Home / Rumah Tangga / Pernikahan Kedua / 5. Kamu adalah Mimpi Buruk yang Harus Kubuang

Share

5. Kamu adalah Mimpi Buruk yang Harus Kubuang

Author: ISMI
last update Last Updated: 2023-01-10 17:26:15

***

"Ke Jepang? Ayah serius?" tanya Gadis menatap tak percaya.

"Ayah serius. Kalau kamu mau, nanti Ayah cari informasi universitas di sana buat kamu," jawab Hadi.

"Ibu setuju kalau Gadis kuliah di Jepang? Bukannya Ibu dan ayah selalu menolak rencana Gadis kalau mau sekolah di luar," ujar Gadis memastikan.

"Ibu dan ayah hanya khawatir sama kamu. Apalagi di negara orang, takut ada orang yang berniat jahat sama kamu. Tapi, akhirnya kami sadar kalau menahan mimpimu saja sama membunuhmu pelan-pelan, mematikan doamu. Jadi, sekarang kalau kamu mau kuliah di mana tak masalah, asal kamu bisa menjaga diri dan menjunjung kehormatanmu."

Gadis langsung tersenyum sumringah. "Sebenarnya Gadis sudah setahun lalu mengajukan beasiswa ke beberapa universitas di luar negeri. Kemarin baru saja ada email dari salah satu universitas dan Gadis mendapatkan beasiswa penuh di sana."

"Benar kah? Di universitas mana?" tanya Hadi begitu antusias.

"Alhamdulillah, Gadis diterima di University of Tokyo. Di sana ada program bahasa Inggris, jadi tidak perlu belajar bahasa Jepang terlalu mendalam," jawab Gadis.

"Kamu dapat beasiswa dan lulus di sana?" tanya Hadi, menatap Gadis tak percaya.

Gadis menganggguk. "Iya, Gadis diterima di sana. Ayah enggak percaya?"

Hadi menitikkan air matanya. "Ayah percaya dan bangga denganmu, Nak. Kamu anak yang pintar, jelas Ayah bangga sekali. University of Tokyo adalah universitas yang memiliki seleksi tersulit di Jepang. Alhamdulillah, kamu lolos."

"Gadis pun enggak menyangka sama sekali bisa lulus dan diterima di sana. Cita-cita Gadis memang ingin kuliah di sana, university of Tokyo adalah pilihan yang tepat untuk mempelajari teknik lebih dalam," tutur Gadis. "Ayah... Ibu, maafkan Gadis ya karena Gadis tidak meminta izin dan doa restu kalian untuk ikut tes di sana."

"Sudah jangan minta maaf atau memikirkan hal yang lain. Sekarang fokus saja sama persiapanmu ke Jepang. Kapan berangkat ke Jepang?"

"Masuk kuliahnya bertepatan dengan mau mulainya puasa ramadhan. Tapi, Gadis mau datang lebih awal ke Jepang. Mau membiasakan diri hidup di sana dan juga mau belajar bahasa Jepang di sana. Apa Ayah dan Ibu mengizinkan?" tanya Gadis.

"Apapun yang kamu mau lakukan, lakukanlah! Kami hanya bisa mendoakanmu," jawab Hadi.

"Mas Elang gimana? Izinin Gadis ke sana?" tanya Gadis melirik kakaknya.

"Tentu saja. Kalau hal itu membuat kamu bahagia, Mas pasti memberi restu," jawab Elang.

***

"Kamu beneran mau ke Jepang?" tanya Eva terkejut mendengar kabar baik yang disampaikan Gadis.

"Iya, akhirnya mimpiku dari dulu kuliah di sana bakal terwujud. Aku tak menyangka kalau ayah, ibu dan mas Elang memberi izin, bahkan ayah menawarkan mencari universitas di Jepang untuk melanjutkan kuliahku lagi," jawab Gadis.

"Alhamdulillah, akhirnya kamu bisa mewujudkan mimpimu dari zaman masih putih–biru dulu. Aku ikut senang mendengarnya," ucap Eva terharu.

"Rancangan mimpiku memang enggak Allah luluskan sih. Dulu kan aku bermimpi ingin kuliah dan menetap di Jepang, di kota Tokyo bersama Devano. Bahkan, aku sudah mencari lowongan kerja di sana untuk kami berdua. Aku sudah mencari apartemen untuk disewa dan nanti akan kami tempati. Tapi, ternyata... rancangan mimpiku salah satunya Allah hapus. Allah ganti dengan lebih indah dan menurut versi-Nya. Yaitu izin keluargaku. Kamu tahu sendiri kalau mereka menentang untuk aku kuliah di Jepang."

"Iya, Gadis. Mungkin ini salah satu kado yang Allah persiapkan untukmu. Devano bukan mimpi indah, dia mimpi burukmu. Untuk itu Allah hapuskan dia dari daftar mimpimu. Aku bersyukur karena akhirnya kamu bisa ke sana, ya meski sendirian enggak apa-apa lah. Siapa tahu nanti pulang-pulang dapat bule Jepang," tukas Eva terkekeh.

"Hush! Kamu jangan ngawur! Di sana aku mau fokus dengan study-ku. Lagian mana mau bule Jepang sama janda sepertiku, apalagi aku ditalak tiga dan usia pernikahannya hanya dalam hitungan hari. Pasti semua memikirkanku dengan stigma negatif," ujar Gadis.

"Lho memangnya kenapa dengan label janda? Kamu itu korban dari orang-orang munafik seperti mereka. Kamu itu punya daya tarik luar biasa. Cantik, pintar, baik, ramah dan juga humoris. Siapa sih lelaki yang enggak akan terpesona denganmu."

"Tapi kok bisa ya aku diselingkuhi? Berarti aku enggak seperti yang kamu katakan. Buktinya dengan mudah Devano berpaling dengan perempuan lain," ucap Gadis.

"Lakinya saja yang enggak bersyukur dan juga si Dhea yang kegatelan. Mereka itu cocok! Sama-sama saling melengkapi keburukannya masing-masing. Kamu harusnya bersyukur karena Allah memperlihatkan keburukan mereka lebih awal. Kalau nanti kamu punya anak dari Devano, kamu akan semakin terluka."

Gadis menghela napasnya dalam-dalam. "Memang mungkin semuanya harus terjadi lebih cepat, biar aku tidak terlalu terluka lebih dalam. Allah punya rencana yang indah untukku. Meski sebenarnya aku masih terluka, aku masih belum bisa menerima perceraian ini. Kenapa mereka tega menghancurkan kebahagiaanku, kenapa mereka begitu mudahnya melukai hati seseorang yang sedang berbahagia."

"Aku tahu memang enggak mudah untuk bisa cepat bangkit dari sakit yang mereka torehkan untukmu. Butuh waktu memang untuk menyembuhkan, luka itu ada masa tenggangnya, kamu harus percaya dengan waktu yang kelak akan menyembuhkan lukamu. Kamu saat ini hanya perlu berusaha mengobatinya, jangan terpuruk dan mendiamkan luka itu," ujar Eva.

"Aku memang enggak mau melihat mereka bahagia di atas penderitaanku. Aku pergi ke Jepang untuk mengobati lukaku dan kuharap di Tokyo, lukaku kembali pulih. Aku bisa menatap masa depan, tanpa melihat luka di masa lalu. Aku akan mematikan ingatan luka itu. Aku akan menghidupkan bahagia dengan caraku."

"Aku dukung kamu, Gadis. Aku yakin kamu bisa mematahkan luka yang Devano dan Dhea berikan untukmu," ucap Eva yakin.

"Harus! Aku ingin mereka terluka karena kesuksesanku," balas Gadis tersenyum.

"Gadis!"

Gadis dan Dhea yang sedang asyik mengobrol langsung melihat ke arah sumber suara."Mama.." balas Gadis menyapa mantan mama mertuanya. Ia melihat ada Dhea dan Devano yang menatapnya tak suka.

"Kebetulan kita bertemu di sini. Kamu belum balas pesan Mama ya?"

"Ponselku ketinggalan di rumah, Ma. Tadi buru-buru ketemu mau ketemu sama Eva."

"Padahal tadinya Mama ingin ajak kamu ke rumah nenek. Nenek lagi sakit, dia nanyain kamu."

"Nenek sakit apa?" tanya Gadis khawatir.

"Biasa kalau sudah berumur ya semuanya mulai kerasa. Kebetulan dua minggu lagi setelah Dhea dan Devano menikah, nenek mau datang ke Jakarta. Kamu mau jenguk nenek di rumah?"

"Sepertinya enggak bisa, Ma."

"Lho, kenapa?" tanya Desi agak kecewa.

"Kamu jangan mengecewakan mama dan nenek dong! Meski kamu dan Devano sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi, jangan memutuskan tali silahturahmi. Katanya perempuan yang berasal dari didikan yang mengutamakan adab, nyatanya hanya koar-koar saja," sindir Dhea.

Gadis tersenyum, sebenarnya ia ingin sekali menjambak rambut perempuan gatal itu sekarang. Tapi, ia tahan karena jika ia cari ribut, maka ia dan Dhea tak jauh berbeda. "Bukan karena mau memutuskan tali silahturahmi, tapi memang enggak bisa karena Minggu depan mau ke Jepang."

"Kamu mau ke Jepang? Mau liburan?" tanya Desi penasaran.

Gadis menggelengkan kepalanya. "Bisa sekalian juga, Ma. Gadis di sana mau lanjut study S2."

"Kamu kuliah lagi di Jepang?" tanya Desi.

"Iya, Ma. Alhamdulillah..."

"Ya, enggak usah heran, Ma. Kan ayahnya Gadis itu rektor. Jadi, kalau mau lanjut kuliah lagi gampang. Banyak koneksi," timpal Dhea menyindir.

"Sembarangan kamu! Gadis itu tes setahun yang lalu dan dia dapat beasiswa full dari University of Tokyo, salah satu universitas bergengsi di Jepang," tukas Eva kesal. "Kalau iri jangan kelihatan bodohnya deh!"

Gadis tersenyum mengejek, ia melihat Dhea dan Devano yang saat ini menatapnya tak percaya.

'Ini baru awal hadiah kebahagiaanku untuk kalian sang pengkhianat,' ucap Gadis dalam hati.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Maryama Ary Ary
cerita menginspirasi buat remaja
goodnovel comment avatar
L Leen
ini author nya masih Remaja ya?
goodnovel comment avatar
Januar
suka dng keakraban Gadis dng teman, terutama dng keluarga yg saling sangat mendukung
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pernikahan Kedua   119. EXTRA PART (POV GADIS)

    Lima tahun kemudian...Musim gugur di Kyoto adalah selalu jadi impianku. Dulu aku ingat saat masih duduk dibangku menengah atas, aku hanya melihat di internet, bagaimana indahnya Kyoto. Salah satu tujuanku ke Jepang dulu, yaitu ingin melihat indahnya negara sakura ini.Dan saat ini... mimpiku satu per satu, Allah kabulkan. Bagaimana bisa aku tidak bersyukur dengan kebaikan Allah padaku? Sampai detik ini pun, aku masih merasa ini seperti mimpi.Lima tahun yang lalu, aku dan Yamazaki memutuskan untuk menetap di Kyoto dan aku memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya, mengurus anakku, Yuichi. Hadirnya dia di hidup kami memberikan banyak warna.Aku bahkan sangat bersyukur karena dipercaya untuk menjadi ibunya. Kedua orang tua Haruka pun hanya mempercayakan pengasuhan Yuichi pada kami.Dan juga setelah dua tahun merawat Yuichi, tanpa pernah kami harapkan lagi, ternyata Allah memberi kado terindah bagi kami, kado indah di musim

  • Pernikahan Kedua   118. Pernikahan Kedua (Tamat)

    ***The University of Tokyo Hospital.Gadis dan lainnya sedang berdiri di pelataran rumah sakit tersebut. Dini hari tadi, dia terkejut mendapatkan kabar kalau Haruka masuk rumah sakit karena percobaan bunuh diri dan saat ini kondisinya sedang kritis karena wanita itu terlalu lama menghisap asap karbonmonoksida dari briket yang ia bakar.Tampak kedua orang tua Haruka sedang menangis sesenggukan, dan sangat jelas kesedihan dan rasa putus asa terlukis jelas di wajah kedua orang tua itu.Gadis di hatinya merasa menyesal karena kemarin mungkin ucapannya secara tidak langsung membuat batin Haruka tersiksa. Sungguh dia tidak ada niat untuk membuat Haruka terluka atas ucapannya.Yamazaki menatap Gadis yang tampak murung, lalu dia meremas bahu istrinya pelan.Gadis menoleh dan dia hanya tersenyum getir.“Jangan menyalahkan dirimu, Sayang.” Yamazaki seolah tahu apa yang istrinya sedan

