Selama perjalanan pulang, dia terus mengucapkan terima kasih pada lelaki itu.Yogi terkekeh dan berkata, “Hanya bantuan sederhana. Kita bisa dibilang keluarga jauh, kamu jangan sungkan.”Di depan pintu masuk, Yogi berhenti dan menatap Amelia sambil mengeluarkan sebuah kartu nama untuk diberikan pada perempuan itu.“Ini kartu namaku.”Amelia menerimanya dan membaca kartu nama tersebut. Ternyata lelaki itu menjabat sebagai wakil CEO di Aksari Group. Yang menjadi CEO nya adalah kakak kandungnya sendiri. Amelia menerima kartu nama tersebut dan berkata,“Terima kasih sudah mengantarkan mamaku pulang. Kalau Pak Yogi ada waktu, biar aku yang traktir makan.”Yogi terkekeh dan berkata, “Baik, aku pergi dulu.”Amelia mengantarkan lelaki itu dan melambaikan tangannya sebagai tanda perpisahan. Dia menunggu hingga mobil Yogi menghilang. Pemandangan tersebut tidak luput dari tatapan Jonas. Liburan kali ini lelaki itu tidak kembali ke Vila Ferda. Dia bilang pada keluarganya bahwa dirinya baru membeli
“Seharusnya iya. Tapi aku nggak pernah bertemu dengannya karena keluarga Aksari lumayan tertutup,” ujar Amelia. Jonas membulatkan mulutnya karena dia juga tidak begitu memperhatikan keluarga Aksari.Usaha keluarga Aksari tidak ada di Mambera dan tidak ada hubungan kerja sama dengan Ferda Group. Mereka semua sangat misterius sehingga Jonas juga tidak akan memperhatikan keluarga Aksari. Akan tetapi, mulai saat ini sepertinya dia harus mencari tahu tentang Yogi.Entah mengapa Jonas merasa lelaki itu akan menjadi saingannya dalam mendapatkan hati Amelia. Sedangkan perempuan itu masih belum tahu jika Jonas sudah waspada pada Yogi.“Liburan ini kamu nggak pulang?” tanya Amelia.“Hanya dua hari saja, aku malas bolak balik. Renovasi di sini juga harus aku pantau,” ujar Jonas.Dia menatap Amelia dalam-dalam dan berkata lagi, “Aku lebih berharap bisa membawamu pulang.”Amelia hanya tersenyum dan tidak merespons apa pun. Mereka berdua masih belum tentu cocok, masih belum saatnya bertemu orang tua
Akan tetapi dia juga tahu bahwa mertuanya tidak rela putrinya menikah jauh. Sebaik apa pun Jonas, dia merupakan orang dari Kota Aldimo dan jauh sekali dari Mambera. Bahkan untuk mencapai kota tersebut harus menggunakan pesawat selama tiga jam!Kalau saja keluarga Aksari menetap di Mambera, maka keluarga Sanjaya akan merestui hubungan Jonas dan Amelia dan tidak akan membuat rencana seperti ini. Aksa mencubit pelan tangan Tiara dan memberi kode untuk tidak membocorkannya. Biarkan mereka memperhatikan dulu untuk sementara waktu.Yang paling disayangi oleh Aksa adalah adiknya. Dia merasa Jonas lelaki yang baik, tetapi dia pribadi juga tidak rela jika adiknya menikah dan pindah jauh. Jika adiknya masih ada pilihan lain di Mambera, maka dia tidak akan mendukung Jonas membawa adiknya pergi.Tekanan Jonas sangat besar sekali. Meski keduanya saling mencintai, tidak semudah itu untuk bersatu. Tidak terbersit pemikiran apa pun dalam benak Amelia. Dia merasa keluarganya harus berterima kasih pada
