Odelina tahu apa yang ditertawakan adiknya. Dia berkata, “Aku nggak peduli apa mereka bisa akur. Setelah bercerai, aku nggak ada hubungannya lagi dengan Roni.”Dia diam sebentar, lalu berkata lagi, “Kurasa mereka nggak akan bisa tenang.”“Itu bagus. Mereka pantas mendapatkannya!”Olivia akui, pikirannya memang agak jahat saat ini. Dia berharap, setelah bercerai, hidup Roni dan satu keluarganya tidak tenang.Dia harap Yenny lebih berani dan membuat satu keluarga Pamungkas menjadi kacau. Dia harap wanita itu bisa menghadapi Shella.Odelina tidak mengangkat telepon Shella dan sudah mem-block akun WhatsApp-nya, jadi Shella mengirimkan pesan padanya. Nomor yang masih Odelina simpan hanya nomor Roni, untuk membahas masalah perceraian.Setelah mendapatkan buku cerai, Odelina juga akan mem-block akun WhatsApp pria itu.Setelah menerima pesan dari Shella, Odelina juga hanya membacanya dan langsung menghapusnya.Lalu, dia memasukkan nomor wanita itu ke daftar hitam. Dia tidak ingin menerima tele
Meskipun Stefan diajarkan untuk mandiri sejak kecil, dia tidak pernah menjadi tukang bersih-bersih.Namun, dia tidak kesal saat disuruh-suruh oleh istrinya, malahan sangat bersedia.“Oke, aku akan langsung ke sana setelah pulang kerja. Kamu nanti kirim alamat rumah yang disewa kakakmu ke aku, lalu jangan lupa memasak makanan untukku.”“Oke.”“Stefan, makasih,” ujar Odelina pada adik iparnya.Kalau bukan karena adik dan adik iparnya ini selalu membantu dan mendukungnya dari belakang, dia juga tidak mungkin bisa mencapai kesepakatan dengan Roni dan bercerai secara damai dalam waktu sesingkat ini. “Kak, kita ini satu keluarga. Kakak nggak perlu sungkan.”Odelina masih sangat berterima kasih. Setelah teleponnya dimatikan, dia berkata, “Oliv, Stefan ini pria yang sangat baik. Kamu harus memperlakukannya dengan baik.”“Kak, telingaku sudah muak mendengarnya. Tolong lepaskan telingaku.”Setiap kali pasti bilang hal yang sama.Odelina juga tertawa. Dia terbiasa mengatakannya.Sepuluh menit ke
Olivia ingin tahu, berapa banyak uang yang Rita berikan pada kakeknya, agar kakeknya mau membantu membujuk Odelina, agar mereka tidak harus memberi Odelina 2 miliar?Kalau tidak sampai 50 juta ke atas, kakeknya mungkin tidak akan menyetujuinya.Rasain, tuh.Olivia juga sangat berharap Rita menemui kakeknya lagi, untuk meminta uangnya kembali. Kemudian, kedua keluarga itu akan bertengkar.Dia semakin jahat sekarang. Apa suaminya akan tidak menyukainya kalau dia seperti ini?“Ma.” Roni cepat-cepat menghampiri Rita, menarik ibunya, lalu menoleh ke ayahnya dan berkata, “Pa, tolong awasi Mama.”Rita melepaskan tangannya, lalu mencubit lengannya sambil berkata, “Semua gara-gara kamu. Kamu yang menghancurkan rumah tanggamu yang awalnya masih baik-baik saja.”Setelah itu, dia duduk di tanah, memukul tanah dan menangis di depan putranya.Roni saja malu melihat ibunya begitu.Raut mukanya sangat masam.Andi datang dan menarik istrinya untuk bangun. Raut mukanya juga sangat masam. Dia berkata pad
