"Ayo, pergi." Setelah kerumunan membubarkan diri, Robert menarik tangan Suzy dan memberikan isyarat.Melihat Suzy yang tidak rela meninggalkan Kediaman Keluarga Xin, Robert hanya bisa menghiburnya. "Kita bicarakan di rumah, ya?""Em." Suzy terpaksa menganggukkan kepala.Setelah Suzy setuju, Robert membuka pintu mobil dan mempersilakannya masuk. Sebenarnya, Welly ingin menaiki mobil Robert, tapi melihat kondisi Suzy sekarang, dia pasti tidak punya waktu untuk menemani putranya.Oleh sebab itu, Robert memberikan isyarat kepada Simon dan Lucy untuk membawa Welly bersama merkea. Di saat bersamaan, Robert juga memerintahkan James, "Paman James, naik mobil kami saja."Welly yang duduk di pangkuan Lucy terlihat sangat kesal. Melalui kaca mobil, Welly hanya bisa menyaksikan mobil Robert yang perlahan melaju pergi."Menyebalkan! Papa tidak mengizinkanku naik mobil Mama." Welly sangat sedih.Lucy segera menghibur cucunya, "Papa, Mama, dan Paman James harus membicarakan sesuatu. Anak kecil tidak
Namun, Suzy malah menggelengkan kepala. "Masalah kali ini tidak sesederhana itu. Bagaimana Jose bisa masuk ke dalam Kediaman Keluarga Xin? Kenapa dia mau membunuh Raja? Ditambah penemuan yang ditemukan secara tiba-tiba .... Pasti ada yang menjebak Keluarga Xin."Otak Suzy bergerak sangat cepat. Dia mulai mengingat kembali semua yang terjadi sepanjang hari ini. "Eh, Meggy! Apakah kamu memperhatikan respons Charles saat Meggy membawa Sunny datang dan membuat keributan? Charles mengizinkan hal itu terjadi ...."Suzy tidak menyelesaikan kalimatnya, ada beberapa hal yang tidak boleh sembarangan diucapkan. Namun, dia tidak bisa menahan diri untuk berpikir ke arah sana.Perlahan-lahan, napas Suzy terdengar semakin cepat. Dia menarik napas panjang, lalu berusaha untuk menenangkan diri.Kemudian, Suzy menggenggam lengan Robert sambil melanjutkan ucapannya, "Robert, ada yang tidak beres! Aku juga ragu, jangan-jangan orang yang berusaha untuk membunuh Raja dan meledakkan diri ... bukanlah Jose. W
"Apa maksudmu? Tidak disangka? Apanya yang tidak disangka?" Suzy tidak memahami ucapan Robert. Sebaliknya, Suzy malah terlihat makin bingung."Sebelum terjadi, semua hanyalah tebakanku. Setelah melihat sikap Charles terhadap Keluarga Xin, aku baru bisa memastikan bahwa Charles ingin merombak kondisi ibu kota." Robert mengerutkan alis.Suzy memikirkannya dengan serius.James yang duduk di kursi penumpang pun sontak menoleh dan bertanya kepada Robert, "Robert, kok kamu bisa menebaknya? Bagaimana kamu bisa tahu Charles akan menyerang Keluarga Xin?""Charles sempat mengundangku untuk menemuinya di kerajaan. Dia memberikanku surat penunjukkan sebagai ketua Kamar Dagang Ibu Kota.," jawab Robert.Robert bisa memercayai semua orang yang ada di mobil ini. Jadi, dia tidak merasa perlu menyembunyikan apa pun. Apalagi, semua sudah seperti ini, dia hanya mengutarakan isi pikirannya."Seperti yang diketahui, ibu kota dikendalikan oleh militer, pemerintah, dan bisnis. Kamar Dagang memegang sektor keu
Saat mobil Robert berhenti di depan kantor polisi, para pengawal sontak menoleh ke arahnya. Raut wajah para pengawal terlihat sangat dingin.Secara spontan, Robert, Suzy, dan James yang berada di dalam mobil pun mengerutkan alis.Melihat ekspresi para pengawal, mereka pasti berjaga untuk mencegah terjadi kebocoran informasi. Dengan keberadaan para pengawal kerajaan, Robert dan yang lainnya tidak mungkin bisa masuk untuk menemui Ronny secara langsung.Suzy ingat bahwa dia sempat meminta kontak Ronny dan bergegas mengeluarkan ponselnya. "Aku akan menelepon Ronny.""Maaf, nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif. Silakan coba beberapa saat lagi." Terdengar suara seorang wanita di ujung telepon."Tidak aktif?" Suzy tidak terima, dia tetap berusaha untuk menelepon Ronny."Sepertinya Ronny sudah mendapatkan perintah," kata Robert, lalu menelepon seseorang. "Vermont, sudah sampai? Baik, suruh Janet coba apakah dia bisa meretas sistem keamanan kepolisian? Kita harus memastikan hasil tes DNA yan
