Share

Bab 12

Penulis: Paviliun Angin
Mobil Maybach hitam berhenti di jalan raya di pintu belakang rumah sakit. Saat Wolter membuka pintu, Suzy melihat wajah Rob, mengenakan setelan hitam mewah, dan nafas dingin keluar, sangat bersahaja.

Saat di rumah Keluarga Calvin, dia tidak tahu bagaimana mengukur kekayaannya tapi sekarang, dia sudah tahu seberapa kuat latar belakang keluarga Calvin, dan juga menyadari bahwa Tuan Muda Calvin adalah seseorang yang tidak mampu dibeli.

Karena auranya yang kuat, Suzy dengan sadar membuka pintu depan disamping supir dan bersiap untuk duduk.

"Ke belakang!"

Ada perintah dingin dari kursi belakang, yang tidak bisa ditahan. Suzy segera pindah dan duduk di kursi belakang. Dengan jarak beberapa puluh sentimeter antara dia dan Rob, tanpa sadar dia meletakkan tangan kanannya di pintu mobil, mengurangi tekanan saat menghadapi pria ini ...

Dengan laptop di pangkuan Rob, ia melihat sekilas gerakan kecil Suzy dan mendengus pelan.

Mobil berjalan dengan mulus.

Rob menatap komputer sepanjang jalan, mengetik keyboard dengan ujung jarinya yang ramping, seolah-olah sedang sibuk dengan urusan pekerjaannya dan mengabaikan Suzy.

Suzy duduk dengan tenang, menahan nafas, menurunkan rasa gugupnya. Setelah beberapa saat, melihat Rob tidak bermaksud untuk meminta penjelasannya, dia perlahan-lahan mulai santai. Dia melihat ke samping ke pemandangan di luar jendela, sambil memikirkan rumah sakit mana orang tua angkatnya memindahkan neneknya.

Haicheng sangat besar dan memiliki banyak rumah sakit, tetapi tidak lebih dari sepuluh rumah sakit yang dapat menerima perawatan untuk nenek. Dia optimis akan menemukan ...

Suara rendah yang tidak senang tiba-tiba terdengar: "Aku memintamu untuk menunggu di villa, mengapa kamu datang ke rumah sakit?"

Suzy merasa dingin di sekujur tubuh, seolah terkunci oleh nafas dingin.

Dia menoleh.

Rob telah mengangkat matanya dari laptop, dan menatapnya dengan dingin, menunggunya untuk memberikan penjelasan yang masuk akal.

Menghadapi tatapannya yang tak terduga, Suzy tahu bahwa di depan pria ini, tidak ada kebohongan atau silat lidah yang akan membantu.

Dia hanya berkata dengan tulus: "Aku menerima telepon yang mengancam dari ibu angkatku, memintaku untuk memberikan uang mahar pernikahan kepadanya, atau ia akan menghentikan perawatan nenekku. Karena aku khawatir dengan keberadaan nenekku, makanya aku pergi ke rumah sakit."

Rob mengangkat alisnya sedikit dan tidak berkata apa-apa.

Suzy tahu bahwa dia bisa saja tidak percaya dengan ceritanya, dan ia memejamkan matanya, "Aku tidak pernah berpikir bahwa orang tua angkatku akan memberiku obat, lalu mengirimku ke rumah Keluargamu, dan bahkan sekarang mengancamku dan menjadikan jiwa nenekku sebagai sandera dan meminta uang dariku. Sekarang aku percaya, tidak semua orang yang tinggal satu atap dapat disebut keluarga. "

Pada akhirnya, Suzy mengatupkan bibir bawahnya.

Rob masih merasa ragu.

Dia telah membaca informasi Suzy dan mengetahui situasinya di rumah orang tua angkatnya.

Tapi bisakah aku percaya apa yang wanita ini katakan?

Rob mendengus ringan, "Kamu ingin memberitahuku bahwa kamu masuk ke rumah Keluarga Calvin diluar keinginanmu dan kamu merasa teraniaya?"

"Lalu menurutmu, aku sengaja menjual diri dengan kesedihan?" Suzy bertanya balik, membalas keragu-raguan Rob.

Dia tidak bisa menahan kekesalannya lagi, ini semua urusannya sendiri, apa gunanya memberitahu lelaki ini, bisakah dia mengharapkan lelaki ini untuk mengasihani dirinya?

Memikirkan hal itu, Suzy hanya bisa menggigit bibirnya dan berhenti berbicara.

Menyikapi kesunyian itu, Rob merasa sedikit salah tingkah, dan dengan suara gemerincing, dia menutup laptop di pangkuannya.

Dia berkata dengan dingin: "Dengar, aku tidak peduli bagaimana kamu memasuki rumah Keluarga Calvin, karena aku sudah setuju untuk tinggal denganmu, tetapi kamu harus mau bekerja sama! Sebelum pergi keluar rumah, perkataan dan perbuatanmu harus sesuai dengan identitasmu sebagai Nyonya Robert Calvin!"

Menyadari peringatannya, Suzy sedikit mengernyit, "Aku akan bekerja sama dengan baik, tapi—"

Dia mengangkat wajah dan menatapnya dengan mata tegas, "Jika sesuatu terjadi pada nenekku, aku tidak akan pernah duduk dan menonton."

Begitu ia selesai berbicara, tekanan udara di mobil langsung dingin. Ekspresi Rob suram, dan mata dinginnya tertuju pada wajahnya.

