan jalan terbaik.โNamun, penasaran ibu-ibu masih berlanjut, โTapi kenapa keluarga Neng Aul belum silaturahmi?โAisyah yang menjawab karena Aulya kebingungan, โKami yang silaturahmi ke keluarga Neng Aul.โโSesekali silaturahmi kesini, kami juga ingin mengenal keluarga Neng Aul,โ kekeh ibu-ib
Alvan masuk ke dalam rumah, maka Aulya segera meluncurkan pertanyaan, โApa yang kamu bicarakan sama Zayden?โDengan tenang, Alvan menjelaskan, โSaya bilang kamu istri saya jadi Zayden harus tahu batasan.โAulya berkata kesal, โKenapa kamu harus berkata jahat sama Zayden. Dia tunangan saya. Sebelum saya menikah sama kamu, saya sudah tunangan sama Zayden!โAlvan terdiam dan hanya memandangi Aulya. Tapi diamnya Alvan membuat gadis itu merasa bersalah. โSaya minta maaf kalau kamu tersakiti. Saya tidak bermaksud menyakiti kamu. Tapi situasinya seperti ini ....โAlvan mengusap puncak kepala Aulya dengan lembut dan senyuman tulus. โSaya tahu kamu ada di antara dua pilihan. Tapi saya yakin kamu tahu mana yang harus kamu pilih.โKini, Aulya yang tidak bicara dan hanya menunjukan gelisah serta raut wajah bingung, โSaya merasa harus balas budi sama kebaikan kamu dan keluarga kamu. Itu alasan saya tetap di sini.โAlvan mengangguk kecil dengan senyuman senada. โJalani saja dan jangan dibikin pusin
Aisyah mendengar semua percakapan Aulya dan Zayden karena dengan sengaja wanita ini menguping. Lalu mengusap dadanya yang perih.Saat ini Zayden pergi tanpa Aulya, tetapi hati Aisyah tetap teriris dan dia akan merahasiakan pertemuan mereka pada Alvan. โUmi tidak ingin membuat kamu semakin terluka ....โAisyah kembali ke dalam kamar untuk memeluk perih seorang diri. Lalu, beberapa menit kemudian Aulya menghampiri bersama air mata. โUmi, Aul minta maaf ... Aul tidak tahu kalau Zayden akan datang kesini. Aul minta maaf kalau Aul membuat Umi tidak nyaman. Aul juga malu pada Umi ....โPipi Aulya basah karena air matanya berderai. โUmi dan semua keluarga Al baik sama Aul ..., Aul minta maaf karena Aul mengecewakan ....โAisyah memang sedang menelan perih, tetapi dia tetap merangkul Aulya dengan tulus. โTidak apa-apa, bukan salah Aul kok.โโTapi Aul merasa bersalah. Aul merasa mengecewakan Umi dan semua keluarga Al ....โโSudah ....โ Aisyah tersenyum hangat sekalian menyeka air mata di pipi
Sampai hari berganti, Alvan tidak pernah tahu jika Zayden berhasil menemui Aulya di rumahnya hingga salah satu tetangga nyeletuk, โMagrib kemarin teman kamu datang ke rumah. Apa teman kamu tidak tahu kalau magrib kamu tidak di rumah.โ Kekehnya.โTeman.โ Dahi Alvan berkerut heran.Saat ini Aulya segera berkata, โSudah siang, nanti kamu kesiangan.โPerhatian Alvan segera teralihkan. โIya, saya tidak boleh terlambat.โ Dahi Aulya dikecup sangat sayang. Lalu berpamitan, sekalian berpamitan pada tetangga yang selalu ramah padanya.Alvan pergi bersama sopir karena masih belum mendapat izin Ibrahim untuk membawa kendaraan sendiri.Aulya bergumam penuh harapan, โSemoga hari ini Zayden tidak datang. Saya malu sama Umi, Abi dan juga Al ....โDi kampus, Alvan dan Zayden berpapasan. Zayden menatap sengit. โApa yang kamu lakukan ke Venus sampai-sampai dia memilih kamu dibandingkan saya!โTatapan Alvan sangat datar. โAul memilih saya karena kita sudah menikah. Saya tidak melakukan hal khusus.โโMung
