Share

Bab 146_ Wajah yang Menyita Mata

"Aku minta maaf," ucap Sisil masih dengan kepala tertunduk. Ia menderita malu yang luar biasa besar, apalagi jika harus mengakui dan membahas kebodohannya tadi malam.

Tentu saja Janu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia tidak mengerti mengapa Sisil meminta maaf kepadanya karena ia memang tidak membaca pesan dari gadis itu sama sekali. Dan Smith sudah menghapus semuanya sebelum Janu menyentuh ponselnya pagi ini.

"Minta maaf? Untuk apa Sisil?"

Kedua pipi Sisil menjadi semakin merah. Ia tidak menyangka jika Janu akan mengatakan hal itu. Apa itu artinya Janu sama sekali tidak menganggap pesan yang ia kirimkan tadi malam itu sebagai hal yang penting? Sehingga sudah melupakannya begitu saja.

Sebetulnya jika Janu memang lupa akan hal itu, tentu sangat bagus karena Sisil akan terselamatkan dari rasa malu. Tapi entah mengapa, Sisil justru merasakan nyeri di sudut hatinya ketika tahu bahwa Janu sama sekali tidak menganggap pesan darinya itu cukup penting untuk

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status