Share

Bab 147_ Marah Itu Cantik!

Smith menelan ludah. Tidak mungkin ia menjawab kalau penyebab kelalaiannya adalah wajah Janu. Smith tidak mungkin mengatakan kalau wajah suaminya itu kelewatan tampannya sampai membuat Smith lupa kalau ia sedang menyetir di jalan umum.

"Apa perlu aku membeli jalan ini supaya bisa terus menyetir sambil menikmati wajahnya? Idiot! Berhenti menjadi orang dungu. Kau masih bisa memandangnya nanti malam saat dia sudah tidur," celoteh Smith dalam batin.

Smith merasa heran pada dirinya sendiri. Entah bagaimana semakin hari wajah Janu terlihat semakin tampan. Ia tidak tahu apakah itu efek dari matanya yang mulai rusak, atau hatinya yang mulai terpikat.

"Smith? Kau melamun ya?" tegur Janu lantaran Smith tidak kunjung menjawab pertanyaannya.

"Siapa yang melamun? Aku hanya sedang berpikir!" bantah Smith menolak kebenaran.

Janu menggeleng. Ia merasa sejak bangun tidur tadi, istrinya sudah bertingkah aneh. Semestinya perempuan itu mengoceh tanpa henti seperti bia

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status