Share

04. Pencari Berita

Mereka pulang menyisakan segala kepedihan bagi Tuan Bima, dia merasa telah gagal mencarikan pendamping untuk anak semata wayangnya.

Di dalam mobil ...

Teriknya matahari memasuki celah-celah mobil, Kayra melihat Tuan Bima terdiam seribu bahasa hanya sesekali menatap ke luar lajunya kendaraan yang berlalu lalang.

Kayra lalu menyandarkan kepalanya di pundak papinya, seketika Tuan Bima menoleh ke arah putrinya.

Tuan Bima sedikit mengulas senyuman di bibirnya walaupun sedikit dipaksakan untuk tersenyum.

Tak butuh waktu lama sampailah di rumah mereka. Di rumah pun banyak wartawan pencari berita yang sudah menunggunya.

Para tetangga pun sudah banyak berkerumun di dekat rumah mereka hanya ingin melihat Kayra yang telah gagal berkali-kali menikah.

Saat mereka masuk pintu gerbang para wartawan sudah menyerbunya dengan berbagai pertanyaan.

“Kay, banyak sekali wartawan yang datang, memang mereka tahu dari mana?”

“Sudah lah ,Pi, biar Kay yang menghadapi mereka, Papi lebih baik masuk saja!”

“Tidak , biar Papi yang menghadapi mereka semua, ini semua salah Papi, Sayang!”

“Pi, Papi sayang sama Kay kan, kalau Papi memang sayang tolong turuti sekali saja!”

“Baiklah, Sayang, kamu hati-hati ya!”

“Mas Alex tolong bawa Papi ke dalam!” perintahnya.

“Baik, Non!”

“Mi, Nimbrung yuk , masuk TV kali ya nongol sebentar ok lah!” ucap Dion yang sangat ingin dipuji ketampanannya.

Para wartawan pun ada yang mengambil foto eksklusif Kayra yang masih memakai kebaya putih dengan riasan yang sedikit memudar.

“Mbak, mau tanya bagaimana perasaan Anda setelah ijab kabul selesai, langsung ditalak tiga pada saat yang sama oleh suami Anda sendiri?” tanya wartawan satu.

“Mbak, benarkah gara-gara sering gagal menikah, Mbak mencoba melakukan bunuh diri?” tanya wartawan dua.

“Mbak, apakah Mbak pernah masuk rumah sakit jiwa selama setahun dan baru sembuh?” tanya wartawan tiga.

“Apakah pernikahan ini hanya sebagai perjanjian bisnis yang dilakukan Tuan Bima seperti pernikahan  pertamanya, Mbak?” tanya wartawan empat.

“Mih, seru kali ya kalau kita bertanya sesuatu juga dengan dia tetapi melewati wartawan itu bagaimana?” usul Dion tersenyum.

 “Memang kamu mau bertanya tentang apa?” tanya Sandra bingung.

“Sudah Mamih, tenang saja!”

“Sebentar aku kasih tahu dulu pertanyaan ini kepada wartawan itu!”

“Mamih tunggu di sini saja dulu dan menikmati hiburan yang tiada duanya,” jawabnya yang tersenyum lebar.

Dion mendatangi seorang wartawan dan menuliskan sebuah pertanyaan untuk dijawab oleh Kayra nantinya.

“Sudah Sayang?” tanya Mami Sandra penasaran.

“Sudah dong, ayuk kita lihat reaksi Kayra yang akan pucat pasi seperti mayat hidup setelah mendengar pertanyaan itu!” ucap Dion yang tak sabar melihat reaksi Kayra.

Wartawan itu mendekati Kayra dan memberikan pertanyaan yang sudah dituliskan Dion tadi dengan percaya diri.

“Mbak satu lagi pertanyaan, apakah Mbak sudah tidak perawan lagi atau karena gelar Mbak pakai sebagai janda muda, sangat mempengaruhi?” tanya wartawan kelima itu penuh semangat.

Seketika Kayra dan lainnya terdiam saat mendengar perkataan itu.

“Parah lu, ngapain juga kamu tanya masalah begituan!” tanya wartawan pertama.

“Ya namanya juga mencari berita tinggal jawab, susah amat hidup lu!” jawab wartawan kelima dengan santai.

“Oke, saya jawab satu-satu pertanyaan kalian yang tidak berbobot itu!”

“Pertama saya tidak ingin terkenal dengan masalah saya sendiri!”

“Jika saya tanya balik ke Anda semua jika kalian di posisi saya apa yang Anda rasakan, jika pasangan kalian melakukan hal seperti itu?”

“Pasti malu, sedih, sakit hati karena di hari itu juga langsung diceraikan kembali!”

