Share

Pernikahan Dini

"Yola kenapa ya, kok dia mendadak menghindari gue?" curhatan Jodi yang selalu ia tanyakan setiap bertemu Rara di sekolah.

"Cocok lah sama nama elo, Jodi. Jodoh di tinggal pergi. Hahaha." Rara tertawa jahat.

Ck, istri apaan tuh suami sengaja mancing nyebut nama cewek lain malah dia ketawain? cemburu kek biar usaha gue ada hasilnya, batin Jodi kesal karena umpan nya tidak di terima Rara sesuai harapannya.

Dua minggu sudah mereka menikah tetapi karena masih sekolah dan sama-sama tidak ingin dikeluarkan dari sekolah, maka keduanya bersikap seperti biasanya. Mereka sepakat untuk merahasiakan pernikahan mereka dari siapapun, termasuk sahabat terdekat mereka.

"Ra, nanti kita ambil buku nikah ke KUA, yuk? Babeh bilang katenye udah jadi," ajak Jodi.

"Gue sibuk," jawab Rara singkat.

"Sibuk apaan sih loe? Bentaran doang kok," Jodi merajuk layaknya anak kecil minta diberikan jajan.

Rara memang masih menyembunyikan kalau selain sekolah ia juga diam-diam menekuni bisnis jualan online. Awalnya iseng karena baju yang ia pakai di sukai oleh temannya sehingga lama-kelamaan ia berfikir untuk menjadi reseller dari supplier baju sehari-hari hingga akhirnya ia membuat akun sosmed khusus yang memasarkan produk yang ia jual. Bakat bisnis yang di warisi dari kedua orangtuanya sangat berpengaruh karena ia memiliki insting bisnis yang bagus.

Pernikahan nya dengan Jodi di sadari Rara karena keterpaksaan dari kedua belah pihak karena ia sudah jengah dengan kerinduan Jodi akan kejelasan statusnya bersama Yola, cinta pertamanya sejak kecil sekaligus sahabat dekatnya.

Rara bertekad kalau ia ingin menjadi wanita mandiri yang sukses dan akan berusaha mempersatukan Jodi dengan Yola kelak agar ia terbebas dari belenggu pernikahan dini yang kini mereka jalani.

"Roro Jonggrang! Loe ngapa sih beneran jadi candi?! gerak ngapa loe jangan kek patung Pancoran!" Jodi menggoyangkan tubuh Rara yang masih asyik melamun.

"Apaan sih Bang Jago!" ketus Rara menatap sengit ke arah Jodi.

"Nah, balik juga sukma loe. Hehehe." Jodi tertawa lepas.

"Asembarangan loe! Awas deh gue mau balik ke kelas!" hardik Rara seraya berjalan menuju kelasnya.

"Gue enggak bakalan lepasin loe kalau belum bilang iya kita ke KUA nanti pulang sekolah," ucap Jodi sambil menarik tangan Rara.

"Malu ih di sekolah ngomong kayak gitu!" Sungut Rara dengan suara pelan khawatir di dengar temannya.

"Mangkanya loe bilang iya aja biar gue lepasin." Jodi memainkan alisnya, menggoda Rara.

"Iya aja deh," ucap Rara lemas dan langsung melepas pegangan tangan Jodi.

"Nah, gitu dong baru istri gue," bisik Jodi di telinga Rara.

"Najis loe! Geli gue denger nye," sembur Rara yang melihat beberapa pasang mata melihat ke arah mereka.

Setelah menikah dengan Rara, kini Jodi semakin senang menggoda Rara. Entah mengapa rasanya melihat ekspresi kesal dan geram Rara tampak membuatnya semakin menggemaskan di mata Jodi.

FLASH BACK ON

"Woi, ngapain loe masuk kamar gue?!" bentak Rara melihat Jodi berada di kamarnya ketika ia baru keluar dari kamar mandi.

Melihat Rara hanya mengenakan handuk putih menutupi bagian sensitif tubuhnya membuat Jodi yang memang lemah jiwa mendadak pikirannya traveling mengikuti jejak ninja Hatori, mendaki gunung melewati lembah.

"Iye kan gue suami loe." Jodi cengengesan setelah dirinya tersadar.

"Apaaaa?!" Rara shock lalu berteriak kencang.

Sontak saja teriakan Rara menghebohkan seisi rumah yang saat itu berhamburan ke arah sumber suara, kamar Rara.

"Ada apaan Ra?" Halimah mengetuk pintu dengan panik.

Rara spontan berlari ke kamar mandi karena malu kalau harus menemui keluarga nya dalam kondisi setengah telanjang.

"Wah, loe apain si Rara? Sabar ngapa pelan-pelan masih banyak orang nih!" seloroh Rodiah heboh memukuli lengan Jodi.

"Muke gile loe! Gue kawinin loe bukan langsung di sosor aja tuh bini loe! Inget, loe bukan keturunan soang," cecar Rojak setengah menahan tawa melihat kekonyolan anaknya.

"Aduuhh jangan pada suudzon ngapa sama aye. Itu si Rara kaget liat aye ada dimari mangkanya die tereak," ucap Jodi menjelaskan.

"Yasalam," Rojak menepuk dahinya.

"Ingat, status kalian itu kawin gantung. Gue belum percaya lepas Rara sebelum dia belum lulus sekolah," sinis Sabeni menatap Jodi.

"Maaf Beh, aye tadi iseng kemari mau ledekin Rara. Hehehe." Jodi menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Et deh elo mah! Berguru dulu ame gue biar bini loe gak langsung tekdung ntar salah-salah loe berdua dikeluarin dari sekolah!" Rojak bersemangat. Sejak dulu kelakuannya memang sebelas dua belas dengan Jodi.

"Iiih, abang mah jangan ngajarin dulu, biarin nih bocah berdua belajar dulu nyang bener, bentaran lagi nih bocah pan mau lulusan." Rodiah menahan rasa kesal sambil menasehati Rojak yang selalu menganggap enteng setiap permasalahan.

"Ayo, loe keluar dari kamar anak gue!" Sabeni menarik telinga Jodi seraya mengajak keluar.

"Beh, ampun Beh! Adooohh si Rara juga kalau kesel suka jewer telinga aye ternyata ajaran dari Babeh ye. Hehehe." Jodi malah cengar-cengir tidak jelas.

"Loe jangan kebelet gitu dong ah!" Rodiah kini ikut mengomel kepada Jodi.

"Iye sementara ini loe berdua kagak satu rumah biar saling kenal aje dulu," ucap Rojak menjelaskan kepada Jodi agar tidak salah langkah.

"Ya tapi kan," kelit Jodi ingin protes.

"Loe udah sanggup kasih nafkah anak gue berapa juta perbulan? Jangan sembarangan loe nyosor anak gue!" Sabeni geram.

"Sabar Beni bin Sabeni, kite dulu juga pernah muda." Rojak membela Jodi.

"Iye loe tanya bini gue pernah gak dulu belum kawin die gue sosor ke kamarnya." Beni membela diri.

"Heh, anak loe ana anak gue udah sah, sah, sah." Rojak menginginkan status hubungan Jodi dan Rara yang kini resmi terikat tali pernikahan.

"Eh iya." Sabeni baru teringat. Senyumnya pun menjadi kecut.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status