แชร์

05. Dendam Masa Lalu

ผู้เขียน: Meriatih Fadilah
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2021-09-07 19:35:29

Di sisi lain ada seseorang yang selalu memperhatikan dan mengabari setiap kejadian di sekeliling rumahnya Tuan Bima.

Orang itu akan tertawa lepas saat mendengar kalau  Kayra menjadi objek kemarahannya, Dia ingin wanita itu merasakan apa yang dia rasakan sampai saat ini seperti ibunya dulu sewaktu seumuran Kayra.

Sudah mendarah daging hasrat ingin membalas dendam yang tak berujung. Hanya karena kesalah pahaman mereka para orang tua menciptakan masalah dalam keluarganya sehingga menjadi luka yang membekas sampai mereka dewasa.

Luka yang ditorehkan masih teringat jelas sehingga dia pun  tak segan-segan membuat lawannya tak berkutik sama sekali.

Terkenal dengan disiplin dan  tegas kini dia datang untuk menuntut balas dendam.

Namanya Malik Ibrahim Husaini seorang  pengusaha  muda yang merintis usahanya di bidang properti dari nol.

Sepak terjang dalam menitik karier sangatlah sulit. Banyak rintangan yang selalu dia hadapi tetapi jiwanya terus berontak agar bisa mencapai tujuannya.

Di usianya yang baru sepuluh tahun sudah ditinggal pergi oleh sang ayah tercinta akibat serangan jantung.

Bahkan  kenangan manis dari sang ayah tidak bisa dia lupakan sampai  suatu ketika dia mendengar kau kematiannya ayahnya karena mendengar kalau ibunya masih berhubungan gelap dengan mantan pacarnya.

Masih teringat siapa nama yang sudah membuat keluarganya  menjadi  berantakan. Dia pun ingin menjadi sukses agar bisa bersaing di kalangan bisnis  sekalipun.

Berkat kepintarannya, Malik bisa mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliahnya sampai  akhir.

Hari-harinya diawali dengan bahagia, walau dia tahu ibunya mengalami depresi akut.

Hari ini dia mencari target anaknya untuk dijadikan permainan kehidupan.

“Bagaimana rasanya Kayra, kamu telah dikecewakan beberapa kali oleh cinta!”

“Begitu juga dengan ibuku yang tidak bisa berbuat apa-apa, tidak ada yang menyayanginya!”

“Mereka mencampakkannya  seperti sampah, tidak ada yang menolongnya!” rutuknya dalam hati.

“Sekarang kamu akan merasakan bagaimana sakit diperlakukan seperti itu, bahkan sampai kamu mati pun tidak ada laki-lakinya yang  denganmu!” teriaknya dalam hati dan tersenyum menyeringai.

“Ini semua karena salah ayahmu yang membuat ayahku meninggal. Aku tidak bisa merasakan kasih sayangnya lagi!”

“Sedangkan ibuku menjadi janda muda tetapi tidak ada yang menghormatinya, dia dibuang oleh keluarganya sendiri!”

“Ibu menjadi depresi, sehingga tak ada jalan lagi selain berkali-kali mencoba bunuh diri!” rutuknya dalam hati.

“Permisi Pak, dokter Ridwan ingin berbicara dengan Bapak sebentar, Bapak sudah di tunggu di ruangannya!”

“Baik Sus, terima kasih!” jawabnya pelan.

Pria itu melewati lorong , bangunan serba putih menariknya ke alam suatu  ruangan.

Pria itu mengetuk pintunya dan dokter pun menyuruhnya masuk dengan ramah.

“Silakan masuk, Pak Malik!”

“Terima kasih, Dok!”

“Maaf, Dok bagaimana  dengan keadaan Ibu saya, apakah ada kemajuan sampai saat ini?” tanya Malik penuh harap.

“Begini Pak Malik, penyakit yang di derita Ibu Anda sebenarnya adalah penyakit yang bisa di sembuhkan!”

“Beliau hanya perlu teman bicara, teman mengobrol, sering-seringlah  kalian berbicara dari hati ke hati itu akan membuat Ibu, Bapak merasa  tenang, damai!”

“Ibu Anda sudah banyak mengalami penderitaan, jadi jika ada yang merawatnya dengan baik dan telaten lama-lama ibu akan baik-baik saja.