Zayden mengancam Aulya akan datang ke rumah Alvan jika tidak menemuinya. Maka terpaksa gadis ini pergi ke tempatnya membuat janji dengan Zayden, tentunya tempat itu sangat jauh dari kediaman keluarga suaminya.โKenapa kamu melakukan ini sama saya?โ sendu sekalian kecewa diluapkan Aulya.Zayden memeriksa arloji yang melingkar di pergelangannya. Lalu berkata datar, โKarena ini waktu yang tepat ketemu kamu. Alvan lagi kuliah dan kebetulan materi hari ini padat.โโApa mau kamu?โ Tatapan Aulya mulai dingin pada Zayden karena orang yang dicintainya sangat egois.โTidur sama kamu!โ Zayden tersenyum enteng saat mengatakan hal haram ini.Aulya segera menghardik Zayden dengan suara terjaga, โJangan gila!โโKita sudah tunangan. Wajar kok, kalau kita ngelakuin hubungan suami istri.โAulya menggeleng tegas dengan suara serupa. โSaya tidak mau jadi perempuan murahan!โZayden segera menggenggam kedua tangan Aulya. โKamu tidak murahan ... lagian kamu ngelakuinnya sama saya.โAulya segera melepaskan t
Hati Alvan gelisah dan ingin segera menjemput Aulya, maka dia memutuskan bolos di kelas berikutnya. โDi mana kalian!โ Dengusannya saat berbicara dengan Zayden.Zayden menjawab santai, โSaya tidak tahu di mana istri kamu karena sekarang kita sudah berpisah.โโKatakan, di mana Aul!โNada suara Zayden tidak berubah. โDia sudah pulang duluan.โAlvan memutus panggilan dengan Zayden untuk menghubungi Aulya, tetapi saat ini tangannya gemetaran karena menahan amarah dan sakit hati secara bersamaan hingga handphonenya terjatuh begitu saja, tetapi tubuhnya juga runtuh hingga Alvan hanya sanggup bersandar seiring memegangi pelipisnya.โKamu tidak pernah mencintai saya, tapi jangan lakukan ini di belakang saya!โ Kini, perlahan amarah Alvan mendominasi kepalanya. โDi mana harga diri kamu, Aul!โRencana Zayden mengambil kesucian Aulya sebagai seorang istri memang gagal, tetapi dia tetap menang karena dengan hanya memeluk Aulya maka kesuciannya sebagai seorang istri sudah terkikis.Alvan tidak ingin
Zayden dan Alvan bertemu di lapangan basket. Keduanya saling memandang dengan sengit. โSaya yang akan menang!โ ucap Zayden dengan memasang wajah angkuh.Alvan menyahut datar, tetapi tatapannya penuh ambisi dan keyakinan. โMungkin saya masih bisa mengalah dalam permainan, tapi kalau tentang pernikahan, saya akan memperjuangkan Aul sampai akhir!โTatapan Zayden semakin mengiris, tetapi suaranya tenang. โPerjuangkan saja Aulya sampai kamu menyerah karena Aulya tetap Venus, punya saya.โ Seringainya berkibar.Penat, itu yang dirasakan Alvan. Maka, dia memulai permainan tunggal ini. Pertandingan satu lawan satu hanya dirinya dan Zayden.Kedua lelaki yang memperebutkan skor adalah idol kampus, jadi dengan cepat mengundang penonton kaum hawa maupun kaum adam, begitupun dengan Aulya.โAl!โ cemas mengambang di hati dan pikiran Aulya. โAl, kenapa harus main basket, kenapa juga harus lawan Zayden. Gimana kondisi kamu ..., saya takut Zayden menyerang kelemahan kamu ....โโMataโ itu adalah kelemaha
Hari berikutnya tiba, maka hari ini Aulya mendapatkan telepon dari Niana. Nada suaranya menekan. โSayang, kamu ini bagaimana. Mama sama Papa sudah bilang, jangan lupa misi kamu di sana, tapi kenapa sekarang Abinya Alvan jadi tahu dan mengundang kami datang!โโJangan salahkan Venus ...,โ rengeknya.โMama bukan menyalahkan kamu. Tapi sekarang masalah ini jadi melebar. Mama sama Papa tidak ingin masalah ini berkepanjangan.โโYang namanya perceraian pasti melibatkan orangtua kan, jadi wajar dong, Ma. Tapi ....โ Aulya ragu mengatakan keputusannya.Namun, Niana tidak peduli pada kata setelah โTapi.โ Dia hanya peduli pada perceraian Aulya dan Alvan. โIya, tapi rencana Mama sama Papa jadi berantakan karena orangtua Alvan tahu lebih awal. Tadinya kami akan datang dan langsung menyelesaikan perceraian. Bukan bicara panjang lebar untuk mempertahankan pernikahan.โSuara Aulya diliputi kekhawatiran, tetapi juga bahagia karena keputusanya mempertahan pernikahan mendapat dukungan dari mertua serta s