Wolter, yang sedang mengemudi, tiba-tiba merasakan hawa dingin datang dari punggungnya, dan dia tiba-tiba merasa tidak senang.

Tuan Muda Calvin marah!

Suzy menatap mata berbahaya pria itu dan menyadari bahwa dia sedang mencabut rambut di kepala singa. Auranya terlalu kuat dan membuat orang sulit bernafas. Tapi dia tidak bisa menolaknya.

Nenek adalah pusat hidupnya, lelaki ini harus memenuhi permintaannya!

Suzy memberanikan diri berkata: "Nenek adalah anggota keluargaku yang paling penting, sama seperti kamu dan Nyonya Besar Calvin. Jika nenekmu ada masalah, kamu pasti akan khawatir!"

Mendengar itu wajah Rob menjadi lebih dingin.

Sementara itu, Suzy yang tadinya mengira akan diusir dari mobil oleh pria yang marah ini, nafas dinginnya tiba-tiba menyatu, seolah-olah kemarahan itu tidak pernah ada lagi.

Tidak ada ekspresi dan dengan nada acuh tak acuh: "OK. Aku akan mempertimbangkan hal-hal mendesak terkait nenekmu di masa depan. Aku juga akan mengatur hal-hal lain mengenai itu”

Suzy tercengang, dia setuju?

Meski, sebenarnya Suzy enggan meninggalkan sekolahnya tetapi ia mengurungkan niatnya untuk meminta satu permintaan lagi. Untungnya, sekolah memperlakukannya dengan sangat baik, jadi tidak ada masalah untuk mengambil cuti.

Suzy berkata dengan lembut, "Terima kasih."

Rob meliriknya, dengan makna yang agak tak bisa dijelaskan: "Apakah memang bodoh atau memang polos saat seseorang mengungkapkan kelemahannya kepada musuh?"

Suzy menatapnya karena dia tidak tahu.

Rob pelan-pelan memberikan peringatan "Nenekmu."

Wajah Suzy menjadi pucat. Memikirkan apa yang baru saja dia katakan. Seperti yang dikatakan Rob, memang neneknya adalah kelemahannya.

Orang tua angkatnya sudah menggunakan neneknya untuk melakukan kepentingan pribadi mereka, dan dia dipaksa untuk berkompromi, tetapi masih ada ruang untuk melakukan perlawanannya. Tetapi jika ditambah lelaki ini... bukankah artinya dia membiarkan dirinya dibantai?!

Dengan cepat menyembunyikan kepanikan di dalam hatinya, Suzy berpura-pura tenang, dan menggelengkan kepalanya: "Kamu tidak akan."

"Oh?"

Suzy menimbang nadanya dan berkata setengah kebenaran: "Tuan Muda Calvin, kamu adalah orang yang jujur ​​dan murah hati, bagaimana kamu bisa melakukan tindakan tercela yang biasa dilakukan oleh penjahat-penjahat kelas teri?"

Rob menyipitkan matanya, dan sudut bibirnya melengkung dengan lengkungan yang tidak diketahui artinya, "Kamu adalah orang pertama yang mengomentari aku seperti ini."

“Ini benar-benar suatu kehormatan bagiku.” Dia menjawab dengan santai, tetapi bel alarm peringatan berbunyi di dalam hati Suzy. Di masa depan, di depan lelaki yang tidak dapat diprediksi ini, dia harus lebih berhati-hati saat berbicara.

Rob tidak melanjutkan topik, senyumnya menyempit, dan mengamati pakaian pembersih yang digunakan Suzy dengan jijik.

Suzy berkata dengan jujur: "Aku memesannya secara online. Ada wartawan di luar villa. Aku takut terlihat ketika saat keluar, jadi aku mengganti pakaian ini secara khusus."

Rob jelas puas dengan kehati-hatiannya.

Dia dengan sungguh-sungguh memerintahkan: "Wolter, bersihkan para wartawan itu."

"Ya, Tuan Muda Calvin."

Ketika mereka sampai di villa, sudah tidak ada wartawan di sekitarnya.

Suzy turun dari mobil, mengikuti Rob dan masuk ke villa. Begitu dia memasuki halaman rumah, dia tiba-tiba berhenti dan menatapnya dengan cemberut.

"Ganti pakaianmu itu!" Suzy tidak mengatakan apapun, berbalik dan pergi ke kamar mandi.

Ketika dia keluar, dia mengenakan rok spesial yang diberikan Nyonya Calvin padanya untuk pertemuan keluarga Calvin sebelumnya. Suzy menjelaskan balasan tatapan aneh Rob, "Di rumah ini, hanya baju ini yang aku punya."

Rob tidak berkomentar dia mengerutkan kening, mengeluarkan ponselnya, dan memutar nomornya.

"Wolter, masuk."
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Lena Korompis
ceriteranya bagus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pernikahan Jebakan: Dimanja Sang Presiden   Bab 2776

    "Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy

  • Pernikahan Jebakan: Dimanja Sang Presiden   Bab 2775

    Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P

  • Pernikahan Jebakan: Dimanja Sang Presiden   Bab 2774

    Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p

  • Pernikahan Jebakan: Dimanja Sang Presiden   Bab 2773

    Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S

  • Pernikahan Jebakan: Dimanja Sang Presiden   Bab 2772

    "Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak

  • Pernikahan Jebakan: Dimanja Sang Presiden   Bab 2771

    Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status