“Sebenarnya ada seorang wanita yang sering berkunjung ke sini, tetapi saya belum mengetahuinya siapa!”

“Dia selalu datang dan menjenguk Ibu Anda, dia sangat peduli, tetapi akhir-akhir ini dia belum datang kemari lagi, mungkin karena itu lah Ibu Anda menjadi murung kembali!” jelasnya kepada Malik.

“Kami akan mencari tahu siapa wanita itu dan akan segera mengabari Bapak secepatnya! ”ucap Dokter Ridwan menegaskan.

“Baik, terima kasih Dok, atas bantuannya!”

“Sama-sama Pak Malik!”

“Kalau begitu saya permisi dulu, nanti kalau ada kabar selanjutnya tolong segera hubungi saya!”

“Saya izin menengok sebentar Ibu dulu!”

“Oh ya tentu silakan!”

***

Malik pun pergi menemui ibunya yang sedang duduk di taman ditemani oleh seorang suster jaga.

Malik menghampirinya dan mencium tangan ibu nya dengan takzim.

Assalamualaikum, Bu!” sapa Malik tersenyum bahagia.

“Bagaimana keadaan Ibu sekarang?” lanjutnya lagi.

“Hari ini Malik senang deh Bu, tadi kata dokter Ibu sudah mengalami kemajuan, mungkin sebentar lagi kita akan pulang.

“Wa’alaikumsaalm, Lik!

Alhamdulillah kalau seperti itu!”

“Malik, apakah kamu bahagia?”

“Apakah kamu tidak malu mempunyai Ibu seperti ini ?”

“Apa kata teman-teman sekolahmu, saat tahu Ibunya Malik berada di rumah sakit jiwa?”

“Apakah kamu tetap menyayangi Ibu, Nak?”

“Pertanyaan apa ini, Bu?”

“Yang jelas Malik sayang sama Ibu, tidak pernah Malik menganggap Ibu sebagai beban hidup Malik!” jawab Malik penuh keyakinan.

“Malik, Ibu tahu kamu ingin membalaskan dendam kepada orang yang telah menyakiti kita, tetapi apa yang kamu dapat dari balas dendammu itu?” tanya Bu Lastri sembari menatap lekat wajah anaknya itu.

“Bu, Malik belum bisa melupakan nama itu, Malik ingin dia juga menderita sama seperti kita!”

“Tidak ada yang mengasihani kita, tidak ada yang mau memberikan kita tempat tinggal dan makanan, semua membenci kita!”

“Malik ingin orang-orang yang telah menghina kita, mencaci maki kita bahkan yang melempar kita ke jalanan, mereka semua akan menerima balasannya!”

“Malik belum puas sebelum mereka merasakan apa yang Malik rasakan!” lanjutnya lagi.

“Apakah dengan begitu kamu akan merasa puas?”

“Kamu berarti sama saja dengan mereka, lebih memedulikan balas dendam daripada kebahagiaan!” celetuk Bu Lastri.

“Apa maksud Ibu?”

“Ibu sebenarnya ingin kamu menikah, diumurmu  ini sudah banyak yang menikah, apakah kamu tidak kepikiran untuk membina sebuah rumah tangga?” tanya Bu Lastri.

“Malik belum ada yang cocok, lagian Malik masih ingin bekerja, Bu! ”sanggahnya dengan sopan.

“Lik, kalau kamu belum pacar, biar  nanti Ibu kenalkan dengan teman Ibu. Dia sangat cantik dan berwawasan luas.

“Bahkan dia bisa memasak makanan kesukaan Ibu, dia sangat pandai sekali mengambil hati ibu!”

“Dia gadis yang baik, tetapi dia juga pernah dirawat di sini juga ,tetapi Dokter sudah menyatakannya sembuh setahun yang lalu, makanya dia tidak lagi menjenguk Ibu lagi, entah sudah seminggu ini belum ada kabarnya!” jelas Bu Lastri sedih.

“Mungkin dia ada kerjaan lain, Bu!”

“Oh ya, Bu, Malik nggak bisa lama-lama di sini soalnya ada temu janji sama orang, nanti malam Malik ke sini lagi, Ibu nggak apa-apa kan Malik tinggal sebentar?” tanyanya sembari memperhatikan ponselnya.

“Tunggu sebentar lagi, siapa tahu gadis itu akan datang dan kalian bisa berkenalan dengannya!” jawab Bu Lastri sembari melirik ke sana kemari.