Jonas tidak peduli dengan sikap Yuna. Namanya mengejar cinta, dia harus memutuskan urat malunya. Dengan raut penuh perhatian dia bertanya, “Tante, kakinya yang keseleo sudah diolesi obat? Aku juga beliin beberapa salep buat Tante.”Mendengar ucapan lelaki itu membuat Amelia langsung membuka beberapa kantong plastik tersebut. Dia menemukan sebuah kantong kecil dengan tulisan apotek. Dia melihat isi dalamnya yang terdapat berbagai macam salep untuk kaki luka dan keseleo.“Jonas, di rumahku ada obat-obat yang cukup lengkap. Mamaku juga sudah dioles salep.”Meski Amelia berkata demikian, dia tetap menyerahkan obat tersebut pada ibunya. Hatinya menghangat dengan sikap pemuda itu. Jonas menghargai keluarganya berarti sama saja artinya lelaki itu menghargainya. Ternyata rasanya ada orang yang berlawan jenis memperhatikanmu sungguh menyenangkan.Dulu ketika dia mengejar Stefan, lelaki itu enggan meliriknya apalagi menghargainya.“Baguslah kalau sudah pakai obat. Kalau obatnya nggak ampuh, coba
Teringat dengan kakak pertamanya saat awal pernikahan dan setelah kakak iparnya mengetahui identitas asli sang kakak, perempuan itu langsung meminta cerai. Mertua kakaknya juga meminta mereka bercerai. Namun lelaki itu tidak merasa tersinggung dan menyerah. Dia membuktikannya melalui sikapnya bahwa lelaki itu tulus.Setelah menghapuskan berbagai kekhawatiran mertuanya, sekarang mereka berdua hidup dengan bahagia dan harmonis. Jonas juga bukan pertama kalinya mendapat sorot sinis dari Yuna. Biasanya Yuna akan menjaga sikapnya agar Amelia tidak menyadari, sekarang sepertinya dia sudah tidak peduli.Jonas pikir sepertinya Yuna sudah membulatkan tekadnya untuk menghalanginya bersatu dengan Amelia. Lelaki itu menegak minumannya dengan perlahan dan memberikan perhatian kecil pada Yuna. Dia menghabiskan waktu selama setengah jam untuk menghabiskan satu gelas air hangat.Setelah meletakkan gelasnya kembali, Jonas berkata, “Tante, maaf mengganggu. Aku pulang dulu mau lihat pekerjaan renovasi.”
“Harus! Lebih cepat lebih baik. Jangan sampai mereka berdua tenggelam terlalu dalam, apalagi adikmu. Setiap dia memikirkan Stefan, perasaannya pasti masih sedih. Jangan pikir Mama nggak mengetahuinya.”Hanya saja saat ini Stefan sudah menjadi keponakan menantunya, Yuna tidak bisa berkata apa pun lagi. Oleh karena itu, jika sangat tidak terpaksa sekali maka Stefan tidak akan datang ke kediaman keluarga Sanjaya.“Ma, Amelia sudah melupakan Stefan. Aku lihat dia cukup santai ketika berhadapan dengan Stefan.”Setelah diam sejenak, lelaki itu kembali menambahkan, “Ma, apakah kaki Mama yang keseleo murni hanya kecelakaan saja? Lalu ada apa dengan Yogi? Mama mau menjodohkan Amelia dan Yogi?”“Yogi itu adik sepupunya Stefan. Meski mereka cukup tertutup, keluarga Adhitama dan Aksari besanan dan itu nggak bisa dipungkiri.”Yuna terdiam dan menoleh ke arah pintu masuk. Setelah memastikan bahwa putrinya tidak masuk, dia baru berkata, “Di seluruh kota Mambera, yang cocok dengan kita nggak banyak. Y