Janet membaca isi laporan dengan cepat, lalu berkata, "Berdasarkan hasil analisis, pelaku meninggal akibat ledakan alat peledak yang dipasang di tubuh."Kemudian, Janet mengangkat kepalanya dan menambahkan, "Hanya itu yang tertulis di dalam laporan.""Alat peledak yang dipasang di tubuh ...." Suzy berpikir sambil mengusap lehernya.Seketika, Suzy teringat sesuatu dan berkata dengan antusias, "Jose pernah mempelajari bahan alat peledak yang digunakan untuk mengendalikan bawahannya. Tapi alat peledak itu hanya bisa dikendalikan oleh orang lain, memangnya Jose sempat mengeluarkan perangkat pengendali sebelum bunuh diri?"Suzy menatap Robert dan Vermont untuk meminta kepastian. Masalahnya, Suzy tidak berada di lokasi kejadian, dia tidak melihat apa yang terjadi.Melihat Robert dan Vermont yang menggelengkan kepala, sebuah pikiran pun melintas di benak Suzy. "Jadi, Jose tidak bunuh diri? Tapi dibunuh oleh orang yang memegang perangkal pengendali?"Meskipun suara Suzy kecil, semua orang bisa
Semua orang memang sudah kelelahan. Mereka memerlukan istirahat."Suzy," panggil Vermont saat dia hendak pergi.Tadi malam, Vermont dan yang lainnya sudah mengetahui bahwa Suzy adalah putri Keluarga Xin yang hilang. "Jangan takut, kami akan membantu Keluarga Xin semaksimal mungkin. Begitu ada informasi terbaru, aku akan langsung memberi tahu Robert," kata Vermont sambil menatap Suzy.Janet menimpali, "Iya. Meskipun Charles ingin menyerang Keluarga Xin, dia tidak akan bisa melakukannya dengan mudah. Semua orang sedang memperhatikannya. Untuk sementara ini, Keluarga Xin pasti aman, kok."Suzy terharu melihat sikap mereka. "Em, terima kasih banyak."Robert, Suzy, dan James yang kelelahan pun pergi meninggalkan kafe Vermont. Begitu masuk ke dalam mobil, Robert memeluk Suzy agar bisa bersandar di bahunya dan berkata, "Tidurlah."Setelah berpesan kepada sopir, Robert juga memejamkan mata dan beristirahat sebentar.Robert tertidur dalam hitungan detik, dia sangat lelah setelah begadang semal
Ketika Suzy bangun, hari sudah gelap.Cahaya matahari terbenam menyinari gelapnya kamar. Suzy membuka mata dan tampak sebuah sosok kecil yang berbaring di lengannya.Sesaat melihat Suzy yang bangun, Welly mengangkat kepalanya dan berkata, "Mami, Mami sudah bangun?"Welly terlihat sangat senang."Em," jawab Suzy sambil membelai kepala Welly. Seketika, rasa kantuknya langsung hilang. "Dari tadi kamu menemani Mami?""Iya, aku menemani Mami. Kata Papi, Mami kelelahan, jadi aku menemani Mami." Welly mengangguk.Suzy menoleh ke samping, tapi dia tidak melihat seorang pun.Welly mengetahui isi pikiran Suzy. "Papi tidak ada di rumah. Dia langsung pergi setelah meletakkan Mami.""Mami masih capek, tidak? Nenek menyiapkan bubur sapi untuk makan malam," kata Suzy sambil mengedipkan mata."Ayo, kita bangun dan makan," jawab Suzy sambil tersenyum lembut.Suzy dan Welly turun sambil bergandengan tangan. Ketika melihat mereka, Lucy menyapa, lalu bergegas memanggil Simon dan beranjak ke dapur. "Sayang
Namun, Simon mengesampingkan kekesalannya dan memasang telinga. Dia ingin tahu ke mana dan apa yang dilakukan oleh putranya.Lucy juga bergegas mendekat, dia ingin mendengar suara Robert.Melihat Simon dan Lucy yang mengkhawatirkan keberadaan Robert, Suzy pun membuka pengeras suara."Sudah bangun?" Suara Robert terdengar di ujung telepon."Em," jawab Suzy sambil melirik Simon dan Lucy yang tersipu kecil. Suzy merasa kurang nyaman dan langsung mengganti topik pembicaraan. "Kamu ke mana? Kata Papa dan Mama, kamu cuma pulang sebentar, terus pergi lagi.""Aku ...." Robert berpikir sejenak. Dia tidak berusaha untuk menyembunyikan apa pun dan menjawab dengan jujur, "Aku pergi ke Rumah Sakit Pertama Ibu Kota. Awalnya, aku berencana untuk menemui Pak Mathius, tapi orangnya sedang tidak ada di tempat. Sekarang, bangsal Barbie juga sedang dijaga oleh pengawal kerajaan, orang luar tidak boleh mendekat ataupun menjenguknya."Suzy spontan mengerutkan alisnya. Untungnya, dia sangat cerdas dan segera