“Maaf Bu, nggak bisa waktunya sudah mendesak, nanti saja Ibu kenalannya, ya!

Assalamualaikum!”

Wa’alaikumsaalm!”

“Duh, Malik padahal Ibu mau kenal in kamu, Nak, dengan gadis yang sudah menolong Ibu, apakah dia kan datang nggak ya?”

“Sudah lama dia tidak datang kemari, apakah dia sudah lupa denganku?” tanyanya dalam hati.

Bersambung

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
ความคิดเห็น (1)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Yah elah ternyata si kayra cewek yg dia benci
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทล่าสุด

  • Pernikahan Ketiga   44. Tetap Memilih Balas Dendam

    “Uhuk ... Uhuk ...Malik terbatuk dengan sigap Kayra menghampirinya dan mengambil segelas air putih lalu menyodorkan kepada Malik, tanpa meminta izin kepada Malik, Kayra menyentuh tubuh belakang Malik dengan menepuk-nepuknya, sontak saja Malik salah tingkah dengan perhatian Kayra.“Mas, nggak apa-apa?” tanyanya terlihat khawatir dan Malik bisa melihat dari dekat kembali wajah yang telah mengusik hatinya.“Oh ... Iya sudah nggak apa-apa dan terima kasih,” jawabnya canggung.Kayra melihat ada sisa bubur di sudut bibir Malik mungkin karena tersedak tadi karena tersembur. Tanpa basa-basi wanita cantik itu langsung mengambil tisu yang ada di meja kecil itu, tanpa permisi lagi dia lalu membersihkan dengan lembut. Sontak saja Malik dibuatnya gugup kembali, tetapi Kayra tampak biasa saja.“Nah sudah bersih,” ucapnya dan beranjak pergi dan kembali ke tempat Bu Laras. Lagi-lagi Malik dibuatnya terdiam dengan sikap Kayra yang kembali cuek.Bu Laras semakin bersemangat untuk menjodohkan Mal

  • Pernikahan Ketiga   42. Lagi-Lagi Pesona Kayra

    “Kayra? Sini Sayang Ibu rindu sama kamu.” Bu Laras ingin menggapai Kayra dengan menjulurkan tangannya, dengan sigap Kayra pun menyambutnya langsung dan membetulkan posisi Bu Laras setelah memberikan rantang empat susun itu ke tangan Malik.Sontak saja Malik terkejut dan ingin memarahinya tetapi saat melihat kearaban diantara mereka berdua hal itu dia urungkan, dia pun menaruhnya di meja kecil dan kembali menghampiri mereka.“Dasar cewek dia kira aku siapa, pembantunya?” gerutunya kesal. “Ibu kenapa mau bangun, belum sembuh total Bu, dan apa ini Bu, kenapa Ibu melakukan semua ini, Kayra takut jika kehilangan Ibu,” jelasnya sambil memeluknya hangat.Malik hanya menatap setiap adegan seperti ibu dan putrinya yang terbuang, dia pun tersentuh dengan apa yang dilakukan oleh Kayra, netranya tidak lepas dari Kayra yang mampu menggetarkan hatinya.“Sial ... Kenapa aku semakin menyukai wanita itu? Tidak seperti yang aku bayangkan dengan wanita yang kebanyakan aku temui?” “Tahan Malik ... tah

  • Pernikahan Ketiga   41. Kesadaran Bu Laras

    “Kamu salah Malik, kamu tidak mendengarkan cerita sebenarnya. Ini terjadi karena kesalah pahaman yang diciptakan oleh ayah kami, Juragan Sapto.” “Juragan Sapto tidak menyukai hubungan Laras dengan Bima. Ibu kamu hanya wanita kampung yang tidak berpendidikan, anak yatim piatu sehingga dipandang sebelah mata oleh Juragan Sapto yang mengetahui kalau anak kesayangannya yaitu Bima sangat mencintai Laras.”“Bima sangat mencintai Laras, sampai -sampai dia ingin meninggalkan semua atributnya dan mau hidup miskin demi Laras demi cintanya, tentu saja Juragan Sapto tidak mau terjadi karena dia lah yang bisa mengendalikan semua harta ayah kami, sehingga beliau membuat rencana untuk membuat mereka berpisah.” “Bapak saya menyuruh Laras untuk berbohong kalau dia sudah dihamili oleh Dirga sahabatnya, dan mengatakan kalau mereka saling mencintai, jika tidak mau mengatakan seperti itu terpaksa keluarga Laras yang menanggung semuanya, semua hutang budenya Laras dengan Bapak di hapuskan.“Laras terpaks

