Share

Bab 3000

Author: Anggur
“Tante, Mama kedinginan di sini. Anginnya juga sangat kencang. Bahkan aku hampir tertiup angin setelah keluar dari pesawat,” ujar Russel dengan nada berlebihan.

“Kalau begitu, kamu harus menambah lapisan pakaianmu. Jangan sampai kamu tertiup angin. Nanti, Tante bingung mau mencarimu ke mana.”

Russel langsung tertawa lalu berkata, “Tante, aku bohong, kok. Anginnya memang besar, tapi tetap nggak bisa menghempas tubuhku. Lagi pula, aku kan sudah besar, jadi aku nggak mungkin bisa tertiup angin.”

“Tapi, di sini benar-benar dingin. Kata Mama, di sini sering turun salju. Tapi, hari ini saljunya nggak turun.”

Cianter memang lebih dingin daripada Mambera. Untung saja, Olivia memasukkan banyak pakaian tebal di koper Russel.

“Om Daniel dan aku sudah berada di dalam mobil baru Mama. Pemanasnya sudah hidup, jadi aku nggak kedinginan lagi. Selain itu, Om Daniel juga memelukku yang membuat tubuhku terasa hangat.”

“Oke, jangan lupa untuk pakai mantelmu setelah turun dari mobil. Tante juga sudah mem
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3820

    Stefan tidak akan melakukan hal seperti itu. “Ini pertama kali aku menikah. Aku masih belum punya pengalaman, jadi nggak ada salahnya tanya-tanya supaya aku ada gambaran,” kata Bram tersenyum. Stefan menoleh ke arahnya dan tersenyum balik. “Memangnya kamu mau menikah berapa kali? Waktu itu aku juga belum ada pengalaman apa-apa, baru pertama kali aku ke kantor catatan sipil. Waktu itu aku sama Olivia juga menikahnya kilat. Aku dan dia masih belum saling kenal, dan setelah menikah, aku bahkan lupa kalau sudah menikah sama dia. Kamu masih mending dari aku, setidaknya kalian berdua sudah saling suka, jadi hubungan kalian punya fondasi yang kuat.” Bram terekeh. Dia menyusul Stefan dari belakang dan merangkulnya. Sembari berjalan dia berkata, “Kan kamu sudah duluan, aku bisa jadikan pengalaman kamu sebagai pelajaran biar nggak melakukan kesalahan yang sama.” “....” “Sekarang kan kamu dan Olivia kelihatannya bahagia banget sampai orang lain iri sama kalian. Aku mau meniru kamu, supaya or

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3819

    Stefan dan Bram baru saja keluar dari rumah, dan di belakang mereka diikuti oleh dua orang pelayan rumah. Setiap pelayan itu membawa nampan besar yang berisikan berbagai macam makanan. Penglihatan mereka berdua sangat tajam. Hanya dalam sekejap saja mereka sudah melihat istri mereka masing-masing yang sedang duduk di kejauhan sana. Tak perlu ditanya, Stefan pasti sudah menduga Olivia lelah karena sudah berjalan cukup jauh. Dulu Stefan memiliki seorang karyawan perempuan yang sedang mengandung. Usia kehamilannya sudah cukup tua, dan dengan perut yang besar itu pun dia tetap datang bekerja. Tugasnya juga hanya diberi keringanan sedikit saja. Karena melihat karyawan itu tetap bekerja dengan gigih meski sedang mengandung, Stefan mengira kalau mengandung anak itu adalah sesuatu yang mudah. Stefan tidak pernah menempatkan dirinya sebagai karyawan tersebut. Karyawan itu tetap bekerja karena jika dia mengambil cuti hamil, bisa saja pekerjaannya akan diambil alih oleh orang lain, dan dia akan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3818

    “Iya juga, ya. Banyak saudara, berarti kemungkinan untuk dapat anak perempuan juga tinggi. Tapi pasti bakal lebih asyik kalau anak perempuan itu anak sendiri,” kata Chintya terkekeh. “Semua orang pasti sayang sama anak kamu, mending begitu daripada kamu yang sayang sama anak orang lain.” “Benar juga apa yang kamu bilang. Tapi nggak tahu apa aku dan Stefan bisa punya anak perempuan,” ujar Olivia sambil tersenyum. “Zaman sekarang sudah maju, punya anak mau jenis kelamin apa bisa diatur sesuai diet sama pola makan yang sesuai dan bantuan teknologi,” kata Chintya, tetapi mengingat apa yang sebelumnya Sarah katakan, dia pun berkata, “Tapi sudahlah, orang luar lebih baik nggak perlu ikut campur sama urusan keluarga Adhitama. Kalau sampai kejadian lagi … kasihan anaknya.” Mungkin keluarga Adhitama memang sudah ditakdirkan untuk menjadi kuil biarawan, yang khusus menampung laki-laki saja. Jika dipaksakan memiliki anak perempuan dengan bantuan teknologi medis seperti bayi tabung atau semacam