“Kamu yang pertama buatku, kamu juga satu-satunya perempuan yang membuat hatiku bergetar.”Jonas mengatakan kalimat tersebut dengan sungguh-sungguh dan tulus. Dia semakin lama semakin menyukai Amelia.“Jonas, aku nggak pernah meragukan perasaanmu. Aku hanya merasa semua ini terlalu mendadak dan aku membutuhkan waktu untuk berpikir.”“Aku tahu,” jawab Jonas penuh pengertian. Dia juga tidak berani memaksa perempuan itu.“Aku pulang dulu. Kamu lanjutkan kesibukanmu dulu,” ujar Amelia dengan sedikit malu karena ditatap seperti itu oleh Jonas.Ternyata Amelia bisa malu juga. Dia yang biasanya terus terang dan mudah menyinggung perasaan orang lain tidak percaya ternyata dia bisa tersipu. Jonas tidak menahannya dan menemani Amelia keluar dari rumahnya. Dia mengantarkan perempuan itu sampai depan rumahnya dan berhenti di sana hingga Amelia masuk dan sosoknya menghilang dari pandangan Jonas.Lelaki itu berbalik pergi sambil mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Stefan. Karena Yogi adalah adi
Stefan mendapatkan kembali suaranya. Dia terkekeh dan berkata, “Jonas, kalimatmu ini membuat aku yang mendengarnya jadi kebingungan.”“Bagaimana mungkin Yogi jadi sainganmu? Tiga tahun yang lalu dia baru berpisah dengan kekasihnya yang sudah berpacaran selama lima tahun. Sampai saat ini dia masih lajarng.”Yogi memang mengetahui tentang Amelia, tetapi mereka tidak pernah ada interaksi. Bisa dijamin Yogi tidak akan jatuh hati pada Amelia. Otomatis lelaki itu tidak akan menjadi saingannya Jonas.“Hari ini dia baru bertemu dengan Amelia. Terlalu dini bila mengatakan dia naksir dengan Amelia. Aku hanya khawatir saja karena sikapnya Bu Yuna yang membuatku merasa berbahaya. Oleh karena itu aku mencari tahu tentang Pak Yogi.”“Jonas, kamu ngomong yang jelas sebenarnya apa yang terjadi?” tanya Stefan.“Kamu mau tahu apa tentang dia?”Jonas menceritakan apa yang terjadi pada Stefan dan berkata, “Aku hanya perlu tahu kalau dia memang sepupu kamu, belum menikah dan belum memiliki kekasih saja sud
“Aku sudah kenyang makan. Sekarang aku mau tidur sebentar, nanti sebelum jam tiga sore aku harus balik ke kantor. Jam setengah empat sore ada rapat, minta Dira untuk cepat pulang malam ini, biar Tante Afika nggak marah-marah lagi.” “Tante kamu itu dari dulu memang suka mengomel, kayak hidupku sendiri sudah sempurna saja. Sebagai yang tertua, aku juga punya banyak tanggung jawab,” ujar Risa cemberut. “Kita yang tinggal di satu atap rumah saja juga jarang ketemu. Kalau begitu, aku harus ngomel ke siapa?” Pagi-pagi saat Risa baru bangun tidur, Yohanna sudah berangkat ke kantor. Ketika Yohanna baru pulang ke rumah larut malam, Risa sudah tertidur lelap. Makanya Yohanna dan Risa juga sebenarnya jarang bertemu meski tinggal di satu rumah yang sama. Dengan kondisi seperti itu, Risa mau mengadu ke siapa? Risa menikah ke keluarga Pangestu, tetapi suaminya tidak begitu bisa diandalkan. Untung saja putri sulungnya memiliki masa depan yang cukup cerah, jadi sebagai ibu, dia harus lebih banyak b
“Nggak gemuk, kok. Tapi cuma agak berisi sedikit saja, nggak kayak dulu yang kurus banget. Justru sekarang kamu lebih berisi jadi kelihatan lebih menarik. Terlalu kurus malah jelek,” ucap Risa tersenyum. “... aku nggak makan sembarangan. Sehari-hari juga rutin latihan dan sibuk sama kerjaan, tapi masih saja gemukan.” “Itu artinya masakannya Ronny enak. Asal sehari makan tiga kali seperti biasa dan nutrisinya seimbang, badan kamu pasti bisa menyerap dengan baik dan bikin warna muka kamu kelihatan lebih segar.” Ronny adalah sosok koki pribadi idaman yang terbaik di antara semua koki pribadi yang pernah bekerja untuk keluarga Pangestu. Tidak hanya masakannya yang enak untuk disantap, tetapi penampilan luarnya juga sangat enak untuk dilihat, dan sifatnya juga sangat baik. Ronny sama sekali tidak terlihat seperti koki, dia lebih terlihat seperti seorang tuan muda dari keluarga kaya raya yang terampil dalam segala hal. Tutur katanya sopan dan hangat, dan ketika dia menanggalkan seragam ke