Hari ini berbeda dari biasanya karena terjadi pertemuan penting antara Ibrahim dan Aisyah bersama Alvan dan Aulya.Suara Ibrahim menjadi yang pertama mengisi ruangan dan terdengar menggema di telinga Alvan dan Aulya. โKenapa kalian baru pulang?โAlvan menatap ayahnya saat menjawab walaupun sebelumnya wajahnya sedikit menunduk, โKami minta maaf, Abi. Kemarin kita pergi mendadak dan mendadak tidak pulang. Kemarin kami menginap.โโKenapa harus menginap?โLagi, atmosfer ruangan terasa sangat aneh, dingin. Walaupun saat ini Alvan dan Aulya belum mengetahui maksud Ibrahim mengundang mereka ke ruangan ini. Apa karena kemarin mereka tidak pulang? Tapi harusnya ini sudah bukan hal baru.Lagi, Alvan yang menjawab, โKalau pulang mungkin akan terlalu malam.โโTerlalu malam atau kalian sengaja menghindari kami, orangtua kalian!โ Volume suara Ibrahim bertambah, termasuk ketegasannya hingga membuat Alvan dan Aulya yakin jika saat ini terdapat sesuatu yang belum mereka ketahui.Alvan menyahut santun
โZayden, kita harus bicara!โ ucap tegas Aulya tanpa senyuman, justru raut wajahnya sangat dingin.Zayden menyahut dengan suara lembut disertai senyuman hangat, โBicara apa?โโTentang perceraian saya sama Al!โ Amarah dilukis Aulya dalam wajah cantiknya, tetapi sikap Zayden tidak berubah.โSaya siap mendengarkan.โ Senyuman Zayden semakin hangat.Sejenak, Aulya memandangi sepasang mata Zayden yang hitam legam dan dalam hingga terlihat misterius.โSaya tidak mau bercerai sama Al. Jadi tolong berhenti mengharapkan saya dan bilang sama orangtua kamu, kita tidak akan pernah bercerai!โAulya pikir Zayden akan terluka dan menunjukan isi hatinya dalam ekspresi seperti yang pernah dilihatnya, tetapi dugaannya salah. Laki-laki ini sangat tegar dan tenang. โSaya akan tetap menunggu kamu. Lagian, bukan saya yang mau kalian bercerai, tapi Mama sama Papa kamu.โโTapi pasti kamu juga, kan!โTentu saja Zayden tidak akan mengaku untuk menjaga nama baiknya di hadapan gadis yang diinginkannya. โJangan nud
Pagi ini raut wajah Aulya sangat cemas setelah membaca chat yang dikirim ibunya semalam. [Papa sudah bicara pada Ustaz tentang perceraian kalian.]Titik-titik keringat dingin bermunculan di puncak dahi Aulya. โAul tidak mau cerai sama Al ..., tapi kan Aul juga tidak mungkin jadi anak durhaka!โPerasaan gelisah yang menyelimuti hati Aulya semakin tebal tatkala Niana kembali mengirimkan chat setelah tahu putrinya membaca chat semalam. [Jangan lupa misi kamu di sana. Ingat, jangan terbuai oleh apapun yang dilakukan Alvan!]Aulya memperbanyak istigfar yang dilantunkan di dalam hati karena sedang berada di kamar mandi, di depan wastafel.Kedua kelopak matanya tertutup saat Aulya mencoba mencari jalan keluar dari masalah ini hingga akhirnya menemukan solusi yang menurutnya paling mudah. โSaya harus bicara sama Zayden. Saya harus berhasil buat Zayden benci dan akhirnya berhenti menunggu saya cerai sama Al!โTekadnya sekuat karang di lautan, tetapi ciut seketika saat menatap wajah Alvan karen
