Mama

Di ruang kerja Aksa.

Tatapan Aksa dan Alina tertuju pada Arlo yang berdiri di hadapan mereka.

Alina melipat kedua tangan di depan dada, matanya yang tajam menuntut penjelasan.

“Apa buktinya kalian benar-benar sudah menikah?” tanya Aksa, suaranya tegas, memecah keheningan. Namun, di balik ketegasannya, terselip nada ragu.

“Papa bisa cek di kantor catatan sipil. Pernikahan kami secara resmi terdaftar di sana.” Lagi-lagi sikap Arlo begitu tenang, seolah yang mereka bahas adalah laporan keuangan perusahaan, bukan pernikahan rahasianya.

“Tapi … bagaimana bisa?” Suara Alina bergetar, sarat dengan kekecewaan yang tak bisa dia sembunyikan. “Bagaimana bisa kamu menikah tanpa memberitahu kami? Dan, siapa gadis itu? Kamu bahkan tak pernah memperkenalkannya pada kami?”

Arlo menatap kedua orang tuanya bergantian, kemudian dalam satu kali helaan napas Arlo kembali berbicara, “Aku sudah mengenal Ayudhia sejak lama,” katanya, suaranya rendah namun setiap katanya terdengar jelas. “Sejak dulu, di waktu