“Iya, Ma,” jawab Tommy. Dua anak nakal itu memang tidak bisa diam. Baru sebentar saja, mereka langsung berdiri dan berkata kepada Yohanna, “Kak Yohanna, aku dan Christian tadi habis bikin boneka salju berbentuk kura-kura. Christian bisa bikin bentuknya mirip banget. Aku mau bisa bikin yang lebih bagus dari dia punya.” “Ya sudah, main saja sana. Tapi kalau kamu merasa kedinginan, langsung pulang, ya,” kata Yohanna dengan lembut. Tommy dan Christian mendengar itu pun langsung berlarian ke luar sambil tertawa riang. Begitu sudah asyik bermain, mereka tidak akan merasa kedinginan. Sesaat Tommy baru saja menginjakkan kakinya di luar, dia kembali sebentar ke dapur untuk menyampaikan apa yang dia inginkan untuk makan siang nanti kepada Ronny. Setelah mendapatkan balasan yang memuaskan dari Ronny, barulah dia keluar lagi dengan gembira. Christian tidak seperti Tommy yang menyampaikan apa yang mereka inginkan untuk makan siang. Dia sadar sepenuhnya bahwa Ronny adalah koki pribadinya Yohanna
Andaikan bisnis keluarga Pangestu selalu dipegang oleh generasi sebelumnya dan tidak terbantu oleh kehebatan Yohanna, mungkin perusahaan itu sudah gulung tidak sejak lama. Kakeknya Yohanna sudah menyadari bahwa anak-anaknya tidak bisa diandalkan, maka dari itu dia sudah dari awal mendidik cucu-cucunya agar kelak bisa mengambil alih bisnis keluarga sedini mungkin, dan anak-anaknya bisa segera pensiun. Meski ini adalah tanggung jawab yang sangat berat, dia percaya cucu-cucunya pasti bisa berdiri dengan kedua kaki mereka sendiri. Apa boleh buat, keluarga Pangestu memang didominasi oleh perempuan, bukan laki-laki. Risa merasa beban berat yang dia tanggung langsung terangkat ketika akhirnya dia melahirkan Tommy. “Mama bukannya suka melukis, coba melukis saja. Kalau tahun baru sudah lewat dan udara mulai makin hangat, nanti aku bantu Mama buka pameran seni,” kata Yohanna. Sorot mata Risa langsung bercahaya mendengar saran dari anaknya. Dia hobi melukis dan memiliki prestasi yang cukup gemi
“Kamu juga sering bantu kakak iparmu jagain keponakannya?” tanya Yohanna terkejut. Meski Ronny saat ini bekerja sebagai koki pribadinya Yohanna, dia juga memiliki usahanya sendiri di Mambera. Yohanna kira setiap hari Ronny sibuk dengan usahanya, tetapi siapa sangka di tengah kesibukannya itu, dia masih meluangkan waktu untuk mengajak anak-anak bermain. Kalau keponakan yang dimaksud itu adalah keponakannya sendiri, wajah. Tetapi yang Ronny bicarakan ini adalah keponakan kakak iparnya. “Nggak sering juga. Di keluargaku kan banyak orang. Kalau Russel lagi datang main, pasti yang lebih tua pada berebut mau main sama dia. Aku cuma kadang-kadang saja ngajak dia main. Seperti yang pernah aku ceritakan. Aku punya banyak saudara kandung. Saudaranya papaku juga tinggalnya pisah-pisah, tapi rumah mereka nggak jauh, jadi mereka sering kumpul bareng untuk makan-makan atau cuma sekadar meramaikan suasana. Kurang lebih sama seperti keluarga kamu.” Suasana di keluarga Pangestu juga cukup meriah. Ke
