Share

Bab 2022

Author: Anggur
"Masa Bram nggak tahu konsekuensinya? Kalau ayahnya sampai tahu, dia dan Amelia nggak akan bisa tenang," kata Olivia sambil tertawa kecil.

"Benar ini nggak ada hubungannya sama kamu? Terus kenapa kamu menghindar dan nggak berani menatapku langsung?"

Olivia meraih wajah tampan Stefan, memaksanya untuk bertatapan. "Stefan, kamu pernah janji nggak akan bohong lagi sama aku. Kalau kamu bohong lagi, kamu akan tidur di ruang kerja selama setahun."

“Aku nggak pernah bilang mau tidur di ruang kerja setahun," Stefan menjawab dengan rasa bersalah. Dia hanya berjanji tidak akan berbohong lagi, tetapi tidak pernah menyebutkan tentang tidur di ruang kerja selama setahun.

Bisa saja Stefan tidur di sana selama sehari. Akan tetapi setahun, itu tidak mungkin, bahkan sebulan pun tidak.

"Kamu memang nggak bilang, itu aku yang bilang. Kalau kamu bohong lagi dan aku tahu, kamu akan tidur di ruang kerja selama setahun. Jangan sentuh aku sama sekali."

Stefan tampak murung, "Sayang, Istriku, kamu tahu i
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3816

    Saat Sandy menuntun Russel pergi dan berpamitan dengan Olivia, tidak lupa dia turut menyapa Chintya, “Kak Chintya, aku ajak Russel pergi main dulu, ya.” Olivia mengangguk dan tersenyum, lalu dia berkata kepada Chintya, “Kita ikut ke sana juga, yuk.” Olivia tentu saja tidak bisa ikut bermain permainan yang ada di sana, tetapi setidaknya dia masih bisa melihat Russel bermain. Chintya dengan senang hati menemani. Dia juga memiliki sisi yang senang bermain-main. Maka, mereka berdua pun mengikuti Sandy di belakang. “Kamu rencananya kapan mau urus pernikahan sama Bram?” tanya Olivia.Dengan rona wajah merah tersipu malu, Chintya menjawab, “Bram sih berharap makin cepat makin baik. Sebenarnya aku merasa nggak perlu terlalu buru-buru, toh aku sama dia juga masih muda …. Tapi aku ikut keputusan dia saja. Semua keluargaku suka sama dia.” “Aku juga sudah dengar. Katanya Bram baik banget sama keluarga kamu. Papa Mama kamu juga enak untuk diajak ngobrol. Mereka sudah lama mau punya menantu.” K

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3815

    Hahaha, rupanya Olivia tamak juga. Dia baru mengandung setelah satu tahun menikah. Dia pun merasakan tekanan untuk segera memiliki anak, tetapi anak pertamanya belum lahir, dia sudah mengharapkan anak kedua. “Sayang, aku mau jalan-jalan keluar sebentar,” kata Olivia. “Aku mau sekalian cek Russel yang lagi main sama Sandy. “Minta Chintya temani saja, tapi jangan lupa nanti malam masuk ke rumah, ya. Begitu langit mulai gelap, angin juga pasti kencang. Kamu bisa kedinginan.” “Iya. Kan di rumah sendiri, ngapain kamu sampai khawatir begitu,” ucap Olivia sambil berjalan keluar dari ruang makan. Stefan yang dulu tidak banyak bicara. Tetapi Stefan yang sekarang jadi seperti ibu-ibu bawel di depan Olivia. Dia selalu saja mengoceh dan suka mengatur semua kegiatan Olivia. Chintya setuju untuk menemani Olivia berjalan-jalan di halaman rumah. Sejak datang ke Vila Permai bersama dengan Bram, Chintya hanya duduk menemani Nenek Sarah mengobrol. Dia belum sempat menikmati suasana musim dingin di v

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3814

    “Kamu kira aku ini apa bisa makan sebanyak itu. Kamu masaknya kebanyakan. Setiap lauk makan sedikit saja sudah kenyang, belum lagi masih ada sup semangkuk.” Olivia berdiri dan hendak membereskan peralatan makannya. Dia bersikeras tidak mau makan lagi, tetapi Stefan menghentikannya. “Biar aku yang bereskan. Kamu temani Nenek ngobrol saja. Oh ya, nanti malam Reiki dan Junia mau datang makan malam di sini.” “Nah, sup yang kamu bikin untukku dibagi saja untuk Junia juga.” Olivia senang sekali mendengar sahabatnya akan datang untuk makan malam bersama. Dengan begitu ada orang yang membantunya menghabiskan semua makanan itu. Mertua Olivia tidak akan bersikap keras dan suka mengatur-atur seperti kakak sepupunya Reiki. Oh, sekarang kakak sepupunya Reiki sudah tidak terlalu keras terhadap Junia. Perut Junia sedikit lebih besar dari Olivia, dia sudah hamil satu bulan lebih awal. Kakak sepupunya Reiki bilang dengan kandungan sebesar itu, Junia sudah tidak perlu lagi mengonsumsi makanan nutri

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3813

    “Orang lain kalau lagi mengandung badannya gemuk-gemuk. Coba lihat Olivia, kamu cuma bisa bikin perutnya saja yang besar, tapi badannya kurus begitu.” “... Nenek sendiri yang langsung manggil dia begitu lihat dia turun, kenapa malah jadi aku yang salah.” Sarah adalah contoh sempurna orang yang perbuatan dan ucapannya tidak selaras. “Nek, ini bukan salahnya Stefan. Aku bukannya kurus, kok. Aku cuma nggak terlalu gemuk saja. Lagi pula aku juga nggak mau terlalu gemuk, nanti kalau obesitas malah repot,” ucap Olivia membela suaminya. Olivia selalu teringat dengan kakaknya ketika dia baru melahirkan Russel. Odelina tidak menjaga tubuhnya dengan baik dan menyebabkan dia menderita obesitas. Olivia tidak ingin dirinya menjadi seperti itu, meskipun Stefan tidak akan menceraikan dia seperti apa yang Roni lakukan kepada Odelina. Olivia bukannya tidak percaya dengan Stefan, dia hanya ingin menjadi ibu yang cantik. “Kamu nggak gemuk, kok. Kamu tetap harus makan sebanyak mungkin. Sudah, ayo cep

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3812

    Olivia spontan tertawa lepas, dan Chintya juga tak bisa menahan tawanya. Bram juga ingin tertawa bersama mereka, tetapi dia takut Nenek Sarah akan membalasnya nanti, jadi dia terpaksa menahannya. Merasa dipelototi oleh mertuanya, Dewi menegakkan postur tubuhnya dan berkata dengan lantang, “Mama kenapa pelototi aku begitu. Apa yang aku bilang benar, ‘kan. Mama nggak begitu karena memang nggak ada kesempatan. Coba saja kalau Mama punya anak atau cucu perempuan, Mama pasti bakal lebih sayang sama dia.” Karena tidak berkesempatan untuk lebih menyayangi anak atau cucu perempuan, makanya Sarah selalu menyayangi cucu-cucu lelakinya. Sarah menepuk menantunya dan bersungut, “Aku nggak punya cucu perempuan juga gara-gara kalian. Nggak cuma kamu saja, tapi yang lain juga lahirnya anak laki-laki. Padahal punya cucu perempuan itu menggemaskan banget, tapi kalian nggak kasih aku. Coba lihat, tuh, Audrey. Dia lucu banget, ‘kan. Setiap kali ketemu dia, aku mau bawa dia pulang biar aku yang rawat. Se

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3811

    “Eh, Olivia sudah bangun,” sapa Nenek Sarha sambil melambaikan tangannya meminta Olivia untuk mendekat. Sebenarnya tanpa perlu dipanggil pun, setiap kali Olivia turun dan melihat Sarah dan Dewi sedang duduk di ruang tengah, dia pasti akan langsung menghampiri dan mengobrol dengan mereka. “Halo, Nek. Halo, Ma.” Olivia menyapa mereka berdua dengan lembut, tidak lupa dia juga menyapa Bram dan Chintya. Bram menganggukkan kepalanya sebagai balasan, dan Chintya juga tersenyum ke arahnya. “Lama nggak ketemu, Olivia,” ucap Bram. matanya tertuju kepada perut Olivia yang membesar, dan dia bertanya, “Kapan lahiran?” “Prediksi di akhir bulan Mei.” “Wah, berarti tinggal beberapa bulan lagi, ya,” ucap Chintya tersenyum sembari menghitung waktu. Dia seperti ingin mengatakan sesuatu saat melihat perut Olivia, tetapi dia tidak jadi mengatakannya. Olivia pun duduk di seberang Nenek Sarah, persisnya di sebelah Dewi. di sofa yang panjang itu sudah tidak ada tempat lagi untuk Stefan, jadi Stefan duduk

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status