Alvan dan Fauzan mengisi waktu dengan mengaji, begitupun dengan Aulya walaupun tempat laki-laki dan perempuan terpisah.โPadahal saya maunya mengaji sama Al, tapi tidak mungkin sih, ini kan masjid walaupun kita suami istri,โ gumam Aulya seiring melirik ke kiri dan kanan, memperhatikan para gadis yang mengaji masing-masing.Waktu magrib tiba tanpa terasa. Aulya dapat menyaksikan Alvan yang berdiri di paling depan karena dia ditunjuk menjadi imam walaupun sempat menolak.Senyuman bangga Aulya terlukis begitu saja melihat suaminya yang tampak hebat dalam urusan ilmu agama. Apalagi saat memimpin rumahtangga.Punggung Alvan terlihat kekar, tapi juga lembut di mata Aulya hingga akhirnya satu-persatu laki-laki menutupi Alvan hingga suaminya menghilang dari pandangan, dan Aulya hanya bisa melihat punggung pria lain.Dari shalat magrib, lalu berlanjut ke shalat isha. Aulya mengisi waktu dengan mengaji dan sedikit saling bertukar cerita dengan beberapa gadis di sana.Aulya mendapatkan banyak te
Alvan memberanikan diri masuk ke toilet perempuan ditemani gadis yang memberi tahunya. Lalu mengetuk pintu perlahan. โAul?โSuara Alvan berhasil membuat Aulya terhenyak hingga reflek gadis ini berdiri seiring menyeka dengan cepat air matanya. โI-iya ....โ Suaranya masih bergetar.โSudah selesai?โ Suara lembut Alvan dengan hati cemas walaupun tidak disampaikan secara langsung.Aulya kembali menjawab masih dengan suara bergetar, โSu-sudah. Tapi tunggu sebentar.โKali ini Alvan berkata canggung karena bagaimanapun ini adalah toilet wanita. โIya ..., saya ... tunggu di luar.โโIya, di luar saja.โLangkah Alvan terasa berat, tetapi tetap meninggalkan toilet sebelum tempat itu ramai dan mungkin membuat orang-orang berpikiran negatif padanya. โTitip Aul. Tolong tanyakan keadaannya,โ ucapnya pada si gadis sebelum dia pergi.Maka, walaupun hati Alvan tidak tenang dia harus kembali ke tempatnya semula dengan perasaan cemas sekalian menerka-nerka. โApa bener Aul nangis? Kenapa?โSekitar dua meni
Saat ini Alvan merasa sudah ditendang dari keluarga istrinya sendiri karena bukan hanya tidak diinginkan menjadi menantu, tapi juga berniat dibuang.Alvan beristigfar di dalam hatinya. Lalu segera meninggalkan toilet dan kembali menemui Aulya.Senyuman sumringah istrinya menjadi hadiah untuk Alvan karena hanya Aulya yang menerimanya sebagai anggota keluarga baru walaupun dulu gadis itu juga berniat membuangnya.โSaya cuma ke toilet sebentar kok ..., lebay deh sampai peluk-peluk,โ kelakar Alvan.โKangen ....โ Aulya bergelayutan manja di lengan Alvan, di hadapan orang-orang yang keluar masuk toilet, tapi gadis ini tidak canggung apalagi malu karena harus memanfaatkan waktu yang tersisa dengan sebaik mungkin.Kini, perasaan heran yang sempat menyelimuti Alvan sudah musnah setelah mengetahui alasan di balik perubahan sikap Aulya. Jadi sekarang dia membiarkan istrinya mengikutinya kemanapun tanpa protes.Namun, kebersamaan Aulya dan Alvan menjadi kabar buruk untuk Zayden dan berhasil memba
Mulai sekarang Aulya berjanji akan mengabaikan Zayden apapun yang terjadi karena dia hanya akan fokus pada Alvan. Hanya ingin menghabiskan waktu dengan suaminya dan membuat kebahagiaan dengan suaminya di sisa waktu yang mereka miliki.โAl, saya mau hamil,โ bisik Aulya saat mereka berbaring bersama.Alvan terkejut mendengar ucapan Aulya. โKamu yakin?โโIya, saya mau hamil ....โ Aulya tersenyum manis dan dipenuhi harapan Alvan akan mengabulkannya.Sejenak, Alvan tidak bersuara lalu berkata, โKehamilan adalah kehendak Tuhan. Kita, sebagai manusia cuma bisa berusaha.โโYa sudah, ayo kita berusaha!โ celetuk Aulya penuh semangat hingga membuat Alvan tersenyum lebar, tetapi juga bingung.Aulya menarik pakaian Alvan karena suaminya tidak melakukan apapun selain berbaring dengan wajah bingung. โAyo ....โโIya, sabar ....โ Hati Alvan senang dipaksa seperti ini, tapi juga kebingungan dengan tingkah Aulya, apalagi keinginan mendadaknya.Alvan bertelanjang dada setelah pakaiannya dilepas dengan ba