“Ke depannya, kalau kalian ingin bertemu dengan Russel, telepon saja aku. Aku akan mengantar Russel ke rumah orang tuamu. Tapi, kalian harus mengantarnya pulang tepat waktu.”Odelina sudah berjanji pada Yenny akan hal ini. Dia tidak akan menggunakan anaknya untuk merusak hubungan antara Yenny dengan Roni.Dia akan berusaha sebaik mungkin untuk tidak bertemu dengan Roni setelah bercerai.Roni tidak keberatan.“Sekarang, kita pergi ke kantor pengadilan resmi untuk mengurus prosedur perceraian. Aku izin sebentar hari ini, jadi harus kembali ke kantor setelah selesai mengurusnya.” Roni juga merasa sangat tenang saat ini.Odelina kembali ke mobil adiknya dan pergi bersama adiknya ke kantor pengadilan negeri.Roni membawa orang tuanya dan ikut di belakang mobil Olivia.Rita masih menangis sebentar di dalam mobil.Setelah ditegur oleh suaminya, dia akhirnya sadar kalau hal ini tidak bisa diganggu gugat lagi. Dia menyeka air matanya dan berkata pada putranya, “Nanti setelah mengurus perceraian
Rita berkata dengan sedih, “Kamu baru bercerai dan memberi uang sebanyak itu untuk Odelina. Setidaknya, Odelina melahirkan seorang anak untukmu, jadi nggak apa-apa diberikan padanya. Meskipun Mama sangat menyayangkan uang itu, nggak bisa diapa-apakan lagi. Setelah itu, kamu masih mau mengadakan resepsi pernikahan lagi, masih mau memberi uang mahar lagi. Harus keluar uang banyak lagi. Kamu pikir kamu punya bank?”“Ma, tenang saja, aku akan mengeluarkan uangku sendiri untuk pernikahanku dengan Yenny ini. Nggak akan meminta uang dari Mama dan Papa.”Kalaupun tidak meminta dari mereka, Rita juga sayang memikirkannya.Dia jadi teringat bagaimana dirinya begitu bodoh, pergi ke rumah keluarga Hermanus dan meminta keluarga wanita itu untuk membujuk Odelina agar tidak bercerai. Dia sudah menghabiskan beberapa puluh juta untuk hal itu. Dia rasanya ingin sekali mengambil batu dan memukul kepalanya sendiri. Mengapa dia bisa melakukan hal yang begitu bodoh?Setelah putranya menyelesaikan prosedur p
“Barang-barang elektronik juga bukan kamu semua yang beli. Jangan asal bawa, ya.”Rita masih takut Odelina akan membawa pergi alat-alat elektronik yang mereka beli.“Tante, tenang saja. Aku nggak akan menyentuh apa yang bukan kubayar pakai uangku. Kalau kalian melihat ada yang kurang, kalian bisa mencariku.”Rita mendengus dingin dan tidak mengatakan apa-apa lagi.“Kring. Kring. Kring.” Ponsel Roni berdering.Itu telepon dari bosnya. Dia langsung menjawabnya.Entah apa yang dikatakan bosnya itu padanya, raut muka Roni berubah muram. Dia berkata berulang kali, “Pak, urusanku sudah selesai. Aku akan kembali ke kantor untuk mengurusnya. Kenapa mereka semua membatalkan pesanannya? Pak, jangan khawatir. Aku akan segera mengatasinya dan menarik kembali pesanan-pesanan itu.”Setelah mematikan telepon, Roni berkata pada orang tuanya, “Pa, Ma, aku ada urusan penting di kantor, jadi aku pulang ke kantor dulu. Kalian naik taksi saja pulangnya.”Lalu, dia berkata pada Odelina, “Odelina, malam ini
Olivia memarkir mobilnya.“Oliv, apakah semuanya berjalan dengan lancar?” tanya Junia dengan peduli.Olivia tersenyum dan berkata, “Semuanya lancar.”Odelina turun dari mobil, mengeluarkan kartu akses kompleksnya, menggunakan kartu itu sambil berkata pada satpam, “Aku mau pindah rumah, dan orang-orang ini datang untuk membantu.”Melihat begitu banyak orang di depan pintu masuk kompleks, satpam itu berkata pada Odelina, “Ini mau pindah rumah atau menghancurkan rumah? Mereka bawa banyak alat seperti itu. Habis pindah mau didekorasi ulang, ya?”“Iya, mau didekorasi ulang.”Namun, dekorasi ulang nanti tidak akan memakai uangnya lagi.Satpam itu pun tidak bertanya lebih lanjut.Asalkan mereka datang bukan untuk berkelahi.Lalu, mereka semua pun masuk ke Astute Residence dengan percaya diri, karena ada Odelina yang membawa mereka.“Odelina, untuk apa kamu membawa begitu banyak orang kemari?” tanya seseorang yang kenal dengan Odelina ketika mereka saling menyapa.Odelina tersenyum dan berkata