Yohanna mencubit gemas pipi adiknya dan berkata, “Kamu kangen sama aku atau kangen sama Ronny? Aku baru turun dari mobil tapi kamu langsung tanya di mana Ronny.” Saat itu Ronny baru saja turun dari mobil yang ada di paling belakang. Kebetulan sekali dia juga mendengar Tommy yang bertanya di mana dia kepada kakaknya. Seketika Ronny pun tersenyum dan memanggil Tommy, “Hey, Tommy, aku di sini.” Tommy dan Christian spontan langsung menoleh ke asal suara itu. Saat mereka memastikan itu benar adalah suaranya Ronny, mereka langsung meninggalkan Yohanna dan berlari ke mendatangi Ronny. Hanya saja karena masih belum terlalu dekat, mereka masih tidak enak hati meminta Ronny memeluk. Namun Ronny seakan bisa membaca pikiran, tanpa berlama-lama langsung menggendong Tommy dan berputar-putar. Setelah Ronny menurunkan Tommy, kini giliran Christian yang digendong dan diajak berputar juga. Mereka berdua sangat senang bisa bertemu lagi dan bermain dengan Ronny. Dari kejauhan Yohanna menyaksikan intera
Namun Olivia justru malah bertanya, “Russel, kamu mau menemani Liam kerjain tugasnya? Anggap saja ini sebagai latihan menulis. Ingatan kalian berdua kan bagus, kalau kamu nulis banyak dan bisa ingat apa yang kamu tulis, di masa depan bakal berguna juga buat kamu, lho.” Tidak pernah ada salahnya mengerti sedikit tentang kesehatan dan ilmu kedokteran. Karena ditatap oleh tante dan teman baiknya, Russel secara tak terduga menerima tantangan itu. Biarlah, dia pikir, tidak ada ruginya juga menemani teman baiknya mengerjakan tugas. ***Sementara itu di Aldimo ….Kemarin malam baru saja turun salju yang sangat deras, maka dari itu hari ini di mana-mana dipenuhi dengan pemandangan jalan yang putih pekat. Di halaman rumah keluarga Pangestu, terlihat dua orang anak dengan pakaian tebal sedang asyik bermain dan membuat boneka salju. Mereka adalah dua anak penerus keluarga Pangestu. Tommy membuat boneka salju dengan ukuran yang sangat besar. Setelah boneka salju itu jadi, dia mundur beberapa l
Dalam hatinya Yose berkata “Stefan belajarnya cepat juga ternyata, padahal waktu itu dia yang datang berguru padaku.” Setelah sarapan, Mulan dan Olivia membawa anak-anak mereka untuk bermain di ruang tengah utama, semetara Yose harus berangkat ke kantornya untuk bekerja. Dengan hati yang sangat berat dia menyerahkan putri kesayangannya kepada Mulan, lalu meminta Mulan untuk mengantarnya sampai ke pintu depan. Setelah itu baru Yose berangkat kerja. “Dasar … anak sudah sebesar ini masih saja manja,” ujar Mulan mengeluhkan sikap suaminya kepada Olivia. “Romantis banget. Hubungan kamu dan Yose masih sama seperti waktu pertama kali kalian pacaran. Kalau bukan romantis, apa namanya? Kamu itu kan wanita idaman yang sudah Yose impikan selama belasan tahun, wajah saja kalau dia masih suka bersikap manja sama kamu.” Seketika rona wajah Mulan langsung memerah. Di saat itu juga, Dokter Panca baru datang sambil menggendong Tiano. Sally juga datang menggandeng dua anak lelakinya untuk meramaikan
Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua