MasukKatarina mendesah dan berkata lirih, “Kalau cuma gara-gara itu, aku berharap mereka bukan benar-benar putus kontak. Keluarganya Kak Joshua sudah nggak suka sama Kak Bella. Kalaupun Kak Joshua mau mempertahankan Kak Bella dan sampai menikah, Kak Bella bisa dibenci sama mertuanya. Rumah tangga yang kayak begitu biasanya nggak akan bisa hidup bahagia, kecuali mereka tinggal pisah rumah sama mertua. Tapi apa pun keadaannya, suami tetap harus membela istri tanpa syarat apa pun. Kalau nggak begitu, pasti bakal bertengkar. Kalau sudah ribut setiap hari, hubungan yang awalnya sedekat apa pun pasti bakal retak juga.” “Kamu bisa berpikir sampai ke situ, tapi kenapa kamu tetap menyarankan mereka untuk tetap bersama? Apa kamu khawatir mau yang dijodohkan?” “Kamu berharapnya begitu, ‘kan? Nggak usah menjunjung diri sendiri terlalu tinggi. Aku dulu memang suka sama kamu, tapi kamu bilang suka sama cewek lain. Hubungan kita sudah selesai. Sekarang kita paling jauh cuma sebatas teman. Aku masih teta
Joshua sudah berusaha sebisa dia untuk membantu keluarganya Bella. Orang tua Joshua yang merasa usaha keluarga Bella mulai terpuruk dan akan menghambat Joshua, makanya mereka tidak lagi mendukung hubungan Joshua dengan Bella. Setiap hari ibunya Joshua selalu mengoceh sampai Joshua muak mendengarnya. Namun dia juga tidak tahu harus berbuat apa di situasi tersebut. Ditambah lagi Joshua sedang dibuat bimbang oleh perasaannya sendiri. Joshua bingung apakah dia menganggap Bella sebagai pasangan atau hanya sebatas teman.Di tengah kekalutannya itu, Joshua diutus oleh perusahaannya untuk pulang dan mengambil alih cabang bisnis di Harsa. Joshua bermaksud menggunakan kesempatan ini untuk menenangkan diri, sembari memastikan lagi apakah dia sungguh-sungguh mencintai Bella, atau hanya menganggapnya sebagai teman? Ketika mendengar Katarina akan menjodohkan Bella dengan kakak sepupunya, Joshua panik dan takut kehilangan Bella. Namun ini justru memberi pencerahan atas pertanyaannya. Dari reaksi ya
Setelah percakapannya dengan Bella berakhir, Katarina langsung memelototi Joshua. Joshua yang tidak tahu apa salah dia lantas menatap Katarina kebingungan dan bertanya, “Katarina, kenapa kamu lihat aku kayak begitu? Aku ada salah apa?” “Nggak ada salah apa-apa. Aku akhirnya mengerti kenapa Kak Bella kecewa banget dan bilang aku dipercayakan ke Kak Joshua segala. Kak Joshua masa nggak mengabari Kak Bella sedikit pun? Telepon nggak ada, kirim chat juga nggak ada, tapi malah post story. Kalau Kak Bella blok Kak Joshua, dia nggak tahu apa-apa.” “Seharusnya dia nggak mungkin blok aku juga, ‘kan? Kalau iya ….” Seketika itu Joshua sungguh tidak tahu harus berkata apa lagi. Samuel yang turut mendengar percakapan mereka dapat memastikan kalau Joshua ini adalah tipe orang yang plin-plan dalam hubungan. Orang seperti itu mungkin tidak akan menjadi ancaman yang terlalu besar bagi Samuel. Walau demikian, bukan berarti Samuel boleh lengah. Dia tetap harus mewaspadai Joshua dan menganggap dia seba
Joshua tidak berkomentar, melihat dari tadi Katarina selalu melindungi Samuel. Mereka bertiga makan sembari mengobrol, tetapi sebagian besar hanya Katarina dan Joshua saja yang berbicara. Samuel hampir tak berkata apa-apa. Dia hanya sesekali berbicara singkat dengan Katarina dan menambahkan komentar. “Kriing ….” Ponsel Katarina berbunyi menerima panggilan dari Bella. Dia pun berkata kepada Joshua, “Kak Bella telepon. Dia pasti mau tanya Kak Joshua sudah sampai atau belum.” Senyuman di wajah Joshua terlihat sedikit meredup. “Waktu pesawat baru mendarat, aku post di story, seharusnya dia sudah tahu.” Katarina memelototi Joshua dan mengangkat panggilan dari Bella. “Kak Bella, aku baru saja jemput Kak Joshua. Dia sudah mendarat dengan selamat, kok.” Begitu panggilan tersambung, Katarina langsung memberi tahu Bella kalau dia sudah menjemput Joshua agar Bella merasa tenang. “Oh, aku nggak tanya soal dia, sih. Aku pikir mumpung lagi akhir pekan, kamu ada waktu untuk ngobrol-ngobrol san
Samuel tersenyum sambil meraba hidungnya Katarina. “Katarina, terima kasih, ya. Kalau soal perasaan, memang cuma kamu yang bisa membantu.” Sudah dua kali Joshua meraba kepala Katarina, apalagi dengan gerakan yang terlihat begitu mesra bagi Samuel. Samuel sudah tidak sabar untuk memotong tangan Joshua dan dijadikan makanan anjing. Samuel saja belum pernah menyentuh kepala Katarina sekali pun. Dia paling jauh hanya pernah bergandengan tangan. Saat Katarina sedang menyamar menjadi Rubah, Samuel pernah bertarung dengannya. Mereka melakukan kontak fisik cukup dekat, tetapi tidak dengan cara yang mesra. Samuel cemburu setengah mati, tetapi dia masih bisa menahan diri utuk tidak menyerbu Joshua. Ibunya Joshua dan ibunya Katarina adalah teman dekat. Wajar saja jika Katarina sudah lama kenal dengan Joshua. Sekarang Samuel sedang berada di situasi yang tidak menguntungkan, jadi dia tidak bisa beraksi sembarangan. Tidak hanya harus menahan diri untuk tidak menerjang Joshua, Samuel juga harus
Pria yang Katarina cintai adalah Samuel, bukan Joshua. “Kita dan Kak Bella adalah sahabat. Kalian berdua adalah kakakku, dan akan selamanya seperti itu bagiku.” Katarina dengan sengaja menegaskan kata kakak. Katarina sungguh-sungguh menganggap mereka berdua sebagai kakaknya. Dari dulu Katarina tidak pernah berpikir untuk berpacaran dengan Joshua. Begitu pun sekarang, dan di masa mendatang. Pemikiran para senior di keluarga masing-masing mengutamakan keuntungan bersama, tetapi mereka tahu bahwa pria yang dicintai oleh Katarina adalah Samuel. Keluarga Adhitama juga lebih baik dari keluarganya Joshua, dan tentu lebih cocok untuk Katarina. Jika Katarina menikah dengan Joshua, maka dia hanya akan dimanfaatkan oleh mereka. Doha Group juga kemungkinan harus membantu mereka keluar dari jurang kemiskinan. Sebaliknya, jika Katarina menikah dengan Samuel, dia tidak perlu khawatir dimanfaatkan, dan tidak perlu juga membantu siapa pun terbebas dari kemiskinan karena keluarga Adhitama lebih kaya