“Kamu. Bukannya kamu supir pengganti itu?” Olivia sangat terkejut saat mengenali Dimas.Dimas tersenyum polos dan berkata, “Aku memberi kartu namaku pada suamimu, dan bilang padanya kalau butuh bantuanku, hubungi saja aku. Asalkan bayarannya sesuai, aku bisa melakukan apa saja.”Olivia pikir, supir pengganti juga bukan setiap hari ada kerjaan. Lebih baik mengerjakan yang lain saat ada waktu luang daripada menganggur di rumah. Dia tidak mencurigai Dimas.“Maaf ya, merepotkan.”“Nggak repot, kok. Aku dibayar untuk melakukannya,” ujar Dimas, lalu segera mengangkat sofa keluar bersama satu orang lainnya.Junia bertanya pada Olivia, “Kamu kenal dengan orang itu?”“Iya, dia tinggal di Lotus Residence. Aku pernah beberapa kali bertemu dengannya. Dia biasanya kerja jadi supir pengganti. Stefan pernah dua kali minum sampai mabuk, dan selalu dia yang mengantar Stefan pulang.”“Aku nggak tahu dia juga ada kerjaan lain. Aku akan meminta kartu namanya nanti. Besok-besok kalau butuh, aku akan memint
“Terima kasih banyak atas perhatiannya, Non Yohanna. Nenekku sudah berumur 80 tahun lebih, tapi badannya masih segar bugar dan nggak masalah bepergian naik pesawat. Tapi masalahnya anggota keluargaku terlalu banyak, rasanya nggak enak kalau kami semua datang,” kata Ronny. “Atau begini saja, aku coba bilang ke mereka kalau tahun ini aku nggak pulang. Kurasa mereka pasti bisa mengerti.” Sebelum menginjakkan kaki di Aldimo, Ronny sudah memikirkan soal ini. Begitu pun dengan para senior di keluarga Adhitama yang juga sudah mempersiapkan diri andaikan Ronny tidak bisa pulang untuk melewati tahun baru bersama. Di tahun depan, Ronny berniat untuk membawa Yohanna ke pulang ke Mambera untuk mengurus pernikahan mereka. Nenek Sarah memberi waktu satu tahun kepada Rony dan saudara-saudaranya. selama mereka memperlakukan calon istri mereka dengan baik, satu tahun sudah cukup untuk meluluhkan hati seorang wanita. “Soal gaji kerja di libur tahun baru, Non Yohanna sesuaikan saja dengan hari kerjaku
Christian tidak bersuara saat dia ditendang oleh Tommy, tetapi raut wajahnya tidak bisa menutupi rasa sakitnya. Christian mengira Tommy memang ingin belajar,bukan karena paksaan dari kakaknya. Yohanna sangat tegas dalam mendidik mereka, bahkan lebih tegas dari guru-guru mereka di sekolah. Para senior di keluarga saja sampai tidak berani ikut campur ataupun berkomentar di hadapan Yohanna. Tommy melampiaskan kekecewaannya ke nafsu makan. Dia makan banyak sekali, sampai-sampai Yohanna harus menghentikannya karena khawatir akan sakit perut. Tommy sengaja ingin membuat diri sendiri kekenyangan sampai sakit perut, karena dengan begitu dia punya alasan untuk kabur dari tugasnya. Setelah makan, Yohanna berkata kepada Ronny, “Ronny, habis istirahat siang, kamu bikinin dessert untuk bocah-bocah, ya. Oh ya, sisain sedikit untuk Dira juga. Dia paling suka sama dessert buatan kamu. Nanti malam aku nggak makan di rumah, kamu bebas mau pulang atau tetap di sini. Oh ya, aku mau diskusi tentang jadw