“Ya , saya pernah masuk rumah sakit jiwa selama setahun, tetapi bukan berati saya tidak waras, saya hanya sedikit depresi, labil karena di usia saya yang masih muda sudah menikah dan pernikahan kami selama setahun  belum di karunia anak karena saat itu saya masih kuliah tahap akhir!”

“Jika mengenai pernikahan ini karena perjanjian bisnis, itu salah karena papi saya tidak pernah memaksa saya untuk menikah muda, itu hanya kemauan saya.

“Dan kamu bilang apa masih perawan atau tidak, berarti Anda tidak cocok sebagai wartawan, itu adalah pertanyaan bodoh yang baru saya dengar!”

“Saya tahu kalau kamu disuruh oleh mereka, kan?” tanya Kayra sembari menunjuk ke arah mereka.

“Jawab!” teriak Kayra.

“I-iya Mbak, saya disuruh sama mereka!” ucap wartawan wanita itu gugup.

“Sekarang kalian sudah mendapatkan berita kalian, dan saya mohon dengan sangat tolong tinggalkan tempat ini segera, sebelum kesabaran saya hilang!” tegur Kayra kepada semua wartawan  yang berkumpul di halaman depan rumahnya.

“Dan mohon maaf Ibu-ibu pertunjukkannya  sudah selesai, silakan pergi dari sini, kami juga ingin ketenangan sebentar! ”teriaknya dengan lantang.

“Huh nggak asyik banget selesai padahal kita kan mau tahu cerita selanjutnya kalau begini ya nggak seru,” celetuk Bu Lidia sewot.

“Iya nih, sudah tahu anaknya pembawa sial masih saja mau dicarikan jodoh, biar cantik sejagat raya tetapi namanya bekas orang gila, mana ada yang mau, nanti kalau tiba-tiba kumat, mengamuk nggak jelas, takutlah!” sahut Ibu-ibu yang lain.

“untung saja kaya, coba kalau nggak bisa kita usir dari sini, sayangnya mereka banyak duit dan berkuasa, sedangkan para suami kita sedang mencari  nafkah di perusahaan milik papinya!”

Kayra menghampiri mereka yang sudah cukup menarik perhatian mereka.

“Maaf Ibu-ibu, maksud kalian apa ya berbicara seperti itu, memang saya ada salah dengan kalian?” tanya Kayra sedikit menahan amarahnya.

“Eh Neng Kayra, nggak apa-apa kok, Neng nggak ada apa-apa!” jawab Bu Lidia sedikit malu.

“Bu, memang saya tidak dengar dengan apa yang kalian katakan!”ucap Kayra sedikit kesal.

“Maaf Neng bukan begitu maksudnya, maaf telah membuat Neng Kayra tersinggung!” sahut Bu Lidia tampak merasa bersalah.

“Kenapa kalian takut kalau  para suami kalian, saya pecat nggak apa-apa kok kalau mau ke luar, saya tidak akan melarang bagi karyawan saya keluar!”

“Kalian kan tidak mau bekerja karena terpaksa di perusahaan saya dan menganggap  saya tidak waras!”

“Baiklah saya akan pecat semua, karena ulah  kalian para istri yang tidak tahu cara bersyukur, silakan cari kerja tempat lain saja!” jelasnya dengan lantang.

“Dion dan Mami Sandra pun buru-buru masuk rumah sebelum Kayra melihat mereka dan memutuskan  hukuman apa yang cocok untuk diberikannya.

“Neng Kayra tolong jangan dimasukkan ke dalam hati, kami hanya bercanda saja, tidak lebih dari itu!” teriak ibu-ibu tadi yang menggosip ria.

Kayra pun tak memedulikannya dan segera  meninggalkan mereka dan memilih masuk ke dalam rumah karena ingin memahari Dion yang sudah masuk duluan.

Sedangkan di ruang tengah keluarga terlihat Mami Sandra dan Dion dengan santai  sedang membongkar semua barang-barang yang sudah dibelinya dari mal.

“Dion, apa-apaan kamu menyuruh wartawan itu berbicara ngawur, kamu mau membuat aku tambah malu, iya kan?” tanya Kayra kesal.

“Yaelah, Mbak hanya gitu doang, biasa saja kali!” celetuk Dion santai.

“Sudahlah Kay, nggak usah diperpanjang toh nasi telah menjadi bubur, waktu nggak bisa diputar lagi, iya kan, Sayang?” tanya Mami Sandra mengejek.

“Kayra akhirnya malas berdebat dengan Dion dan dia pun pergi langsung ke kamarnya dengan emosi.

Bersambung

Comments (2)
goodnovel comment avatar
lina ardiana
jangan heran ke bapaknya mbak tp ke authornya ...
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Heran bokapnya np ndak mau cerain bininya aj sh biar mereka jd gembel
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status