Pernikahan Dadakan dengan Anak Ustaz

Pernikahan Dadakan dengan Anak Ustaz

last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-08
โดย:  Desti Angraeniยังไม่จบ
ภาษา: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
คะแนนไม่เพียงพอ
56บท
1.9Kviews
อ่าน
เพิ่มลงในห้องสมุด

แชร์:  

รายงาน
ภาพรวม
แค็ตตาล็อก
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป

Alvan tanpa sengaja bertemu dengan seorang gadis cantik yang baru saja mengalami kecelakaan. Akan tetapi, gadis itu ternyata hilang ingatan. Hal ini membuat keluarga Alvan yang memang alim dan baik--menampungnya dan memberinya nama Aulya. Namun, Ibu Alvan tiba-tiba meminta sang putra untuk menikahi Aulya agar tidak terjadi salah paham. Lantas, bagaimana kisah Alvan dan Aulya selanjutnya?

ดูเพิ่มเติม

บทที่ 1

Bab 1. Siapa Nama Kamu?

“Kemana para pemuda, katanya akan datang jam sebelas?” Seorang pemuda sedang berjalan santai seiring mengamati persekitaran menggunakan senter. Daerah rumahnya sangat rawan pencuri karena sembilan puluh persen warganya adalah orang mampu, sedangkan sepuluh persennya lagi kalangan menengah.

Alvan menyusuri daerah yang masih dipenuhi rimbunnya pepohonan dan rumput liar di beberapa tempat. Senter masih diarahkan kesana kemari.

Namun, baru saja beberapa langkah diambilnya terdengar suara di dalam semak-semak, pun rumput di sekitarnya bergerak seperti ada sesuatu di balik rerumputan tinggi itu. Penasaran, Alvan mencoba mencari tahu sesuatu di sana, tepatnya di pinggiran kebun milik salah satu RT.

Senter diarahkan tepat ke semak-semak bergoyang. “Astagfirullahadzim ..., masa iya yang sedang berzina!” Pikirannya segera traveling karena beberapa hari lalu terdapat kumpul kebo di salah satu rumah kontrakan maka dari itu siskamling diperketat bukan hanya untuk menjaga keamanan dari maling.

Alvan masih mengarahkan senternya ke semak-semak, hingga sekilas dirinya melihat sebuah kepala berambut panjang. “Tidak salah lagi, pasti itu perempuan!” geram sudah merasuki jiwanya hingga secepat kilat Alvan melompat ke dalam semak.

Namun, pemandangan yang dijumpainya justru seorang gadis berpakaian cukup berantakan yang sedang mencoba melepaskan kakinya dari jebakan tikus. Sontak laki-laki ini menganga sesaat, tetapi kemudian segera berjongkok untuk mensejajarkan tingginya dengan si gadis yang sedang terduduk.

“Biar saya bantu!” Tanpa basa-basi laki-laki ini mewanarkan jasanya. Senter disimpan di sisi tubuhnya begitu saja.

Namun, gadis berambut panjang ini menjerit sekalian melempari Alvan dengan ranting di sekitarnya. “Eh, apa ini kenapa melempari saya?” Laki-laki ini menepis setiap serangan si gadis.

“Pergi kamu!” usir gadis yang tidak dikenali Alvan.

“Tenang, saya bukan orang jahat, kok!” penjelasan singkat Alvan membuat si gadis berhenti melemparinya.

“Saya kira kamu akan melakukan pelecehan ....” Suara indahnya baru saja terdengar.

Alvan beristigfar saat mendapatkan fitnah, kemudian segera bertanya, "Sedang apa kamu di sini?” Keduanya saling memandang, tetapi hanya mengandalkan pantulan cahaya bulan sebagai satu-satunya alat penerangan hingga Alvan maupun gadis ini tidak dapat melihat satu sama lain dengan jelas.

“Kaki saya sakit ....” Gadis ini mulai merengek kecil.

Alvan segera mengarahkan senter pada kaki si gadis yang berbalut sepatu dengan brand terkenal. Setelah melepaskan jebakan tikus, barulah senter diarahkan pada persekitaran. “Kamu sama siapa di sini?”