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3817

    “Jadi, kira-kira kalian mau urus pernikahan sipilnya sebelum pergantian tahun?” “Iya,” angguk Chintya. “Kurang lebih besok jam sembilan pagi berangkat ke kantor catatan sipil untuk urus.” “Selamat, ya, Chintya. Kamu pasti bahagia menikah sama Bram. Nggak perlu khawatir dia berubah. Seumur hidup dia pasti bakal sayang sama kamu seorang,” ujar Olivia dengan bahagia. “Olivia, aku juga percaya itu. Aku paling terharu waktu dia bilang cuma tertarik sama aku saja. Seperti kamu bilang tadi, aku nggak perlu khawatir dia mendua ke cewek lain. Dia nggak mungkin tertarik sama siapa pun selain aku.” Chintya sudah tahu kalau Bram memiliki kelainan, tetapi dia bisa menerima kelainan itu. Ditambah lagi setelah mengenal Bram secara pribadi, mereka berdua sangat akrab. Setiap sisi yang Bram tunjukkan selalu membuat Chintya tertarik kepadanya. Bram adalah suami idaman yang selama ini Chintya harapkan. Semua anggota keluarga Chintya sudah pernah bertemu langsung dengannya. Ayahnya bahkan sampai jauh

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3816

    Saat Sandy menuntun Russel pergi dan berpamitan dengan Olivia, tidak lupa dia turut menyapa Chintya, “Kak Chintya, aku ajak Russel pergi main dulu, ya.” Olivia mengangguk dan tersenyum, lalu dia berkata kepada Chintya, “Kita ikut ke sana juga, yuk.” Olivia tentu saja tidak bisa ikut bermain permainan yang ada di sana, tetapi setidaknya dia masih bisa melihat Russel bermain. Chintya dengan senang hati menemani. Dia juga memiliki sisi yang senang bermain-main. Maka, mereka berdua pun mengikuti Sandy di belakang. “Kamu rencananya kapan mau urus pernikahan sama Bram?” tanya Olivia.Dengan rona wajah merah tersipu malu, Chintya menjawab, “Bram sih berharap makin cepat makin baik. Sebenarnya aku merasa nggak perlu terlalu buru-buru, toh aku sama dia juga masih muda …. Tapi aku ikut keputusan dia saja. Semua keluargaku suka sama dia.” “Aku juga sudah dengar. Katanya Bram baik banget sama keluarga kamu. Papa Mama kamu juga enak untuk diajak ngobrol. Mereka sudah lama mau punya menantu.” K

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3815

    Hahaha, rupanya Olivia tamak juga. Dia baru mengandung setelah satu tahun menikah. Dia pun merasakan tekanan untuk segera memiliki anak, tetapi anak pertamanya belum lahir, dia sudah mengharapkan anak kedua. “Sayang, aku mau jalan-jalan keluar sebentar,” kata Olivia. “Aku mau sekalian cek Russel yang lagi main sama Sandy. “Minta Chintya temani saja, tapi jangan lupa nanti malam masuk ke rumah, ya. Begitu langit mulai gelap, angin juga pasti kencang. Kamu bisa kedinginan.” “Iya. Kan di rumah sendiri, ngapain kamu sampai khawatir begitu,” ucap Olivia sambil berjalan keluar dari ruang makan. Stefan yang dulu tidak banyak bicara. Tetapi Stefan yang sekarang jadi seperti ibu-ibu bawel di depan Olivia. Dia selalu saja mengoceh dan suka mengatur semua kegiatan Olivia. Chintya setuju untuk menemani Olivia berjalan-jalan di halaman rumah. Sejak datang ke Vila Permai bersama dengan Bram, Chintya hanya duduk menemani Nenek Sarah mengobrol. Dia belum sempat menikmati suasana musim dingin di v

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status