Yohanna menyudahi percakapan dia dengan teman baiknya dan masuk ke ruang makan. Dua adik dan ibunya sudah duduk di tempat mereka masing-masing. Di depan mereka sudah tersedia semangkuk sup hangat yang menunggu untuk segera dinikmati. Di tempat duduk yang biasa Yohanna tempati juga sudah tersedia semangkuk sup, sama seperti yang diberikan untuk yang lain, yang disajikan langsung oleh Ronny. Setelah Ronny memanggil Yohanna untuk makan, dia langsung kembali ke dapur karena di dapur masih ada dua lauk lagi yang harus dia masak agar hidangannya lengkap. Seusai makan siang, Yohanna beristirahat sejenak karena sebentar lagi dia harus segera kembali ke kantor. Sejujurnya Ronny juga sedikit lelah, tetapi dia masih harus melayani tunangannya itu, dan baru bisa benar-benar beristirahat ketika Yohanna sudah berangkat kerja. Di malam harinya, jika Yohanna tidak makan di rumah, Ronny diberi kebebasan untuk bekerja atau terus beristirahat karena keluarga Pangestu masih memiliki koki yang lain untuk
“Bawa juga suami kamu biar dia nggak salah paham. Takutnya nanti dia pikir kamu datang ke rumahku untuk selingkuh.” “... oke. Aku bakal ajak dia juga. Aku mau lihat cowok kayak apa sih yang punya suara merdu begitu. Seharusnya nggak jelek, ‘kan?” Setelah sejenak terdiam, Yohanna membalas, “Kayaknya mending kamu nggak usah datang, deh. Takutnya kalau kamu datang dan ketemu dia, kamu bakal menyesal sudah menikah karena kamu sudah nggak bisa lagi ngejar-ngejar cowok ganteng.” “Wah, berarti dia pasti ganteng banget, nih. Aku jadi makin nggak sabar main ke rumah kamu. Bisa bikin kamu ngomong begitu berarti dia pasti punya muka yang menarik. Yohanna, kalau kamu sudah nggak mau pakai koki yang ini lagi, jangan lupa kabari aku, ya. Biar aku yang pakai dia. Selama ada koki ganteng di rumahku, aku nggak bakal pernah kelaparan lagi.” “Untuk sekarang, aku masih bisa makan masakannya dia, masih belum muak. Dia memang dari dulu hobinya memasak. Mungkin di zaman dulu dia sempat hidup jadi koki bu
Masalahnya, dengan harta dan kedudukan yang ketua kelas miliki sekarang pun, jarak antara dia dan Yohanna masih terlalu jauh. Yohanna berpikir sejenak dan menjawab, “Ketua kelas kita mukanya yang kayak gimana? Aku nggak ingat sama sekali.” Ketika masih bersekolah, ada banyak sekali kaum pria yang berusaha mendekati Yohanna, tetapi Yohanna sedikit pun tidak memiliki perasaan terhadap mereka. Jadi setiap hari dia hanya memasang wajah yang kaku dan dingin. Dari situ dia mendapat julukan “Ice Princess”, dan makin sedikit orang yang berani mendekatinya. Karena terlalu banyak pria yang menyukainya, Yohanna tidak ingat seperti apa wajah mereka semua. Itu karena Yohanna tahu, mereka bukanlah pria yang dia inginkan. Jadi tidak aneh jika Yohanna tidak ingat seperti apa paras ketua kelasnya. “... ketua kelas kita itu dianggap sebagai cowok terganteng di kelas. Masa kamu nggak ingat? Kita kan sekelas sama dia selama dua tahun, lho,” ujar Ruth. “Cowok yang sekelas sama aku selama dua tahun kan
“Sebentar lagi kan tahun baru, yang tua-tua setiap hari kerjanya telepon aku minta aku cepat pulang. Makanya sekarang aku sudah pulang.” Setelah Ruth menjawab pertanyaan Yohanna, sekarang gantian giliran dia yang bertanya, “Kamu kan baru pulang dari perjalanan bisnis, masa sudah langsung ke kantor lagi tanpa istirahat? Kamu terlalu keras kerjanya, kan kamu punya banyak adik-adik yang bisa bantu kamu. Bagi saja tugas kamu sebagian ke mereka. Jangan semuanya kamu tanggung sendiri. Nggak perlu bikin capek diri sendiri.” Ruth sangat memedulikan Yohanna. Mereka berdua adalah teman baik, tetapi semenak Yohanna mengambil alih bisnis keluarga, mereka jadi jarang bertemu karena Yohanna terlalu sibuk. Sering kali mereka hanya berhubungan melalui chat untuk tetap menjaga pertemanan. Untung saja mereka adalah teman sekelas sejak SD. dengan pertemanan yang sudah terjalin selama bertahun-tahun, tentu tidak akan putus hanya karena Yohanna sibuk bekerja. Yohanna juga sering menjalin hubungan kerja
Yohanna harus membahas masalah pendidikan adiknya dengan kedua orang tuanya. Dia hanya punya satu adik kandung, jadi dia akan sangat mementingkan pendidikan adiknya. Sesibuk apa pun pekerjaan Yohanna, dia akan selalu meluangkan waktu untuk bertanya tentang kegiatan belajar adiknya. Apabila Tommy melakukan kesalahan dan malah dimanja oleh orang tuanya, maka Yohanna yang mau tidak mau harus memarahinya. Tidak peduli Tommy menangis atau merengek manja, kalau sampai Yohanna tahu adiknya bersalah, dia akan memberi pelajaran tegas agar kesalahan itu tidak terulang lagi. Lalu Yohanna juga akan menyuruh Tommy untuk menuliskan apa saja kesalahannya di atas kertas. Apabila orang tua atau om tante juga melindungi Tommy, mereka juga harus ikut menulis kesalahan mereka. Lihat saja siapa yang masih berani melindungi Tommy ketika dia berbuat kenakalan. Namun tentu Yohanna tidak akan menegur jika Tommy melakukan kenakalan kecil yang masih bisa diterima. Sebagai anak kecil, khususnya anak lelaki, waj
Yohanna spontan tersenyum mendengar ucapan manis adik-adiknya. “Berhubung kalian berdua sudah berbaik hati, kalau begitu aku panggil kakak-kakak yang lain untuk pergi belanja bareng. Siapkan dompet kalian, ya. Aku sudah lama nggak pergi belanja, lho. Kalau sudah pergi belanja nanti, apa pun yang aku suka langsung kubeli.” Kedua kakak beradik itu mengangguk, dan Tommy menyahut, “Biasanya Kak Yohanna sibuk kerja, jadi nggak ada salahnya sesekali belanja. Anggap saja waktu untuk bersantai.” Di antara semua anggota keluarga Pangestu, Yohanna memiliki pekerjaan yang paling sibuk dan paling melelahkan. Sejauh yang bisa Tommy ingat, dia tidak pernah satu kali pun melihat kakaknya pergi berbelanja atau pergi berlibur. Setiap hari dia harus bekerja di kantor, menemui klien, dan pergi dinas ke luar kota. Bahkan di akhir pekan pun Yohanna belum bisa bersantai. Terkadang dia masih harus menemani partner bisnis bermain golf, memancing atau berenang. Namun, hanya partner bisnis penting yang bisa
“Oke! Nanti aku beliin Kakak baju baru,” ucap Tommy. Tommy sama sekali tidak kekurangan uang saku. Ketika tahun baru tiba, para orang tua akan memberikan sejumlah uang yang dimasukkan ke dalam amplop merah. Sebagian yang itu Tommy serahkan kepada ibunya, dan sebagian lagi dia pakai sendiri untuk membeli barang apa pun yang dia inginkan. Dia juga sangat pandai dalam mencatat keuangannya, dia ingat untuk apa saja uangnya dipakai, atau barang-barang apa saja yang dia beli. Yohanna membungkukkan badannya sedikit dan mencubit pipi adiknya. Mata dan alisnya membentuk setengah lingkaran seperti sedang tersenyum. “Kamu belajar yang benar dan harus nurut sama aku saja aku sudah senang. Nggak perlu beliin aku baju baru. Aku punya uang untuk beli baju baru sendiri.” Di lemari baju Yohanna masih banyak baju baru yang bahkan belum sempat dia kenakan. Biasanya dia sehari-hari mengenakan jas kerja, dan hanya mengenakan pakaian santainya di akhir pekan atau ketika sedang beristirahat di rumah. Ibu