  • Pernikahan Kedua   117. Jangan Matikan Cahaya itu

    ***“Kamu memilih untuk masuk ke penjara?” tanya Fumie lirih.Yamazaki mengangguk. “Iya, Ma. Penjara lebih aku sukai, daripada aku harus menuruti fitnah yang keji ini,” balasnya. Lalu, pria itu mengenggam jemari ibunya. “Maafkan aku, Ma. Maafkan aku yang selalu membuat Mama, papa, dan Harumi kecewa. Masalahku ini malah melibatkan kalian, dan aku lah yang akan bertanggung jawab dan menyelesaikannya. Aku akan buktikan pada Mama dan semuanya kalau apa yang dituduhkan padaku itu fitnah. Doakan anakmu ini.”Fumie pun tak bisa menahan air matanya, dan dia hanya bisa menangis sesenggukan. Dia tidak sanggup berbicara dan membayangkan bagaimana nanti putra kesayangannya harus tinggal di penjara. Dia tahu bagaimana sifat putranya itu. Anak laki-lakinya itu bukan seorang kriminal! Dia adalah pemuda Tokyo yang membanggakan negaranya dan juga sudah melakukan kontribusi yang besar, tapi saat masalah ini muncul... satu titik noda itu malah m

  • Pernikahan Kedua   116. Dia adalah Bagian dariku

    ***“Saya sudah tahu masalahnya dan juga masalah Sensei sudah menjadi isue publik saat ini.” Fatih menatap pria yang dihadapannya dengan prihatin.“Iya, dan saat ini pihak kampus pun meminta saya untuk cuti mengajar dan saya harus menyelesaikan masalah saya. Jika saya bisa membuktikan kalau saya tidak bersalah, maka saya bisa kembali mengajar, dan kamu tahu berapa hari yang mereka minta?”Fatih menggelengkan kepalanya.“Besok dan sampai saat ini saya belum bisa membuktikan kalau apa yang dituduhkan itu fitnah. Banyak orang yang meninggalkan saya dan saat ini mereka seperti menjauh, termasuk keluarga saya hanya karena fitnah ini.”“Bagaimana dengan istri Sensei?”Yamazaki tersenyum tipis. “Dia... saya tidak mau menganggunya dulu. Saya ingin memberikan sedikit waktu untuknya. Saya harap dia percaya pada saya, suaminya. Saya hanya ingin Allah menyentuh hatinya agar dia tida

  • Pernikahan Kedua   115. Suamiku adalah Pria Terhormat

    ***"Sayang, kamu percaya padaku, kan? Suamimu?Gadis mematung, matanya terasa kosong. Saat ini lidahnya terasa kelu untuk menjawabnya dan pikirannya pun berkecamuk." Huhuhu... " Haruka menangis sesenggukan sembari menutup sebagian tubuhnya dengan kedua tangannya.Semuanya pun tersadar, lalu Fumie membawa selimut dan menutupi tubuh polos wanita itu. Jelas sekali, di matanya menyimpan banyak kecewa."Bi... Bi... Maafkan aku... Aku... Aku... " Wanita itu mengatakannya dengan terbata-bata.Fumie menghela napas, dia malah bertanya. "Dimana bajumu?"Haruka langsung menunjuk ke arah ranjang. Lalu, Fumie melihatnya dan membawa baju Haruka. "Kamu pakai lagi, masuk lah ke kamar mandi dan kita pulang bersama."Haruka hanya mengangguk pasrah dan dia pun hanya menunduk.Di sisi lain, Yamazaki mematung di tempatnya, kedua matanya masih tertuju pada Gadis yang masih saja diam dengan tatapan kosong.Plak!Sebuah tamparan mendarat dengan mulus

  • Pernikahan Kedua   114. Sandiwara dan Jebakan

    ***Dua jam yang lalu...Haruka menatap kosong Yamazaki yang sudah berbaring di atas kasur. Selama hampir satu jam, posisinya masih tetap duduk menatap pria itu. Dia memang sudah gila, merencanakan sandiwara dan jebakan ini dengan apik. Bahkan Haruka tak tanggung-tanggung membayar mahal untuk orang-orang yang terlibat dengan sandiwara yang dia lakukan.Posisi Haruka terjepit, dia tidak tahu lagi cara bagaimana agar dirinya bisa jadi milik pria itu. Dulu adalah kesalahannya, mengalah dan merelakan pria yang sangat dicintainya direbut oleh saudari kembarnya sendiri.Saat ini, dia tidak mau mengalah. Dia tidak mau ikhlas dan melepaskan lagi. Sudah cukup dia merasakan penyesalan luar biasa di hidupnya dulu. Saat ini dia tidak jahat, kan? Haruka tidak berniat untuk memisahkan Yamazaki dengan Gadis, dia hanya ingin menjadi salah satu bagian dari keduanya. Seharusnya tidak apa-apa, bukan?Haruka tersenyum menatap pria itu, lalu dia melihat