“Sen-diri,” jawab ragunya.

“Sendiri?” Alvan bertanya tegas karena mungkin diam-diam gadis ini berduaan dengan seorang laki-laki yang bersembunyi karena kedatangan dirinya.

“Iya.” Suaranya berubah pelan bersama anggukan, tetapi wajahnya tidak diangkat kembali hingga membuat Alvan menatap menyelidik sesaat.

“Kamu mau kemana, biar saya antar?”

“Tidak tahu.” Suara gadis ini masih terdengar kecil.

“Rumah kamu di mana? Saya akan antar kamu," ulang Alvan yang sedikit lebih tegas. Wajah si gadis masih belum terlihat jelas karena rambut panjangnya menutup sebagian wajahnya.

“Ikut ke rumah kamu saja, boleh tidak?” Tatapannya mengarah langsung pada Alvan hingga wajah keduanya sudah hampir bisa dikenali.

“Mana bisa.” Alvan menggaruk kepala tidak gatal. Namun, kalimatnya tidak mendapatkan sahutan. "Iya sudah ikut saja dulu ke pos,” ajakan Alvan dibalas anggukan gadis ini dengan entengnya hingga laki-laki ini semakin merasa aneh karena ini pengalaman pertamanya bertemu tipe gadis seperti ini.

Tidak butuh waktu lama menuju pos, hingga akhirnya Alvan melihat tetesan darah mengucur dari dahi si gadis dengan bantuan cahaya lampu yang terang.

Panik, maka Alvan segera menyingkap rambut si gadis, mengikatnya di belakang, lalu membasahi kain bersih yang terdapat dalam sweaternya, dipakai untuk mengelap darah segar dari dahi si gadis, “Kenapa dahi kamu sampai berdarah?” Dengan telaten, sapu tangan diusapkan berulang kali hingga cairan merah itu berhenti mengucur.

“Mungkin ... karena kecelakaan,” jawab ragu si gadis yang seolah tidak merasakan apapun.

“Di mana rumah kamu?” ulang Alvan, tetapi mendapatkan jawaban gelengan kepala, “nama kamu?” Lagi, gelengan kepala sebagai jawaban si gadis.

Maka, segera Alvan membawa si gadis ke kediamannya. Jadi, pria dan wanita yaitu ayah dan ibunya Alvan keheranan pada gadis yang dibawa putranya tengah malam. “Siapa gadis yang sedang bersama kamu dan kenapa pakaiannya sangat berantakan?” curiga merayap dalam benak Ibrahim dan Aisyah.

Alvan menjelaskan yang terjadi, maka akhirnya malam ini si gadis yang diduga hilang ingatan dipersilakan menginap. Lalu, keesokan paginya Ibrahim dan Aisyah mencoba bertanya pada si gadis tentang siapa dirinya dan dari mana asalnya, tetapi gadis itu selalu menggeleng linglung.

Satu minggu berlalu dengan cepat. Selama ini Ibrahim dan Alvan tidak diam bahkan mereka bekerjasama dengan RT dan RW setempat untuk mencari keluarga si gadis, tetapi hasilnya nihil karena hingga dua bulan kemudian tidak ada siapapun yang menghubungi setelah selembaran orang hilang disebarkan, bahkan kini gadis itu memiliki nama baru yang diberikan Aisyah yaitu Aulya Khanza.

Saat ini Aisyah merajuk pada suaminya, "Ibu-ibu mulai membicarakan keluarga kita karena kita memasukan gadis yang tidak ada pertalian darah, tinggal satu rumah dengan Alvan-anak kita yang sudah pemuda ...."

Ibrahim seorang Ustad, pria ini berasal dari keluarga Kyai. Maka dia tidak ingin nama baiknya dan nama baik keluarganya hancur. "Kita nikahkan saja Alvan dan Aulya."

Bersambung ...

แสดง
บทถัดไป
ดาวน์โหลด

บทล่าสุด

บทอื่นๆ

ถึงผู้อ่าน

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

ความคิดเห็น

ไม่มีความคิดเห็น
56
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status