  • Pernikahan Ketiga   40. Cerita Masa Lalu

    “Elo ke mana saja sih, sudah banget di hubungi, dan sekarang baru elo baca pesan gue, sungguh terlalu!” teriak dari Adi sahabatnya itu dengan geram.“Sory Bro, gue sekarang ada di rumah sakit jiwa tempat nyokap, jadi nggak gue sibuk cari donor darah, nggak lihat kalau banyak pesan masuk,” kilah Malik pelan.“Terus bagaimana keadaan nyokap, kenapa nggak kasih kabar kalau elo buruh donor darah, elo lupa sama gue?” “Bukan begitu Bro, gue panik dan lupa kalau elu kan yang menghandle kerjaan gue, sorry banget ya.”“Oke, nggak masalah yang penting semua baik-baik saja, tetapi ada yang mau gue omongin selain kerjaan.”“Apaan?”“Begini waktu elo menghadiri seminar di Surabaya, kata Winda sekretaris elo ada seorang bapak tua yang mencari elo, tetapi dia tidak menyebutkan namanya.”“Gue sudah lihat dari CCTV , mungkin saja elo pernah bertemu dengan orang itu, walaupun dia memakai masker, pasti ya dari bentuk fisiknya siapa tahu elo kenal.”“Oh ya, apa yang dia tanyakan?” “Kata Winda dia

  • Pernikahan Ketiga   39. Benci Bilang Cinta

    Malik menatapnya kembali, sepertinya dia tidak bosan memandangi wajah itu yang jelas-jelas ingin membalaskan dendam untuk ibunya.Merasa dicuekin, dengan kejahilannya Kayra sengaja memasukkan jari kelingking Malik ke dalam gelas plastik itu yang masih panas. Seketika dia pun tersadar saat jarinya terasa panas.“Augh apaan sih? Panas tahu!” hardiknya kesal sambil meniup-niup jarinya yang terasa seperti terbakar dan berubah menjadi kemerahan.“Makanya jangan melamun di rumah sakit apalagi rumah sakit jiwa , bisa diciduk dan dimasukkan ke dalam kamar, nih ambil,” jawab Kayra menakut-nakuti Malik dan memberikan minuman itu ke tangannya.“Augh ... panas Markonah!” teriak Malik kembali sambil mengibas-ngibaskan tangannya.“Apa, coba kamu bilang lagi siapa namanya, istri kamu ya?”“Lagian kenapa kamu bengong seperti itu, nggak dapat jatah malam sama istri di rumah?” tanyanya asal sambil meniup-niup minuman itu dengan bibirnya yang seksi menurut Malik. Malik tetap saja mencuri pandang ke

  • Pernikahan Ketiga   38. Cantik Itu Kayra

    “Ya Allah semoga bukan hal yang buruk,” ucapnya lagi.[Halo ya Dok, Ibu saya nggak apa-apa kan Dok, soalnya saya masih mencarinya tetapi belum ...][Maaf Pak Malik, saya dengan Suster Mira untuk kantong darah sudah kami penuh, jadi Mas nggak usah cari lagi, ada pendonor yang bersedia mendonorkan darahnya.][Alhamdulillah, yang benar Sus?][Iya Mas, sekarang Mas bisa kembali ke rumah sakit, dokter sedang mengoperasi Bu Laras dan mudah-mudahan bisa kembali pulih][Terima kasih Suster, saya akan kembali ke sana][Sama-sama Mas, selamat siang][Selamat siang, Sus]Setelah memutuskan sambungan teleponnya Malik bersujud syukur tidak henti-hentinya, karena masih ada yang mau mendonorkan darahnya untuk ibunya sendiri.“Ya Allah terima kasih Engkau telah mengabulkan permintaan hamba ini, dan aku akan menepati janji untuk memberikan apa yang dia minta, apa pun.”“Aku harus berterima kasih dengan orang itu dan memberikan hadiahnya.”Dengan perasaan sedih dan bahagia, Malik segera melajukan

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status