  • Pernikahan Kedua   113. Tahun Keempat

    ***Setelah selesai acara, Yamazaki langsung kembali ke ryokan. Ryokan adalah penginapan tradisional Jepang yang menakjubkan. Yamazaki memang sengaja memesan ryokan karena Gadis lebih senang menginap di sana daripada hotel. Dan sebenarnya saat ini dia diam-diam sedang memberi kejutan pada Gadis untuk merayakan empat tahun pernikahan mereka lusa. Yamazaki sengaja melarang Gadis ikut ke Kyoto karena ingin menyiapkan segalanya. Dia tidak boleh gagal lagi tahun ini karena saat tahun ketiga mereka menikah, Gadis langsung tahu kalau dia dulu telah menyiapkan kejutan. Tahun keempat ini ingin sekali merayakannya dengan cara yang indah. Tahun keempat, Yamazaki hanya ingin membuang sisa kesedihan di hati Gadis karena istrinya itu masih memikirkan kalau rumah tangga mereka belum juga dikarunia seorang anak.Yamazaki memilh Ryokan di Hoshinoya Kyoto. Hoshinoya adalah ryokan yang ada di tepi sungai Oigawara di kaki Gunung Arashiyama. Untuk bisa datang ke sini harus menaiki perahu d

  • Pernikahan Kedua   112. Menjaga Surga ini

    ***“Yamazaki kemana?” tanya Putri.“Oh, dia sedang ada tugas di Kyoto.”“Kamu nggak ikut, Nak?”Gadis menggelengkan kepalanya. “Tidak, Bu. Ini ada acara dari kekaisaran Jepang dan Yamazaki diundang secara khusus.”“Ah, iya. Suamimu itu kan salah satu aset Jepang dan juga kebanggaan dari negaranya,” puji Putri.Tiba-tiba Gadis ingat sesuatu tentang masalah Dhea yang mencoba meracuni Devano. “Ma, tadi Mesya cerita padaku kalau Dhea ada masalah, ya?”“Ah, iya. Nak. Dhea... saat ini dia sedang ada di kantor polisi. Dia ditahan karena percobaan pembunuhan pada Devano. Alhamdulillah... keadaan Devano sudah berangsur membaik dan saat ini sudah sadarkan diri. Ibu dan ayahmu besok Insya Allah mau jenguk.”“Astaghfirullah... Gadis juga terkejut saat Mesya cerita masalah Dhea. Gadis tidak menyangka kalau Dhea bisa sampai g

  • Pernikahan Kedua   111. Pencuri Bahagia

    ***Satu bulan telah berlalu...Haruka sudah pulih, dan anaknya pun sudah sehat. Dan selama itu juga tidak ada komunikasi dari Haruka pada keluarga Yamazaki. Dan seminggu itu membuat hati Yamazaki menjadi tenang karena tidak adanya desakan dari Haruka maupun Fumiko.Sedangkan Gadis, dia masih bimbang karena dia merasa akan ada rencana yang dipikirkan oleh Haruka padanya. Dia pun mencoba menenangkan hatinya, apalagi saat ini dia diminta Haruka untuk bertemu. Awalnya Gadis menolak, tapi akhirnya dia berubah pikiran karena penasaran apa yang ingin Haruka bicarakan padanya.“Oke. Aku ingin tahu apa yang nanti akan kamu lakukan untuk mengusik rumah tanggaku,” gumam Gadis. Lalu, dia meminum teh hangat untuk menenangkan hatinya.Tak menunggu lama, sosok wanita itu muncul di hadapan Gadis. Wajah Haruka terlihat lebih tirus dan juga kelelahan, mungkin wanita itu begadang karena mempunyai seorang bayi.“Maaf, aku datang sedi

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status